Menurut (Purwaningsih, E., Ulfah, M., Kuswanti, H., & Ramadhan, 2022)
perkembangan tekhnologi mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih
banyak tahu, sehingga pendidik dituntut menggunakan tekhnologi dalam pendidikan. Pada
penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan motion grafis video animasi 2D
sebagai alat pengenalan seni, budaya, dan kuliner khas di Provinsi Kalimantan Barat.
Dengan menggunakan media animasi, diharapkan informasi mengenai seni, budaya, dan
kuliner khas Kalimantan Barat dapat dihadirkan dengan cara yang menarik, mudah
dipahami, dan dapat menarik minat masyarakat untuk lebih mengenal dan melestarikan
kekayaan budaya daerah. Ide penelitian ini muncul dari kesadaran akan pentingnya
memperkenalkan dan melestarikan seni, budaya, dan kuliner khas di Provinsi Kalimantan
Barat. Namun, dalam menyampaikan informasi tersebut, diperlukan suatu pendekatan
yang menarik dan relevan dengan tren media saat ini. Animasi 2D dipilih karena
fleksibilitasnya dalam menggambarkan beragam budaya, tokoh, dan objek-objek yang ada
dalam seni dan kuliner Kalimantan Barat. Berbagai pertimbangan juga muncul dari
melihat potensi penggunaan media animasi dalam konteks ini. Media animasi dapat
menciptakan gambaran visual yang hidup dan dapat menunjukkan interaksi antara
berbagai aspek budaya Kalimantan Barat dengan cara yang menarik bagi pengguna.
Selain itu, animasi 2D juga memiliki keunggulan dalam kemudahan produksi, fleksibilitas
perubahan, dan biaya relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan media animasi 3D.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi motion grafis video animasi
2D untuk pengenalan seni, budaya, dan kuliner khas di Provinsi Kalimantan Barat
merupakan pendekatan yang efektif. Animasi 2D memiliki potensi untuk menyampaikan
informasi tentang kekayaan budaya daerah secara menarik dan mudah dipahami oleh
masyarakat. Dari hasil pengujian oleh ahli media, ditemukan bahwa animasi ini memang
sudah baik dan dapat digunakan, tetapi ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk
meningkatkan kualitasnya. Rekomendasi ahli media tersebut tentang penambahan teks
yang lebih spesifik dan penyesuaian backsound dengan budaya yang ditampilkan adalah
hal yang relevan. Dengan memperhatikan aspek ini, animasi dapat menjadi lebih
informatif dan menghadirkan keselarasan antara visual dan audio.
Pengujian oleh ahli materi/isi juga memberikan masukan yang berharga, terutama
terkait dengan kedalaman penggambaran budaya Kalimantan Barat dalam animasi.
Dengan membagi budaya menjadi beberapa jenis konten, animasi menjadi lebih fokus dan
mendalam dalam menggambarkan setiap aspek budaya. Hal ini dapat meningkatkan daya
tarik animasi bagi pengguna dan efektivitasnya dalam memperkenalkan budaya
Kalimantan Barat. Respon positif dari pengguna dalam uji coba respon pengguna juga
mengonfirmasi bahwa animasi ini berhasil dalam memperkenalkan seni, budaya, dan
kuliner khas di Provinsi Kalimantan Barat. Tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan
bahwa animasi ini relevan dan menarik bagi target audiensnya. Dengan hasil tersebut
berarti sinergi dengan penelitian sebelumnya telah meneliti penggunaan media animasi
untuk memperkenalkan kebudayaan lokal (Yasa, 2019) pada berbagai tingkatan, baik di
tingkat lokal maupun nasional. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan media animasi dapat meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat
terhadap kebudayaan daerah, terutama di kalangan generasi muda yang lebih responsif
terhadap media digital.
Berdasarkan hasil pengujian oleh ahli media, ahli materi/isi, dan respon pengguna,
dapat disimpulkan bahwa media animasi 2D yang diimplementasikan untuk pengenalan
seni, budaya, dan kuliner khas di Provinsi Kalimantan Barat efektif dan layak digunakan.
Pendekatan visual yang dihadirkan dalam bentuk animasi membantu meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap informasi budaya yang disajikan (Sunarya et al., 2015).