1. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran siswa tidak didorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan pada kemampuan siswa dalam menghafal
suatu informasi, otak, siswa dipaksa untuk mengingat dan mengerjakan suatu informasi tanpa
dituntut untuk memahami apa yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini mengakibatkan ketika siswa lulus sekolah, mereka secara teori cerdas,
namun buruk penerapannya dalam kehidupan.
Kedepan, siswa akan menghadapi tantangan yang berat karena kehidupan masyarakat
global selalu berubah setiap saat, oleh karena itu mata pelajaran matematika perlu dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan sosial yang dinamis. Untuk mencapai
kompetensi tersebut perlu diciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat menempatkan
siswa sebagai subjek belajar, sehingga pengalaman belajar yang diperolehnya melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan menjadi kompetensi bagi siswa di masa depan dan berfungsi
di masyarakat.
Guru merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam pembelajaran yang merupakan
tugas dan kewajibannya. Pembelajaran akan berhasil jika guru selalu mengadakan kompetisi
mengajar. Tentunya sebelum melaksanakan pembelajaran, seorang guru merancang
perangkatnya, mulai dari program semester, silabus, hingga rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Sehubungan dengan RPP, penguasaan materi merupakan suatu keharusan bagi seorang
guru dalam memantau proses pembelajaran. Masih banyak guru yang tidak menggunakan
model pembelajaran tersebut, sehingga yang terbawa di sekolah adalah menerima ilmu dari
guru, bukan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi siswa. Pembelajaran dengan
metode konvensional seolah menjadi sebuah kewajiban yang harus dihadapi oleh kelas.
Guru sebagai sumber belajar, maka ia mempersiapkan segala kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan mulai dari merumuskan tujuan, menyampaikan materi, menggunakan
metode, memilih media, merancang kegiatan hingga melakukan evaluasi. Setiap kegiatan yang
dilakukan tidak disertai tujuan yang jelas maka tidak akan mencerminkan kegiatan yang
dilakukan, begitu pula evaluasi yang tidak didasarkan pada pencapaian tujuan akan
menghasilkan feedback yang buruk.
Guru yang profesional di bidangnya berarti guru yang mempunyai kemampuan atau
kualifikasi khusus di bidang pembelajaran atau dengan kata lain guru yang terdidik dan terlatih
serta mempunyai pengalaman yang kaya di bidangnya. Dalam hal ini merencanakan dan
mengembangkan proses pembelajaran merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki
seorang guru. Dalam merencanakan skenario pembelajaran, guru harus memikirkan berbagai
cara atau metode yang dapat memungkinkan siswa memperoleh kemampuan yang ingin
dikuasainya setelah mengikuti proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang digunakan dan pemanfaatan sumber belajar berupa media
pembelajaran merupakan upaya untuk memvariasikan metode pembelajaran yang dipilih.
Dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran, guru mampu meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Hal ini dikarenakan keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya bergantung
pada gurunya saja melainkan faktor dalam dirinya seperti minat, motivasi, kreativitas dalam
belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya bergantung pada gurunya saja, tetapi
juga faktor dalam dirinya, seperti minat, motivasi, kreativitas dalam belajar. Tugas guru adalah
menciptakan suasana yang memungkinkan faktor-faktor tersebut muncul dan berkembang
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan penulis pada bulan Januari 2023 di kelas V
SDN 11 Lubuk Buaya diketahui jumlah siswa SDN II kelas V sebanyak 32 orang dengan
waktu pembelajaran pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 12.45 WIB. Sedangkan guru yang