AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1318
PEMANFAATAN PROSEDUR STIMULASI BAGI GURU BAHASA INDONESIA
Christanto Syam
1
, Yudhistira Oscar Olendo
2
, Zakarias Aria Widyatama Putra
3
1
Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura
2, 3
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura
1,2,3
Jl. Prof. H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak 78124
1
Email: [email protected]c.id
2
3
Email: zakarias.aria@fkip.untan.ac.id
ABSTRAK
Prosedur stimulasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu dimanfaatkan bagi guru bahasa
Indonesia tak terkecuali di SMA N 9 Pontianak. Prosedur ini diletakan dalam kegiatan apersepsi
dengan tujuan sebagai solusi bagi peserta didik untuk lebih fokus dan memiliki motivasi untuk
pembelajaran bahasa Indonesia. Alasan dimanfaatkannya prosedur stimulasi bagi guru karena
peserta didik memiliki sikap kekurangsiapan dalam menerima materi-materi bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, untuk membedah alur pemanfaatan prosedur stimulasi bagi guru bahasa Indonesia
digunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dan sumber data adalah guru bahasa Indonesia
dengan teknik pengambilan data observasi dan wawancara. Data yang didapat kemudian di analisis
dengan direduksi penjelasan data, dan penyimpulan. Berdasarkan telaah dari skema penelitian
diungkap bahwa guru bahasa Indonesia siap memanfaatkan prosedur stimulasi dengan harapan
pembelajaran bahasa Indonesia dapat berjalan dengan efektif serta sebagai solusi akan kegiatan
pembuka dalam pembelajaran.
Kata Kunci: pemanfaatan, prosedur stimulasi, guru bahasa Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
Stimulation procedures in Indonesian language learning need to be utilized by Indonesian
language teachers, including at SMA N 9 Pontianak. This procedure is placed in apperception
activities with the aim of being a solution for students to be more focused and have motivation for
Indonesian language learning. The reason for utilizing stimulation procedures for teachers is
because students have a lack of preparedness in receiving Indonesian language materials.
Therefore, to dissect the flow of utilization of stimulation procedures for Indonesian language
teachers, descriptive qualitative methods are used. Subjects and data sources are Indonesian
language teachers with observation and interview data collection techniques. The data obtained is
then analyzed by reducing data explanation, and conclusion. Based on review of the research
scheme, it is revealed that Indonesian language teachers are ready to utilize stimulation
procedures in the hope that Indonesian language learning can run effectively.
Keyword: utilization; stimulation procedures; Indonesian language teachers.
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran dengan basis teks. Dapat
diartikan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dalam budaya membaca
maupun menulis (Wardianto, 2023). Dalam kurikulum 2013 atau dengan istilah kurtilas,
pembelajaran teks diartikan sebagai menelaah dan mengkaji teks berdasar struktur yang
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1319
berkaitan dengan kaidah kebahasaan dan cara berpikir (Dewantara et al., 2019, p. 276;
Isodarus, 2017, p. 1; Saragih, 2016, p. 2). Sementara itu, beberapa dekade terakhir terdapat
perubahan kurikulum yang semula dari kurtilas (K13) diubah menjadi kurikulum merdeka
belajar. Lantas apakah materi pembelajaran berbasis teks masih digunakan dalam
kurikulum merdeka belajar? Bila dikaitkan terdapat beberapa referensi yang menunjukkan
adanya penggunaan pembelajaran berbasis teks ini dalam kurikulum merdeka belajar. Bila
dikaitkan dengan fleksibelitas kurikulum merdeka belajar, pembelajaran bahasa Indonesia
dengan menerapkan teks dibutuhkan goal dari peserta didik SMA; yaitu mampu
berkomunikasi dan bernala sesuar tujuan yaitu dalam konteks sosial akademis, dan dunia
kerja (Agus, 2022). Artinya peserta didik diharapkan memahami, mengolah, memberikan
interpretasi, dan mengevaluasi (aspek kognitif) berbagai tipe teks sesuai topik yang
beragam. Hal lain juga disebutkan dalam materi mata pelajaran peserta didik di SMK
Negeri 1 Sukasada (Himawan, 2022; Widiastini et al., 2023, p. 22) tingkat pemahaman
akan materi yang kurang sehingga, kurangnya kontrol dari guru untuk memberikan materi
esensial (teks) kepada peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks menjadi teramat penting karena sebagai jembatan dan pemahan mendalam
akan suatu konteks yang kaitannya dengan bahasa (Sofia Agustina, 2017, p. 84). Secara
kontekstual pembelajaran berbasis teks dalam penelitian ini mengerucut pada pembelajaran
mengamati teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang mana dilakukan dalam proses
pembelajaran dan dilaksanakan dengan pendekatan saintifik.
Selain berkaitan tentang materi, terdapat alur atau sistmatika proses kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri atas pembuka, inti, dan penutup. Menjadi
poin penting dalam penelitian bahwasanya prosedur stimulus dapat diterapkan dalam
kegiatan pembuka khususnya dalam apesepsi. Iklim apersepi dalam kegiatan pembuka
pembelajaran menjadi titik penting yaitu dengan harapan menciptakan nuansa atau iklim
pembelajaran dan mengarahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal lain yang
dapat dilakukan dalam apersepsi adalah seperti melalui media youtube dapat memberikan
prolog pembuka, peninjauan kembali pembelajaran, membandingkan dengan materi
sebelumnya, dan penjelasannya (Nurmasyitha & Hajrah, 2021). Selain itu, apersepsi juga
dapat dilakukan dengan model fun story sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik (Yupidus et al., 2022). Sekali lagi, apersepsi menjadi modal dan langkah awal
yang menentukan seorang pendidik untuk memasuki kegiatan inti dalam pembelajaran.
Kembali lagi, pada prosedur stimulus bahwa dengan memanfaatkan prosedur ini
diharapkan dapat memberikan kejelasan arah pengamatan pada peserta didik dalam
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1320
mengamati teks dan dapat pula menciptakan kondisi munculnya semangat, gairah, atau
motiasi membaca teks, karena teks tidak sekedar disodorkan begitu saja tanpa adanya
upaya dari guru untuk menciptkan iklim pembelajaran tertentu sebelum teks itu dibaca.
Kegiatan apersepsi dalam penelitian ini ditujukan pada peran guru sebagai fasilitator
pertama sebelum memasuki kegiatan ini yang mana dilakukan tahapan pengamatan
terhadap teks dan membiasakan peserta didik memperhatikan dengan teliti yang penting
dari teks yang diamati.
Prosedur stimulasi sendiri diartikan sebagai pemberian rangsangan kepada peserta
didik dengan cara dikondisikan dalam suatu peristiwa tertentu yang dapat memunculkan
rasa keingintahuan pada peserta didik sebelum menuju pada tahapan kegiatan inti
pembelajaran. Secara hakekat, prosedur stimulasi lebih dikembangkan dan dipergunakan
untuk anak-anak usia dini terkait dengan motorik halus, pengembangan kecerdasan, dan
pengembangan aspek kognitif (Aisyah et al., 2019; Pratiwi, 2019; Rosalina et al., 2021).
Namun kehadiran teks dalam bahasa Indonesia sendiri juga memberikan stimulasi sendiri
pada kajian-kajian soal penialaian (Rimbun & Nesi, 2021). Secara ilmu psikologi oleh
(Syah, 1996) bahwa stimulasi ini dapat digunakan dengan pemahaman prosesudr
introduksi, prosedur focusing, prosedur bertanya, dan prosedur anjuran membaca. Rujukan
dan literasi lain mengenai prosedur stimulasi dalam kebaharuan belum banyak
ditampilkan. Ranah prosedur stimulasi dalam penelitian ini adalah dengan memberikan
gambaran tentang tahap stimulasi dari peserta didik yang dihadapkan pada gambaran
umum yang menimbulkan keingintahuannya, kemudian sehunungan dengan rasa ingin
tahunya itu prosedur selanjutnya adalah guru tidak memberikan generalisasi terhadap
sesuatu yang diamati agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Oleh karena itu, menjadi ketertarikan akan penelitian ini bahwa melalui pemanfaatan
prosedur stimulus di kegiatan pembuka pembelajaran dapat memberikan motivasi
tersendiri dalam memahami teks. Tentunya pembelajaran yang berhasil apabila adanya
proses interaktif antara guru dengan peserta didik sehingga, luaran atau capaian
pembelajaran dapat dituangkan sesuai dengan target. Berdasarkan kesenjangan akan
penelitian ini yang mana menjadi peran guru dalam aeperepsi/ kegiatan pembuka
pembelajaran khususnya bahasa Indonesia untuk memberikan kemenarikan materi awal
(stimulus) sehingga peserta didik lebih termotivasi bukannya bersikap apatis maupun
enggan untuk mengikuti pembelajaran, sehingga dapat dilakukan penelitian terhadap
pemanfaatan prosedur stimulus bagi guru bahasa Indonesia di SMA N 9 Pontianak dengan
berbasis teks. Menjadi tujuan penelitian ini adalah bahwa guru dapat
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1321
mengimplementasikan pemanfaatan prosedur stimulasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia yang berkaitan dengan teks.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berusaha untuk mengungkap pemanfaatan prosedur stimulus pada
pembelajaran bahasa Indonesia oleh guru bahasa Indonesia di SMA N 9 Pontianak.
Adapun cara atau strategi untuk mengungkap hal tersebut digunakan metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun secara strategi maupun pengelolaan
dikenal pula dengan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif menekankan pada identifikasi
dan pengartian mendalam terhadap sebuah fenomena sosial untuk kemudian digeneralkan
secara penjelasan (Rusandi & Muhammad Rusli, 2021, p. 2). Kesesuaian fenomena
mengenai prosedur stimulus yang dimanfaatkan sebagai kegiatan pembuka dalam
pembelajaran bahasa Indonesia perlu diungkap secara mendalam. Identifikasi fenomena
sosial diakaitkan pula oleh aktivitas manusia (guru) terhadap perlakuannya pada peserta
didik. Bidang bahasa Indonesia juga lebih didekatkan pada bidang humaniora sehingga
tidak menggunakan makna kuantitas tetapi lebih pada kualitasnya; hal itu diadaptasi oleh
artikel (Subandi, 2011). Selain itu, kualitatif juga memiliki kecenderungan untuk
dipaparkan secara deskriptif (Fadli, 2021).
Sumber data yang sekaligus menjadi subjek penelitian ini adalah guru bahasa
Indonesia di SMA N 9 Pontianak dengan mengambil pokok materi pembelajaran bahasa
Indonesia mengamati teks. Pengambilan data di lapangan menggunakan teknik observasi
langsung dan wawancara partisipan. Kegiatan observasi untuk melihat dan mengamati
proses kegiatan pembuka pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia.
Selanjutnya dari hasil pengamatan dilakukan analisis terhadap hasil wawancara dengan
guru bahasa Indonesia mengenai prosedur stimulus dalam kegiatan pembuka pembelajaran.
Sebagai instrumen penelitian dalam deskriptif kualitatif, peneliti menggunakan gadget dan
catatan lapangan untuk menuliskan jawaban informan dengan kisi-kisi masing-masing
prosedur stimulasi yang meliputi: 1) prosedur introduksi; 2) prosedur focusing; 3) prosedur
bertanya; dan 4) prosedur anjuran membaca.
Bagian akhir dalam strategi penelitian deksriptif kualitatif adalah dengan
menganalisis data yaitu data direduksi dari hasil catatan lapangan wawancara maupun
rekaman dari gadget. Pemilihan topik sesuai prosedur stimulasi dan pernyataan bagaimana
kegiatan membuka pembelajaran selanjutnya disajikan dalam data berdasarkan
klasifikasinya. Selanjutnya data jawaban informan disatukan dengan konsep prosedur
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1322
stimulasi untuk dilakukan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Pengamatan saat
verifikasi tidak hanya dilakukan sekali melainkan dilakukan berulang kali hingga temuan
akan pemanfaatan prosedur stimulasi bagi guru bahasa Indonesia menjadi sahih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemanfaatan prosesdur stimulasi bagi guru bahasa Indonesia SMA N 9 Pontianak
dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan membaca teks adalah melalui langkah-
langkah. Adapun langkah-langkah tersebut dilakukan secara sistematis dalam kegiatan
pembuka khususnya apersepsi dengan mengadaptasi prosesdur stimulasi berupa introduksi,
focusing, bertanya, dan anjuran membaca. Peran guru disini (apersepsi) tentunya
memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan berbagai tindakan agar peserta didik
memiliki kesiapan dan memberikan instruksi bahwa membaca teks itu tidak terpotong-
potong; agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran (Nidawati, 2020).
Prosedur stimulasi dapat dijelaskan secara komprehensif:
1. Tahap Pemanfaatan Prosedur Intorduksi
Guru dapat memanfaatkan prosedur introduksi dengan upayanya: a) mengambil
posisi tertentu di depan kelas; b) menyapa keadaan peserta didik; c) menanyakan dan
mengondisikan kesiapan peserta didik untuk belajar; d) menyampaikan langkah-langkah
atau tahapan kegiatan pembelajaran (mengamati teks) yang akan dilaksanakan; e)
menuebutkan jenis teks yang diamati; dan f) menyampaikan batas waktu yang digunakan
dalam mengamati teks. Langkah-langkah prosedur introduksi dalam stimulasi telah
dilakukan dan dilaksanakan oleh guru secara bertahap. Langkah awal guru memulai
aktivitas dengan mengambil posisi berada di depan peserta didik dengan jarak yang tidak
terlalu jauh dengan tujuan peserta didik dapat berfokus pada hal yang disampaikan oleh
guru. Selanjutnya, guru menyapa peserta didik dengan salam serta mengondisikan kesiapan
peserta didik secara fisik maupun psikis dengan menanyakan kegiatan peserta didik
sebelum mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun jenis teks yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran adalah teks ceramah dan di langkah terakhir guru
melakukuan prosedur introduksi yakni untuk menyampaikan batas waktu bagi peserta
didik untuk membaca teks ceramah.
2. Tahap Pemanfaatan Prosedur Focusing
Prosedur focusing dalam stimulasi dilakukan dengan tahapan: a) memberikan
instruksi kepada peserta didik untuk fokus pada aspek yang akan diamati dalam teks; b)
menyatakan bahwa teks memiliki struktur; dan c) menyebutkan bahwa teks memiliki ciri-
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1323
ciri kebahasaan. Pemanfaatan prosedur focusing telah berhasil dilaksanakan dan dilakukan
oleh guru dibuktikan dengan tahapan tersebut telah dilakukan dengan baik. Tahapan
pertama guru memberikan instruksi kepada peserta didik agar saat membaca teks dapat
secara terpusat, terkonsentrasi, dan berfokus pada isi teks, struktur, dan ciri-ciri kebahasaan
teks. Guru juga melihat antusias dan kesiapan dalam membaca teks tersebut dengan
melihat tatapan atau pandangan dari peserta didik. Penjelasan yang diterapkan dalam
prosedur focusing ini menciptakan suasan atau iklim belajar tertentu yakni, peserta didik
mempersiapkan diri untuk fokus dan terkonsentrasi pada aspek isi, struktur dan ciri-ciri
kebahasaan teks. Aktivitas peserta didik dalam focusing selain memandang guru adalah
dengan respon anggukan kepala yaitu sebagai penanda bahwa peserta didik telah
memahami isi, struktur, maupun ciri-ciri kebahasaan pada teks. Sebagai acuan akan tingkat
fokus peserta didik, guru dapat melakukannya dalam tahapan prosedur stimulasi pada
aktivitas bertanya.
3. Tahapan Pemanfaatan Prosedur Bertanya
Selanjutnya, adalah pemanfaatan prosedur bertanya yang dilakukan oleh guru dalam
prosedur stimulasi yaitu: a) memberikan pertanyaan untuk menuntun peserta didik agar
mengarahkan pengamatan (fokus) pada aspek tertentu di dalam teks; b) menanyakan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan komponen struktur teks yang diamati; dan c)
menanyakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ciri-ciri kebahasaan teks yang
diamati. Pada tahapan prosedur bertanya tampak guru menerapakan dan telah
melaksanakan tahapannya. Bagian tahapan pertama, guru awalnya meminta peserta didik
menginstruksikan bahwa setelah melaksanakan tahap membaca teks nantinya agar dapat
dalam benak masing-masing mengenai apa isi teks tersbut?, terletak di bagian uraian
mana saja teks yang menunjukkan struktur teks?, dan apa saja ciri-ciri kebahasaan yang
terdapat di dalam teks?. Anjuran guru ini menurut hemat peneliti sudah dilakukan dengan
baik yang dibuktikan bahwa telaj tersamaikan kepada peserta didik sebelum dibacakan
teks. Artinya guru memberikan semacam rambu-rambu baca kepada peserta didik agar
porses pembacaan teks oleh peserta didik dapat berlangsung secara efektif. Tampak peserta
didik menyiapkan diri dalam membuat pertanyaan yang berfokus pada informasi yang
dicari dalam teks. Langkah-langkah prosedur bagian kedua dan ketiga secara tersirat telah
dilakukan peserta didik yang mana berbagai macam pertanyaan mengenai kisi-kisi akan isi,
struktur, dan ciri-ciri kebahasaan dalam teks sudah dilaksanakan.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1324
4. Tahapan Pemanfaatan Prosedur Anjuran Membaca
Prosedur anjuran membaca juga telah dilaksanakan oleh guru dengan baik. Hal itu
dibuktikan bahwa guru telah mengikuti prosedur anjuran membaca untuk peserta didik
sebagai berikut: a) meminta peserta didik untuk memulai membaca teks; b) anjuran
memfokuskan diri pada informasi khusus yang dicari dalam bacaan melaui teknik baca
lompat (skipping), baca layap/ sekilas (skimming), dan baca tatap (scanning); memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membaca teks yang sama jenisnya dari sumber
lain. Pada tahapan ini, guru selanjutnya meminta peserta didik untuk mulai membaca. Guru
menegaskan lagi hal-hal yang sudah disampaikan pada tahapan sebelumnya, misalnya agar
peserta didik fokus pada informasi yang benar diperlukan untuk ditemukan di dalam teks.
Guru tidak memberikan anjuran untuk menerapkan teknik baca cepat yang efektif ketika
membaca teks. Guru tidak menganjurkan peserta didik untuk membaca juga secara baca
sekilas atau baca tatap untuk menemukan informasi secara cepat dan efektif. Akan
tetapi, semua tahapan prosedur anjuran untuk membaca sudah diterapkan oleh guru dengan
urutan yang benar.
Berdasarkan beberapa tahapan dalam prosedur stimulasi, didapatkan garis besar
aspek-aspek yang memuat dari prosedur stimulasi tersebut. Adapun secara garis besar
keberhasilan pemanfaatan tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Keberhasilan Pemanfaatan Prosedur Stimulus Bagi Guru Bahasa Indonesia
di SMA N 9 Pontianak
Prosedur Stimulasi
Hasil Pemanfaatan
Prosedur Introduksi
Tahapan prosedur introduksi telah diterapkan secara
berurutan. Penerapan teknik introduksi secara berurutan
dengan melalui tahapan sebagaimana mestinya seperti
itu berdapampak positif terhadap kesiapan membaca teks
bagi peserta didik
Prosedur Focusing
Prosedur focusing diterapkan secara berurutan atau
bertahap sebagaimana mestinya. Penerapan teknik
focusing secara sistematis berdampak positif tehradap
tingkat fokus membaca teks bagi peserta didik
Prosedur Bertanya
Teknik bertanya juga telah diterapkan dan dimanfaatkan
secara berurutan serta bertahap oleh guru. Tahap
bertanya ini dilaksanakan oleh guru dengan baik, dan
memberikan orientasi dan persepsi terhadap isi, struktur,
dan ciri kebahasaan dari teks.
Prosedur Anjuran
Membaca
Teknik prosedur anjuran membaca dari beberapa
tahapannya telah diterapkan dan dimanfaatkan secara
optimal oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil
peserta didik terkondisikan untuk siap membaca teks
dengan baik dan benar.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1325
Hasil pemanfaatan tersebut beradasarkan pengamatan secara langsung saat melihat
guru mempraktikan secara langsung pada dinamikan pembelajaran bahasa Indonesia.
Selain itu, tanggapan guru setelah melakukan prosedur stimulasi terhadap peserta didik
juga menghadirkan strategi maupun cara dalam kegiatan pembuka pembelajaran.
Pembahasan terkait hasil pemanfaatan prosedur stimulasi bagi guru bahasa Indonesia
SMA N 9 Pontianak pada pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ini artinya dapat
digunakan dan dimanfaatkan agar pembelajaran memahami teks berjalan secara efektif.
Rujukan dan literasi lain akan penelitian ini terbahas dalam (Sandy et al., 2023) bahwa
dalam skema kegiatan pembuka/ pendahuluan pembelajaran disebutkan bahwa dengan
mengucap salam serta menyapa peserta didik, guru melakukan presensi (pengondisian)
peserta didik, melaksanakan aktivitas yang memberikan spirit belajar bagi peserta didik,
serta mengajukan beragam pertanyaan terkait materi pembelajaran. Selain itu, proses
introduksi, focusing, bertanya, dan anjuran membaca dalam prosedur stimulasi juga dapat
diadaptasikan dari sintak proyek pada menulis teks deskripsi (Afriani et al., 2023).
Sementara itu, aktivitas pemahaman peserta didik akan teks juga disesuaikan oleh artikel
(Trikandi et al., 2022). Oleh karena itu, menjadi langkah penting dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran bahwa kegiatan pembukan maupun apersepsi dapat dimaksimalkan dan
dioptimalkan (Karimatus Saidah et al., 2021; Mulyanta, 2021; Priscasari, 2020).
SIMPULAN
Pemanfaatan prosedur stimulasi bagi guru bahasa Indonesia di SMA N 1 Pontianak
terkait berbasis teks pada materi mengamati teks telah dan sesuai dengan pelaksanaanya.
Guru dapat melaksanakan prosedur stimulasi yang berupa introduksi, focusing, bertanya,
dan anjuran membaca. Interaksi yang didapatkan saat pembelajan antara guru dan peserta
didik berjalan sesuai tahapan dan rencana. Peserta didik dapat secara fokus dan
meningkatkan konsentrasi dalam kesiapan membaca dan memahami teks. Berdasarkan
hasil pengamatan dan wawancara dengan guru juga menyatakan akan mengimplentasikan
prosedur stimulasi ini dalam kegiatan pembuka dan disesuaikan dengan materi
pembelajaran. Diterapkannya prosedur stimulasi oleh guru sebagai pemanfaatan juga
berdampak pada efektivitas dan efisiensi membaca teks oleh peserta didik. Peserta didik
juga memperoleh bimbingan, arahan, atau tuntunan dari guru sehingga pesert didik lebih
termotivasi dan meraa dibantu oleh guru dalam melakukan ativitas membaca teks.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1326
SARAN
Pada saat menerapkan prosedur stimulasi yang digunakan sebelum proses mengamati
atau membaca teks oleh peserta didik, guru diharapkan menerapkan prosedur stimulasi
tersebut secara bertahap. Pada prinsipnya prosedur stimulasi berdampak pada efektivitas
dan efisiensi proses pembacaan teks oleh peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia
yang kreatif dan inovatif sangat diharapkan dilaksanakan oleh guru. Bagi peneliti
selanjutnya agar dapat mengimplementasikan prosedur stimulasi untuk berbagai macam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan bidang keahliannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, M. A., Harjono, H. S., & Rustam, R. (2023). Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek pada Materi Menulis Teks Deskripsi. Jurnal Basicedu, 7(1).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i1.4235
Agus. (2022). Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Merdeka.
Jawa Pos.
Aisyah, E., Iriyanto, T., Astuti, W., & Yafie, E. (2019). PENGEMBANGAN ALAT
PERMAINAN RITATOON TENTANG BINATANG PELIHARAAN SEBAGAI
MEDIA STIMULASI KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI. Jurnal
Kajian Teknologi Pendidikan. https://doi.org/10.17977/um038v2i32019p174
Dewantara, A. A. N. B. J., Sutama, I. M., & Wisudariani, N. M. R. (2019). Pembelajaran
Bahasa Indonesia Berbasis Teks Di Sma Negeri 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha, 9(2), 275286.
https://doi.org/10.23887/jjpbs.v9i2.20462
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33
54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Himawan, R. (2022). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BERBASIS TEKS DI SMPN 1 BAMBANGLIPURO BANTUL. Jurnal Penelitian
Kebijakan Pendidikan, 15(1). https://doi.org/10.24832/jpkp.v15i1.589
Isodarus, P. B. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Jurnal Ilmiah
Kebduayaan SINTESIS, 11(1), 111.
Karimatus Saidah, Nurita Primasatya, Bagus Amirul Mukmin, & Susi Damayanti. (2021).
Sosialisasi Peran Apersepsi Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Anak Di Sanggar
Genius Yayasan Yatim Mandiri Cabang Kediri. Dedikasi Nusantara: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Pendidikan Dasar, 1(1), 1016.
https://doi.org/10.29407/dedikasi.v1i1.16065
Mulyanta. (2021). Apersepsi Dalam Kegiatan Pembelajaran. Balai Telkomdik.
Nidawati. (2020). Penerapan Peran Dan Fungsi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran.
Pionir Jurnal Pendidikan, 9.
Nurmasyitha, N., & Hajrah, H. (2021). APERSEPSI GURU DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI YOUTUBE. INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa
Dan Sastra Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.26858/indonesia.v2i1.19306
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
1327
Pratiwi, P. (2019). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan
Menggambar Anak Kelompok A di TKN Pekunden 1. Briliant: Jurnal Riset Dan
Konseptual, 4(4). https://doi.org/10.28926/briliant.v4i4.410
Priscasari, A. M. (2020). Pengembangan Variasi Apersepsi Tindak Tutur Menafsirkan
Instruksi, Tanda, dan Rambu Untuk Pembelajaran Bahasa Prancis Kelas X.
Universitas Negeri Semarang.
Rimbun, Y. M., & Nesi, A. (2021). Argumen Toulmin Sebagai Acuan Dasar Untuk
Mengevaluasi Konstruksi Argumen Teks Dalam Instrumen Tes Bahasa Indonesia 1.
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education, 1(1).
Rosalina, P. P., Ujianti, P. R., & Paramita, M. V. A. (2021). Pengembangan Media
Pembelajaran Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal
Anak. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 4(2).
https://doi.org/10.23887/jp2.v4i2.34248
Rusandi, & Muhammad Rusli. (2021). Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif
dan Studi Kasus. Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 2(1), 4860.
https://doi.org/10.55623/au.v2i1.18
Sandy, A. M., Purwadi, A. J., & Arono. (2023). PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA FANTASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTA
BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 6(3). https://doi.org/10.33369/jik.v6i3.23073
Saragih, A. (2016). Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks Dalam Kurikulum 2013. Medan
Makna, 14(2), 197214.
Sofia Agustina, E. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi
Kurikulum 2013. Aksara Jurnal Bahasa Dan Sastra, 18(1), 8499.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara
Subandi. (2011). Qualitative Description as one Method in Performing Arts Study.
Harmonia, 11(2), 173179.
Syah, M. (1996). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya.
Trikandi, S., Wibowo, I. S., & Priyanto, P. (2022). PEMBELAJARAN TEKS DESKRIPSI
BERBASIS PENDEKATAN MIKiR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI
MUARO JAMBI. Jurnal Bindo Sastra, 6(1). https://doi.org/10.32502/jbs.v6i1.4198
Wardianto, B. S. (2023). Mewujudkan Merdeka Belajar dengan Pembelajaran Menulis
Cerpen melalui Pendekatan Prosesitle. Badan Pengembangan Dan Pembinaan
Bahasa.
Widiastini, N. K., Sutama, I. M., & Sudiana, I. N. (2023). Penerapan Merdeka Belajar
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia, 12(1), 1323.
Yupidus, Y., Efendi, A. K., & S, A. P. (2022). Pengaruh Apersepsi Fun Story Terhadap
Motivasi Belajar Siswa. ANTHOR: Education and Learning Journal, 2(1).
https://doi.org/10.31004/anthor.v2i1.81