AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1285
PENGARUH CREATIVE RESPONSIBILITY BASED LEARNING
MODEL TERHADAP KOMPETENSI KETERAMPILAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN KECANTIKAN DASAR DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR
Yustina Syafitri
1
, Ismet Basuki
2
, Sri Handajani
3
1,2,3
Program Studi S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Surabaya
1
2
Email: [email protected].id
3
Email: [email protected].id
ABSTRAK
Menentukan keberhasilan dalam pendidikan siswa harus siap menghadapi perkembangan
zaman yang terjadi pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Creative Responsibility Based Learning Model terhadap kompetense
keterampilan siswa SMK pada Mata Pelajaran Kecantikan Dasar ditinjau dari motivasi
belajar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yakni kuasi experimen dengan
desain faktorial 2x2. Instrumen penelitian berupa tes kinerja, observasi. Sampel penelitian
merupakan siswa SMK 1 Buduran Sidoarjo sebagai kelas eksperimen yang menerapkan
model pembelajaran CRLBM dan siswa SMK 1 Sooko Mojokerto sebagai kelas ontrol
yang menrepakan model pembelajaran MPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kompetensi ranah keterampilan antara siswa yang diajarkan dengan
menggunakan CRBLM siswa yang diajarkan dengan menggunakan MPL pada mata
pelajaran kecantikan dasar. Terdapat perbedaan kompetensi ranah keterampilan antara
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah mata pelajaran kecantikan dasar. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar siswa terhadap kompetensi ranah keterampilan dengan nilai F ranah
keterampilan sebesar 54,269 pada mata pelajaran kecantikan dasar. Implikasi penelitian
Penerapan model pembelajaran CRBLM ditunjang dengan media yang tepat akan
memotivasi siswa dalam menerima materi sehingga dengan meningkatnya motivasi akan
berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Kata Kunci: CRLBM; motivasi belajar; kompetensi keterampilan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
Determining success in education, students must be ready to face the times that are
happening at this time. This study aims to determine how the effect of Creative
Responsibility-Based Learning Model on students' skills in Basic Beauty Subjects
suggested from learning motivation. This type of research is a quantitative research that is
quasi-experimental with a 2x2 factorial design. Research instruments in the form of
performance tests, observations. The research sample was students of SMK 1 Buduran
Sidoarjo as the experimental class which applied the CRLBM learning model and students
of SMK 1 Sooko Mojokerto as the control class which used the MPL learning model. The
results showed that there were differences in the competence of the skills domain between
students who were taught using CRBLM, students who were taught using MPL in beauty
subjects. There is a difference in competence in the skills domain between students who
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1286
have high learning motivation and students who have low learning motivation in basic
beauty subjects. There is an interaction between the learning model and students' learning
motivation on the competence of the skill domain with an F value of the skill domain of
54,269 in the basic beauty subject. Research Implications The application of the CRBLM
learning model supported by the right media will motivate students to receive material so
that motivation will affect students' competence in the realm of knowledge, attitudes and
skills.
Keywords: CRLBM; learning motivation; skill competence
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses penting yang menentukan keberhasilan pendidikan.
Proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa komponen, diantaranya adalah
keterampilan mengajar guru, keaktifan dan motivasi siswa, metode mengajar dan media
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sehingga akan mempengaruhi kompetensi
siswa dalam program keahlian yang dipilih.
Selain itu untuk menentukan keberhasilan dalam pendidikan siswa harus siap
menghadapi perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini. Perkembangan sains dan
teknologi yang sangat pesat merupakan bagian dari abad 21 yang saat ini sedang
berlangsung. Setiap siswa wajib mendapatkan pendidikan yang tepat sehingga dapat
mencapai kompetensi pada abad 21. Selaras dengan hal tersebut (Arrington, 2014)
menyatakan bahwa siswa yang berada pada abad 21 saat ini harus menguasai kemampuan
di bidang keilmuan, memiliki keterampilan metakognitif, berpikir kritis, kreatif serta dapat
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan efektif. Dalam hal ini motivasi belajar
merupakan hal yang sangat penting untuk ditekankan pada siswa agar mereka mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi yang sedang berlangsung saat ini dan tercapai
kompetensi lulusan seperti yang diharapkan.
Berkaitan dengan lingkup penelitian yang dilakukan di SMK dimana setiap siswa
dituntut untuk ahli dalam bidang tertentu, maka perlu diperhatikan motivasi belajar siswa.
Motivasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah motivasi intrinsik. Siswa yang memiliki
motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik,
berpengetahuan, dan ahli di bidang studi tertentu. dalam mencapai tujuan tersebut siswa
harus belajar, dan dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada kebutuhan atau
keinginan, yaitu kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli
dalalm suatu bidang.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1287
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penyebab tinggi rendahnya hasil belajar
(Mappeasse, 2009). Dengan motivasi yang tinggi, hasil belajar teori ataupun praktik dapat
memuaskan. Sebaliknya dengan motivasi yang rendah, maka hasil belajar teori ataupun
praktik tidak akan memuaskan.
