AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
944
IMPLEMENTASI PEMIKIRAN DIGITALISASI DAN FUTURISTIK
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
Ira Rahmayuni Jusar
1*
, Ambiyar
2
, Ishak Aziz
3
1
Universitas Bung Hatta, Padang
2, 3
Universitas Negeri Padang, Padang
Email: irarahmayunijusar@bunghatta.ac.id
ABSTRAK
Era digital dikenal dengan pembagian ekonomi disebabkan oleh perkembangan teknologi yang
mengacu pada kesempatan yang berdampak pada kependidikan. Pengaruh ini disebut dengan
digitalisasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan
mengkaji sepuluh artikel di jurnal nasional kemudian dianalisis sesuai dengan indikator penelitian
ini, yaitu digitalisasi dan fututristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu; (2) kemudahan dalam pemerolehan informasi tidak hanya guru dan
siswa bahkan setiap orang; (3) kependidikan menuntut pembelajaran mengikuti perkembangan
teknologi yang berinovatif dan berkreatif untu memproduksi kebaharuan kurikulum, perangkat
pembelajaran lainnya. Salah satu contoh Pertumbuhan teknologi sejalan dengan pemikiran
futurustik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matemetika di SD adalah aplikasi geogebra
yang dapat gigunakan untuk membantu siswa dalam proses visualisasi proses pembelajaran
matetika dan alat bantu bagi gutu dalam meberikan amteri gerometri kepada siswa.
Kata Kunci: Digitalisasi, futuristik, pembelajaran matematika di SD
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
The digital era is the division of the economy caused by technological developments that refer to
opportunities that impact education. This influence is called digitization in the learning process. The
method used is a literature study by reviewing ten articles in national journals and then analyzing
them according to the indicators of this study, namely digitization and futuristics. The results
showed that (1) Learning is not limited by time and space; (2) Ease of obtaining information not
only by teachers and students but also everyonel (3) Education requires learning to follow the
development of innovative and creative technology to produce curriculum updates and other
learning tools. One example of technological growth in line with futuristic thinking that can apply to
mathematics learning in elementary schools is the application of GeoGebra, which can assist
students in visualizing the mathematical learning process and tools for teachers in providing
geometry to students.
Keywords: Digitization, futuristic, mathematics learning in elementary schools
PENDAHULUAN
Pengembangan era revolusi industri 4.0 tidak hanya isu semata. Pada era ini
teknologi informasi menjadi dasar dalam berkehidupan manusia (Indarta et al., 2021). Hal
ini merupakan tantangan dan peluang pada pengembangan kependidikan (Kurniawaty &
Hadian, 2022). Pengembangan teknologi mempunyai pengaruh yang tidak dapat diabaikan
terhadap bidang kependidikan. Pengaruh ini sampai kepada proses pembelajaran,
khususnya akses informasi sebagai sumber pembelajaran, baik dalam situasi pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
945
secara tatap muka maupun tidak tatap muka (Wahyono & Wahyono, 2020). Akses
informasi yang dapat diakses dengan berbagai kemudahan berdampak pada proses
pembelajaran yang mengikuti pengembangan teknologi, yaitu era digitalisasi (Wulandari et
al., 2021).
Pemakaian teknologi dan komunikasi digunakan secara luas, seperti penggunaan web
yang dapat diakses dan menampilkan kegiatan baru dari proses pembelajaran tanpa tatap
muka. Melalui penggunaan teknologi proses pembelajaran jadi berkolaboratif karena
menggunakan kapasitas untuk menghubungkan komunikasi dengan informasi dan
organisasi (Rosnaeni et al., 2022). Penelitian bidang perkembangan proses pembelajaran
secara digitalisasi mengalami peningkatan yang cepat dalam lima tahun terakhir.
Peningkatan ini juga terdapat pada bidang kependidikan, khususnya internet dengan proses
pembelajaran. Internet dapat memudahkan siswa dalam mendapatkan infromasi kapanpun
(Daud et al., 2019). Hal ini membuat siswa dapat bekerja dengan mnagandalkan kecepatan
mereka sendiri, dan memperbanyak keberpahaman mereka tentang objek yang dikaji
(Bayram & Comek, 2009).
