Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
148
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Kesulitan mahasiswa dalam membagi tugas kelompok
sebagai efek terhadap perilaku social loafing
Aditia Wirayudha
a,1
, Firman Shakti Firdaus
b,2
, Rafi Ariq Maajid
c,3
, Firda Nurfarida
d,4
, Muhammad
Iqbal Santosa
e,5
a,b,c,d,e
Universitas Islam Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40116, Indonesia
1
aditia.wira[email protected];
2
firman.shakti@unisba.ac.id;
3
maajid1605@gmail.com;
4
5
miqbalsantosa@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 1 Maret 2023
Direvisi: 5 Juni 2023
Disetujui: 27 Oktober 223
Tersedia Daring: 1 Januari 2023
Kelompok, yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berinteraksi,
memberikan pengaruh saling-menyaling pada perilaku satu sama lain.
Pengaruh ini dapat bersifat positif dan negatif, mempengaruhi kohesi
kelompok. Efek negatif dapat mencakup disfungsi seperti kepentingan
khusus, pelanggaran norma, ambiguitas peran, dan perilaku kemalasan
sosial. perilaku social loafingmelibatkan individu yang mengurangi
usahanya saat bekerja secara kolektif dengan orang lain. Ini adalah
perilaku yang menjadi kebiasaan di mana kontribusi rendah satu orang
memengaruhi orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
bagaimana kesulitan dalam distribusi tugas memengaruhi persepsi
ketidaksetaraan dalam kontribusi. Hipotesis dirumuskan untuk menguji
pengaruh Costs / Inconvenience, Coercion, dan pengaruh gabungannya
terhadap Social Loafing. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif
signifikan Costs / Inconvenience dan Coercion terhadap Social Loafing.
Costs / Inconvenience memiliki dampak individu yang lebih besar.
Responden menghadapi tantangan dalam menyesuaikan jadwal kerja
kelompok, menyebabkan tugas yang terburu-buru dan persepsi atas
perilaku kemalasan sosial.
Kata Kunci:
Costs
Inconvenience
Coercion
Social Loafing
Kelompok Belajar
ABSTRACT
Keywords:
Costs
Inconvenience
Coercion
Social Loafing
Student Groups
Groups, comprising two or more interacting individuals, exert mutual
influence on each other's behavior. This influence can be both positive
and negative, affecting group cohesion. Negative effects may include
dysfunctions like special interests, norm violations, role ambiguity, and
kemalasan sosial. Social loafing involves an individual reducing effort
when working collectively with others. It's a habitual behavior where one
person's low contribution influences others. The study aims to investigate
how difficulty in task distribution influences perceived inequality in
contributions. Hypotheses were formulated to test the influence of
Costs/Inconvenience, Coercion, and their combined effect on Kemalasan
sosial. Results showed a significant positive influence of
Costs/Inconvenience and Coercion on Social Loafing.
Costs/Inconvenience had a greater individual impact. Respondents faced
challenges in adjusting group work schedules, leading to rushed tasks
and a perception of social loafing.
©2024, Aditia Wirayudha et.al
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
149
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
1. Pendahuluan
Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dengan cara
sedemikian rupa sehingga masing-masing orang akan saling mempengaruhi dan dipengaruhi
satu sama lainnya di dalam kelompok (Griffin et al., 2020). Menjadi bagian dari suatu
kelompok akan mempengaruhi cara seseorang berperilaku dan hal itu dapat memiliki efek
positif, negatif ataupun keduanya (Robbins & Judge, 2022). Saling mengakui dan
menunjukkan rasa hormat terhadap peran dari setiap anggota kelompok akan sangat membantu
untuk mempertahankan kohesi kelompok, sedangkan salah satu efek negatifnya yaitu
terjadinya disfungsi dari kelompok itu sendiri. Beberapa disfungsi ini yaitu kepentingan
khusus dalam kelompok, pelanggaran norma, ambiguitas / konflik peran, dan social loafing
(Luthans et al., 2021; Robbins & Judge, 2022).
