AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
978
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATEMATIKA
KELAS IV SD XYZ KOTA DEPOK
Lia Triani
1
dan Nancy Susianna
2
1, 2
Teknologi Pendidikan, Universitas Pelita Harapan
The Plaza Semanggi, Jl. Jend. Sudirman No.50, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930
1
2
ABSTRAK
Keterampilan numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi perlu dimiliki oleh siswa agar mampu
beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perbedaan antara keterampilan numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi
pada kelas yang menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan metode
ceramah. Penelitian ini menggunakan metode weak eksperiment dengan model static-group pretest
dan posttest design. Data penelitian diperoleh melalui rubrik dan soal tes yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Hasil analisis dan uji statistik menunjukkan nilai rata-rata rubrik keterampilan
numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
kelas kontrol. Nilai rata-rata rubrik keterampilan numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi
siswa berturut-turut pada kelas eksperimen, yaitu 83,77; 87,17; dan 90,75. Sedangkan nilai rata-rata
rubrik keterampilan numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi siswa berturut-turut pada kelas
kontrol, yaitu 64,71; 61,76; dan 77,57.
Kata kunci: Project based learning, metode ceramah, keterampilan numerasi, berpikir komputasi,
dan kolaborasi.
ABSTRACT
Numeracy skills, computational thinking, and collaboration need to be possessed by students to be
able to adapt to advances in science, technology, and information. This study aims to analyze the
differences between numeracy skills, computational thinking, and collaboration in classes that
implement project-based learning and classes that apply the lecture method. This study used a
weak experimental method with a static-group pretest and posttest design model. The research data
was obtained through rubrics and test questions that had been tested for validity and reliability.
The results of the analysis and statistical tests showed that the average value of the numeration
skills rubric, computational thinking, and collaboration of students in the experimental class was
greater than that of the control class. The average score of the rubric of students' numeracy skills,
computational thinking and collaboration in the experimental class was 83.77; 87.17; and 90.75.
While the average score of the numeration skills rubric, computational thinking and student
collaboration respectively in the control class, namely 64.71; 61.76; and 77.57.
Keywords: Project based learning, lecture method, numeracy skill, computational thinking, and
collaboration.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
PENDAHULUAN
Pada tahun 2006 UNESCO menempatkan keterampilan numerasi sebagai salah satu
indikator kemajuan suatu bangsa (Han et al., 2017,2). Berdasarkan hasil tes PISA, literasi
dan numerasi siswa Indonesia sangat rendah. Pada tahun 2021 Kemendikbud menetapkan
untuk melakukan asesmen kompetensi untuk semua sekolah, khsususnya literasi membaca
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
979
dan numerasi (Sani, 2021,2). Numerasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
kemampuan menerapkan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung dalam
kehidpuan sehari-hari dan kemampuan menafsirkan informasi kuantitatif yang berada di
sekitarnya. Numerasi juga merujuk pada pemahaman informasi yang dinyatakan secara
matematis, seperti tabel, grafik, dan bagan (Han et al., 2017,3). Selain keterampilan
numerasi, ketika menentukan suatu konsep matematika dalam menyelesaikan masalah,
siswa juga perlu memiliki keterampilan berpikir komputasi, sehingga penyelesaiaan
masalah yang dihadapi menjadi logis, berurutan, teratur dan mudah dipahami orang lain.
Menurut Wing (2014) berpikir komputasi merupakan proses berpikir dalam merumuskan
masalah dan mengungkapkan solusi sehingga manusia dapat bekerja secara efektif
(Beecher, 2017,8).
Saat menghadapi suatu masalah dalam kehidupan nyata, seringkali seorang individu
membutuhkan bantuan orang lain dalam menyelesaikannya, sehingga selain keterampilan
numerasi dan berpikir komputasi, keterampilan kolaborasi yang baik juga diperlukan.
Keterampilan kolaborasi merupakan upaya intelektual bersama siswa untuk
mengeksplorasi masalah dan membangun pemahaman dari masalah tersebut (Halimah &
Marwati, 2022,117). Dalam penelitian ini upaya dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan numerasi, berpikir komputasi dan kolaborasi siswa dalam pembelajaran
Matematika yaitu melalui penerapan model project based learning. Model project based
learning menggunakan masalah sebagai langkah pertama dalam mengumpulkan dan
menghubungkan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas
secara nyata (Halimah & Marwati, 2022,55). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, model pembelajaran project based learning dapat menjadi salah satu model
pembelajaran berdasarkan konstruktivisme yang bisa meningkatkan kemampuan
matematika siswa di tingkat SD (Lazić et al., 2021). Dalam lingkungan belajar berbasis
proyek, kolaborasi terjadi diantara semua anggota kelompok siswa (Halimah & Marwati,
2022,119).
Project based learning ini merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivisme.
Konstruktivisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang meyakini bahwa siswa
dapat belajar membangun pengetahuan dan pemahaman sendiri melalui pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan (Prof. Dr. Martini Jamaris, 2015,148). Oleh karena itu
melalui project based learning ini siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang relevan, kemudian mengeksplorasi dan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
980
mengevaluasi apakah pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut dapat diterapkan dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan hasil dokumen hasil belajar siswa, wawancara dengan guru matematika,
dan observasi secara langsung di kelas IV sekolah XYZ Depok, dapat ditarik kesimpulan
adanya tiga permasalahan yang ditemukan pada siswa. Permasalahan pertama yaitu
keterampilan numerasi siswa masih rendah. Siswa masih kesulitan dalam menentukan
konsep matematika yang digunakan seperti penjumlahan atau perkalian dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Masalah kedua yang ditemukan adalah siswa kesulitan
dalam menuliskan penyelesaian masalah secara berurutan, teratur dan tepat. Hal tersebut
berkaitan dengan keterampilan berpikir komputasi siswa yang rendah. Masalah ketiga
yaitu rendahnya kolaborasi siswa dalam hal memberikan ide saat diskusi kelompok. Hal
tersebut mengakibatkan diskusi menjadi lebih lama dan tugas kelompok tidak dikumpulkan
sesuai waktu yang ditentukan. Siswa juga masih perlu motivasi guru untuk menyelesaikan
permasalahan kelompok secara bersama-sama. Penyelesaian masalah cenderung dilakukan
oleh satu orang siswa yang dominan dalam kelompok.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara keterampilan numerasi,
berpikir komputasi, dan kolaborasi siswa pada kelas yang menerapkan project based
learning dengan kelas yang menerapkan metode ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif model pembelajaran
pada materi matematika yang dapat meningkatkan keterampilan numerasi, berpikir
komputasi, dan kolaborasi siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif melalui metode eksperimen.
Menurut Djaali (2020,4) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dirancang dengan
memberikan suatu tindakan, yang selanjutnya dilakukan uji efektivitas dari tindakan
tersebut melalui suatu rancangan percobaan, sehingga didapatkan informasi yang
diperlukan untuk masalah yang diselidiki. Jenis eksperimen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu poor/weak experimental design. Menurut Fraenkel dan Wallen
poor/weak experimental design merupakan metode penelitian eksperimen yang
perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan terhadap variabel penelitian
(Fraenkel et al., 2012,269). Desain static-group pretest and post-test dipilih peneliti
dengan tujuan untuk melihat perubahan yang terjadi sebelum dan setelah dilakukan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
981
perlakuan melalui skor pretest-posttest siswa. Desain penelitian dapat dilihat dalam tabel 1
berikut.
Tabel 1. Pola Rancangan Static-Group Pretest and Post-test Design
Kelompok A
O
1
X
1
O
2
Kelompok B
O
3
O
4
Keterangan:
Kelompok A: kelas eksperimen
Kelompok B: kelas kontrol
O
1
dan O
3
: Pretest
O
2
dan O
4
: Post-test
X: Model Project Based Learning
Penelitian dilakukan di sekolah XYZ di kota Depok, pada bulan Februari 2023
hingga Maret 2023. Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD dengan jumlah siswa
sebanyak 40 orang dengan komposisi 20 orang pada setiap kelompok kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD di sekolah XYZ
Depok berjumlah 60 siswa. Metode yang digunakan pada saat penentuan sampel dari
populasi yaitu menggunakan metode cluster sampling. Penentuan sampel pada penelitian
ini menggunakan teknik probability sampling. Menurut Sugiyono (2017,122) probability
sampling digunakan ketika semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel penelitian. Jenis probability sampling yang digunakan yaitu cluster sampling
dimana sampel diambil berdasarkan kelompok kelas IV yang ada di sekolah XYZ Depok.
Populasi siswa kelas IV yang berjumlah 60 siswa dikelompokkan menjadi tiga
cluster, yaitu kelas IV A, IV B dan IV C. Pembagian cluster ini disesuaikan dengan
pembagian kelas yang telah ditetapkan sekolah XYZ Depok pada awal semester tahun
ajaran 2022/2023 yang mengacu pada kriteria kesetaraan kemampuan kelas. Selanjutnya
dari ketiga kelas tersebut dilakukan pengundian untuk menentukan dua kelas yang akan
dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengundian dilakukan dengan
disaksikan oleh kepala sekolah XYZ Depok, yaitu ibu Yulia Pratiwi, M.Pd. Tahapan
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram 1 berikut.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
982
Diagram 1. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengambilan data yaitu berupa
rubrik dan tes tertulis. Rubrik digunakan pada saat observasi dan tes tertulis digunakan
untuk pretest-posttest. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini sudah melalui uji
validitas dan reliabilitas. Matriks rubrik disusun berupa pernyataan-pernyataan yang
mengacu pada teori dari variable yang diteliti, yaitu keterampilan numerasi, berpikir
komputasi dan kolaborasi. Pada tabel 2, 3 dan 4 dapat dilihat indikator dari setiap
instrumen rubrik penelitian.
1. Melakukan kajian pustaka
mengenai keterampilan numerasi,
berpikir komputasi, dan
ketermapilan kolaborasi serta model
project based learning
2. Melakukan observasi kegiatan pembelajaran
matematika dan wawancara dengan beberapa
guru mata pelajaran matematika dan guru mata
pelajaran lainnya mengenai keterampilan
numerasi, berpikir komputasi, dan ketermapilan
kolaborasi serta model project based learning
3. Merumuskan masalah dan merumuskan
tujuan penelitian, dan hipotesis
4. Merancang instrumen penelitian.
6. Pretest untuk mengukur keterampilan
numerasi, berpikir komputasi, dan
ketermapilan kolaborasi pada kelas
eksperimen
6. Pretest untuk mengukur keterampilan
numerasi, berpikir komputasi, dan
ketermapilan kolaborasi pada kelas
eksperimen
7. Penerapan model project based
learning
7. Penerapan model pembelajaran
ceramah
8. Posttest untuk mengukur keterampilan
numerasi, berpikir komputasi, dan
ketermapilan kolaborasi pada kelas
eksperimen
8. Posttest untuk mengukur keterampilan
numerasi, berpikir komputasi, dan
ketermapilan kolaborasi pada kelas kontrol
9. Analisa data hasil penelitian dan
pembahasan
10. Kesimpulan dan saran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
983
Tabel 2. Instrumen rubrik Keterampilan Numerasi
No.
Variabel
Indikator
Pernyataan Kiteria
1
Keterampilan
numerasi
Menggunakan konsep
matematika dalam strategi
pemecahan masalah
Siswa mampu menghitung
keliling dan luas dengan benar
Menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai
bentuk (grafik, tabel, bagan,
diagram, dsb)
Siswa mampu menganalisis
ukuran panjang dan lebar
seluruh ruangan pada gambar
denah dengan benar
Menafsirkan informasi dan
hasil analisis untuk
memprediksi dan mengambil
keputusan
Siswa mampu membuat desain
denah memenuhi seluruh kriteria,
meliputi:
1. fungsi setiap ruangan
2. ukuran setiap ruangan
3. keliling setiap ruangan
4. luas setiap ruangan
Tabel 3. Instrumen rubrik Keterampilan Berpikir Komputasi
No.
Variabel
Indikator
Pernyataan Kiteria
1
Keterampilan
berpikir
komputasi
Dekomposisi
Menguraikan data/ masalah
menjadi bagian-bagian
sederhana
Siswa mampu menguraikan
masalah menjadi 4-5 bagian
sederhana
Pengenalan pola
Mengidentifikasi pola dalam
menyelesaikan masalah
Siswa mampu mengidentifikasi 3
pola dalam menyelesaikan
masalah
Abstraksi
Menentukan informasi
penting dalam menyelesaikan
masalah
Siswa mampu menentukan 4-5
informasi penting dalam
menyelesaikan masalah
Berpikir Algoritma
Merancang tahapan dalam
menyelesaikan masalah
Siswa mampu merancang 4-5
tahapan dalam menyelesaikan
masalah
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
984
Tabel 4. Instrumen Rubrik Keterampilan Kolaborasi
No.
Variabel
Indikator
Pernyataan Kiteria
1
Keterampilan
kolaborasi
Siswa mampu
menyelesaikan tugas
tepat waktu
Siswa mampu menyelesaikan tugas tepat
waktu
Siswa mampu
memberikan ide atau
saran saat diskusi
Siswa mampu memberikan ide atau saran
lebih dari 2 kali saat diskusi kelompok
Siswa mampu
menyelesaikan
kesulitan yang
muncul bersama-
sama
Seluruh siswa dalam kelompok saling
membantu menyelesaikan kesulitan yang
muncul
Menghargai anggota
tim yang lain
Siswa mampu mendengarkan pendapat
orang lain dengan baik lebih dari 2 kali
Ujicoba soal yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian dilakukan
pada siswa tingkat atas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol (kelas IV), yaitu kelas V.
Dasar pertimbanngan ujicoba soal di kelas V, dikarenakan siswa kelas V sudah
mendapatkan materi matematika kelas IV yang akan dipelajari pada penelitian ini.
Perhitungan validitas dilakukan menggunakan aplikasi microsoft excel. Berikut hasil uji
validitas soal yang digunakan berupa soal uraian.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Soal Uraian
No
Indikator Soal
No.
Soal
r-hitung
r-tabel
Validitas
1
Menguraikan data/
masalah menjadi bagian-
bagian sederhana
1a
0.55
0.47
1
Valid
2
Mengidentifikasi pola
dalam menyelesaikan
masalah
1b
0.52
0.47
1
Valid
3
Menentukan informasi
penting dalam
menyelesaikan
1c
0.59
0.47
1
Valid
4
Merancang tahapan dalam
menyelesaikan masalah
4
0.72
0.47
1
Valid
5
Menganalisis informasi
yang ditampilkan dalam
berbagai bentuk (grafik,
tabel, bagan, dsb)
2a
0.82
0.47
1
Valid
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
985
Berdasarkan hasil uji validitas, instrumen berupa soal uraian untuk mengukur
variabel keterampilan numerasi dan berpikir komputasi valid dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Instrumen rubrik keterampilan numerasi, berpikir komputasi, dan kolaborasi telah
dilakukan uji validitas konstruk oleh tiga ahli dengan gelas master pendidikan yang
mengajar di sekolah XYZ Depok. Uji ahli ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara
indikator keterampilan numerasi, berpikir komputasi, dan kolaborasi dengan pernyataan
deskripsi yang dirancang dalam matriks rubrik variabel penelitian berdasarkan teori-teori
pendukungnya. Hal ini sejalan dengan Fraenkel (Fraenkel et al., 2012, 153) yang
menyebutkan jika validitas konstruk dilakukan oleh ahli (judgement experts).
Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur soal tes tertulis
Matematika materi luas dan keliling yang akan dijadikan pretest-posttest. Uji reliabilitas
ini dianalisis dengan menggunakan perumusan Cronbach Alpha menggunakan aplikasi
Microsoft Excel dan didapatkan hasil raliabilitas pada kategori tinggi yaitu 0,844.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data kemampuan awal siswa diperolah dari nilai rapor semester satu mata pelajaran
matematika di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan
penelitian berupa perlakuan. Penggunaan nilai rapor semester satu untuk membandingkan
keadaan awal siswa sebenarnya pada dua kelas yang akan dilakukan penelitian, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian hipotesis keadaan
awal siswa pada kedua kelas berdasarkan nilai rapor semester satu pelajaran Matematika
dengan menggunakan uji Mann Whitney.
6
Menafsirkan informasi dan
hasil analisis untuk
memprediksi dan
mengambil keputusan
masalah
2b
0.92
0.47
1
Valid
7
Menggunakan konsep
matematika dalam strategi
pemecahan masalah.
3a
0.66
0.47
1
Valid
8
Menggunakan konsep
matematika dalam strategi
pemecahan masalah.
3b
0.72
0.47
1
Valid
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
986
Tabel 6. Uji Mann Whitney Keadaan Awal
Test Statistics
a
Hasil Belajar Siswa
Mann-Whitney U
175.500
Asymp. Sig. (2-tailed)
.502
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.512
b
Berdasarkan tabel 6 yang menunjukkan hasil uji Mann Whitney dengan
menggunakan SPSS terlihat jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,502. Nilai pengujian
tersebut lebih besar dibandingkan kriteria nilai signifikansi sebesar 0,05 (0,502 > 0,05).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan H
0
diterima dan H
1
ditolak, artinya tidak terdapat
perbedaan keadaan awal siswa di kelas eksperimen maupun siswa di kelas kontrol dilihat
dari hasil belajar matematika sebelum dilakukan penelitian di kedua kelas tersebut.
Pada keterampilan numerasi, hasil uji statistik menunjukkan rata-rata posttest
keterampilan numerasi kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 10,05 dibandingkan kelas
kontrol yang memiliki nilai rata-rata 7,76. Total nilai untuk keterampilan numerasi yaitu
12. Grafik histogram nilai rata-rata posttest keterampilan numerasi siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1 di bawah. Melalui grafik 1 dapat
dilihat nilai rata-rata dalam skala 100 untuk keterampilan numerasi siswa kelas
eksperimen, yaitu 83,77 lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan nilai rata-rata
64,71.
Grafik 1. Nilai Rata-rata Posttest Keterampilan Numerasi
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
987
Hipotesis untuk posttest keterampilan numerasi secara keseluruhan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:
H
0
(
21
=
): Tidak terdapat perbedaan posttest keterampilan numerasi siswa pada kelas
yang menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan
metode ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
H
1
(
21
): Terdapat perbedaan posttest keterampilan numerasi siswa pada kelas yang
menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan metode
ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
Hasil uji hipotesis posttest keterampilan numerasi secara keseluruhan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 7. Uji Mann Whitney Posttest Keterampilan Numerasi
Test Statistics
a
Posttest Keterampilan Numerasi
Mann-Whitney U
71.500
Asymp. Sig. (2-tailed)
.004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.003
b
Berdasarkan tabel 7 yang menunjukkan hasil uji Mann Whitney dengan SPSS
menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,004. Jika dibandingkan dengan kriteria
nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat terlihat bahwa nilai pengujian lebih kecil dari
0,05 (0,004 < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan H
0
ditolak dan H
1
diterima, artinya
terdapat perbedaan posttest keterampilan numerasi siswa pada kelas yang menerapkan
project based learning dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.
Melalui grafik 2 dapat dilihat nilai rata-rata dalam skala 100 untuk keterampilan
numerasi siswa kelas eksperimen, yaitu 87,17 lebih besar dibandingkan kelas kontrol
dengan nilai rata-rata 61,76.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
988
Grafik 2. Nilai Rata-rata Posttest Keterampilan Berpikir Komputasi
Hipotesis untuk posttest keterampilan berpikir komputasi secara keseluruhan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:
H
0
(
21
=
): Tidak terdapat perbedaan posttest keterampilan berpikir komputasi siswa
pada kelas yang menerapkan project based learning dengan kelas yang
menerapkan metode ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
H
1
(
21
): Terdapat perbedaan posttest keterampilan berpikir komputasi siswa pada
kelas yang menerapkan project based learning dengan kelas yang
menerapkan metode ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
Hasil uji hipotesis posttest keterampilan berpikir komputasi secara keseluruhan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 8. Uji Mann Whitney Posttest Keterampilan Berpikir Komputasi
Berdasarkan tabel 8 yang menunjukkan hasil uji Mann Whitney dengan SPSS
menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan kriteria
nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat terlihat bahwa nilai pengujian lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan H
0
ditolak dan H
1
diterima, artinya
terdapat perbedaan posttest keterampilan berpikir komputasi siswa pada kelas yang
menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.
Test Statistics
a
Posttest Keterampilan Berpikir Komputasi
Mann-Whitney U
24.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.000
b
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
989
Melalui grafik 3 dapat dilihat nilai rata-rata dalam skala 100 untuk keterampilan
numerasi siswa kelas eksperimen, yaitu 90,79 lebih besar dibandingkan kelas kontrol
dengan nilai rata-rata 77,57.
Grafik 3. Nilai Rata-rata Posttest Keterampilan Kolaborasi
Hipotesis untuk posttest keterampilan kolaborasi secara keseluruhan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:
H
0
(
21
=
): Tidak terdapat perbedaan posttest keterampilan kolaborasi siswa pada kelas
yang menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan
metode ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
H
1
(
21
): Terdapat perbedaan posttest keterampilan kolaborasi siswa pada kelas yang
menerapkan project based learning dengan kelas yang menerapkan metode
ceramah di kelas IV Sekolah XYZ Depok.
Hasil uji hipotesis posttest keterampilan kolaborasi secara keseluruhan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.33 berikut ini.
Tabel 9. Uji Mann Whitney Posttest Keterampilan Kolaborasi
Test Statistics
a
Posttest Keterampilan Kolaborasi
Mann-Whitney U
28.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.000
b
Berdasarkan tabel 9 yang menunjukkan hasil uji Mann Whitney dengan SPSS
menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan kriteria
nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat terlihat bahwa nilai pengujian lebih kecil dari
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
990
0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan H
0
ditolak dan H
1
diterima, artinya
terdapat perbedaan posttest keterampilan kolaborasi siswa pada kelas yang menerapkan
project based learning dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.
Beberapa kendala yang dihadapi peneliti yang menjadi keterbatasan dalam penelitian
yaitu sumber berasal dari buku-buku referensi dengan bahasa Inggris, sehingga peneliti
membutuhkan waktu untuk memahami secara utuh makna sebenarnya dari teori tersebut.
Pada saat melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah, peneliti mengalami
kendala karena siswa cenderung pasif, sehingga untuk memastikan pemahaman siswa
terhadap materi lebih sering dilakukan melalui penugasan. Selain itu, peneliti
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan tahapan project based learning sesuai dengan
kategori usia kelas IV, sehingga kegiatan bisa diikuti siswa dengan baik dan instruksi
mudah dipahami.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan, maka kesimpulan penelitian ini
yaitu terdapat perbedaan keterampilan numerasi, berpikir komputasi, dan kolaborasi antara
siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran project based learning
dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah di Sekolah XYZ Depok.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata rubrik keterampilan numerasi siswa pada
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yaitu 83,77 > 64,71. Pada
keterampilan berpikir komputasi hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata rubrik
keterampilan berpikir komputasi siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
kelas kontrol yaitu 87,17 > 61,76. Sedangkan pada hasil perhitungan menunjukkan nilai
rata-rata rubrik keterampilan kolaborasi siswa pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol yaitu 90,75 > 77,57.
Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pembelajaran menggunakan model project
based learning siswa diarahkan agar mampu menggunakan konsep matematika yang telah
dipelajari untuk menyelesaikan masalah sesuai konteks kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu melalui proyek berupa pengalaman
nyata pada materi lingkaran, siswa dapat keterkaitan antara matematika dengan materi
pelajaran lainnya, dalam hal ini seni batik. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan
model project based learning dapat meningkatkan keterampilan numerasi, dimana salah
satu indikator keterampilan numerasi yaitu siswa mampu menggunakan pengetahuan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
991
matematika dalam konteks pembelajaran lainnya baik di sekolah maupun di luar sekolah
(Pahmi et al., 2022).
Melalui project based learning siswa juga diarahkan agar mampu menyelesaikan
masalah sesuai konteks kehidupan sehari-hari secara terstruktur menggunakan pengetahuan
awal yang dihubungkan dengan pengetahuan baru yang diperolehnya selama pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan penelitian penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
penggunaan model project based learning dapat meningkatkan keterampilan penyelesaian
masalah siswa (Purwaningsih et al., 2020). Melalui tahapan mengerjakan proyek sebagai
cara menyelesaikan masalah, siswa menggunakan kemampuannya dalam berpikir
komputasional, sehingga masalah diselesaikan dengan tahapan yang jelas.
Selain itu, pembelajaran menggunakan model project based learning mendorong
siswa untuk berkolaborasi dengan siswa lainnya melalui diskusi dalam menyelesaikan
proyek kelompoknya. Selama pengerjaan proyek siswa juga berkolaborasi memecahkan
kesulitan yang ditemuinya. Oleh karena itu dapat disimpulkan pembelajaran menggunakan
model project based learning lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan numerasi,
berpikir komputasi, dan kolaborasi siswa dibandingkan pembelajaran dengan metode
ceramah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Almulla, 2020) dimana
hasilnya menunjukkan hubungan yang signifikan antara penggunaan model project based
learning dengan keterampilan kolaborasi siswa.
SARAN
a. Model pembelajaran project based learning perlu dilakukan secara berkelanjutan dan
dipublikasikan sehingga guru lainnya dapat memahami langkah-langkah model project
based learning secara tepat dan mengetahui manfaat ketika model tersebut digunakan
untuk pembelajaran di kelas.
b. Selain matematika, model project based learning dapat digunakan pada pembelajaran
lainnya, untuk meningkatkan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa.
c. Peneliti perlu memahami dan membandingkan dengan teliti isi dari setiap jurnal
penelitian yang digunakan sebagai referensi agar secara tepat mampu membuat definisi
kontekstual dan operasional setiap variabel penelitian yang akan digunakan.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
992
DAFTAR PUSTAKA
Almulla, M. A. (2020). The Effectiveness of the Project-Based Learning (PBL) Approach
as a Way to Engage Students in Learning. SAGE Open, 10(3).
https://doi.org/10.1177/2158244020938702
Beecher, K. (2017). COMPUTATIONAL THINKING A beginner’s guide to problem-
solving and programming. BCS Learning & Development Ltd.
Dr.H.Djaali, P. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to Design and Evaluate
Research in Education (Eighth Edi, Issue 1). McGraw-Hill.
Halimah, L., & Marwati, I. (2022). PROJECT BASED LEARNING untuk Pembelajaran
Abad 21. PT Refika Aditama.
Han, W., Susanto, D., Dewayan, Sofie , S.T. Nur Pandora, Hanifah, P., Miftahussururi,
Nento, M. N., & Akbari, Q. S. (2017). Materi Pendukung Literasi Numerasi
[Numeracy Literacy Support Materials]. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
36.
Lazić, B. D., Knežević, J. B., & Maričić, S. M. (2021). The influence of project-based
learning on student achievement in elementary mathematics education. South African
Journal of Education, 41(3), 110. https://doi.org/10.15700/saje.v41n3a1909
Pahmi, S., Priatna, N., Dahlan, J. A., & Muchyidin, A. (2022). Implementation the project-
based learning using the context of Batik art in elementary mathematics learning.
Jurnal Elemen, 8(2), 373390. https://doi.org/10.29408/jel.v8i2.4790
Prof. Dr. Martini Jamaris. (2015). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan (Cetakan
Ke). Ghalia Indonesia.
Purwaningsih, E., Sari, S. P., Sari, A. M., & Suryadi, A. (2020). The effect of stem-pjbl
and discovery learning on improving students’ problem-solving skills of the impulse
and momentum topic. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(4), 465476.
https://doi.org/10.15294/jpii.v9i4.26432
Sani, R. A. (2021). Pembelajaran Berorientasi AKM Asesmen Kompetensi Minimum. PT
Bumi Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta.