menulis, membaca, dan berhitung, sehingga membaca merupakan salah satu kemampuan yang
harus dikuasai siswa selama proses pembelajaran. Membaca perlu dipelajari secara menyeluruh,
terutama membaca pemahaman dengan CIRC. Membaca adalah aktivitas reseptif, artinya
pembaca menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis dalam teks yang dibaca
(Dalman, 2017: 8). Sementara Abidin (2013: 149) menyatakan bahwa kemampuan siswa untuk
membaca dan tetap menjadi pembaca adalah kuncinya. Tujuan ini tampaknya dilupakan selama
proses pembelajaran di sekolah, sehingga institusi tersebut hanya dapat menghasilkan siswa
yang mampu membaca tetapi tidak suka membaca. Siswa memiliki kemampuan membaca, tetapi
mereka tetap menganggap membaca sebagai hal yang membosankan. Sehingga dibantunya
dengan penggunaan media pembelajaran berupa flipbook pandangan siswa terhadap membaca
itu membosankan akan tergantikan bahwa membaca itu menyenangkan.
Siswa kelas VI UPT SD Negeri 05 Nanggalo mengalami peningkatan dalam pembelajaran
membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dirancang untuk memengaruhi
pembelajaran guru dan siswa. Seperti yang di tunjukkan oleh peningkatan persentase aktivitas
siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC dan media
pembelajaran Flipbook. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas pada siklus I pertemuan
I sebesar 45,5% kategori kurang (<60) dan meningkat pada siklus I pertemuan II sebesar 59,1%
dengan kategori kurang (<60), kemudian pada siklus II pertemuan I mengalami peningkatan
menjadi 81,8% dengan kategori baik (80-89). Lalu meningkat lagi pada siklus II pertemuan II
menjadi 86,4% juga dengan kategori baik (80-89).
Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan CIRC sebagai metode pembelajaran dan flipbook
sebagai media pembelajaran meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan minat
membaca siswa kelas VI UPT SD Negeri 05 Nanggalo. Peningkatan kemampuan membaca
pemahaman ini menunjukkan bahwa CIRC memengaruhi proses pembelajaran, khususnya mata
pelajaran Bahasa Indonesia, dalam kemampuan membaca pemahaman. Kemampuan membaca
pemahaman dapat ditingkatkan dengan penerapan CIRC. Arikunto (2007: 245), yang
menyatakan bahwa kriteria nilai dalam kategori cukup adalah nilai yang berada di antara 55 dan
65. Faktor-faktor yang menyebabkan kondisi tersebut termasuk siswa yang belum memahami
topik yang dipelajari, tidak memiliki kemampuan untuk memahami bacaan, tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal, dan kurangnya aktivitas siswa dalam menyampaikan pendapat.
Dengan menggunakan CIRC, siswa kelas VI UPT SD Negeri 05 Nanggalo dapat lebih
memahami isi bacaan. Setiap siklus menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dalam bertanya
dan mengemukakan pendapat dan dibantu dengan media pembelajaran flipbook membuat siswa
lebih bersemangat dan meningkatkan minat membaca siswa. Pada siklus kedua, aktivitas siswa
meningkat karena mereka sudah terbiasa menyampaikan pendapat mereka. Guru kelas percaya
bahwa penggunaan CIRC dapat membantu siswa lebih terbiasa membaca dan memahami isi
bacaan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa CIRC masih digunakan dalam pendidikan.
Berdasarkan diskusi tentang bagaimana CIRC meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa, dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran siswa
meningkat di tambah dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran ini sehingga sekaligus memperkenalkan kepada siswa tentang perkembangan IT.
Perubahan kategori nilai di setiap siklus, dari kategori cukup meningkat menjadi kategori baik,
serta peningkatan persentase aktivitas siswa di pratindakan, siklus I, dan siklus II, menunjukkan
peningkatan aktivitas tersebut walaupun peningkatannya di awal siklus masih kurang.
Tindakan siklus I masih memiliki beberapa kekurangan. Dalam siklus pertama, terdapat
masalah dengan siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Beberapa siswa
melakukan kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan selama pembelajaran CIRC dan bahkan
siswa masih belum mengerti menggunakan flipbook dan membalikkan halamannya, sehingga
beberapa siswa gagal memahami isi bacaan dengan benar. Beberapa penyebab masalah ini