Social loafing terjadi ketika seorang individu mengurangi jumlah upaya yang mereka
lakukan dalam suatu tugas ketika tugas tersebut dikerjakan secara bersama-sama dengan orang
lain (Stroh et al., 2002). Perilaku social loafing ini merupakan sebuah konsep kebiasaan, di
mana jika dalam suatu kelompok terdapat satu orang yang berkontribusi rendah atau yang
disebut sebagai free rider maka akan memberikan dampak kepada anggota lainnya untuk
mengikuti perilaku tersebut (Albanese & Fleet, 1985; Ying et al., 2014). Seseorang dalam
kelompok yang membiarkan anggota kelompoknya melakukan free riding, maka seseorang
tersebut dapat dikatakan memainkan peran sebagai sucker (Pabico et al., 2008). Peran sucker
ini merupakan sebuah tindakan untuk menahan usaha yang mereka lakukan dalam kelompok
dikarenakan terdapat seorang free rider dalam kelompok tersebut (Liden et al., 2004; Schnake,
1991).
Perilaku social loafing dapat dicegah dengan motivasi yang tinggi dari setiap anggota
kelompok (Robbins & Judge, 2022). Tingginya motivasi dari seluruh anggota dalam kerja
kelompok akan memiliki efek terhadap kohesivitas kelompok, di mana setiap anggota
kelompok akan mengusahakan hasil yang baik untuk kelompoknya dan berusaha saling untuk
mengerti antar anggota dalam kelompok sehingga perilaku social loafing tidak akan muncul
(Pratama & Aulia, 2020). Salah satu teori motivasi yaitu Equity Theory yang dikemukakan
oleh J. Stacy Adams berisi mengenai kesetaraan yang dapat meningkatkan motivasi seseorang
dalam sebuah kelompok (Luthans et al., 2021). Kesetaraan yang dimaksud dalam hal ini yaitu
keinginan seseorang untuk diperlakukan setara atau adil dalam sebuah kelompok yang ditinjau
dari input yang dilakukan oleh seseorang tersebut dan outcome yang dihasilkan (Robbins &
Judge, 2022). Ketika terjadi ketidaksetaraan yang dirasakan oleh seseorang dalam sebuah
kelompok maka terdapat beberapa pilihan tindakan bagi seseorang yang tidak merasakan
kesetaraan tersebut, salah satunya yaitu dia akan mendistorsi persepsi dirinya sendiri (Griffin
et al., 2020). Sebagai contoh yaitu ketika seseorang dalam kelompok merasa bahwa anggota
kelompok lainnya itu berkontribusi lebih rendah daripada dirinya, maka kemungkinan
seseorang itu akan mendistorsi dirinya sendiri dengan cara menurunkan kontribusinya juga
agar setara dengan kontribusi yang dilakukan oleh anggota kelompok lainnya.
Fenomena perilaku social loafing ini terjadi di berbagai lingkungan, salah satunya di
lingkungan pendidikan perguruan tinggi. Banyak mahasiswa di perguruan tinggi saat ini
sangat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media serta cara mereka
belajar. Peran teknologi informasi dan komunikasi ini digunakan mahasiswa dalam tugas
kelompok yang mereka terima dari perkuliahan. Teknologi informasi seperti search engine
sangat memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dengan cepat
mengenai tugas kelompok yang sedang mereka kerjakan. Disamping itu, teknologi komunikasi
juga memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok karena mereka dapat
melakukan kerja kelompok secara jarak jauh dengan aplikasi pengiriman pesan teks, suara,
dan video. Namun komunikasi jarak jauh melalui aplikasi ini memberikan peluang perilaku
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
150
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
social loafing karena pola komunikasi ini seringkali bersifat asinkronus sehingga mahasiswa
yang kurang bertanggung jawab dapat dengan mudah menghindari tanggung jawabnya seperti
abai dalam perkembangan tugas kelompok dan tidak mengkoordinasikannya (Hidayat, 2023;
Ryanta & Suryanto, 2017).
Penulis melakukan pra survey dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada 52
orang mahasiswa aktif angkatan 2019-2020 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unisba yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Lanjutan dan menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Kuesioner Pra Survey
No.
Pernyataan
Ya
1
Ketika sedang kerja kelompok, anda merasa beberapa anggota kelompok
tidak diperlukan dalam menyelesaikan tugas karena mereka berkinerja
rendah
52%
2
Sebelumnya anda mengira pembagian tugas yang diberikan kepada
anggota lain dalam kelompok anda itu mudah, tetapi ternyata tidak
71%
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa beberapa responden pada kuesioner pra survey
ini sebesar yaitu 52% merasa bahwa sebagian responden merasa beberapa anggotanya
kelompoknya berkontribusi rendah sehingga mereka merasa bahwa anggota yang berkinerja
rendah tersebut tidak diperlukan. Hal ini diperkuat dengan wawancara tidak terstruktur kepada
beberapa mahasiswa aktif yang menyatakan bahwa ketika sedang mengerjakan tugas
kelompok, beberapa anggotanya memberikan kontribusi yang minimal dalam bentuk tidak
memberikan sumbangsih ide dalam pengerjaan tugas, tidak berkontribusi pada konten isi tugas
kelompok, dan bahkan beberapa anggota kelompoknya ada yang tidak berkontribusi sama
sekali. Disamping itu juga, responden pada kuesioner pra survey ini banyak yang mengalami
kesulitan untuk membagi tugas kelompok pada anggotanya, yaitu sebesar 71%. Hal ini
diperkuat dengan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan bahwa kesulitan dalam
membagi tugas ini dikarenakan beberapa hal yaitu karena keterpaksaan aturan jumlah anggota
kelompok yang ditetapkan oleh dosen pengampu, kohesivitas kelompok yang rendah,
beberapa anggota tidak berusaha untuk memahami bagian tugas yang diberikan kepadanya,
serta kesulitan untuk membagi waktu dengan tugas kelompok dari mata kuliah lain.
Beberapa faktor rendahnya kontribusi pada kelompok dan kesulitan pembagian tugas ini
akan memberikan dampak buruk bagi proses pembelajaran mahasiswa kedepannya, karena hal
ini akan berpotensi menimbulkan rasa ketidaksetaraan dalam proses kerja kelompok. Beberapa
anggota kelompok enggan memaksimalkan potensi dan kontribusinya karena mereka merasa
tidak perlu bertanggung jawab lebih sebagai akibat dari seorang free rider yang berada pada
kelompok tersebut (Naila, 2021). Selain itu rendahnya kontribusi dan pembagian tugas pada
kelompok ini akan menimbulkan rasa ketidaksetaraan atas reward yang didapatkan dari hasil
kerja kelompok. Ketika seseorang anggota mendapatkan reward pada hasil sebuah kerja
kelompok, namun anggota lainnya menanggap reward tersebut tidaklah adil atau setara
dengan kontribusinya, maka kemungkinan anggota lainnya ini tidak akan terlalu
mementingkan reward tersebut dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan
oleh perasaan yang tidak adil (Aprianti Setyo Rini & Ifta Firdausa Nuzula, 2022; Tyagi, 2015).
Beberapa literatur menunjukkan bahwa rendahnya kontribusi pada sebuah kelompok atau
yang kita sebut sebagai perilaku social loafing salah satunya disebabkan oleh persepsi
ketidaksetaraan atas kontribusi yang dilakukan pada sebuah kelompok. Namun seperti yang
sudah dikemukakan oleh penulis sebelumnya bahwa dari hasil pra survey ditunjukan bahwa
responden menyatakan kesulitan dalam melakukan pembagian tugas mungkin menjadi sebab
dari ketidaksetaraan kontribusi yang diberikan pada sebuah kelompok dan perlu diteliti lebih
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
151
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
lanjut. Oleh kerana itu, penelitian ini bertujuan untuk seberapa besar pengaruh kesulitan dalam
melakukan pembagian tugas yang berakibat pada ketidaksetaraan kontribusi yang diberikan
pada sebuah kelompok. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 = Terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs / Inconvenience
terhadap Social Loafing
Hipotesis 2 = Terdapat pengaruh positif signifikan antara Coercion terhadap
Social Loafing
Hipotesis 3 = Terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs / Inconvenience
dan Coercion terhadap Social Loafing
Gambar 1. Kerangka Penelitian
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer
menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dengan bantuan Google Forms.
Instrumen dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 6 poin
(1 = sangat tidak setuju, 6 = sangat setuju). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
melalui tinjauan pustaka pada penelitian-penelitian terdahulu, buku-buku referensi yang
relevan, artikel-artikel yang terkait dengan penelitian.
Teknik utama pengumpulan data untuk penelitian ini adalah melalui survey online dengan
menggunakan kuesioner Google Forms yang diberikan kepada mahasiswa S1 pada salah satu
kelas Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung angkatan 2021 yang baru saja menyelesaikan
mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan dengan jumlah 40 mahasiswa. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yang menggunakan seluruh populasi
untuk dijadikan sampel dalam penelitian (Sekaran & Bougie, 2021).
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS
Statistics 25 untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner yang selanjutnya menggunakan
metode analisis regresi linier. Metode regresi linier ini untuk mencari besaran pengaruh
instrumen bebas terhadap instrumen terikat.
Penelitian ini memiliki 2 instrumen bebas yaitu Costs/ Inconvenience dan Coercion di
mana item-item pernyataan ini diadopsi dari Attendance-Attitudes Scale (AAS) (Miles et al.,
2015). Costs/Inconvenience terdiri dari 5 item pernyataan dan Coercion terdiri dari 4 item
pernyataan. Adapun instrumen terikatnya adalah Perilaku Sosial Loafing. Instrumen perilaku
Social Loafing mengadopsi dari George, 1992 yang terdiri dari 7 item pernyataan (George,
1992; Zhu et al., 2019). Pernyataan dalam kuesioner penelitian ini adalah sebagai berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
152
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Tabel 2. Item Kuesioner
Instrumen
Kode
Pernyataan
Costs/
Inconvenience
CI1
Saya kesulitan menyesuaikan jadwal saya dengan waktu kerja
kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan, sehingga
kelompok saya jarang melakukan kerja kelompok
CI2
Pada saat kerja kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan
selalu dikerjakan dengan tergesa-gesa, sehingga ada beberapa poin
yang terlewat pada hasil kerjanya
CI3
Ketika melakukan kerja kelompok pada mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan, anggota kelompok saya terlalu banyak menuntut
saya, sehingga saya merasa tertekan
CI4
Saya kesulitan untuk menyeimbangkan tanggung jawab saya pada
mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan dengan tanggung jawab saya
yang lainnya (misalnya tugas dari mata kuliah lain)
CI5
Mengikuti kegiatan kerja kelompok mata kuliah Manajemen SDM
Lanjutan hanya membuang-buang waktu saya
Coercion
C1
Saya sebetulnya merasa terpaksa untuk mengikuti kegiatan kerja
kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan
C2
Saya merasa kehadiran dalam kerja kelompok mata kuliah
Manajemen SDM Lanjutan tidaklah penting, yang terpenting adalah
tugas kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan selesai
C3
Saya merasa senang ketika kerja kelompok mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan dikerjakan secara bersama-sama di tempat yang sama
C4
Mengikuti kerja kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan
memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi saya
Social Loafing
SL1
Beberapa anggota kelompok saya pada mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan terkadang menyerahkan tanggung jawabnya kepada
anggota lain dalam kelompok
SL2
Beberapa anggota kelompok saya pada mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan terkadang mengurangi usahanya saat mengerjakan
tugas bersama
SL3
Beberapa anggota kelompok saya pada mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan tidak melakukan bagian pekerjaan mereka
SL4
Ketika seluruh anggota hadir untuk kerja kelompok mata kuliah
Manajemen SDM Lanjutan, beberapa anggota kelompok izin untuk
pulang terlebih dahulu
SL5
Beberapa anggota kelompok saya terkadang abai dan cenderung
untuk tidak membantu anggota lain untuk menyelesaikan pekerjaan
kelompok mata kuliah Manajemen SDM Lanjutan
SL6
Beberapa anggota kelompok saya pada mata kuliah Manajemen
SDM Lanjutan bekerja dengan kontribusi yang lebih sedikit
sehingga seringkali bagian tugasnya menghasilkan kualitas yang
rendah
SL7
Beberapa anggota kelompok saya cenderung akan memberikan
kontribusi yang nyata terhadap hasil kerja kelompok mata kuliah
Manajemen SDM Lanjutan, jika anggota lain bersedia untuk
melakukan hal yang sama
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
153
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Pengujian hipotesis dilakukan melalui pengujian koefisien determinasi dengan tujuan
untuk mengetahui besaran pengaruh Costs/ Inconvenience dan Coercion terhadap Social
Loafing baik secara parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis juga dilakukan untuk
melihat apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Costs/ Inconvenience dan
Coercion terhadap Social Loafing.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini responden terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 23 orang
(57,50%), sedangkan laki-laki berjumlah 17 orang (42,50%) dengan rentang usia dari 19 tahun
21 tahun. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi (α) = 5%. Item pernyataan dinyatakan valid apabila nilai r-hitung r-tabel dengan
nilai 0,3120. Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas yang dapat dilihat pada tabel 3 di
bawah ini:
Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Kode
Validitas
Reliabilitas
Costs/ Inconvenience
CI1
0,647
0,783
CI2
0,433
CI3
0,574
CI4
0,618
CI5
0,344
Coercion
C1
0,661
0,828
C2
0,488
C3
0,609
C4
0,675
Social Loafing
SL1
0,739
0,901
SL2
0,608
SL3
0,845
SL4
0,599
SL5
0,776
SL6
0,708
SL7
0,527
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 3 diketahui bahwa seluruh nilai r-hitung r-
tabel dengan nilai 0,3120. Artinya bahwa pernyataan ini sudah lolos dalam uji validitas dan
reliabilitas.