Temuan hasil survei yang didapati di SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo diketahui
bahwa siswa lebih antusias pada pembelajaran kelompok yang menuntut mereka untuk
berkreasi secara mandiri tanpa mengandalkan contoh yang selalu diberikan guru di depan
kelas, sehingga dalam hal ini guru harus berinisiatif untuk menggunakan model
pembelajaran yang baru untuk mendukung proses pembelajaran lebih baik dan mampu
bersaing dalam mengembangkan kemampuannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan
pada tujuan pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang berusaha untuk mengintegrasikan keterampilan
proses, tanggung jawab, dan kreativitas secara komprehensif adalah creative responsibility
based learning model (CRBLM). Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Suyidno,
dkk (2017) juga menyatakan bahwa CRBLM mampu meningkatkan akuntabilitas,
keterampilan proses sains, dan kreativitas ilmiah mahasiswa.Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa CRBLM telah valid dapat digunakan untuk meningkatkan tanggung
jawab, keterampilan proses, dan kreativitas ilmiah siswa.
Pada mata pelajaran kecantikan dasar diperlukan model pembelajaran CRBLM yang
berfungsi untuk mengembangkan kreativitas dalam memecahkan permasalahan autentik
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa yang merupakan unsur terpenting dari proses
pengajaran yang efektif. Tata Kecantikan Kulit dan Rambut (TKKR) merupakan
kompetensi keahlian di bidang kecantikan yang berfokus untuk mengembangkan
keterampilan dan kreatifitas siswa dalam melakukan perawatan serta tata rias wajah dan
rambut.
CRBLM merupakan model pembelajaran yang sesuai diajarkan pada kompetensi
dasar rias wajah sehari-hari, karena pada materi tersebut siswa diberikan tanggung jawab
untuk berfikir secara kreatif, bagaimana teknik merias wajah sesuai dengan bentuk wajah,
usia serta karakter dan profesi klien dengan mencari ide kreatif untuk menghasilkan rias
wajah sehari-hari sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. CRBLM merupakan model
pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, berbeda dengan MPL dimana guru
berperan lebih aktif dalam poses pembelajaran. Siswa belajar secara mandiri dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan bekerjasama dalam tim untuk
menemukan ide kreatif dalam rias wajah sehari-hari.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1288
Model pembelajaran CRBLM penting untuk diterapkan pada materi rias wajah
sehari-hari karena model pembelajaran tersebut berusaha untuk mengintegrasikan
keterampilan proses, tanggung jawab dan kreativitas dalam pembelajaran. Keterampilan
proses membuka wawasan siswa dalam memahami cara melakukan aktivitas,
melaksanakan penelitian secara ilmiah dan tugas-tugas kreativitas. Pembelajaran lebih
efektif jika siswa bersedia bertanggung jawab untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan. Tanggung jawab mencerminkan motivasi belajar dan mendorong
pengembangan kreativitas (Suyidno, dkk 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh Creative Responsibility Based Learning Model terhadap kompetense
keterampilan siswa SMK pada Mata Pelajaran Kecantikan Dasar ditinjau dari motivasi
belajar.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
(Sugiyono, 2008). Penelitian ini mengikuti jenis penelitian quasi eksperimen Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 2x2. Dalam desain
tersebut penelitian diujicobakan ke dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan memberikan soal pretes. Hasil yang didapatkan dari ujicoba tersebut
adalah perolehan nilai yang hampir sama, sehingga untuk menentukan kelas eksperimen
dan kntrol dapat dilakukan secara acak dengan teknik simple random sampling.
Kelompok eksperimen adalah kelas yang menggunakan CRBLM dan kelompok kontrol
adalah kelas yang menggunakan MPL. Baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol diberikan pre-test dan post-test dengan menggunakan instrumen yang
sama, namun yang membedakan adalah hanya kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Desain Faktorial 2x2
E
O
1
X
1
Y
1
O
3
-
Y
2
O
4
K
O
2
X
2
Y
1
O
5
-
Y
2
O
6
Sumber: Tuckman dan Harper (2012: 155)
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1289
Keterangan:
E: Kelas Eksperimen X
1 :
Perlakuan kelas
K: Kelas Kontrol X
2 :
Perlakuan kelas kontrol
O
1,2:
Pre Tes Y
1
: Motivasi belajar siswa tinggi
O
3,4,5,6 :
Post Tes Y
2 :
Motivasi belajar siswa rendah
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK pada kompetensi
keahlian tata kecantikan kulit dan rambut (TKKR) di SMKN 1 Buduran Sidoarjo dan
SMKN 1 Sooko Mojokerto. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X TKKR di SMKN 1 Buduran Sidoarjo yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 30
siswa digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan siswa kelas X TKKR di SMKN 1
Sooko Mojokerto yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa digunakan sebagai kelas
kontrol.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini yakni berupa instrumen tes kompetense,
observasi, tes kinerja. Uji prasyarat analisis dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu: uji
normalitas distribusi frekuensi dan uji homogenitas variansi.
Analisis motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil observasi motivasi belajar
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang kemudian dibandingkan dengan
nilai yang telah ditetapkan, dengan tujuan mengetahui tingkat motivasi belajar siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang digunakan adalah ANOVA
multivarian dengan kriteria 65 tergolong dalam motivasi belajar tingkat tinggi dan
motivasi belajar tingkat rendah.
HASIL
a. Data Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Skor kompetensi ranah keterampilan diperoleh dari hasil pengamatan tes kinerja
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengamatan dilakukan selama kegiatan
praktikum sebanyak empat kali pertemuan.
1.) Data Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
Skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen (kelas yang menggunakan
CRBLM) diperoleh melalui lembar pengamatan tes kinerja. Data skor kompetensi ranah
keterampilan kelas eksperimen secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 7. Pada
pertemuan pertama, skor rata-rata kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
sebesar 82, pada pertemuan kedua skor rata-rata sebesar 85, pada pertemuan ketiga skor
rata-rata sebesar 86, dan pada pertemuan keempat skor rata-rata sebesar 88. Sehingga,
total skor rata-rata untuk skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen dari
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1290
empat pertemuan sebesar 85. Berdasarkan total skor rata-rata kompetensi ranah
keterampilan siswa pada Lampiran 7 menunjukkan skor terendah sebesar 77, skor
tertinggi sebesar 97. Distribusi frekuensi skor kompetensi ranah keterampilan kelas
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Frekuensi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
No
Skor
Frekuensi
Presentase (%)
1
77 80
7
23%
2
81 83
8
27%
3
84 87
4
13%
4
88 91
7
23%
5
92 95
2
7%
6
96 99
2
7%
Total
30
100%
Berdasarkan pada Tabel 2, dapat dibuat histogram dengan kurva normal skor
kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Histogram Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
2.) Data Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Kontrol
Skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol (kelas yang menggunakan
MPL) diperoleh melalui lembar pengamatan tes kinerja. Data skor kompetensi ranah
keterampilan kelas kontrol secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada
pertemuan pertama, skor rata-rata kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol sebesar
80, pada pertemuan kedua skor rata-rata sebesar 82, pada pertemuan ketiga skor rata-rata
sebesar 83, dan pada pertemuan keempat skor rata-rata sebesar 86. Sehingga, total skor
rata-rata untuk kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol sebesar 83. Berdasarkan
total skor rata-rata kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol menunjukkan skor
terendah sebesar 73, skor tertinggi sebesar 91. Distribusi frekuensi skor kompetensi
ranah keterampilan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1291
Tabel 3 Frekuensi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Kontrol
No
Skor
Frekuensi
Presentase (%)
1
73 76
1
3%
2
77 80
3
10%
3
81 84
14
47%
4
85 88
9
30%
5
89 92
3
10%
Total
30
100%
Berdasarkan pada Tabel 3, dapat dibuat histogram dengan kurva normal skor
kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Histogram Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Kontrol
Selanjutnya data skor kompetensi ranah keterampilan baik dari kelas eksperimen
maupun kelas kontrol diuji statistik yang hasilnya tampak seperti pada Tabel 4
Tabel 4 Tendensi Sentral dan Dispersi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Parameter
Skor Kompetensi
Ranah
Keterampilan
Kelas Eksperimen
Skor Kompetensi
Ranah
Keterampilan
Kelas Kontrol
N
Valid
30
30
Missing
0
0
Mean
85.33
83.27
Median
84.00
83.00
Mode
81
83
Std. Deviation
6.104
4.059
Variance
37.264
16.478
Skewness
.454
-.300
Kurtosis
-.948
.561
Range
20
18
Minimum
77
73
Maximum
97
91
Ukuran pemusatan dan skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
dan kelas kontrol berupa skor rata-rata berbeda, untuk kelas eksperimen adalah 85.33 dan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1292
untuk kelas kontrol adalah 83.27. Adapun ukuran sebaran data ditunjukkan melalui nilai
standar deviasi, varians, skewness (kemiringan), dan kurtosis (keruncingan) data kelas
eksperimen berturut turut sebesar 6.104, 37.264, 0.454 dan -0.948, sedangkan untuk
kelas kontrol berturut- turut sebesar 4.059, 16.478, -0.300 dan 0.561.
Kelas eksperimen memiliki kecenderungan data menuju nilai rendah karena nilai
skewness positif yaitu 0.454, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki kecenderuangan
data menuju nilai tinggi karena nilai skewness negative yaitu -0.300. Selain itu, nilai
kurtosis dari kelas eksperimen memiliki distribusi data yang cenderung merata karena
nilai kurtosis negative yaitu -0.948, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki data yang
cenderung kurang merata karena nilai kurtosis positive yaitu 0.561.
A. Uji Prasayarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas distribusi dan uji
homogenitas variansi. Kedua uji dilakukan sebagai syarat penggunaan statistik
parametrik yang menunjukkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
dan varian antar sampel yang homogen.
1. Uji Normalitas Distribusi
Uji normalitas distribusi dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis telah berdistibusi normal atau tidak. Data yang diuji normalitas distribusi
meliputi data skor pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai syarat uji
independent sample t test, serta data skor kompetensi ranah pengetahuan (posttest), sikap
dan keterampilan baik pada siswa dengan motivasi belajar tinggi maupun rendah sebagai
syarat uji anava 2 jalur.
a. Normalitas Distribusi Skor Pretest
Uji normalitas distribusi skor pretest dianalisis dengan uji kolmogorof Smirnov dan
Shapiro wilk. Hasil pengujian normalitas distribusi disajikan seperti tampak pada Tabel
5.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Pretest Kelas Eksperimen
.133
30
.188
.942
30
.101
Pretest Kelas Kontrol
.149
30
.086
.938
30
.083
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1293
Pengambilan Keputusan:
Data skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dikatakan berdistribusi
normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan ststistik uji
normalitas distribusi > 0.05. Berdasarkan pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil uji
normalitas distribusi skor pretest kelas eksperimen memperoleh nilai signifikansi pada
pengujian kolmogorof smirnov sebesar 0.188 dan nilai signifikansi pada pengujian
shapiro wilk adalah 0.101. Hasil uji normalitas distribusi skor pretest kelas kontrol
memperoleh nilai signifikansi pada pengujian kolmogorof smirnov sebesar 0.086 dan
nilai signifikansi pada pengujian shapiro wilk adalah 0.083. Sehingga dari hasil
perhitungan statistic uji normalitas distribusi dapat disimpulkan bahwa skor pretest baik
dari kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal.
b. Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
Motivasi Belajar Tinggi (MBT)
Uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
MBT dianalisis dengan uji kolmogorof Smirnov dan Shapiro wilk. Hasil pengujian
normalitas distribusi disajikan seperti tampak pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Kelas Eksperimen MBT
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas
Eksperimen MBT
.200
13
.163
.900
13
.136
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Pengambilan Keputusan:
Data skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen MBT dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan
statistic uji normalitas distribusi > 0.05. Berdasarkan pada Tabel 4.22 dapat dilihat
bahwa hasil uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas
eksperimen MBT memperoleh nilai signifikansi pada pengujian kolmogorof smirnov
sebesar 0.163 dan nilai signifikansi pada pengujian shapiro wilk adalah 0.136. Sehingga
dari pengujian normalitas distribusi dapat disimpulkan bahwa skor kompetensi ranah
keterampilan kelas eksperimen MBT datanya berdistribusi normal.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1294
c. Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
Motivasi Belajar Rendah (MBR)
Uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
MBR dianalisis dengan uji kolmogorof Smirnov dan Shapiro wilk. Hasil pengujian
normalitas distribusi disajikan seperti tampak pada Tabel 7
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Kelas Eksperimen MBR
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas
Eksperimen MBR
.187
17
.115
.911
17
.103
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Pengambilan Keputusan:
Data skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen MBR dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan
statistic uji normalitas distribusi > 0.05. Berdasarkan pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa
hasil uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
MBR memperoleh nilai signifikansi pada pengujian kolmogorof smirnov sebesar 0.115
dan nilai signifikansi pada pengujian shapiro wilk adalah 0.103. Sehingga dari pengujian
normalitas distribusi dapat disimpulkan bahwa skor kompetensi ranah keterampilan kelas
eksperimen MBR datanya berdistribusi normal.
d. Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Kontrol
Motivasi Belajar Tinggi (MBT)
Uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol MBT
dianalisis dengan uji kolmogorof Smirnov dan Shapiro wilk. Hasil pengujian normalitas
distribusi disajikan seperti tampak pada Tabel 8
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Kelas Kontrol MBT
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas
Kontrol MBT
.213
14
.086
.929
14
.291
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1295
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Pengambilan Keputusan:
Data skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol MBT dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan
statistic uji normalitas distribusi > 0.05. Berdasarkan pada Tabel 4.28 dapat dilihat
bahwa hasil uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol
MBT memperoleh nilai signifikansi pada pengujian kolmogorof smirnov sebesar 0.086
dan nilai signifikansi pada pengujian shapiro wilk adalah 0.291. Sehingga dari pengujian
normalitas distribusi dapat disimpulkan bahwa skor kompetensi ranah keterampilan kelas
kontrol MBT datanya berdistribusi normal.
e. Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Kontrol
Motivasi Belajar Rendah (MBR)
Uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol MBR
dianalisis dengan uji kolmogorof Smirnov dan Shapiro wilk. Hasil pengujian normalitas
distribusi disajikan seperti tampak pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan
Kelas Kontrol MBR
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas
Kontrol MBR
.146
16
.200
.949
16
.467
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Pengambilan Keputusan:
Data skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol MBR dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan
statistic uji normalitas distribusi > 0.05. Berdasarkan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa
hasil uji normalitas distribusi skor kompetensi ranah keterampilan kelas kontrol MBR
memperoleh nilai signifikansi pada pengujian kolmogorof smirnov sebesar 0.200 dan
nilai signifikansi pada pengujian shapiro wilk adalah 0.467. Sehingga dari pengujian
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1296
normalitas distribusi dapat disimpulkan bahwa skor kompetensi ranah keterampilan kelas
kontrol MBR datanya berdistribusi normal.
a. Homogenitas Variansi Skor Kompetensi Ranah Keterampilan Kelas Eksperimen
MBR dengan Kelas Kontrol MBR
Uji homogenitas variansi skor kompetensi ranah keterampilan kelas eksperimen
MBR dengan kelas kontrol MBR dianalisis dengan uji Levene. Hasil pengujian
homogenitas variansi dapat dilihat pada Tabel 10
Tabel 10 Hasil Uji Homogenitas Variansi Skor Skor Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas Eksperimen MBR dengan Kelas Kontrol MBR
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
Skor Kompetensi Ranah
Keterampilan Kelas Eksperimen
MBR dengan Kelas Kontrol MBR
.049
1
31
.827
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Sig. > 0.05 maka varian antar sampel homogen
Jika Sig. < 0.05 maka varian antar sampel tidak homogen
Pengambilan Keputusan:
Varian antar sampel skor kompetensi ranah sikap kelas eksperimen MBR dengan
kelas kontrol MBR dikatakan homogen apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari
pengujian homogenitas variansi > 0.05. Pada Tabel 4.42 dapat dilihat bahwa hasil uji
homogenitas variansi skor kompetensi ranah sikap kelas eksperimen MBR dengan kelas
kontrol MBR memperoleh nilai signifikansi pada pengujian Levene sebesar 0.827.
Sehingga, dari pengujian homogenitas variansi dapat disimpulkan bahwa varian antar
sampel skor kompetensi ranah sikap kelas eksperimen MBR dengan kelas kontrol MBR
adalah homogen
Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Ketujuh
Uji hipotesis yang ketujuh berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran yang
digunakan oleh kedua kelompok belajar terhadap kompetensi ranah keterampilan siswa.
Kelompok belajar di kelas eksperimen menggunakan CRBLM sedangkan kelompok
belajar di kelas kontrol menggunakan MPL. Bunyi hipotesis ketujuh adalah sebagai
berikut.
H
0
: Tidak terdapat perbedaan KRK bagi siswa yang diajarkan dengan CRBLM dan
MPL pada mata pelajaran KD-RWS.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1297
H
1
: Terdapat perbedaan KRK bagi siswa yang diajarkan dengan CRBLM dan MPL
pada mata pelajaran KD-RWS.
Hipotesis statistik:
H
0
: µ
CRBLM
= µ
MPL
H
1
: µ
CRBLM
≠ µ
MPL
Keterangan:
µ
CRBLM
= rata-rata skor KRK siswa yang diajarkan dengan CRBLM.
µ
MPL
= rata-rata skor KRK siswa yang diajarkan dengan MPL.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika F
hitung
F
tabel
maka H
0
diterima.
Jika F
hitung
> F
tabel
maka H
0
ditolak atau menerima H
1.
Atau,
Jika (Sig. > 0,05) maka H
0
diterima dan H
1
ditolak
Jika (Sig. < 0,05) maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Pengambilan Keputusan:
Pada Tabel 4.46 tampak bahwa hasil pengujian hipotesis diperoleh F
hitung
sebesar
9.014 dengan nilai signifikansi 0.004. Jika pengujian dilakukan pada α = 5%, df1= (3
1) = 2, df2= (60 3) = 57, jadi nilai F
tabel
adalah 3.16.
Karena F
hitung
> F
tabel
yaitu 9.014 > 3.16, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang
artinya terdapat perbedaan KRK bagi siswa yang diajarkan dengan CRBLM dan MPL
pada mata pelajaran KD-RWS. Selanjutnya untuk mendukung hipotesis penelitian
tersebut, lebih lanjut dilakukan pengujian mean, seperti tampak pada Tabel 11 berikut
ini.
Tabel 11 Mean Model Pembelajaran Terhadap Kompetensi Ranah
Keterampilan
Model Pembelajaran
Mean
Std.
Error
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
CRBLM
85.964
.673
84.616
87.312
MPL
83.116
.668
81.777
84.455
Pada Tabel 11 tampak bahwa skor mean kompetensi ranah keterampilan bagi siswa
yang menggunakan CRBLM adalah sebesar 85.964, lebih tinggi dibandingkan dengan
kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang menggunakan MPL yaitu sebesar
83.116. Dengan F
hitung
sebesar 9.014 > F
tabel
dan nilai signifikansi 0.004 < 0.05, maka
maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1298
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan KRK bagi siswa
yang diajarkan dengan CRBLM dan MPL pada mata pelajaran KD-RWS.
Uji hipotesis yang kesembilan berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi ranah keterampilan. Bunyi
hipotesis kesembilan adalah sebagai berikut.
H
0
: Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi
belajar siswa terhadap KRK pada mata pelajaran KD-RWS.
H
1
: Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap KRK pada mata pelajaran KD-RWS.
Hipotesis statistik:
H
0
: Int. AxB = O
H
1
: Int. AxB ≠ O
Keterangan:
A = model pembelajaran.
B= motivasi belajar siswa.
O= kompetensi ranah keterampilan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika F
hitung
F
tabel
maka H
0
diterima
Jika F
hitung
> F
tabel
maka H
0
ditolak atau menerima H
1
Atau,
Jika (Sig. > 0,05) maka H
0
diterima dan H
1
ditolak
Jika (Sig. < 0,05) maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Pengambilan Keputusan:
Pada Tabel 4.46 tampak bahwa hasil pengujian hipotesis diperoleh F
hitung
sebesar
54.269 dengan nilai signifikansi 0.000. Jika pengujian dilakukan pada α = 5%, df1= (3
1) = 2, df2= (60 3) = 57, jadi nilai F
tabel
adalah 3.16.
Karena F
hitung
> F
tabel
yaitu 54.269 > 3.16, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang
artinya terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar
siswa terhadap KRK pada mata pelajaran KD-RWS. Selanjutnya untuk mendukung
hipotesis penelitian tersebut, lebih lanjut dilakukan pengujian mean, seperti tampak pada
Tabel 12 berikut ini.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1299
Tabel 12 Mean Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap
Kompetensi Ranah Keterampilan
Model
Pembelajaran
Motivasi
Belajar
Mean
Std.
Error
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
CRBLM
MBT
90.692
1.013
88.663
92.722
MBR
81.235
.886
79.460
83.010
MPL
MBT
80.857
.976
78.901
82.813
MBR
85.375
.913
83.546
87.204
Pada Tabel 12 tampak bahwa skor mean kompetensi ranah keterampilan bagi siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan CRBLM adalah sebesar
90.692, lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi ranah keterampilan siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan MPL yaitu sebesar 80.857. Skor
mean kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
yang menggunakan CRBLM adalah sebesar 81.235, lebih rendah dibandingkan dengan
kompetensi ranah keterampilan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang
menggunakan MPL yaitu sebesar 85.375. Dengan F
hitung
sebesar 54.269 dan nilai
signifikansi 0.000 < 0.05, maka maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Untuk menjelaskan adanya interaksi mean kompetensi ranah keterampilan, maka
dibuat sebuah Tabel 13 sebagai berikut.
Tabel 13 Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap
Kompetensi Ranah Keterampilan
Model
MB
CRBLM
MPL
Keterangan
MBT
90.692
80.857
CRBLM > MPL
MBR
81.235
85.375
CRBLM < MPL
Pada Tabel 13 tampak bahwa nilai mean kompetensi ranah keterampilan bagi
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan CRBLM, lebih tinggi
dibandingkan dengan kompetensi ranah keterampilan siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi yang menggunakan MPL. Sebaliknya, kompetensi ranah keterampilan bagi
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang menggunakan CRBLM, lebih rendah
dibandingkan dengan kompetensi ranah keterampilan siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah yang menggunakan MPL. Dari kedua kondisi di atas mengambarkan
sebuah hubungan interaksi yang saling mempengaruhi antara model pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap kompetensi ranah keterampilan siswa. Diagram interaksi
anatara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi ranah
keterampilan dapat dilihat pada Gambar 3.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1300
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, terdapat interaksi antara penggunaan
model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap KRK pada mata pelajaran KD-
RWS.
Gambar 3 Grafik Pola Garis Interaksi Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Kompetensi Ranah Keterampilan
Hasil pengujian hipotesis yang ke tujuh yaitu pengujian kompetensi siswa ranah
keterampilan pada mata pelajaran kecantikan dasar yang diajarkan dengan menggunakan
CRBLM terdapat perbedaan secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan menggunakan MPL.
PEMBAHASAN
Skor rata-rata kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang menggunakan
CRBLM adalah sebesar 85.964, lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi ranah
keterampilan bagi siswa yang menggunakan MPL yaitu sebesar 83.116. Dengan F
hitung
sebesar 9.014 > F
tabel
dan nilai signifikansi 0.004 < 0.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan KRK bagi siswa yang diajarkan dengan CRBLM
dan MPL pada mata pelajaran KD-RWS.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Yanti et al (2020) yang menyatakan bahwa
CRBL layak digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains dengan sangat
baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase-fase CRBL dapat diterapkan pada setiap
pertemuan dengan sangat baik. Peserta didik mampu mengembangkan keterampilan
proses sains dengan maksimal, sehingga CRBL layak digunakan untuk mengembangkan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1301
keterampilan proses sains bagi peserta didik. Keterampilan ini memberikan kemudahan
bagi peserta didik dalam menguasai berbagai kmpetensi di era industri 4.0 maupun
masyarakat 5.0.
Sejalan dengan hal tersebut, Primayonita et al (2020) juga melakukan penelitian
tentang pengaruh model creativity learning terhadap keterampilan berpikir kreatif dan
tanggung jawab siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi-experiment. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan berpikir kreatif
siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA dibuktikan dengan nilai signifikan yang
diperoleh 0.000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran creativity learning berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kreatif dan
tanggung jawab siswa.
Menurut Suyidno, Dewi Dewantara, Mohammad Nur, L. Y. (2017) melalui
penelitiannya yang dilaksanakan di empat kelas (pendidikan fisika, kimia, biologi, dan
IPA) Universitas Lambung Mangkurat tahun 2016. Data keterampilan proses ilmiah dan
desain produk kreatif diperoleh dari pre-test dan post-test. Analisis data menggunakan uji
t independent, one-way ANOVA, uji Tukey, dan korelasi bivariat. Nilai t-hitung
keterampilan proses ilmiah sebesar -13.156 dan nilai t-hitung desain produk kreatif
sebesar -12.640.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pre-test dan post-test berbeda secara
signifikan. CRBL mempengaruhi keterampilan proses ilmiah dan desain produk kreatif
siswa. Hasil uji Tukey juga menunjukkan bahwa semua kelompok tidak memiliki
perbedaan yang signifikan satu sama lain. Nilai F keterampilan proses ilmiah adalah
1,236 dengan sig 0,315, menunjukkan bahwa CRBL meningkatkan keterampilan proses
ilmiah secara konsisten. Nilai F keterampilan proses ilmiah adalah 3,483 dengan sig
0,018, menunjukkan bahwa CRBL meningkatkan desain produk kreatif secara konsisten.
Uji korelasi bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara keterampilan proses
ilmiah dengan desain produk kreatif siswa. Korelasinya adalah 0,511. Disimpulkan
bahwa CRBL efektif untuk memaksimalkan keterampilan proses ilmiah dalam desain
produk kreatif. Selanjutnya direkomendasikan agar cara membuat desain produk kreatif
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil pengujian hipotesis yang ke sembilan yaitu pengujian terhadap interaksi
antara model pembelajaran CRBLM dan MPL dengan motivasi belajar siswa pada
kompetensi ranah keterampilan mata pelajaran kecantikan dasar. Interaksi terhadap dua
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1302
model pembelajaran dan tingkat keberhasilan terhadap kompetensi siswa
mendiskripsikan hubungan antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa
sebagai faktor yang saling berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar.
Pengaruh CRBLM terhadap kompetensi ranah keterampilan siswa pada materi rias
wajah sehari-hari sangat bergantung pada motivasi belajar siswa. Pada penelitian ini
terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran CRBLM dengan motivasi belajar
terdapat perbedaan secara signifikan yaitu rata-rata skor kompetensi ranah keterampilan
bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan CRBLM adalah
sebesar 90.692, lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi ranah keterampilan siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan MPL yaitu sebesar 80.857.
Skor mean kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah yang menggunakan CRBLM adalah sebesar 81.235, lebih rendah dibandingkan
dengan kompetensi ranah keterampilan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
yang menggunakan MPL yaitu sebesar 85.375. Dengan F
hitung
sebesar 54.269 dan nilai
signifikansi 0.000 < 0.05.
Kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
yang menggunakan CRBLM, lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi ranah
keterampilan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang menggunakan MPL.
Sebaliknya, kompetensi ranah keterampilan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah yang menggunakan CRBLM, lebih rendah dibandingkan dengan kompetensi
ranah keterampilan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang menggunakan
MPL. Dari kedua kondisi di atas mengambarkan sebuah hubungan interaksi yang saling
mempengaruhi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap kompetensi
ranah keterampilan siswa.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vebriyanti Dwi
Anggraini, Amat Mukhadis (2013) tentang penelitiannya yang berjudul Problem Based
Learning, Motivasi Belajar, Kemampuan Awal, dan Hasil Belajar Siswa SMK. . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar yang signifikan antara
kelompok pembelajaran PBL dengan kelompok pembelajaran konvensional, antara
kelompok siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan rendah, dan antara kelompok siswa
yang berkemampuan awal tinggi dan rendah. Terdapat interaksi yang signifikan antara
model pembelajaran, motivasi belajar, dan kemampuan awal terhadap hasil belajar
pemograman C++. Selisih rata-rata hasil belajar paling tinggi terdapat pada kelompok
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1303
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan kemampuan awal tinggi pada
kelompok perlakuan PBL. PBL efektif apabila didukung dengan motivasi belajar atau
kemampuan awal yang tinggi. Namun apabila motivasi belajar dan kemampuan awal
rendah maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi dengan pemberian
perlakuan pembelajaran konvensional. Artinya, hasil belajar siswa tergantung dari model
pembelajaran, motivasi belajar, dan kemampuan awal siswa.
SIMPULAN
Terdapat perbedaan kompetensi ranah keterampilan antara siswa yang diajarkan
dengan menggunakan CRBLM yakni sebesar 85,96 dengan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan MPL yakni sebesar 83,11 pada mata pelajaran kecantikan dasar. Terdapat
perbedaan kompetensi ranah keterampilan antara siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi yaitu sebesar 85,77 dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yaitu sebesar
83,30 pada mata pelajaran kecantikan dasar. Terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kompetensi ranah keterampilan
dengan nilai F ranah keterampilan sebesar 54,269 pada mata pelajaran kecantikan dasar.
Implikasi penelitian Penerapan model pembelajaran CRBLM ditunjang dengan media
yang tepat akan memotivasi siswa dalam menerima materi sehingga dengan
meningkatnya motivasi akan berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada ranah
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisantoso, J. (2021). Pembelajaran Di Era Digital Kesiapan Teknologi Informasi
Perguruan Tinggi. Transformasi Pembelajaran Nasional 2021, 1.
Aditia, S. (2020). Inovasi Pembelajaran Berbasis Aplikasi Mobile Pada Masa Pandemi
Covid-19. Inovasi Pembelajaran Berbasis Aplikasi Mobile Pada Masa Pandemi
Covid-19, 2(2), 35.
Anugrahana, A. (2020). Hambatan , Solusi dan Harapan : Pembelajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. 282289.
Ayuningrum, L., Kusuma, A. P., & ... (2020). Eksperimentasi Pembelajaran E-Learning
melalui Google Classroom dan Pembelajaran Langsung pada Materi Segitiga
terhadap Hasil Belajar ditinjau dari …. Kusuma Negara II.
http://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/view/366
Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA
pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur’an):
Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 123140. https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57
Erni, E., & Farihah, F. (2021). Pengembangan Model pembelajaran DI Pada Mata Kuliah
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1304
Teknologi Menjahit Dalam Mendukung Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19.
Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 18(1), 121.
https://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v18i1.30397
Fauzi, M. (2020). Strategi Pembelajaran Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Al-Ibrah,
2(2), 120145.
Firdaus, F. (2020). IMPLEMENTASI DAN HAMBATAN PADA PEMBELAJARAN
DARING DI MASA PANDEMI COVID 19. Utile: Jurnal Kependidikan, 6(2).
https://doi.org/10.37150/jut.v6i2.1009
Handayani, L. (2020). Keuntungan , Kendala, dan Solusi Pembelajaran Online Selama
Pandemi Covid-19: Studi Ekploratif di SMPN 3 Bae Kudus. Sunu Utama, Vol.1(2).
Husna, A. (2021). Kendala yang Dihadapi Siswa dalam Pembelajaran Berbasis E-
Learning di Masa Pandemi. At-Tarbiyah Al-Mustamirrah: Jurnal Pendidikan
Islam, 2(2), 66. https://doi.org/10.31958/atjpi.v2i2.3718
Jumiatun, Samad, A., & Maruf. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
Melalui Pemberian Tugas Terstruktur Disertai Umpan Balik pada Model
Pembelajaran Langsung Peserta Didik Kelas VII A SMP Negeri 1 Bontonompo
Kabupaten Gowa. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 185196.
Khunaifi, A. Y., & Matlani, M. (2019). Analisis Kritis Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003. Jurnal Ilmiah Iqra’, 13(2).
https://doi.org/10.30984/jii.v13i2.972
kompas. (2014). Pemanfaatan Internet Sebagai Alternatif Sumber Belajar Dan Media
Pendidikan Jarak Jauh - KOMPASIANA.com. Kompasiana.
Mohammad Yazdi. (2012). E-learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
teknologi Informasi. Jurnal Ilmua Foristek, 2 (1)(1).
Ratu, D., Uswatun, A., & Pramudibyanto, H. (2020). Pendidikan Dalam Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), 4148.
https://sinestesia.pustaka.my.id/journal/article/view/44
Riza, M., & Masykur, A. (2015). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Siswa Dengan
Kedisiplinan Pada Siswa Kelas Viii Reguler Mtsn Nganjuk. Empati, 4(2), 146
152.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan:(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R
& D). In Bandung: Alfabeta.
Sujarwo. (2008). Motivasi Berprestasi Sebagai Salah satu Perhatian Dalam Memilih
Strategi pembelajaran.
Taiyeb, A. M., Bahri, A., & Razak, R. B. (2012). Analisis Motivasi Berprestasi Siswa
SMAN 8 Makassar Dalam Belajar Biologi. Jurnal Bionature, 13(2), 7782.
Tasha Dwilamiisa Putri, V. D. R. F. C. S. F. M. I. D. R. (2016). Pengaruh Pelatihan
Quantum Learning Untuk Mengatasi Learning Loss Siswa Pasca Pandemi Covid
19. PUSAKO : Jurnal Pengabdian Psikolog, Vol.x(01), 17.
Ulya, M. A. W. (2021). Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui
Microsoft Teams pada Masa Pandemi. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 6(1). https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2021.vol6(1).6741