memiliki keterampilan sosial untuk bekerja sama dan memperoleh karakter, moral, dan etika.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan salah satu perwujudan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) yang sangat
esensial (Sopiansyah et al. 2022). Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka memberikan
tantangan dan kesempatan tersendiri untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,
dan kebutuhan peserta didik, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan
kemampuan, permasalahan yang nyata, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan
kinerja, target dan pencapaiannya. Dari pernyataan diatas bahwa pembelajaran pada
Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran. Menurut Pane dan Dasopang (2017), pembelajaran dianggap sebuah
proses dalam memberikan bimbingan maupun bantuan kepada peserta didik dalam
melaksanakan proses belajar (Ramadhan, Iwan., Jaya T N., Firmansyah, E, Alkahfy, R. 2021).
Ciri utama Program Pembelajaran merdeka belajar adalah (1) pembelajaran berbasis
proyek mengembangkan soft skills dan kepribadian sesuai profil siswa pancasila, (2) fokus
pada materi esensial seperti literasi dan numerasi, dan (3) fleksibel bagi guru untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa dan menyesuaikan dengan
konteks lokal dan kategori lokal (Irvan, M., Mutmainah, S., & Jauhari, M. N. 2021). Menurut
(Arifin, 2020) Sejak pengenalan kurikulum merdeka belajar ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah untuk memulihkan pembelajaran, dalam keadaan darurat, menerapkan strategi
pembelajaran dengan memperkenalkan kebijakan yang disebut belajar mengabaikan
kurikulum fase darurat selama pandemi. Sejak saat itu lahirlah program merdeka belajar.
Maksud dan tujuan program ini adalah mengupayakan terciptanya suasana belajar yang lebih
sederhana dan mudah, lebih mandiri (bebas dinikmati), lebih relevan dan interaktif.
Menurut (Ramadhan 2021), penyusunan materi ajar juga menggunakan pembelajaran
yang berbasis pada masalah atau dapat dikatakan pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan. Oleh karena itu, Pembelajaran berbasis masalah memungkinkan siswa untuk
belajar dengan konteks nyata dan relevan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berkenaan
dengan strategi implementasi pembelajaran kurikulum merdeka saat ini peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian. Penelitian tentang penerapan Kurikulum Merdeka memiliki
beberapa kepentingan strategis yang dapat membantu dalam evaluasi, perbaikan, dan
pengembangan pendidikan. Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
Kurikulum Merdeka diimplementasikan di SMP Negeri 9 Pontianak. Melalui penelitian yang
cermat dan terencana, kita akan dapat memahami lebih baik dampak Kurikulum Merdeka,
serta mengevaluasi sejauh mana konsep ini mendukung tujuan pendidikan nasional, khususnya
di SMP Negeri 9 Pontianak. Penelitian relevan dengan penelitian ini yaitu dilakukan oleh
(Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini 2022), dengan
judul penelitian implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kurikulum di sekolah penggerak telah dilaksanakan dengan baik dan
sedang berlangsung, meskipun masih ada banyak kekurangan dan masalah dalam
pelaksanaannya. Keberhasilan kurikulum merdeka di sekolah penggerak bergantung pada
kepala sekolah dan gurunya yang memiliki kemauan untuk melakukan perubahan. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengubah perspektif SDM di
sekolah mereka sehingga mereka ingin melakukan perubahan. Penelitian tersebut menjelaskan
tentang penerapan kurikulum merdeka di sekolah penggerak dengan berfokus pada evaluasi
secara keseluruhan dari pendidik. Namun penelitian ini juga menjelaskan tentang