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan metode regresi linier. Pengolahan data dalam melakukan
pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 25 dan
menghasilkan data sebagai berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
154
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Tabel 4. Hasil Pengujian Regresi Linear
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
5.398
2.662
2.028
.050
Costs/
Inconvenience
.654
.267
.381
2.453
.019
Coercion
.543
.302
.280
1.800
.080
a. Dependent Variable: Social Loafing
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs / Inconvenience
terhadap Social Loafing
Hasil pengujian regresi linear pada tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Sig. pada Cost /
Inconvenience sebesar 0.019 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa Cost / Inconvenience memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Social Loafing.
Disamping itu dapat dilihat nilai koefisien regresi Cost / Inconvenience yaitu sebesar 0.654.
Hal ini menunjukkan ketika responden merasa Cost / Inconvenience meningkat sebanyak satu
satuan maka perilaku Social Loafing dari responden akan meningkat sebanyak 0.654.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh positif signifikan antara Coercion terhadap Social
Loafing
Hasil pengujian regresi linear pada tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Sig. pada instrumen
Coercion sebesar 0.080 yang memiliki nilai lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
Coercion memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Social Loafing. Disamping
itu dapat dilihat nilai koefisien regresi Coercion yaitu sebesar 0.543. Hal ini menunjukkan
ketika responden merasa terjadinya peningkatkan Coercion sebanyak satu satuan maka
perilaku Social Loafing dari responden akan meningkat sebanyak 0.543.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs / Inconvenience dan
Coercion terhadap Social Loafing
Pengujian hipotesis 3 ini dilakukan dengan melakukan uji F yang dapat dilihat pada tabel
5 di bawah ini:
Tabel 5. Hasil Uji F
ANOVA
a
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
315.776
2
157.888
9.111
.001
b
Residual
641.215
37
17.330
Total
956.992
39
a. Dependent Variable: Social Loafing
b. Predictors: (Constant), Coercion, Costs/ Inconvenience
Hasil uji F pada tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Sig. sebesar 0.01 yang memiliki nilai
lebih kecil dari 0.05. Disamping itu dapat dilihat pada hasil F hitung menunjukkan nilai 9.111
di mana nilai ini lebih besar dari nilai F tabel yaitu sebesar 3.24. Hal ini menunjukkan bahwa
Cost / Inconvenience dan Coercion memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Social
Loafing secara simultan.
Selanjutnya untuk melihat besaran pengaruh dari Cost / Inconvenience dan Coercion
terhadap Social Loafing dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
155
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model
R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1
.574
a
.330
.294
4.16295
2.255
a. Predictors: (Constant), Coercion, Cost / Inconvenience
b. Dependent Variable: Social Loafing
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar
0.330 yang berarti bahwa Coercion, Cost / Inconvenience memiliki pengaruh terhadap Social
Loafing sebesar 33.00%. Sedangkan 67.00% dipengaruhi oleh instrumen lain yang tidak
termasuk dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan dari Cost / Inconvenience dan Coercion
terhadap Social Loafing ini memiliki pengaruh yang signifikan positif dengan besaran 33%.
Sedangkan jika dilihat secara parsial lebih besar dipengaruhi oleh Cost / Inconvenience.