Pada saat sekarang teknologi berkembang dengan cepat. Waktu dapat
mempersingkat seseorang untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Melalui
kemudahan ini setiap informasi seolah-olah ketersediaannya dapat diperoleh dengan cepat
tanpa hambatan. Kemudahan dalam memperoleh informasi berdampak pada ledakan data.
Salah penyebab hal ini dapat memperluas jangkauan akses internet dan pengembangan
teknologi digital diperoleh dengan harga yang terjangkau (Mahmudah, 2009).
Diamandis & Kotler (2012) mengemukakan bahwa ada enak faktor yang
mempengaruhi perkembangan teknologi digital yang cenderung mengacu kepada
perholakan dan kesempatan besar (Diamandis & Kotler, 2012). Enam faktor yang
dimaksud adalah digitalization, deception, disruption, dematerialization, demonetization,
dan democratization. Selain itu, terdapat Piramida Keberlimpahan yang menjabarkan
perkembangan keperluan yang berdampak kepada teknologi. Piramida ini didasari oleh
piramida Maslo, seperti gambar berikut di bawah ini:
Gambar 1. The Abundance Pyramid outlines the increasing levels of needs enabled
by technology. This isloosely based on Maslow’s (pyramid) hierarchy of needs
Sumber: (Diamandis & Kotler, 2012)
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
946
Era digital dikenal dengan big data adalah keadaan dalam memudahkan akses
informasu yang perkembangannya secara pesat dirasakan. Big data merupakan informasi
kondisi di mana kemudahan mengakses informasi semakin dapat dirasakan karena
pesatnya perkembangan teknologi. Big data tidak dapat dikaji dengan alat yang bersifat
konvensional. Secara umum, era big data diakui oleh perubahan dunia saat sekarang
(Khairunnisa & Aziz, 2021). Melalui penggunaan instrumen dapat mengenyak beberapa
hal, seperti kecenderungan dalat mencoba dan menyimpannya. Perkembangan teknologi
dan informasi dapat mengubah hubungan dengan enda dan orang serta sebaliknya
(Zikopoulos, 2012). Sejalan dengan hal tersebut menurut Diamandis & Kotler (2012) era
digital merupakan era yang berhubungan dengan ketersediaan informasu yang dibuthkan
oleh kehidupan.
International Business Machines Corporation (IBM) mengartikan terdapat tiga ciri
big data yakni: (1) volume, (2) variety, dan (3) velocity. Saat ini volume data dapat
menyimpan data yang lebih besar. Menurut IBM pada tahun 2000, 800.000 petabytes
(PB) data tersimpan di dunia, diasumsikan terdapat perhitungan jumlah tersebut sebanyak
35 zettabytes (ZB) pada tahun 2020. Volume berhubungan dengan keadaan
keberlimbpahan data yang memberikan hambatan baru pada pusat data, kemudian hal ini
diberikan solusi dengan variety. Secara umum, variety mempresentasikan seluruh tipe
data pengubahan yang paling dasar dalam mensyaratkan pengkajian data tersusun secara
convensional dari data mentah, semi tersusun, dan tidak tersususn yang menjadi bagian
dari pembuat putusan dan proses pemahaman. Sama halnya dengan volume dan variasi
data yang dikumpulkan dan tersimpan sudah dirubah sesuai dengan percepatan dalam
pembuatannya yang perlu dilanjutkan penindakannya (update).
Gambar 2. IBM characterizes Big Data by its volume, velocity,
and variety—or simply, V3
(Sumber: Zikopoulos,2012)
Ketersediaan teknologi yang memberikan percepatan agar dapat memudahkan
seseorang memberikan dan menerima informasi tanpa hambatan (Kurniawaty & Hadian,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
947
2022). Oleh sebab itu terdapat keberlimpahan data yang mengharuskan setiap orang dapat
memfilterisasi informasi yang didapat dan melihat permasalahan dari setiap perspektif.
Sesuai dengan pengembangan teknologi diberengi dengan pengembangan masa depan
yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum yang terjadi sesuai dengan
kebutuhan. Cepatnya pengembangan IPTEK membawa perubahan dalam berkehidupan
masyarakat yang mendapat pertimbangan sesaui dengan perkembangan kurikulum
pada setiap level kependidikan. Hal ini berdampak pada penerapan undang-undang yang
berimplikasi pada proses perkembangan kurikulum (Khairunnisa & Aziz, 2021). Keadaan
ini membutuhkan persiapan generasi penerus mempunyai kecakapan dalam berbagai
aspek. Hal ini berdampak pada perkembangan kurikulum yang dapat mencegah semua
permasalahan yang dihadapi pada saat ini dan masa depan.
METODE
Penggunaan metode di penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan melakukan
perbandingan dan kesesuaian pemikiran digitalisme dan futuristik. Kedua pemikiran ini ini
dijadikan indikator dalam perkembangan kurikulum pendidikan, khususnya pembelajaran
matemtika di SD. Pengumpulan data menggunakan metode berkaitan dengan penerapan
pemikiran digitalisasi dan futuristik dalam pembelajaran matematika SD. Perolehan data
bersumber dari review sepuluh artikel di jurnal nasional tentang penerapan pemikiran
digitalisasi dan futuristik dalam pembelajaran matematika SD. Studi kepustakaan yang
dimaksud adalah menganalisis perkembangan sosial anak dalam sosial sebagai landasan
dalam sosiologi kependidikan berdasarkan jurnal yang direview. Studi kepustakaan ini
dibutuhkan untuk mengkaji penerapan pemikiran digitalisasi dan futuristik dalam
pembelajaran matematika SD sehingga dapat memudahkan siswa dan guru dalam
menerima dan memberikan materi geometri melalui aplikasi geogabra.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendekatan Digitalisasi
Era keberlimpahan memberikan hambatan dan kesempatan di dunia kependidikan.
Salah satu kesempatan yang berterima oleh dunia kependidikan, yakni menguhungkan
teknologi dengan proses pembelajaran sehingga dapat memaksimalkan hasil pembelajaran
(al Muchtar, 2001). Penggabungan teknologi dan proses pembelajaran berdampak pada
proses digital dalam kependidikan, khususnya proses pembelajaran. Pada era digitalisasi
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
948
ini dapat mempermudah pembelajaran, baik bagi siswa maupun guru, seperti Pertama,
pembelajaran dapat dilakukan tanpa tatap muka; Kedua, ketersediaan informasi tanpa
hambatan dalam proses pembelajaran; Ketiga, proses pembelajaran ditantang untuk
kebaharuan dalam berinovasi dan kreasi dalam penggunaan media pembelajaran untuk
menghadapi era digital yang berpengaruh terhadap digitalisasi pembelajaran. Akan tetapi
terdapat permasalahan lain yang dapat menyebabkan perubahan dari kesulitan dalam
pemerolehan infromasi menjadi kesulitan dalam memfilterisasi informasi.
Bayram & Comek (2009) menjabarkan bahwa literasi informasi diartikan sebagai
mempunyai informasi tentang proses pembelajaran, pemanfaatan informasi dalam proses
pembelajaran, dan penerapan metode dalam menggunakan informasi yang berbeda
(Sulistyowati & Rachman, 2017). Literasi informasi juga dapat didefinisikan sebagai
belajar untuk belajar. Seorang individu tidak ketinggalan dalam informasi yang melakukan
pembelajaran karena mereka mengatur dan menggunakan informasi yang dimaksud.
Mereka mempunyai kecakapan belajaran semumur hidup untuk memperoleh informasi
yang dipbutuhkan dalam sebuah pekerjaan, pemecahan permasalahan dalam pembuat
putusan (ALA (American Library Association), 1989). Siswa yang bisa mengikuti
perkembangan teknologi mempunyai kemampuan untuk mendapatkan informasi. di
sampaing itu, kecakapan dalam memberdayakan teknologi bagi internet menjadi pengguna
tersendiri. Dengan demikian, konsumen dan prosuden memperoleh materi kependidikan
dan kepengetahuan.
Menurut piramida Maslow, kependidikan berada pada posisi kedua. Hal ini
menampakkan bahwa dampak teknologi berpengaruh terhadap kependidikan. Pada era
digital ini disebut dengan big data yang mempunyai data yang bervolume besar dan tidak
dapat sisimpan secara manusal sehingga dibutuhkan teknologi dalam pemanfaatannya.
Dalam kependidikan terdapat penyediaan data, seperti bidang pendidikan ketersediaan
data-data berupa buku elektronik (e-book), jurnal online, situs–situs populer berupa teks,
video, gambar, suara, dan lain-lain yang mempermudah pembelajaran dalam pengumpulan
informasi dan kepengetahuan (Simarmata dkk., 2018).
Pembelajaran yang inovatif dapat dilaksanakan untuk menghadapi era digital. Hal ini
butuh dilaksanakan karena pembelajaran bersifat dinamis yang mengalami perubahan dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan teknologi (Sakti et al., 2022). Dalam lima
tahun terakhir terdapat adaptasi yang dilakukan oleh kependidikan terhadap perkembangan
teknologi dan era digital. Hal ini dikenal dengan pembelajatan tanpa tatap muka,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
949
pembelajaran mixing antara tatap muka dan tanpa tatap muka, serta pembelajaran terbuka,
serta Massive Open Online Courses (MOOCs) dalam (Rachmah, 2019).
2. Pendekatan Futuristik
Pendekatan futuristik, pendekatan memberikan solusi terhadap bidang kependidikan
dimasa depan, pendekatan permasalahan bidang kependidikan yang berdasarkan
pengubahan sosial. Menurut Tilaar (1967), futurisme lahir disebabkan terdapat dua
faktor tipe kesulitan dalam mengkaji kependidikan. Pendekatan ini tidak memberikan
solusi terhadap pengubahan sosial, content kurikulum, khususnya mengacu kepada
kehidupan masyarakat (Kesumaningtyas et al., 2022). Hal ini berdampak pada. Menurut
Tilaar, perilaku ini dapat mengarah kepada katasrofi, dan dengan begitu kependidikan
dapat menghilang dari kemoralan. Tanpa adanya pendekatan ini, ketidakmampuan
kependidikan permasalahan secara menyeluruh dan menimbulkan permasalahan yang
baru dalam waktu yang tidak lama.
Pada era digital ini, mutu kemanusiaan menurut Soepardjo Adikusumo menandakan
adanya informational capability, analytical capability, dan scanning capability,
kependidikan dapat menimbulkan tiga aspek di atas. Untuk itu kependidikan dapat
memudahlan dalam mendapatkan informasi, analisis informasi, dan memanfaatkan
pemecahan permasalahan dalam berkehidupan. Pada hakikatnya kurikulum pada masa
mendatang mengarah kepada landasan, seperti
1. Pemdekatan yang dapat mencapai visi dan misi penerapan kurikulum di masa depan
2. Pembekalan yang dilakukan dengan segala cara dalam menyampaikan penggunaan
strategi
3. Kurikulum dikembangkan berdasarkan komponen jaringan
4. Pengalaman dan dukungan dilakukan dengan segala sumber yang dimasukkan ke
dalam struktur kurikulum
3. Penerapan Pendekatan Digitalisasi-Futuristik dalam Pembelajaran Matematika SD
melalui Aplikasi Geogebra dalam Materi Geometri
Salah satu aplikasi komputer yang dapat digunakan dalam belajar matematika adalah
software GeoGebra (Ogan & Ibibo, 2018). Software GeoGebra adalah salah satu solusi
dalam mengidentifikai ciri khusus siswa yang berminat dalam permainan. Software
GeoGebra berperan sebagai media bergambar yang dapat berubah sehingga dapat
melakukan permainan dengan menggeser titik atau mengukur garisan dan luas. Secara
umum Software GeoGebra mempunyai kemampuan dalam ketersediaan pengalaman pada