Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
250
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
Strategi Sekolah Menengah Pertama dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Iwan Ramadhan
Universitas Tanjungpura, Jln. Prof. H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124, Pontianak
iwan.ramadhan@untan.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 14 Maret 2023
Direvisi: 17 Juni 2023
Disetujui: 23 September 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum
merdeka di SMP Negeri 9 Pontianak yang termasuk sekolah penggerak dan
sistem kurikulum merdeka diterapkan pada kelas 7. Pendekatan sistem
pembelajaran mencerminkan filosofi pendidikan yang memberikan ruang
bagi kreativitas, pemikiran mandiri, dan pemahaman yang lebih terhadap
siswa. P5 yang dipilih yaitu kebudayaan lokal, kewirausahaan, serta hidup
berkelanjutan. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif.
Populasi penelitian yaitu guru dan siswa SMP Negeri 9 Pontianak, sampel
penelitian terdiri dari guru, waka kurikulum dan siswa. Analisis penelitian
dilakukan menurut analisis Milles dan Huberman. Hasil penelitian
menunjukkan pada awal proses pembelajaran harus ada tes diagnostik
kognitif dan tes non-kognitif. Pada akhir proses belajar mengajar. Asesmant
perencanaan diagnostik ini dibuat oleh guru. Kesulitan menerapkan
kurikulum merdeka SMP Negeri 9 Pontianak diatasi dengan menyediakan
pelatih khusus oleh pusat pendidikan, melakukan IHT house learning, setiap
hari Jumat sekolah mempunyai kegiatan rapat untuk membahas kendala
terkait pelaksanaan kurikulum merdeka dan keempat SMP Negeri 9 memiliki
aplikasi sendiri yang disediakan oleh pemerintah bernama Merdeka Belajar
berisikan informasi mengenai seputar kurikulum merdeka seperti
menyediakan topik pelatihan bagi guru, referensi perangkat ajar dan juga
guru bisa mengetahui level kemampuan siswa.
Kata Kunci:
Strategi
Implementasi
Kurikulum merdeka
Sekolah menengah pertama
ABSTRACT
Keywords:
Strategy
Implementation
Independent curriculum
Junior high school
This research aims to determine the implementation of the independent
curriculum at SMP Negeri 9 Pontianak which is a driving school and the
independent curriculum system implemented in grade 7. The learning system
approach reflects an educational philosophy that provides space for creativity,
independent thinking and greater understanding of students. The P5 chosen
were local culture, entrepreneurship and sustainable living. This research
method uses descriptive qualitative. The research population is teachers and
students of SMP Negeri 9 Pontianak, the research sample consists of teachers,
curriculum assistants and students. Research analysis was carried out
according to Milles and Huberman's analysis. The research results show that at
the beginning of the learning process there must be cognitive diagnostic tests
and non-cognitive tests. At the end of the teaching and learning process. This
diagnostic planning assessment is made by the teacher. Difficulties in
implementing the independent curriculum at SMP Negeri 9 Pontianak were
overcome by providing special trainers by the education center, conducting
IHT house learning, every Friday the school has a meeting to discuss obstacles
related to implementing the independent curriculum and the four SMP Negeri
9 have their own application provided by the government called Merdeka
Learning contains information about the independent curriculum, such as
providing training topics for teachers, references for teaching tools and
teachers can also find out students' ability levels.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
251
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
©2024, Iwan Ramadhan
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kualitas sumber
daya manusia dan kemajuan sebuah bangsa. Proses pendidikan mampu melahirkan ide-ide
yang kreatif, inovatif dalam berbagai era perkembangan zaman. Pendidikan memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kepada individu, sehingga meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Kebijakan pendidikan yang benar dan selalu tanggap serta terbuka
terhadap perubahan tampak pada implementasi kurikulum yang diterapkan (Imran et al. 2023).
Orang-orang yang terdidik cenderung lebih kompeten dan mampu berkontribusi secara positif
dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, teknologi, dan budaya. Negara-negara yang memiliki
sistem pendidikan yang baik seringkali menjadi pusat inovasi dan teknologi. Pendidikan
tinggi, khususnya, sering menjadi basis bagi penelitian dan pengembangan yang mendorong
kemajuan dalam berbagai sektor.
Seiring berjalannya waktu kurikulum pendidikan mengalami pengembangan,
pengembangan kurikulum merupakan instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran
yang berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan dan dijadikan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan nasional”. Adanya perubahan kurikulum pendidikan latar belakangi oleh berbagai
alasan dan faktor. Diantaranya karena ingin memperbaiki kualitas pendidikan, perkembangan
zaman yang terus mengalami perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
menyiapkan tantangan generasi bangsa (Ramadhan 2023a). Pengimplemantasian kurikulum di
Indonesia sudah mengalami perubahan dan penyempurnaan sejak tahun 1947, hingga pada
tahun 2020 hadirlah sebuah kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Tercetusnya kurikulum
Merdeka Belajar berawal dari krisisnya pembelajaran (Idhartono et al. 2022). Dampak
pandemi Covid-19 ini menyebabkan krisis pembelajaran dan meningkatnya kesenjangan
pembelajaran. Hadirnya kurikulum Merdeka memfokuskan pada esensial dari pengembangan
kompetensi peserta didik sesuai dengan fasenya (Alfath et al. 2023).
Belajar adalah konsep belajar yang menciptakan situasi kebebasan dan kemandirian bagi
peserta didik dan lembaga pendidikan mulai dari paud sampai perguruan tinggi (Taher,
Desyandri, and Erita 2023). Dengan pembelajaran mandiri, diharapkan tujuannya yaitu untuk
mengurangi beban administrasi guru selain tugas pendidikan utama mereka. Selain itu, melalui
pembelajaran mandiri, guru diharapkan mampu menyusun strategi untuk mengembangkan
metode pengajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap lingkungan. Konsep
Merdeka belajar jika dilakukan dengan persiapan matang berpeluang besar untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Konsep "Merdeka Belajar" merupakan inisiatif
dalam dunia pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan,
fleksibilitas, dan tanggung jawab kepada peserta didik dalam mengelola proses pembelajaran
mereka. Konsep ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan
ruang lebih besar bagi kreativitas, inovasi, dan pengembangan diri peserta didik. Dengan
konsep "Merdeka Belajar," peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih materi
pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan siswa (Nahdiyah 2023). Merdeka
belajar menyelaraskan siswa dengan keterampilan abad 21 yaitu komunikasi, kreativitas,
kolaborasi, berpikir kritis. Dengan keterampilan 4C ini, anak-anak tidak hanya belajar
pelajaran, tetapi juga menciptakan hal-hal baru dan kreatif untuk Indonesia di segala bidang,
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
252
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
memiliki keterampilan sosial untuk bekerja sama dan memperoleh karakter, moral, dan etika.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan salah satu perwujudan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) yang sangat
esensial (Sopiansyah et al. 2022). Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka memberikan
tantangan dan kesempatan tersendiri untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan peserta didik, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan
kemampuan, permasalahan yang nyata, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan
kinerja, target dan pencapaiannya. Dari pernyataan diatas bahwa pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran. Menurut Pane dan Dasopang (2017), pembelajaran dianggap sebuah
proses dalam memberikan bimbingan maupun bantuan kepada peserta didik dalam
melaksanakan proses belajar (Ramadhan, Iwan., Jaya T N., Firmansyah, E, Alkahfy, R. 2021).
Ciri utama Program Pembelajaran merdeka belajar adalah (1) pembelajaran berbasis
proyek mengembangkan soft skills dan kepribadian sesuai profil siswa pancasila, (2) fokus
pada materi esensial seperti literasi dan numerasi, dan (3) fleksibel bagi guru untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa dan menyesuaikan dengan
konteks lokal dan kategori lokal (Irvan, M., Mutmainah, S., & Jauhari, M. N. 2021). Menurut
(Arifin, 2020) Sejak pengenalan kurikulum merdeka belajar ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah untuk memulihkan pembelajaran, dalam keadaan darurat, menerapkan strategi
pembelajaran dengan memperkenalkan kebijakan yang disebut belajar mengabaikan
kurikulum fase darurat selama pandemi. Sejak saat itu lahirlah program merdeka belajar.
Maksud dan tujuan program ini adalah mengupayakan terciptanya suasana belajar yang lebih
sederhana dan mudah, lebih mandiri (bebas dinikmati), lebih relevan dan interaktif.
Menurut (Ramadhan 2021), penyusunan materi ajar juga menggunakan pembelajaran
yang berbasis pada masalah atau dapat dikatakan pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan. Oleh karena itu, Pembelajaran berbasis masalah memungkinkan siswa untuk
belajar dengan konteks nyata dan relevan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berkenaan
dengan strategi implementasi pembelajaran kurikulum merdeka saat ini peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian. Penelitian tentang penerapan Kurikulum Merdeka memiliki
beberapa kepentingan strategis yang dapat membantu dalam evaluasi, perbaikan, dan
pengembangan pendidikan. Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
Kurikulum Merdeka diimplementasikan di SMP Negeri 9 Pontianak. Melalui penelitian yang
cermat dan terencana, kita akan dapat memahami lebih baik dampak Kurikulum Merdeka,
serta mengevaluasi sejauh mana konsep ini mendukung tujuan pendidikan nasional, khususnya
di SMP Negeri 9 Pontianak. Penelitian relevan dengan penelitian ini yaitu dilakukan oleh
(Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini 2022), dengan
judul penelitian implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kurikulum di sekolah penggerak telah dilaksanakan dengan baik dan
sedang berlangsung, meskipun masih ada banyak kekurangan dan masalah dalam
pelaksanaannya. Keberhasilan kurikulum merdeka di sekolah penggerak bergantung pada
kepala sekolah dan gurunya yang memiliki kemauan untuk melakukan perubahan. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengubah perspektif SDM di
sekolah mereka sehingga mereka ingin melakukan perubahan. Penelitian tersebut menjelaskan
tentang penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak dengan berfokus pada evaluasi
secara keseluruhan dari pendidik. Namun penelitian ini juga menjelaskan tentang
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
253
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
intrakurikuler dan kokurikuler di SMP Negeri 9 Pontianak. Penjelasan hasil penelitian ini akan
dijelaskan pada bagian-bagian dibawah ini.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 9 Pontianak sebagai sekolah penggerak di Kota Pontianak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi implementasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Selain
itu, penelitian ini mendeskripsikan kesulitan dialami sekolah dalam melaksanakan Kurikulum
Merdeka. Penelitian primer yaitu guru dan siswa siswi SMP Negeri 9 Pontianak. Adapun data
sekunder diperoleh dari studi dokumentasi dari artikel ilmiah dari SMP Negeri 9 Pontianak.
Setelah mendapatkan hasil penelitian, peneliti melakukan validasi data. Validasi yang
digunakan yaitu triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk pengumpulan data,
peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda. Penelitian ini dimulai dengan
tahap pendahuluan dimana dilakukan survei terhadap sekolah yang menggunakan Kurikulum
Merdeka dalam menerapkan prosess pembelajaran. Pada tahap awal ini juga disertai pencarian
literatur pendukung berupa artikel, buku dan kajian. Tahap kedua yaitu pelaksanaan dengan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Tahap ketiga yaitu, tahap penyelesaian. Pada tahap
ketiga peneliti menganalisis data berdasarkan hasil dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini disajikan berdasarkan data di lapangan setelah dilakukan
validasi data.
3. Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan Kurikulum merdeka di SMP Negeri 9 Pontianak, guru memberikan
kebebasan dalam menentukan hal yang akan diintrepretasikan kepada siswa. Pendekatan yang
mencerminkan filosofi pendidikan memberikan ruang bagi kreativitas, pemikiran mandiri, dan
pemahaman yang lebih dalam. Dalam konteks ini, guru memberikan kebebasan dalam
menentukan hal yang akan diinterpretasikan kepada siswa. Informan ibu F selaku wakil
kurikulum mengatakan kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka yang diterapkan kepada
peserta didik, perbedaan tersebut terletak pada salah satunya materi ajar, jika pada K13
menggunakan KI (kompetensi inti) dan KD (kompetensi dasar) sedangkan pada kurikulum
merdeka, materi ajar menggunakan CP (capaian pembelajaran). Kurikulum merdeka menurut
(Ramadhan, I., & Warneri 2023) merupakan perubahan yang menyebabkan pendidik dan
setiap satuan pendidikan harus bekerja ekstra mewujudkan kurikulum merdeka yang sesuai
dengan program yang dimiliki. Di SMP Negeri 9 Pontianak pada kurikulum merdeka
sepenuhnya direncanakan langsung dari guru. Dalam Kurikulum Merdeka, pemerintah
memberikan poin-poin saja mengenai materi ajar, selanjutnya guru yang akan menentukan
sendiri poin mana yang akan mereka interpretasikan kepada peserta didik. Dari sisi tujuan
pembelajarannya sama seperti kurikulum sebelumnya. Sedangkan pada Kurikulum Merdeka
terdapat tiga pembelajaran inti, yaitu intrakulikuler dan kokurikuler (P5). SMP Negeri 9
Pontianak pada kegiatan P5 hanya berlangsung selama 1 jam pelajaran.
Pada P5, atau profil pelajar Pancasila diajarkan oleh guru kelas 7 sesuai dengan tema yang
dipilih oleh guru. Adapun tema yang dipilih yaitu, kebudayaan lokal, kewirausahaan, serta
hidup berkelanjutan. Untuk tema dalam kegiatan P5 sendiri sebenarnya sudah disediakan oleh
pemerintah yaitu sebanyak 6 tema tetapi akan dikembalikan lagi ke pihak sekolah ingin
memilih 3 tema utama yang mana, kemudian untuk tema P5 juga bisa berganti setiap tahunnya
asalkan masih didalam jangkauan 6 tema yang telah disediakan oleh pemerintah. Sebelum
melakukan proses pembelajaran di awal tahun sekolah minimal harus sudah melakukan
assesment dianostik yang ditujukan untuk siswa agar bisa mengetahui daya belajar siswa,
profit belajar siswa, minat siswa, sedangkan unttuk guru sendiri minimal sudah melakukan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
254
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
assesment kognitif yang digunakan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa. Pada kurikulum
merdeka tugas yang dilakukan bisa saja berdeda-beda, hal tersebut karena adanya penyesuaian
minat setiap siswa SMP Negeri 9 Pontianak.
Penggunaan perangkat guru SMP Negeri 9 Pontianak memiliki isi yang sama pada
perangkat sebelumnya, namun hanya terdapat perbedaan nama yaitu perubahan dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ke modul ajar. Menurut (Maulida 2022), membuat modul
ajar merupakan kompetensi pedagogik guru yang perlu dikembangkan, hal ini agar teknik
mengajar guru di dalam kelas lebih efekti, efisien, dan tidak keluar pembahasan
dari indikator pencapaian. Menurut guru SMP Negeri 9 Pontianak, perbedaan RPP dengan
modul ajar yaitu RPP dibuat 1 lembar dalam kurikulum 13, sekarang modul ajar lebih banyak
lagi, 1 modul bisa dikerjakan dalam 1 minggu dan sudah termasuk tes formatif dan tes sumatif.
Tes formatif dan tes sumatif ini yang dirancang dan dibuat oleh guru. Didalam modul ajar,
pada awal proses pembelajaran harus ada tes diagnostik (dibagi menjadi dua tes kognitif untuk
mengetahui level siswa dan tes non-kognitif untuk mengetahui level siswa), dan tes untuk
mengetahui latar belakang siswa serta kepribadian siswa (senang/tidak puas) pada akhir proses
belajar mengajar. Asesmant perencanaan diagnostik ini dibuat oleh guru. Didalam kurikulum
merdeka juga terdapat fase untuk di jenjajang SMP sendiri yaitu bernama fase D. Jadi, pada
fase D ini guru diberikan kebebasan dalam menyampaikan bahan materi tetapi harus masih
dalam jangkauan fase D dan sudah disesuaikan dengan kesiapan anak.
Asesmen atau penilaian pada kurikulum belajar mandiri berbeda dengan penilaian pada
kurikulum sebelumnya (Astari and Ramadhan 2023). Kurikulum merdeka mengenal istilah
penilaian (asesmen) seperti ulangan harian, ulangan semester, uts, sudah diganti menjadi
peniaian formatif yaitu suatu penilaian yang dilaksanakan pada saat berakhirnya satu materi
dan tidak dimasukan kedalam penilaian raport, sedangkan untuk penilaian sumatif yaitu
sebuah penilaian yang dilaksanakan diakhir tahun baik itu penilaian sumatif untuk ujian
kelulusan maupun digunakan untuk ujian kenaikan kelas. Asesmen (penilaian) bagian penting
dalam pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengukur aspek holistik (Ramadhan 2023b).
Pada penerapan kurikulum Merdeka di SMP Negeri 9 Pontianak khususnya kelas 7 baru
berlangsung di tahun ajaran 2022/2023. Dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala yang
dirasakan untuk dari guru sendiri yaitu pertama, dibutuhkan penyesuaian kembali, dalam
membuat modul ajar dan proses harus bisa di diferensiasi lagi artinya dalam memberikan
tersebut guru harus menelaah lagi materi yang cocok untuk diajarkan kepada siswa karena
terkadang ada bebrapa sifat siswa yang kurang pas dengan beberapa modul ajar maka dari itu
guru harus menyesuaikan kembali. Sedangkann untuk kendala siswa yaitu masih ada yang
kurang aktif dalam pelaksanaanya karena didalam pelaksanaan kurikulum merdeka ini lebih
mengtargetkan siswa sebagai pusat dari sebuah pembelajaran jadi, apabila siswa kurang aktif
dalam pelaksanaannya maka akan membuat kurang optimalnya pelaksanaan dari kurikulum
merdeka tersebut. Adapun solusi dalam mengatasi berbagai kendala yang ada yaitu pertama
adanya mentor yang sudah dilatih secara khusus oleh pusat pendidikan sehingga memiliki
tujuan agar akan memudahkan nantinya dalam menjelaskan dan memahami kurikulum
merdeka. Kedua, melakukan IHT house learning, SMP Negeri 9 Pontianak dilaksanakan pada
awal bulan Agustus untuk menyampaikan perubahan serta penyesuaian dalam penerapan
kurikulum merdeka. Ketiga yaitu setelah adanya pelaksanaan IHT setiap hari Jumat sekolah
mempunyai kegiatan rapat untuk membahas kendala terkait pelaksanaan kurikulum merdeka.
Upaya keempat yaitu di SMP Negeri 9 memiliki aplikasi sendiri yang disediakan oleh
pemerintah bernama Merdeka Belajar dimana didalam aplikasi tersebut berisikan informasi
mengenai seputar kurikulum merdeka seperti menyediakan topik pelatihan bagi guru, referensi
perangkat ajar dan juga guru bisa mengetahui level kemampuan siswa. Didalam aplikasi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
255
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
tersebut nantinya juga akan mendapatkan sebuah sertifikat yang akan didapatkan apabila
sudah mengirimkan aksi nyata guru dalam mengajar.
Dalam pelaksanaan kurikukulum merdeka guru sudah memaksimalkan teknologi yang
ada, seperti menggunakan power point (PPT) dalam penyampaian materi, google workshoop
maupun handphone. Di SMP Negeri 9 Pontianak melarang siswa dan siswi membawa
handphone kecuali memang diperintahkan oleh gurunya, seperti ada mata pelajaran yang
memang membutuhkan handphone, atau digunakan pada saat ulangan. Namun, pada saat
siswa maupun siswi yang membawa handphone dan akan dikumpulkan jika belum digunakan
ke wali kelas. Selain itu sekolah juga memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
yaitu seperti menggunakan tablet yang sudah disediakan sekolah untuk para perserta didik
dalam rangka menunjang pembelajaran pada kurikulum merdeka. Penerapan Kurikulum
merdeka SMP Negeri 9 Pontianak juga terdapat beberapa mata pelajaran pilihan yang
disediakan, yaitu mata pelajaran prakarya dan untuk mata pelajaran pilihan ini dikembalikan
lagi ke pihak sekolah apakah dari pihak sekolah mau diambil atau tidak atau bisa diganti
dengan mata pelajaran informatika.
SMP Negeri 9 Pontianak merupakan salah satu sekolah penggerak gelobang kedua
bersama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama lainnya seperti SMP Negeri 19
Pontianak, SD Adicitia Mulia, dan Pelita Cemerlang. Sedangkan untuk sekolah penggerak
pertama yaitu SMP Negeri 1 Pontianak, Petrus dan SMP Negeri 22 Pontianak. SMP Negeri 9
Pontianak menjadi sekolah penggerak sendiri harus memenuhi syarat untuk menjadi sekolah
penggerak, syarat yang harus dipenuhi yaitu kepala sekolah mendaftarkan diri untuk menjadi
salah satu sekolah penggerak dan setelah itu akan melalui beberapa tes yang telah disediakan
oleh pemerintah yang memiliki tujuan untuk memastikan apakah layak atau tidak sekolah
tersebut menjadi salah satu dari sekolah penggerak. Dalam program Kurikulum Merdeka,
sekolah memiliki otonomi/individu untuk bersuara atau mengekspresikan diri, tetapi mereka
takut bertindak terlalu jauh karena tuntutan tanggung jawab. Dalam hal ini Kemendikbud
mendukung penuh, mengawasi, membimbing, menyelesaikan, bahkan mensponsori kegiatan
workshop dan pelatihan lainnya yang diikuti oleh kepala sekolah dan perwakilan guru dengan
didampingi tenaga ahli pelatihan. Sekolah penggerak berbeda dengan sekolah lainnya, adapun
perbedaan dari sekolah penggerak dengan sekolah yang lainnya yaitu pada sekolah penggerak
sendiri disediakan yang namanya fasilitator, untuk SMP Negeri 9 Pontianak sendiri memiliki
fasilitator yang disediakan oleh pemerintah yaitu akan diberikan satu mentor yang berasal dari
dosen STKIP untuk kegiatan rutinnya yaitu PMO (Project Management Office) yang
dilaksanakan secara daring ke guru yang sudah ditunjuk dari pusat sebanyak 5 orang yang
nantinya akan dijadikan sebagai mentor di sekolah tersebut. PMO adalah hal penting
yang diperlukan untuk mengelola suatu program. Menurut survei, kegagalan program
seringkali disebabkan oleh manajemen program yang kurang baik. Belajar dari hal tersebut,
Kemendikbud telah mengimplementasikan PMO dalam program sekolah penggerak. Kegiatan
PMO yang dilaksanakan sekolah penggerak berfungsi untuk mengevaluasi, merefleksi, dan
mendiskusikan serta memantau kegiatan yang ada sekolah penggerak.
4. Kesimpulan
Penerapan kurikulum merdeka di SMP Negeri 9 Pontianak bagi guru membutuhkan
menyesuaikan sejalan dengan pelaksanaan di sekolah, walaupun sudah mendapatkan pelatihan
sebelum sekolah menerapkan kurikulum merdeka. Guru mengatakan perbedaan kurikulum
merdeka dan kurikulum 2013 meliputi materi ajar, jika pada K13 menggunakan KI
(kompetensi inti) dan KD (kompetensi dasar) sedangkan pada kurikulum merdeka, materi ajar
menggunakan CP (capaian pembelajaran). Penerapan kurikulum merdeka membuat siswa
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
256
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
menjadi lebih aktif dan kreatif dalam segala bidang. Pada P5, atau profil pelajar Pancasila
diajarkan oleh guru kelas 7 sesuai dengan tema yang dipilih oleh guru. Adapun tema yang
dipilih yaitu, kebudayaan lokal, kewirausahaan, serta hidup berkelanjutan. Penggunaan
perangkat guru SMP Negeri 9 Pontianak memiliki isi yang sama pada perangkat sebelumnya,
namun hanya terdapat perbedaan nama yaitu perubahan dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ke modul ajar. Menurut guru SMP Negeri 9 Pontianak, perbedaan RPP
dengan modul ajar yaitu RPP dibuat 1 lembar dalam kurikulum 13, sekarang modul ajar lebih
banyak lagi, 1 modul bisa dikerjakan dalam 1 minggu dan sudah termasuk tes formatif dan tes
sumatif. Tes formatif dan tes sumatif ini yang dirancang dan dibuat oleh guru. Pada modul ajar,
pada awal proses pembelajaran harus ada tes diagnostik (dibagi menjadi dua tes kognitif untuk
mengetahui level siswa dan tes non-kognitif untuk mengetahui level siswa), dan tes untuk
mengetahui latar belakang siswa serta kepribadian siswa (senang/tidak puas) pada akhir proses
belajar mengajar. Asesmant perencanaan diagnostik ini dibuat oleh guru.
5. Daftar Pustaka
Alfath, Irsyad, Fira Nuril Fauziah, Amelia Septiana, and Nurjahratul Aulia. 2023. Peran Guru
Dalam Implementasi Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan Di Sekolah. YASIN 3(5):
107685.
Astari, Zuri, and Iwan Ramadhan. 2023. Merdeka Curriculum: Strengthening Character
Through Assessment At SMP Negeri 17 Pontianak. IJGIE (International Journal of
Graduate of Islamic Education) 4(2): 32533.
Idhartono, Amelia Rizky, Lutfi Isni Badiah, Kaltsum Kamilah Khairunnisaa, and Irene Balgis
Salsabila. 2022. Strategi Praktek Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Kanigara 2(2):
43745.
Imran, Imran et al. 2023. Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMA Negeri 1
Jagoi Babang (Sekolah Perbatasan Indonesia-Malaysia). Community Development
Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4(2): 474751.
Maulida, U. 2022. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. Tarbawi:
Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam, 5(2): 13038.
Nahdiyah, Atika Cahya Fajriyati. 2023. Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka (MBKM)
Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Humanisme. Jurnal Filsafat Indonesia 6(2).
Nurcahyono, Novi Andri, and Jaya Dwi Putra. 2022. Hambatan Guru Matematika Dalam
Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Wacana Akademika:
Majalah Ilmiah Kependidikan 6(3): 37784.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. 2022.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu,
6(4): 6313-6319.
Ramadhan, I., & Warneri, W. 2023. Migrasi Kurikulum: Kurikulum 2013 Menuju Kurikulum
Merdeka Pada SMA Swasta Kapuas Pontianak. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 5(2):
74150.
Ramadhan, Iwan., Jaya T N., Firmansyah, E, Alkahfy, R., Rian. 2021. Perubahan Proses
Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
MAN 2 Pontianak. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 7(8): 8693.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 250-257
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
257
Iwan Ramadhan (Strategi Sekolah Menengah Pertama .)
Ramadhan, Iwan. 2021. Penggunaan Metode Problem Based Learning Dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Pada Kelas XI IPS 1. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan 4(3): 358
69.
Ramadhan, Iwan. 2023a. Dinamika implementasi kurikulum merdeka di sekolah pada aspek
perangkat dan proses pembelajaran. Academy of Education Journal 14(2): 62234.
Ramadhan, Iwan. 2023b. Independent curriculum assessment at MA Negeri 2 Pontianak.
Jurnal Scientia 12(04): 76775.
Sopiansyah, Deni, Siti Masruroh, Qiqi Yuliati Zaqiah, and Mohamad Erihadiana. 2022.
Konsep Dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal 4(1): 3441.
Taher, Rahma, Desyandri Desyandri, and Yeni Erita. 2023. Tujuan Pendidikan Merdeka
Belajar Terhadap Pandangan Filsafat Humanisme. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK) 5(1): 176671.