Mayoritas responden dalam penelitian ini merasa cukup kesulitan untuk menyesuaikan waktu
kerja kelompok pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan dengan mata
kuliah lainnya, sehingga dalam proses pengerjaan tugasnya dikerjakan secara tergesa-gesa. Hal
ini menimbulkan persepsi bahwa rekan anggota kelompoknya melakukan perilaku social
loafing dengan cara menurunkan kualitas hasil dari tugas kelompok yang dikerjakan dan
berfokus pada target waktu pengumpulan tugas, sehingga terdapat beberapa poin dalam tugas
tersebut yang terlewat atau memiliki kualitas yang tidak baik. Kesulitan dalam menyesuaikan
waktu ini untuk melakukan kegiatan kerja kelompok ini akan memberikan persepsi free rider
dari rekan anggota kelompok lainnya, dan hal ini akan memberikan dampak buruk karena
perilaku free rider ini akan menular dengan cara menahan potensi dan kontribusi dari
seseorang yang tidak melakukan free rider ini atau yang disebut sebagai sucker role (Albanese
& Fleet, 1985; Naila, 2021; Pabico et al., 2008; Ying et al., 2014).
Hasil pengujian pengaruh Coercion terhadap Social Loafing memiliki pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap Social Loafing. Mayoritas responden dalam penelitian ini
merasa yang terpenting adalah bahwa tugas kerja kelompok pada mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia dapat diselesaikan dengan target waktu pengumpulan tugasnya,
meskipun pada proses pengerjaan tugas kelompok ini tidak dilakukan secara bersama-sama
dengan cara hadir dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugasnya. Responden merasa bahwa
yang menjadi prioritas dalam kerja kelompok ini adalah mengumpulkan tugas kelompoknya
tidak melewati batas waktu yang telah ditetapkan, dan kurang memprioritaskan proses dalam
kegiatan kerja kelompoknya, sehingga pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan kerja
kelompok ini kurang maksimal untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai tugas
yang diberikan. Sedangkan pertukaran ide untuk menambah wawasan dan pemahaman ini
penting untuk menurunkan perilaku social loafing (Byun et al., 2020).
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada satu kelas Manajemen Sumber Daya
Manusia Lanjutan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Bandung dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs /
Inconvenience terhadap Social Loafing. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa di kelas
Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
waktu kerja kelompok sehingga perilaku social loafing ini meningkat.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada satu kelas Manajemen Sumber Daya
Manusia Lanjutan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Bandung dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif tidak signifikan antara Coercion
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
156
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
terhadap Social Loafing. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa di kelas Manajemen Sumber
Daya Manusia Lanjutan mengalami peningkatkan perilaku social loafing karena prioritas
dalam tugas kelompok ini hanya berfokus pada penyelesaian tugasnya saja, kurang
memprioritaskan penambahan wawasan dan pemahaman dari tugas kelompok yang
dikerjakan.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada satu kelas Manajemen Sumber Daya
Manusia Lanjutan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Bandung dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara Costs /
Inconvenience dan Coercion terhadap Social Loafing. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa
di kelas Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan hanya memprioritaskan pada
penyelesaian tugas kelompok saja, kurang memprioritaskan penambahan wawasan dan
pemahaman dari tugas kelompok yang dikerjakan. Hal ini disebabkan karena mahasiswa
mengalami kesulitan dalam pembagian waktu untuk pengerjaan tugas kelompok Manajemen
Sumber Daya Manusia Lanjutan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan oleh tim penulis yaitu
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dosen pengampu mata kuliah yang
memberikan tugas secara berkelompok agar lebih memperhatikan waktu pelaksanaan tugas
dan lebih mengedepankan proses dalam pengerjaan tugas kelompok dengan cara memberikan
feedback yang berbentuk aturan dalam pengerjaan tugas, kedalaman materi tugas, dan lain
sebagainya pada setiap proses pengerjaan kelompok tersebut, sehingga mahasiswa dapat lebih
berkontribusi pada proses kegiatan kerja kelompoknya. Sedangkan saran bagi mahasiswa
dalam mengerjakan tugas kelompok ini sebaiknya belajar mengenai manajemen waktu dengan
cara memilah kegiatan apa saja yang termasuk dalam kategori prioritas dan kegiatan apa saja
yang termasuk dalam kategori urgent.
5. Daftar Pustaka
Albanese, R., & Fleet, D. D. Van. (1985). Rational Behavior in Groups: The Free-Riding
Tendency. Academy of Management Review, 10(2), 244255.
Aprianti Setyo Rini, & Ifta Firdausa Nuzula. (2022). Faktor Internal, Sosial, dan Organisasi
pada Tindakan Cyberloafing di Perguruan Tinggi. Jurnal Genesis Indonesia, 1(01), 916.
https://doi.org/10.56741/jgi.v1i01.15
Byun, G., Lee, S., Karau, S. J., & Dai, Y. (2020). Sustaining Collaborative Effort In Work
Teams: Exchange Ideology and Employee Social Loafing. Sustainability (Switzerland),
12(15). https://doi.org/10.3390/SU12156241
George, J. M. (1992). Extrinsic and Intrinsic Origins of Perceived Social Loafing in
Organizations. The Academy of Management Journal, 35(1), 191202.
Griffin, R. W., Phillips, J. M., & Gully, S. M. (2020). Organizational Behavior: Managing
People and Organizations (13th ed.). Cengage Learning Inc.
Hidayat, R. (2023, September 19). ‘Si Beban’ Kelompok dalam Fenomena Social Loafing
dalam Tugas Kelompok Mahasiswa. Kumparan.Com. https://kumparan.com/rudin-
hidayat-darto/si-beban-kelompok-dalam-fenomena-social-loafing-dalam-tugas-kelompok-
mahasiswa-21DY3rK8FS1/3
Liden, R. C., Wayne, S. J., Jaworski, R. A., & Bennett, N. (2004). Social loafing: A Field
Investigation. Journal of Management, 30(2), 285304.
https://doi.org/10.1016/j.jm.2003.02.002
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 148-157
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
157
Aditia Wirayudha et.al (Kesulitan Mahasiswa Dalam.)
Luthans, F., Luthans, B. C., & Luthans, K. W. (2021). Organizational Behavior : An Evidence-
Based Approach (14th ed.). Information Age Publishing, Incorporated.
Miles, S. R., Cromer, L. D., & Narayan, A. (2015). Applying Equity Theory to Students’
Perceptions of Research Participation Requirements. Teaching of Psychology, 42(4), 349
356. https://doi.org/10.1177/0098628315603252
Naila, I. (2021). Perilaku Social Loafing dalam Pembelajaran Daring: Studi Kasus Pada
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 2(1),
136141. https://e-journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/jpdf
Pabico, J. P., Anthony, J., Hermocilla, C., Paul, J., Galang, C., & De Sagun, C. C. (2008).
Perceived Social Loafing in Undergraduate Software Engineering Teams. Philippine
Information Technology Journal, 1(2), 2228.
Pratama, K. D., & Aulia, F. (2020). Faktor-faktor yang Berperan dalam Pemalasan Sosial
(Social loafing): Sebuah Kajian Literatur. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4, 14601468.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2022). Organizational Behavior (18th ed.). Pearson Education
Limited.
Ryanta, A. A., & Suryanto. (2017). Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. Jurnal Psikologi
Kepribadian Dan Sosial, 6(1), 1125. http://url.unair.ac.id/9a92e446
Schnake, M. E. (1991). Equity in Effort: The “Sucker Effect” in Co-Acting Groups. Journal of
Management, 17(1), 4155. https://doi.org/10.1177/014920639101700104
Sekaran, U., & Bougie, R. (2021). Metode Penelitian Untuk Bisnis: Pendekatan
Pengembangan-Keahlian (Buku 2) (D. A. Halim & A. N. Hanifah, Eds.; 6th ed.). Salemba
Empat.
Stroh, L. K., Northcraft, G. B., & Neale, M. A. (2002). ORGANIZATIONAL BEHAVIOR: A
Management Challenge (L. Akers, A. Duffy, & K. Witting, Eds.; 3rd ed.). Lawrence
Erlbaum Associates.
Tyagi, P. (2015). Motivation and Inequities as Antecedents Of Social Loafing In Marketing
Group Projects. Journal of International and Interdisciplinary Business Research, 2(9).
https://doi.org/10.58809/cjun4761
Ying, X., Li, H., Jiang, S., Peng, F., & Lin, Z. (2014). Group laziness: The Effect of Social
Loafing On Group Performance. Social Behavior and Personality, 42(3), 465472.
https://doi.org/10.2224/sbp.2014.42.3.465
Zhu, M., Singh, S., & Wang, H. (2019). Perceptions of Social Loafing During the Process of
Group Development. International Journal of Organization Theory and Behavior, 22(4),
350368. https://doi.org/10.1108/IJOTB-04-2018-0049