AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
944
IMPLEMENTASI PEMIKIRAN DIGITALISASI DAN FUTURISTIK
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
Ira Rahmayuni Jusar
1*
, Ambiyar
2
, Ishak Aziz
3
1
Universitas Bung Hatta, Padang
2, 3
Universitas Negeri Padang, Padang
Email: irarahmayunijusar@bunghatta.ac.id
ABSTRAK
Era digital dikenal dengan pembagian ekonomi disebabkan oleh perkembangan teknologi yang
mengacu pada kesempatan yang berdampak pada kependidikan. Pengaruh ini disebut dengan
digitalisasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan
mengkaji sepuluh artikel di jurnal nasional kemudian dianalisis sesuai dengan indikator penelitian
ini, yaitu digitalisasi dan fututristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu; (2) kemudahan dalam pemerolehan informasi tidak hanya guru dan
siswa bahkan setiap orang; (3) kependidikan menuntut pembelajaran mengikuti perkembangan
teknologi yang berinovatif dan berkreatif untu memproduksi kebaharuan kurikulum, perangkat
pembelajaran lainnya. Salah satu contoh Pertumbuhan teknologi sejalan dengan pemikiran
futurustik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matemetika di SD adalah aplikasi geogebra
yang dapat gigunakan untuk membantu siswa dalam proses visualisasi proses pembelajaran
matetika dan alat bantu bagi gutu dalam meberikan amteri gerometri kepada siswa.
Kata Kunci: Digitalisasi, futuristik, pembelajaran matematika di SD
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
The digital era is the division of the economy caused by technological developments that refer to
opportunities that impact education. This influence is called digitization in the learning process. The
method used is a literature study by reviewing ten articles in national journals and then analyzing
them according to the indicators of this study, namely digitization and futuristics. The results
showed that (1) Learning is not limited by time and space; (2) Ease of obtaining information not
only by teachers and students but also everyonel (3) Education requires learning to follow the
development of innovative and creative technology to produce curriculum updates and other
learning tools. One example of technological growth in line with futuristic thinking that can apply to
mathematics learning in elementary schools is the application of GeoGebra, which can assist
students in visualizing the mathematical learning process and tools for teachers in providing
geometry to students.
Keywords: Digitization, futuristic, mathematics learning in elementary schools
PENDAHULUAN
Pengembangan era revolusi industri 4.0 tidak hanya isu semata. Pada era ini
teknologi informasi menjadi dasar dalam berkehidupan manusia (Indarta et al., 2021). Hal
ini merupakan tantangan dan peluang pada pengembangan kependidikan (Kurniawaty &
Hadian, 2022). Pengembangan teknologi mempunyai pengaruh yang tidak dapat diabaikan
terhadap bidang kependidikan. Pengaruh ini sampai kepada proses pembelajaran,
khususnya akses informasi sebagai sumber pembelajaran, baik dalam situasi pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
945
secara tatap muka maupun tidak tatap muka (Wahyono & Wahyono, 2020). Akses
informasi yang dapat diakses dengan berbagai kemudahan berdampak pada proses
pembelajaran yang mengikuti pengembangan teknologi, yaitu era digitalisasi (Wulandari et
al., 2021).
Pemakaian teknologi dan komunikasi digunakan secara luas, seperti penggunaan web
yang dapat diakses dan menampilkan kegiatan baru dari proses pembelajaran tanpa tatap
muka. Melalui penggunaan teknologi proses pembelajaran jadi berkolaboratif karena
menggunakan kapasitas untuk menghubungkan komunikasi dengan informasi dan
organisasi (Rosnaeni et al., 2022). Penelitian bidang perkembangan proses pembelajaran
secara digitalisasi mengalami peningkatan yang cepat dalam lima tahun terakhir.
Peningkatan ini juga terdapat pada bidang kependidikan, khususnya internet dengan proses
pembelajaran. Internet dapat memudahkan siswa dalam mendapatkan infromasi kapanpun
(Daud et al., 2019). Hal ini membuat siswa dapat bekerja dengan mnagandalkan kecepatan
mereka sendiri, dan memperbanyak keberpahaman mereka tentang objek yang dikaji
(Bayram & Comek, 2009).
Pada saat sekarang teknologi berkembang dengan cepat. Waktu dapat
mempersingkat seseorang untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Melalui
kemudahan ini setiap informasi seolah-olah ketersediaannya dapat diperoleh dengan cepat
tanpa hambatan. Kemudahan dalam memperoleh informasi berdampak pada ledakan data.
Salah penyebab hal ini dapat memperluas jangkauan akses internet dan pengembangan
teknologi digital diperoleh dengan harga yang terjangkau (Mahmudah, 2009).
Diamandis & Kotler (2012) mengemukakan bahwa ada enak faktor yang
mempengaruhi perkembangan teknologi digital yang cenderung mengacu kepada
perholakan dan kesempatan besar (Diamandis & Kotler, 2012). Enam faktor yang
dimaksud adalah digitalization, deception, disruption, dematerialization, demonetization,
dan democratization. Selain itu, terdapat Piramida Keberlimpahan yang menjabarkan
perkembangan keperluan yang berdampak kepada teknologi. Piramida ini didasari oleh
piramida Maslo, seperti gambar berikut di bawah ini:
Gambar 1. The Abundance Pyramid outlines the increasing levels of needs enabled
by technology. This isloosely based on Maslow’s (pyramid) hierarchy of needs
Sumber: (Diamandis & Kotler, 2012)
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
946
Era digital dikenal dengan big data adalah keadaan dalam memudahkan akses
informasu yang perkembangannya secara pesat dirasakan. Big data merupakan informasi
kondisi di mana kemudahan mengakses informasi semakin dapat dirasakan karena
pesatnya perkembangan teknologi. Big data tidak dapat dikaji dengan alat yang bersifat
konvensional. Secara umum, era big data diakui oleh perubahan dunia saat sekarang
(Khairunnisa & Aziz, 2021). Melalui penggunaan instrumen dapat mengenyak beberapa
hal, seperti kecenderungan dalat mencoba dan menyimpannya. Perkembangan teknologi
dan informasi dapat mengubah hubungan dengan enda dan orang serta sebaliknya
(Zikopoulos, 2012). Sejalan dengan hal tersebut menurut Diamandis & Kotler (2012) era
digital merupakan era yang berhubungan dengan ketersediaan informasu yang dibuthkan
oleh kehidupan.
International Business Machines Corporation (IBM) mengartikan terdapat tiga ciri
big data yakni: (1) volume, (2) variety, dan (3) velocity. Saat ini volume data dapat
menyimpan data yang lebih besar. Menurut IBM pada tahun 2000, 800.000 petabytes
(PB) data tersimpan di dunia, diasumsikan terdapat perhitungan jumlah tersebut sebanyak
35 zettabytes (ZB) pada tahun 2020. Volume berhubungan dengan keadaan
keberlimbpahan data yang memberikan hambatan baru pada pusat data, kemudian hal ini
diberikan solusi dengan variety. Secara umum, variety mempresentasikan seluruh tipe
data pengubahan yang paling dasar dalam mensyaratkan pengkajian data tersusun secara
convensional dari data mentah, semi tersusun, dan tidak tersususn yang menjadi bagian
dari pembuat putusan dan proses pemahaman. Sama halnya dengan volume dan variasi
data yang dikumpulkan dan tersimpan sudah dirubah sesuai dengan percepatan dalam
pembuatannya yang perlu dilanjutkan penindakannya (update).
Gambar 2. IBM characterizes Big Data by its volume, velocity,
and varietyor simply, V3
(Sumber: Zikopoulos,2012)
Ketersediaan teknologi yang memberikan percepatan agar dapat memudahkan
seseorang memberikan dan menerima informasi tanpa hambatan (Kurniawaty & Hadian,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
947
2022). Oleh sebab itu terdapat keberlimpahan data yang mengharuskan setiap orang dapat
memfilterisasi informasi yang didapat dan melihat permasalahan dari setiap perspektif.
Sesuai dengan pengembangan teknologi diberengi dengan pengembangan masa depan
yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum yang terjadi sesuai dengan
kebutuhan. Cepatnya pengembangan IPTEK membawa perubahan dalam berkehidupan
masyarakat yang mendapat pertimbangan sesaui dengan perkembangan kurikulum
pada setiap level kependidikan. Hal ini berdampak pada penerapan undang-undang yang
berimplikasi pada proses perkembangan kurikulum (Khairunnisa & Aziz, 2021). Keadaan
ini membutuhkan persiapan generasi penerus mempunyai kecakapan dalam berbagai
aspek. Hal ini berdampak pada perkembangan kurikulum yang dapat mencegah semua
permasalahan yang dihadapi pada saat ini dan masa depan.
METODE
Penggunaan metode di penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan melakukan
perbandingan dan kesesuaian pemikiran digitalisme dan futuristik. Kedua pemikiran ini ini
dijadikan indikator dalam perkembangan kurikulum pendidikan, khususnya pembelajaran
matemtika di SD. Pengumpulan data menggunakan metode berkaitan dengan penerapan
pemikiran digitalisasi dan futuristik dalam pembelajaran matematika SD. Perolehan data
bersumber dari review sepuluh artikel di jurnal nasional tentang penerapan pemikiran
digitalisasi dan futuristik dalam pembelajaran matematika SD. Studi kepustakaan yang
dimaksud adalah menganalisis perkembangan sosial anak dalam sosial sebagai landasan
dalam sosiologi kependidikan berdasarkan jurnal yang direview. Studi kepustakaan ini
dibutuhkan untuk mengkaji penerapan pemikiran digitalisasi dan futuristik dalam
pembelajaran matematika SD sehingga dapat memudahkan siswa dan guru dalam
menerima dan memberikan materi geometri melalui aplikasi geogabra.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendekatan Digitalisasi
Era keberlimpahan memberikan hambatan dan kesempatan di dunia kependidikan.
Salah satu kesempatan yang berterima oleh dunia kependidikan, yakni menguhungkan
teknologi dengan proses pembelajaran sehingga dapat memaksimalkan hasil pembelajaran
(al Muchtar, 2001). Penggabungan teknologi dan proses pembelajaran berdampak pada
proses digital dalam kependidikan, khususnya proses pembelajaran. Pada era digitalisasi
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
948
ini dapat mempermudah pembelajaran, baik bagi siswa maupun guru, seperti Pertama,
pembelajaran dapat dilakukan tanpa tatap muka; Kedua, ketersediaan informasi tanpa
hambatan dalam proses pembelajaran; Ketiga, proses pembelajaran ditantang untuk
kebaharuan dalam berinovasi dan kreasi dalam penggunaan media pembelajaran untuk
menghadapi era digital yang berpengaruh terhadap digitalisasi pembelajaran. Akan tetapi
terdapat permasalahan lain yang dapat menyebabkan perubahan dari kesulitan dalam
pemerolehan infromasi menjadi kesulitan dalam memfilterisasi informasi.
Bayram & Comek (2009) menjabarkan bahwa literasi informasi diartikan sebagai
mempunyai informasi tentang proses pembelajaran, pemanfaatan informasi dalam proses
pembelajaran, dan penerapan metode dalam menggunakan informasi yang berbeda
(Sulistyowati & Rachman, 2017). Literasi informasi juga dapat didefinisikan sebagai
belajar untuk belajar. Seorang individu tidak ketinggalan dalam informasi yang melakukan
pembelajaran karena mereka mengatur dan menggunakan informasi yang dimaksud.
Mereka mempunyai kecakapan belajaran semumur hidup untuk memperoleh informasi
yang dipbutuhkan dalam sebuah pekerjaan, pemecahan permasalahan dalam pembuat
putusan (ALA (American Library Association), 1989). Siswa yang bisa mengikuti
perkembangan teknologi mempunyai kemampuan untuk mendapatkan informasi. di
sampaing itu, kecakapan dalam memberdayakan teknologi bagi internet menjadi pengguna
tersendiri. Dengan demikian, konsumen dan prosuden memperoleh materi kependidikan
dan kepengetahuan.
Menurut piramida Maslow, kependidikan berada pada posisi kedua. Hal ini
menampakkan bahwa dampak teknologi berpengaruh terhadap kependidikan. Pada era
digital ini disebut dengan big data yang mempunyai data yang bervolume besar dan tidak
dapat sisimpan secara manusal sehingga dibutuhkan teknologi dalam pemanfaatannya.
Dalam kependidikan terdapat penyediaan data, seperti bidang pendidikan ketersediaan
data-data berupa buku elektronik (e-book), jurnal online, situssitus populer berupa teks,
video, gambar, suara, dan lain-lain yang mempermudah pembelajaran dalam pengumpulan
informasi dan kepengetahuan (Simarmata dkk., 2018).
Pembelajaran yang inovatif dapat dilaksanakan untuk menghadapi era digital. Hal ini
butuh dilaksanakan karena pembelajaran bersifat dinamis yang mengalami perubahan dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan teknologi (Sakti et al., 2022). Dalam lima
tahun terakhir terdapat adaptasi yang dilakukan oleh kependidikan terhadap perkembangan
teknologi dan era digital. Hal ini dikenal dengan pembelajatan tanpa tatap muka,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
949
pembelajaran mixing antara tatap muka dan tanpa tatap muka, serta pembelajaran terbuka,
serta Massive Open Online Courses (MOOCs) dalam (Rachmah, 2019).
2. Pendekatan Futuristik
Pendekatan futuristik, pendekatan memberikan solusi terhadap bidang kependidikan
dimasa depan, pendekatan permasalahan bidang kependidikan yang berdasarkan
pengubahan sosial. Menurut Tilaar (1967), futurisme lahir disebabkan terdapat dua
faktor tipe kesulitan dalam mengkaji kependidikan. Pendekatan ini tidak memberikan
solusi terhadap pengubahan sosial, content kurikulum, khususnya mengacu kepada
kehidupan masyarakat (Kesumaningtyas et al., 2022). Hal ini berdampak pada. Menurut
Tilaar, perilaku ini dapat mengarah kepada katasrofi, dan dengan begitu kependidikan
dapat menghilang dari kemoralan. Tanpa adanya pendekatan ini, ketidakmampuan
kependidikan permasalahan secara menyeluruh dan menimbulkan permasalahan yang
baru dalam waktu yang tidak lama.
Pada era digital ini, mutu kemanusiaan menurut Soepardjo Adikusumo menandakan
adanya informational capability, analytical capability, dan scanning capability,
kependidikan dapat menimbulkan tiga aspek di atas. Untuk itu kependidikan dapat
memudahlan dalam mendapatkan informasi, analisis informasi, dan memanfaatkan
pemecahan permasalahan dalam berkehidupan. Pada hakikatnya kurikulum pada masa
mendatang mengarah kepada landasan, seperti
1. Pemdekatan yang dapat mencapai visi dan misi penerapan kurikulum di masa depan
2. Pembekalan yang dilakukan dengan segala cara dalam menyampaikan penggunaan
strategi
3. Kurikulum dikembangkan berdasarkan komponen jaringan
4. Pengalaman dan dukungan dilakukan dengan segala sumber yang dimasukkan ke
dalam struktur kurikulum
3. Penerapan Pendekatan Digitalisasi-Futuristik dalam Pembelajaran Matematika SD
melalui Aplikasi Geogebra dalam Materi Geometri
Salah satu aplikasi komputer yang dapat digunakan dalam belajar matematika adalah
software GeoGebra (Ogan & Ibibo, 2018). Software GeoGebra adalah salah satu solusi
dalam mengidentifikai ciri khusus siswa yang berminat dalam permainan. Software
GeoGebra berperan sebagai media bergambar yang dapat berubah sehingga dapat
melakukan permainan dengan menggeser titik atau mengukur garisan dan luas. Secara
umum Software GeoGebra mempunyai kemampuan dalam ketersediaan pengalaman pada
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
950
siswa dalam proses pembelajaran, dengan begitu, Software GeoGebra dapat membantu dan
memberikan motivasi siswa dalam proses pembelajaran (Hohenwarter & Preiner, 2007).
Software GeoGebra dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membantu guru dalam
pembelajaran matematika agar geometru yang diberikan kepada siswa dapat memudahan
dimengerti oleh siswa. Salah satu strategi yang dilaksanakan adalah dengan pembuatan
pelatihan yang tersusun (Dikovich Lj, 2007). Pelatihan ini dibuat untuk mendampingi
siswa dalam mengerti materi geometri dan melatih mandiri siswa dalam pembelajaran
matamtika. Salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah dalam
memberikan materi geometri dengan keingintahuan siswa yang belum berkembang.
Penerapan geogabra ini diberikan kepada siswa untuk memupuk keingintahuan dan sikap
positif siswa. Materi geogebra, khusunya permsaan garis dapat membuat siswa mengeru
dalam mendapatkan persamaan garis. Persamaan garis ini belum dimengerti oleh siswa
berdasarkan kemaknaannya dari setiap variable dan konstanta yang termuat dalam suatu
persamaan garis.
Gambar 3. Peroleh persamaan dari suatu garis dengan menggunakan Geogebra
Penggunaan geogebra, dapat mempermudah siswa dalam melihat dengan kasat mata
tentang persamaan garis yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mengelaborasi untuk
permsaan garis lainnya
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
951
Gambar 4. Perolehan hasil luas lingkaran dengan menggunakan Geogebra
Contoh beriktunya adalah hasil yang tampak secara visual dalam memahamu luas
bangunan. Hal ini dimabil dari contoh gambar luas lingkaran. Prosedur awal, siswa
menyajikan gambar lingkaran dengan jari lingkarannya. Penerapan geogebra dapat
memperlihatkan secara visual luas lingkaran dengan penggunaan anime. Salah satu metode
yang diperlihatan oleh geogebra adalah melihat lingkaran dengan garu kemudian
membentuk lingkaran dan berubah menjadi sebuah garis. Dapat dilihat pada gambar 2.
Hal ini ditampilkan dengan bentuk lain. Pertama, menyediakan bentuk lingkaran.
Lingkaran ini dikategorikan dalam sejumlah kategori. Dalam hal ini, dikategorikan
minimal 12 kategori paling sedikit 12 kategori dari 200 kategori.
Gambar 5. Langkah 1 visualisasi lingkaran dengan cara kedua
Selanjutnya dapat dipilih untuk meluruskan garis kelilingnya. Pada gambar 3 dapat
dilihat bahwa garis tersebut ditebalkan.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
952
Gambar 6. Langkah 2 visualisasi lingkaran dengan cara kedua
Berdasarkan gambar 4 dapat dijabarkan pada siswa berhubungan dengan rumus
luas yang diberikan di kelas oleh guru dalam tampak secara visual. Sebaliknya, guru
memperlihatkan secara visual kemudian dapat membuat rumus luar lingkaran yang
telah dibuat. Melalui tampilan secara visual untuk menarik minat siswa dalam
memperoleh pengetahuan mereka tentang rumus luar lingkaran yang
diperbandingkan dengan metode tradisional. Contoh berikutnya dengan
memperlihatkan secara visual bentuk bangun ruang. Dalam penerapannya dapat
dijumpai ketika siswa mendapat kesukaran dalam memperlihatkan secara visual
ruang dari kerangkanya. Halini tampak pada gambar berikut.
Gambar 7. Kerangka kubus
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
953
Gambar 8. Langkah 1 animasi membentuk kubus dari kerangkanya
Gambar 9. Hasil akhir animasi membentuk kubus
Rentetan tugas di atas merupakan bagian dari geogebra diterapkan sebagai alat
dalam proses pembelajaran di kelas. Disamping itu, ketersediaan aplikasi geogebra
secara online dapat membangun yang tampak secara visual yang direlevankan dengan
kebutuhan guru dan siswa. Geogebra diberikan kepada siswa untuk mengeksplorasi
kecakapan siswa dalam pembelajaran matematika. Melalui penggunaan geogebra
sebagai alat dalam proses pembelajaran, tidak sekadara memudahkan dalam mengerti
tentang materi geometri, akan tetapi guru menerapakannya untuk pengembangan diri.
Pengembangan ini dilaksanakan untuk membantu dalam pengamatan pada siswa
dalam kelas.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
954
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyatuan digital dan futuristik dapat
memberikan kemudakan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil penyatuan
ini memproduksi aplikasi geogebra diterapkan di kelas untuk menjabarkan landasan
matematika, terutama dalam materi geometri. Hal ini memperlihatkan bahwa geogebra
mempunyai kemampuan dalam mendukung siswa untuk memperoleh intuisi dalam
menampakkan secara visual proses pembelajaran matematika. Penerapan aplikasi ini
membuat siswa dapat memahami peran dan hubungan antar simbolisme yang divisualkan.
Artikel ini didiskusikan untuk mendukung memberikan materi Dalam paper ini juga
dibahas bagaima Geogebra dapat dijadikan salah satu opsi dalam membantu guru
menyampaikan materi geometri kepada siswa. Geogebra dapat membantu mengeksplorasi
kemampuan siswa dalam memahami suatu materi geometri. Hal dasar yang dapat
dilakukan dengan menggunakan geogebra adalah eksplorasi kemampuan siswa,
menumbuhkan kemandirian, dan kemudahan siswa dalam memvisualisasikan konsep yang
mereka peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
al Muchtar. (2001). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Gelar Pustaka Mandiri.
ALA (American Library Association). (1989). Presidential Committee on information
literacy. Associatio of College and Research Libraries.
Bayram, H., & Comek, A. (2009). Examining the relations between science attitudes,
logical thinking ability, information literacy and academic achievement through
internet assisted chemistry education. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
1(1), 15261532.
Daud, A., Aulia, A. F., & Ramayanti, N. (2019). Integrasi teknologi dalam pembelajaran:
Upaya untuk beradaptasi dengan tantangan era digital dan revolusi industri 4.0. Unri
Conference Series: Community Engagement, 1, 449455.
Diamandis, P. H., & Kotler, S. (2012). Abundance: The future is better than you think .
Free Press.
Dikovich Lj. (2007). An Interactive Learning and Teaching of Linear Algebra byWeb
Technologies: Some Examples“, . Journal the Teaching of Mathematics, X(2), 109
116.
Hohenwarter, M., & Preiner, J. (2007). Dynamic Mathematics with GeoGebra. Journal of
Online Mathematics and Its Applications, 7(1), 212.
Indarta, Y., Jalinus, N., Abdullah, R., & Samala, D. A. (2021). 21st Century Skills: TVET
dan Tantangan Abad 21. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 43404348.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
955
Kesumaningtyas, S., Anjani, F. D., Yumerda, D., & Nugraha, D. (2022). Pengembangan
Media Audio Berbasis Podcast dalam Pembelajaran Digital: Peran dan Kegiatan
Ekonomi Masyarakat. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 53315341.
Khairunnisa, S., & Aziz, A. T. (2021). Studi Literatur: Digitalisasi Dunia Pendidikan
dengan Menggunakan Teknologi Augmented Reality pada Pembelajaran Matematika.
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3(2), 5463.
Kurniawaty, I., & Hadian, A. V. (2022). Membangun Nalar Kritis di Era Digital. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 26833690.
Mahmudah, A. (2009). The analysis of domestic workers protection policy: PRT (domestic
worker) raperda making process in Yogyakarta. Graduate School, Gadjah Mada
University.
Ogan, C., & Ibibo, G. (2018). GeoGebra: A Technological Soft Ware for Teaching and
Learning of Calculus in Nigerian Schools. American Journal of Applied Mathematics
and Statistics., 6(3), 115120.
Rosnaeni, Sukiman, Muzayanati, A., & Pratiwi, Y. (2022). Model-Model Pengembangan
Kurikulum di Sekolah. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 467473.
Sakti, H. R., Jalinus, N., Abdullah, R., Ridwan, & Refdinal. (2022). Filsafat pada
Pendidikan Kejuruan yang Mengacu pada Perkembangan Zaman dan Pengalaman
pada Negara-Negara Berkembang: Perspektif Teori. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(6), 74977502.
Sulistyowati, & Rachman, A. (2017). Pemanfaatan Teknologi 3D Virtual Reality pada
Pembelajaran Matematika Tingkat Sekolah Dasar. NERO: Networking Engineering
Research Operation, 3(1), 3743.
Wahyono, P., & Wahyono, P. ,. (2020). Guru profesional di masa pandemi COVID-19:
Review implementasi, tantangan, dan solusi pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan
Profesi Guru, 1(1), 5165.
Wulandari, R., Santoso, & Ardianti, D. S. (2021). Tantangan Digitalisasi Pendidikan bagi
Orang Tua dan Anak di Tengah Pandemi Covid-19 di Desa Bendanpete. Edukatif,
3(6), 38393851.
Zikopoulos, P. (2012). Understanding big data: Analytics for enterprise class Hadoop and
streaming data. . McGraw-Hill.