Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
318
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural
dalam bingkai kebhinnekaan di Desa Telagah
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
Adinda Putri Aulia
a,1
, Chairunnisa Lubis
b,2
, Mhd Fadliq Ananta
c,3
, Zakiyah Khairani Pasaribu
d,4
, Fauzi
Arif Lubis
e,5
a, b, c, d, e
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
1
adindaputri1999[email protected];
2
cchairunnisalubi[email protected];
3
starmacbeth205@gmail.com;
4
zakiyahkhairani02@gmail.com;
5
fauziariflubis@uinsu.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 12 Agustus 2023
Direvisi: 23 September 2023
Disetujui: 27 November 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Moderasi beragama sebagai sikap tengah dalam beragama, memegang
peranan krusial dalam membangun harmoni antar umat beragama. Artikel
ini membahas signifikansi moderasi beragama dalam konteks Indonesia,
terutama menghadapi tantangan terorisme, ekstremisme, dan intoleransi.
Konsep moderasi beragama terkait erat dengan Bhineka Tunggal Ika,
prinsip keberagaman yang menjadi landasan bangsa Indonesia. Metode
penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk memahami pandangan
masyarakat terhadap moderasi beragama. Teknik pengumpulan data
melibatkan wawancara, observasi, dan studi kasus. Data dianalisis
menggunakan teknik analisis kualitatif seperti analisis tematik, analisis
naratif, dan analisis grounded theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pandangan masyarakat Desa Telagah terhadap moderasi beragama
cenderung positif. Implementasi moderasi beragama dalam kehidupan
sehari-hari, terutama melalui kepemimpinan desa dan pendekatan
pendidikan, memberikan kontribusi positif terhadap terciptanya
kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
menjadi salah satu metode efektif untuk mengimplementasikan nilai
moderasi beragama di tingkat lokal dan berpotensi menjadi model bagi
daerah lain.
Kata Kunci:
Moderasi beragama
Harmoni umat beragama
Bhineka Tunggal Ika
ABSTRACT
Keywords:
Religious moderation
Harmony among religious
communities
Bhineka Tunggal Ika
Religious moderation as a middle-ground approach to practicing one's faith,
plays a crucial role in fostering harmony among religious communities. This
article explores the significance of religious moderation in the context of
Indonesia, particularly in addressing challenges such as terrorism, extremism,
and intolerance. The concept of religious moderation is closely related to
Bhineka Tunggal Ika, the principle of diversity that serves as the foundation of
the Indonesian nation. Qualitative descriptive research methodology is
employed to understand the community's perspectives on religious
moderation. Data collection techniques involve interviews, observations, and
case studies. Data is analyzed using qualitative analysis techniques such as
thematic analysis, narrative analysis, and grounded theory. The research
findings indicate that the residents of Telagah Village generally hold a positive
view of religious moderation. The implementation of religious moderation in
daily life, particularly through village leadership and educational approaches,
contributes positively to the promotion of harmony and tolerance among
religious communities. Real Work Lecture (Kuliah Kerja Nyata or KKN)
emerges as an effective method for implementing the values of religious
moderation at the local level and has the potential to serve as a model for
other regions.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
319
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
©2024, Adinda Putri Aulia, Chairunnisa Lubis, Mhd Fadliq Ananta Sitepu, Fauzi Arif Lubis
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Moderasi beragama adalah sikap tengah atau sikap moderat dalam beragama yang
mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan, dan menghindari ekstremisme atau
radikalisme (Anzaikhan, Idani, & Muliani, 2023). Moderasi beragama adalah suatu
pendekatan yang penting dalam membangun hubungan harmonis antar umat beragama.
Beberapa hal umum tentang pentingnya moderasi beragama diantaranya seperti mengurangi
konflik dan kekerasan, menghadirkan rasa damai di masyarakat, mengubah pandangan
menjadi lebih luas dan menyeluruh, dan masih banyak lagi.
Moderasi beragama membantu mengurangi konflik dan kekerasan yang sering kali timbul
akibat perbedaan agama. Dalam konteks Indonesia, upaya moderasi beragama sangat penting
mengingat rentetan tindakan terorisme, ekstremisme, dan intoleransi yang terjadi di negara ini
(Rohman, Kasman, & Mukhlis, 2021). Pendekatan ini dinilai penting untuk memperkuat
hubungan antar agama dapat membawa rasa damai di masyarakat.
Moderasi beragama dan Bhineka Tunggal Ika merupakan dua konsep yang saling terkait
dalam konteks keberagaman di Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan prinsip utama
yang dianut bangsa Indonesia, yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu” (Faiz, 2023).
Sedang moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu
mengambil posisi tengah, selalu bertindak adil, berimbang, dan tidak ekstrim dalam praktik
beragama. Moderasi beragama memiliki peran penting dalam memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta mewujudkan toleransi dan persatuan umat beragama (Faiz, 2023).
Komitmen kebangsaan dalam konteks moderasi beragama mencakup upaya untuk
menciptakan suasana yang kondusif bagi berbagai agama dan kepercayaan untuk berkembang
dan berdampingan secara damai (Faiz, 2023). Pendidikan kebangsaan yang inklusif menjadi
salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Dalam
konteks Bhineka Tunggal Ika, moderasi beragama tercermin dalam komitmen kebangsaan
yang menjunjung keberagaman, toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan
terhadap segala bentuk kekerasan atas nama agama, serta penerimaan dan akomodasi terhadap
kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat. Dengan membumikan moderasi
beragama, diharapkan keharmonisan dan kedamaian dapat terwujud di tengah keberagaman
agama di Indonesia. Dengan menghormati perbedaan agama dan bersatu dalam keberagaman,
Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera (Novrizaldi, 2023).
Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan toleransi beragama di
masyarakat. Berikut adalah beberapa peran pendidikan dalam meningkatkan toleransi
beragama:
1. Meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai toleransi beragama melalui kurikulum
pendidikan.
2. Mengajarkan tentang keberagaman dan menghargai perbedaan melalui pendidikan
multikultural.
3. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi beragama melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan intrakurikuler.
4. Membentuk karakter siswa yang toleran dan menghargai perbedaan melalui
pendidikan agama.
5. Meningkatkan pemahaman tentang agama lain melalui dialog antaragama dan
kegiatan interfaith.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
320
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Dalam pendidikan agama, peran pendidikan agama adalah untuk meningkatkan toleransi
dalam keberagamaan peserta didik dengan keyakinan agama sendiri, dan memberikan
kemungkinan keterbukaan untuk mempelajari dan mempermasalahkan agama lain sebatas
untuk menumbuhkan sikap toleransi. Pendidikan agama juga dapat membangun teologi
inklusif dan toleran, demi harmonisasi agama-agama yang menjadi kebutuhan masyarakat
agama (Worotikan, 2015).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Tujuan dari KKN adalah memberikan
pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari di
kampus, serta memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. KKN dapat dilaksanakan
secara online atau offline, tergantung pada kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. KKN
dapat dilaksanakan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan
pariwisata. KKN dapat dilaksanakan di berbagai lokasi, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. KKN dapat dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai program
studi, sehingga dapat terjadi kolaborasi antarprogram studi. KKN dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat setempat, seperti peningkatan keteraturan sosial, pemberdayaan masyarakat
lokal, dan peningkatan literasi TIK masyarakat (Triyawan, Nurul, Hijiriani, & Annisa, 2022)
dan (Arini & Mekarini, 2022).
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi
keagamaan Islam negeri yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Adapun penulis merupakan
peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN SU kelompok 84. Penyelenggaraan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara kelompok 84 ini terdiri 30 mahasiswa
untuk terjun secara langsung Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, wilayah tersebut di dominasi
masyarakat yang menganut agama non-muslim dengan jumlah umat muslim yang jumlahnya
lebih sedikit. Pertama, pada saat ini dalam memahami teks-teks keagamaan umat Islam tidak
akan bersikap ekstrim dan ketat, bahkan dalam hal yang melibatkan kekerasan. Kedua,
bersikap longgar dalam beragama dan tunduk pada perilaku merupakan kecenderungan yang
ekstrim, baik dari pemikiran yang berasal dari budaya juga peradaban lain. Dalam upayanya,
Al-Qur'an dan Hadits, serta karya-karya ulama klasik dijadikan sebagai landasan dan kerangka
pemikiran. terlepas dari konteks kesejarahan dengan memahaminya secara tekstual, seakan-
akan membuat mereka layaknya generasi yang terlambat lahir, karena hidup ditengah-tengah
masyarakat modern dengan cara berfikir generasi terlebih dahulu.
Berdasarkan dugaan dan kondisi di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang peningkatan moderasi beragama masyarakat plural dalam bingkai
kebhinnekaan di Desa Telagah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
2. Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Telagah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah
salah satu jenis metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
data yang bersifat deskriptif dan tidak terukur secara numerik. Metode ini digunakan untuk
memahami fenomena sosial secara mendalam dan kompleks, serta melihat bagaimana orang
mengalami dan memberikan makna terhadap fenomena tersebut. Metode ini bertujuan untuk
memahami fenomena yang sedang diteliti dari sudut pandang subjek penelitian, sehingga
peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena tersebut
(Chairunnissa, 2017). Metode penelitian kualitatif sering digunakan dalam penelitian di bidang
sosial dan humaniora, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan pendidikan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
321
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan studi kasus. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis kualitatif seperti analisis tematik, analisis naratif, dan
analisis grounded theory.
3. Hasil dan Pembahasan
Pandangan Masyarakat terhadap Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah sikap tengah atau sikap moderat dalam beragama yang
mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan, dan menghindari ekstremisme atau
radikalisme (Anzaikhan, Idani, & Muliani, 2023). Moderasi beragama juga dapat menjadi
solusi untuk mengatasi konflik yang terjadi akibat perbedaan agama, budaya, dan suku di
Indonesia (Wiguna & Andari, 2023). Berdasarkan pentingnya pemahaman akan moderasi
beragama, peneliti mencari informasi melalui informan dengan wawancara. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan tokoh masyarakat, beliau mengatakan bahwa:
“Pandangan saya terhadap moderasi beragama adalah sebuah toleransi yang harus
ditingkatkan agar semua umat beragama memahami keyakinanannya tanpa mencampur
baurkan dengan keyakinan orang lain, jadi ketika moderasi beragama itu efektif, maka
toleransi beragama itu pasti terjaga.
Wawancara di atas menjelaskan bahwa tokoh masyarakat dinilai memahami akan moderasi
beragama itu sendiri. Dengan sendirinya, mengungkapkan bahwa toleransi menjadi sesuatu yang
perlu dipertimbangkan. Hal ini bermula dari keyakinan terhadap agama masing-masing.
Sejalan dengan itu, melalui wawancara dengan warga, mengatakan bahwa:
“Moderasi beragama itu kesenjangan orang beragama, seharusnya dalam beragama
ini dibebaskan untuk memilih agama apa saja yang dia mau, tidak boleh ada paksaan
dalam moderasi beragama. Bahkan menurut abang untuk menganut suatu agama yang
di inginkan dia bebas memilih.”
Wawancara di atas menjelaskan bahwa setiap orang dapat menentukan dan memilih
agama atau kepercayaannya sendiri. Hal ini semestinya sesuatu yang disadari setiap orang,
agar moderasi beragam itu semakin terjaga.
Implementasi Moderasi Beragama di Desa Telagah
Menerapkan moderasi beragama, diharapkan terjadi perubahan mindset dan perilaku
masyarakat, dimana masyarakat akan lebih menghormati dan menghargai agama lain. Hal ini
dapat mengurangi berbagai fenomena intoleransi dan konflik agama yang terjadi di
masyarakat. Implementasi moderasi beragama juga dapat membantu masyarakat untuk
memahami bahwa perbedaan agama bukanlah suatu hal yang harus ditakuti atau dihindari,
tetapi justru dapat menjadi kekayaan bagi masyarakat yang pluralistik seperti Indonesia
(Husna, 2022).
Peneliti perlu untuk mencari tahu tentang implementasi moderasi beragam yang
diterapkan di Desa Telaga. Melalui wawancara dengan informan primer, mengungkapkan
bahwa:
“Implementasi moderasi beragama di Desa Telagah ini, sepertinya Desa Telagah itu
dalam hal moderasi beragama dan toleransi itu terdepan, karena apa? Karena dari
zaman dulu itu tidak ada konflik beragama, jadi kami sangat memahami keyakinanan
orang lain, dan orang lain juga memahami keyakinan kami.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dipahami bahwa secara umum masyarakat
Desa Telagah dinilai cukup memahami tentang keyakinan orang lain. Dampaknya, tidak
terjadi hal-hal yang mengganggu (konflik) antar umat beragama yang berada di Desa Telagah.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
322
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Hal ini juga dipertegas oleh masyarakat desa, melalui wawancara beliau mengatakan
bahwa:
“Kalau di desa ini yang saya nampak bebas orang dalam memilih agama, yang saya
pandang di desa ini toleransinya tinggi, kalau dulu nggak, masa tahun 2000 abang
tinggal disini sampe 2010 bahkan tidak ada saling menghargai bahkan sesama agama
itu pun tidak ada saling menghargai, contoh ketika takbiran agama Islam, agama
selain islam melempari. Contoh lain sesama muslim tidak menghargai agamanya
sendiri, tapi sekarang sudah tidak ada lagi seperti itu, mungkin akibat sekarang di
Desa Telagah ini sudah makin banyak orang yang mengerti tentang Islam dan ada
banyak anak-anak yang sekolah di pesantren merekalah yang menuntun, menjelaskan
dan menerangkan dan bahkan ada banyak anak KKN ini juga yang berdatangan, jadi
pemikiran warga disini juga mulai terbuka.”
Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa beberapa tahun belakangan kondisi sosial
masyarakat Desa Telagah dinilai aman atas ancaman toleransi beragama. Perilaku sosial
masyarakat sudah jauh lebih baik, dan saling menghargai kian tercipta. Informan beranggapan
bahwa ada banyak hal yang menjadi faktor pendukung terciptanya toleransi beragama,
diantaranya seperti banyak anak-anak desa yang mengikuti pendidikan Agama, terlebih lagi
bermunculan mahasiswa dengan program KKN dari perguruan tinggi yang bergabung dalam
mengembangkan desa. Hal ini menjadi bagian pendukung untuk meraih toleransi beragama di
Desa Telagah.
Melalui wawancara dengan informan primer, mengungkapkan bahwa:
“Sebenarnya moderasi beragama itu peran tokoh itu tidak ada, karena sama semua,
masing-masing punya tanggung jawab yang sama, semua level masyarakat harus
betul-betul memahami bahwa toleransi itu memang harus di jaga.”
Melalui wawancara di atas, tokoh masyarakat mengungkapkan bahwa peran tokoh
masyarakat memang cukup penting. Meski demikian, pemahaman masing-masing orang
adalah hal pokok untuk peningkatan moderasi beragam di suatu daerah. Masyarakat harus
memahami sepenuhnya bahwa toleransi adalah hal yang perlu dijaga, dengan tetap berpatokan
pada ajaran agama masing-masing. Saling menghargai antar umat beragama, adalah hal yang
sejatinya perlu dicapai untuk menciptakan toleransi beragama.
Permasalahan Toleransi Beragama di Desa Telagah
Gesekan atau konflik antar umat beragam tentu saja menjadi sesuatu hal yang
dihindarkan. Namun demikian, itu dapat saja terjadi dimanapun. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan tokoh masyarakat Desa Telagah, mengungkapkan bahwa:
“Sebenarnya sampai sekarang soal konflik agama disini belum pernah saya dengar,
dan belum ada disini, jadi tidak ada solusinya, jadi harapannya semoga disini jangan
sampai ada masalah/ konflik moderasi beragama.”
Melalui pengungkapannya, dapat dipahami bahwa Desa Telagah sejauh ini dinilai aman.
Tidak ada informasi tentang konflik moderasi beragama dalam beberapa tahun sebelumnya.
Namun, informan sekunder menjelaskan lebih mendetail. Melalui wawancara, beliau
mengatakan bahwa:
“Ada siswa abang sendiri didatangi oleh pihak agama Budha mereka di iming-imingi.
Contohnya, mereka disuruh masuk agama itu dan nanti anaknya disekolahkan sampai
tamat kuliah dan dicarikan kerja. Jadi disini menurut abang, ilmu agama kurang
ditambah. Tidak ada yang mengajari kalau menurut saya pribadi. Nggak bisa
disalahkan mereka, karena tidak ada yang mengerti dan menguatkan agamanya.
Kalau dulu ketika adzan subuh masjid dilempar, sesama Islam saling mengolok-
ngolok dan saling dendam. Tapi semakin berkembangnya zaman sudah tidak ada lagi
sepereti itu. Dan disini agama Islam masih kurang sekali.”
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
323
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Wawancara di atas menjelaskan bahwa pada masa sebelumnya, terkadang terdapat hal-hal
yang diluar dari moderasi beragama. Ada hal-hal yang bersifat konflik dan menjadi pengaruh
penting dalam kegiatan beragama di Desa Telagah. Meski demikian, nilai moderasi beragama
kini semakin kuat. Berdasarkan observasi dan studi dokumen yang dilakukan, belum
ditemukan adanya konflik yang menyebabkan perpecahan antar umat beragama di Desa
Telagah.
4. Kesimpulan
Pandangan masyarakat Desa Telagah tentang moderasi beragama tergolong baik. Warga
sekitar dinilai mengenal tentang moderasi beragama. Nilai-nilai toleransi menjadi sesuatu yang
diperhatikan, agar moderasi beragama dapat dijalankan dengan baik serta dapat terhindar dari
konflik atau gesekan antar umat beragama yang dapat merugikan masyarakat luas.
Implementasi moderasi beragama di Desa Telagah ini sudah terjalin dengan sangat baik.
Walaupun desa ini dominasi non muslim namun ada beberapa juga beragama Muslim. Namun
perbedaan agama tidak membedakan satu sama lain antara agama Islam dan non-Muslim,
Sebab kepala desa memegang teguh pada prinsip moderasi beragama. Dengan terciptanya
moderasi beragama akan tercipta kerukunan dan toleransi satu sama lain, maka dengan begitu
setiap umat beragama dapat menjalin hubungan dengan orang lain, menerima perbedaan-
perbedaan yang timbul antara Muslim dan non-muslim dan terjalin persaudaraan secara
tentram dan damai. Oleh sebab itu, moderasi beragama menjadi sangat penting
diimplementasikan dalam pemerintahan, karena dengan mengamalkan konsep moderasi
beragama dipemerintahan pada hakikatnya dapat membangun suatu kondisi yang harmonis
antar umat beragama, sehingga dengan kondisi tersebut kehidupan masyarakat akan tetap
terjalin secara damai dan tentram tanpa perselisihan antar agama.
5. Daftar Pustaka
Anzaikhan, M., Idani, F., & Muliani, M. (2023). Moderasi Beragama sebagai Pemersatu Bangsa
serta Perannya dalam Perguruan Tinggi. Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama.
Arini, N., & Mekarini, N. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan
Desa Wisata Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Wisata Munggu. BINA
CIPTA, 1 (2), 50-59.
Chairunnissa, C. (2017). Metode Penelitian Ilmiah Aplikasi dalam Pendidikan dan Sosial.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Faiz, M. F. (2023, 4 11). Moderasi Beragama: Pilar Kebangsaan dan Keberagaman. Dipetik 9
2023, 16, dari Kemenag RI: https://kemenag.go.id/kolom/moderasi-beragama-pilar-
kebangsaan-dan-keberagaman-MVUb9
Husna, H. (2022). Moderasi Beragama Perspektif Al-Quran sebagai Solusi terhadap Sikap
Intoleransi. Al-Mutsla , 4 (1), 41-53.
Novrizaldi. (2023, 7 12). Tanamkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Wujudkan Kerukunan
dalam Keberagamaan Indonesia. Dipetik 9 2023, 17, dari KEMENKO PMK:
https://www.kemenkopmk.go.id/tanamkan-pancasila-dan-bhinneka-tunggal-ika-wujudkan-
kerukunan-dalam-keberagamaan-indonesia
Rohman, R., Kasman, K., & Mukhlis, M. (2021). Sistem Dalian Na Tolu sebagai Pendekatan
Moderasi Beragama Umat Muslim-Kristen di Huta Padang Mandailing Natal. SANGKEP:
Jurnal Kajian Sosial Keagamaan , 4 (2), 165-184.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 318-324
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
324
Adinda Putri Aulia et.al (Peningkatan moderasi beragama masyarakat plural….)
Triyawan, A., Nurul, D., Hijiriani, R., & Annisa, B. (2022). Pendampingan Penyusunan Proposal
Program Kreatifitas Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Darussalam
Gontor. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4 (2).
Wiguna, I. B., & Andari, I. A. (2023). Moderasi Beragama Solusi Hidup Rukun di Indonesia.
Widya Sandhi Jurnal Kajian Agama Sosial dan Budaya , 14 (1), 40-54.
Worotikan, L. (2015). Peran Pendidikan Agama Dalam Pembentukan Budaya Toleransi Antara
Umat Beragama Di Politeknik Negeri Manado. Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang.