1. Pendahuluan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, sistem pendidikan nasional dimaksudkan
untuk mengembangkan kualitas diri peserta didik untuk menjadi generasi penerus bangsa yang
dapat diandalkan dalam kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Matematika adalah pelajaran yang penting dan harus dikuasai dengan baik, banyak siswa
menganggapnya sulit. Karena itu, tidak heran jika banyak siswa tidak bersemangat saat belajar
matematika di kelas. Abdurrahman menyatakan bahwa siswa, baik yang tidak kesulitan belajar
maupun yang berkesulitan belajar, menganggap matematika sebagai bidang studi yang paling
sulit dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah. Namun, matematika adalah disiplin
ilmu yang mengajarkan cara berpikir logis, kreatif, kritis, dan sistematis.
Kemampuan pemecahan masalah adalah komponen penting yang harus dimiliki siswa
dalam matematika. Soal matematika menimbulkan kesulitan dan kesalahan karena siswa
dengan kemampuan pemecahan masalah yang rendah tidak dapat menyelesaikannya dengan
cara yang sama seperti yang ditunjukkan guru atau dengan cara yang berbeda.
Menurut Ariestina (2013:3) soal cerita matematika yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan memecahkan masalah mereka.
Sistem yang sistematis dan mudah dipahami oleh siswa juga diperlukan untuk menyelesaikan
soal matematika. Jika siswa menganggap bahwa memecahkan masalah matematika adalah
tugas yang sulit, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa siswa tidak memahami maksud soal
ketika mereka membacanya.
Oleh karena itu, soal cerita sangat penting untuk pembelajaran matematika karena
membuat siswa memahami inti dari masalah matematika jika mereka dihadapkan soal cerita
masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat yang bermakna, mudah dipahami, dan jika
soal dianggap soal cerita ditunjukkan dalam bahasa sehari-hari.
Dari observasi yang telah dilakukan, kami menemukan bahwa siswa di SMPN Jenggawah
menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial. Hal ini terbukti oleh
kemampuan mereka yang relatif rendah dalam menyelesaikan soal cerita, yang diikuti oleh 28
siswa didapatkan 40% siswa yang bisa menyelesaikan soal dan 60% siswa gagal dalam
menyelesaikan soal yang kami berikan.
Dengan demikian, kami ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan
Siswa Dalam Menghadapi Soal Aritmatika Sosial di SMPN Jenggawah” untuk mengevaluasi
kesulitan yang dihadapi siswa.
2. Metode
Penelitian ini menggunaan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode untuk
mempelajari keadaan sekelompok orang, benda, kondisi, sistem pemikiran, atau serangkaian
peristiwa dalam waktu sekarang dengan tujuan untuk menciptakan gambaran yang sistematis,
akurat berdasarkan fakta, sifat serta hubungannya sebuah fenomena yang patut dikaji (Tarjo,
2019: 28). Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Aritmatika Sosial dinilai
melalui penelitian ini.
Analisis ini dilakukan pada bulan Oktober 2023 di SMPN Jenggawah tahun pelajaran
2022/ 2023 pada kelas VIII semester 1. Terdapat 28 siswa di kelas VIII J yang terlibat dalam
penelitian ini. Peneliti memberikan dua buah soal cerita untuk dikerjakan oleh siswa.
Selanjutnya peneliti menganalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.
Peneliti mengambil subjek penelitian dengan teknik purposive sampling hanya 3 orang
berdasarkan kesulitan yang berbeda-beda. Berikut ini tabel persentase kesulitan siswa dalam
mengerjakan soal Aritmatika Sosial di SMPN Jenggawah yaitu: