Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
24
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
Peran Kepala Sekolah dalam mencapai Sekolah yang
unggul
Erlita Ayu Nofridasari
a,1
, Enung Hasanah
b,2
a
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, DIY, Indonesia
b
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, DIY, Indonesia
1
2
*
Email: enung.has[email protected].id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 17 Maret 2023
Direvisi: 19 Juni 2023
Disetujui: 25 Oktober 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Kepala sekolah merupakan kuncui utama untuk mencapai Sekolah yang
unggul. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana peran kepala sekolah
dalam membangun sekolah unggul. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, dan analisis data dilakuakn menggunakan analisis data
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran kepala sekolah dalam
membangun sekolah unggul dimulai dari penetapan sekolah unggul, adanya
pembinaan dan evaluasi kinerja guru berkelanjutan, serta adanya feedback
atas hasil evaluasi kinerja, serta diberlakukannya reward dan punishment
yang proporsional.
Kata Kunci:
Peran Kepala Sekolah
Supervise akademik
berkelanjuan
Penelitian lapangan
ABSTRACT
Keywords:
School principal's role
continuous academic
Supervision teacher
performance
Field research
The school principal is the key factor in achieving an excellent school. This
research explores the role of the school principal in building an outstanding
school. The research method used is a field research method. Data collection is
conducted through interviews, and data analysis is performed using
qualitative data analysis. The results of the research indicate that the role of
the school principal in building an excellent school begins with the
establishment of the criteria for an outstanding school, providing continuous
guidance and evaluation of teacher performance, as well as providing
feedback based on performance evaluations, and implementing proportional
rewards and punishments.
©2024, Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Penilaian kinerja guru merupakan aspek yang sangat penting dalam memastikan kualitas
dan profesionalisme dalam dunia pendidikan. Sebagai jabatan fungsional, setiap kenaikan
jabatan guru didasarkan pada perolehan angka kredit dari unsur utama dan unsur penunjang,
sehingga guru harus berupaya meningkatkan pengumpulan dan penilaian angka kredit sesuai
ketentuan (Blora, 2017). Kemampuan seorang guru dalam menguasai dan menerapkan
kompetensinya sangat menentukan kualitas proses pembelajaran, pembimbingan peserta didik,
dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan (Peraturan et al., 2007). Oleh karena itu, penting
untuk mengembangkan sistem penilaian kinerja guru yang mampu memastikan pelaksanaan
tugas secara profesional (Hamid & Widyaiswara, 2020).
Dengan adanya sistem penilaian kinerja yang efektif, maka diharapkan akan terjadi
peningkatan mutu dalam proses pendidikan. Guru akan merasa didorong untuk
mengembangkan kompetensi dan keterampilan mereka secara terus-menerus, sehingga para
guru dapat menunjukan kinerja yang professional (Indriani & Hasanah, 2021). Hal ini akan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
25
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
berdampak positif pada pembelajaran dan bimbingan peserta didik, karena guru dapat
memberikan pendekatan yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu
(Hasanah et al., 2022). Selain itu, sistem penilaian kinerja yang transparan dan objektif juga
akan meningkatkan akuntabilitas guru dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga hal
tersebut dapat mendukung terwujudnya kinerja sekolah yang baik secara keseluruhan
(Hasanah, 2021). Guru yang berprestasi dan profesional akan mendapatkan pengakuan dan
apresiasi yang sesuai dari lembaga pendidikan dan masyarakat, sementara mereka yang perlu
meningkatkan kinerja akan mendapatkan dukungan dan bimbingan untuk memperbaiki
kualitasnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kerjasama antara guru, kepala
sekolah, serta pihak-pihak terkait lainnya dalam mengimplementasikan sistem penilaian kinerja
yang efektif dan berkeadilan. Selain itu, sistem ini juga harus didukung oleh kebijakan-
kebijakan yang mendukung dan insentif yang memotivasi guru untuk terus meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme mereka (Kurniawan & Hasanah, 2021). Dengan demikian,
penilaian kinerja guru bukan hanya menjadi alat evaluasi semata, tetapi juga menjadi instrumen
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Penilaian kinerja memiliki peranan penting dalam mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan seorang pegawai atau karyawan. Melalui penilaian tersebut, pemimpin dapat
merancang program yang bertujuan meningkatkan kompetensi pegawai atau karyawan,
sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan kinerja mereka. Penilaian kinerja guru juga
merupakan bagian penting dalam penilaian prestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Permen PAN
RB No. 16 Tahun 2009 dan Permendikbud No. 35 Tahun 2010 mengatur mengenai penilaian
kinerja guru (PKG) secara umum, dan menuntut guru atau kepala sekolah sebagai penilai
(asesor) memiliki kemampuan dalam mengolah angka hasil penilaian (Leo & Marlindawati,
2020). Pada saat ini, penilaian kinerja guru telah berubah dari yang awalnya bersifat
administratif menjadi lebih berorientasi pada aspek praktis, kuantitatif, dan kualitatif, sehingga
diharapkan dapat mendorong para guru untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas mereka
(S., 2016).
Namun, faktanya, penilaian kinerja guru saat ini seringkali hanya menjadi ajang
formalitas semata. Hasil penilaian kinerja tidak mencerminkan sepenuhnya kualitas dan
kompetensi seorang guru. Guru yang baik belum tentu mendapatkan nilai PKG yang baik,
begitu juga sebaliknya. Penilaian kinerja guru saat ini masih didasarkan pada penilaian
administrasi saja, yang cenderung kurang akurat dan kurang memberikan gambaran yang
komprehensif mengenai kinerja seorang guru (Kelana, 2019). Penilaian yang dilakukan oleh
pengawas, kepala sekolah, atau asesor masih terbatas pada pemeriksaan dan kelengkapan
administrasi guru. Guru yang mampu memenuhi persyaratan administrasi pembelajaran secara
lengkap, baik itu data murni atau tidak, cenderung mendapatkan nilai penilaian yang tinggi,
sehingga aspek kinerja sebenarnya tidak tergambarkan dengan baik.
Beberapa penyebab kondisi saat ini adalah beban kerja guru dan kepala sekolah yang
tinggi, kurangnya pemahaman tentang fungsi dan tujuan penilaian kinerja guru, pelaksanaan
penilaian yang rumit dan memakan waktu, serta rendahnya penguasaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (Kelana, 2019). Untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi, peran kepala
sekolah sangat penting. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam menilai kinerja guru
sebagai salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.
Sebagai pimpinan tertinggi, kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, dan pemeliharaan sarana
dan prasarana. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan administrasi yang baik, komitmen
tinggi, dan fleksibilitas dalam menjalankan tugasnya (Yusup, 2015).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
26
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
Kepala sekolah dapat menjadi solusi nyata dari kesenjangan yang terjadi dalam penilaian
kinerja guru. Melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan, kepala sekolah
dapat meningkatkan kinerja guru secara keseluruhan. Pembinaan tersebut meliputi
pengembangan profesional, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses
penilaian, serta memastikan penilaian kinerja guru dilakukan secara komprehensif dan
berdasarkan aspek pedagogik dan profesional (Hamid & Widyaiswara, 2020). Dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang baik, kinerja guru dapat ditingkatkan, dan visi dan misi
sekolah untuk menjadi sekolah yang unggul dapat tercapai.
Dalam upaya mencapai hasil penilaian kinerja guru yang lebih baik dan optimal, kepala
sekolah perlu mengimplementasikan strategi yang berkelanjutan (Ruggerio, 2021). Dengan
pendekatan yang holistik dan berbasis kompetensi, kepala sekolah dapat membangun budaya
penilaian yang adil dan objektif, serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran guru tentang
pentingnya penilaian kinerja dalam upaya meningkatkan profesionalisme mereka, sehingga
akan terbentuk iklim belajar positif (Miasih & Hasanah, 2021). Dukungan dari pemerintah,
pihak terkait, dan stakeholder lainnya juga diperlukan dalam menciptakan lingkungan
pendidikan yang mendukung penilaian kinerja guru yang efektif dan bermakna (Kelana, 2019).
Dengan demikian, penilaian kinerja guru dapat menjadi alat yang kuat dalam mendorong
peningkatan kualitas pendidikan dan memotivasi guru untuk mencapai standar profesional
yang lebih tinggi.
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif (Nicholls, 2017). Menurut Dedy Mulyana penelitian lapangan (field
research) adalah jenis penelitian yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang
alamiah (Mulyana, 2008). Untuk itu, data primernya adalah data yang berasal dari lapangan.
Sehingga data yang didapat benar-benar sesuai dengan realitas mengenai fenomena-fenomena
yang ada di lokasi penelitian tersebut. Maka dari itu disini peneliti menggunakan jenis
penelitian Field Research, agar dapat mencari data di lapangan secara detail dan terperinci
dengan cara mengamati dari fenomena terkecil yang menjadi acuan titik permasalahan, sampai
mengamati fenomena terbesar serta berusaha mencari solusi permasalahan demi kemaslahatan
bersama. Adapun pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Metode ini mencoba meneliti suatu kelompok manusia atau obyek,
suatu sistem pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Menurut Whitney yang
dikutip oleh Moh. Nazir berpendapat bahwa metode deskriptif adalah pencapaian fakta dengan
intepretasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat beserta
tatacara yang berlaku di dalamnya. Situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan- pandangan serta proses yang berlangsung dan
pengaruh dari suatu fenomena (Fadli, 2021).
Dalam penelitian ini, pemilihan paptisipan dilakukan melalui proses purposive sampling
(Etikan, 2016). Proses pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara mendalam
terhadap kepala sekolah maupun guru. Seluruh data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan Teknik analisis kualitatif (Srivastava & Hopwood, 2009).
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa ada beberapa cara kepala sekolah
mencapai sekolah yang unggul dengan meningkatkan hasil penilaian kinerja guru. Cara
tersebut adalah menetapkan standar kinerja dan kompetensi guru yang sesuai dengan visi
sekolah unggul, melakukan evaluasi dan penilaian kinerja guru secara teratur dan tepat waktu
untuk mengetahui kemajuan dan komitmen guru dalam mencapai visi sekolah, memberikan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
27
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
umpan balik yang membangun dan rekomendasi perbaikan atas hasil penilaian kinerja guru,
membangun budaya kerja yang kondusif guna mendorong inovasi dan kreativitas guru demi
tercapainya tujuan sekolah menjadi sekolah unggul, dan mengatur reward dan punishment
yang tepat untuk mendorong motivasi dan disiplin kerja guru dalam mencapai visi sekolah.
Secara lebih detil, berbagai cara tersebut disajikan sebagai berikut.
A. Menetapkan Standar Kinerja Dan Kompetensi Guru Yang Sesuai Dengan Visi
Sekolah Unggul.
Salah satu cara sekolah mencapai sekolah yang unggul melalui penilaian kinerja guru
adalah menetapkan standar kinerja dan kompetensi guru yang sesuai dengan visi sekolah
unggul. Kepala sekolah mengatakan bahwa untuk menetapkan suatu standar kinerja dan
kompetensi guru yang sesuai dengan visi sekolah unggul, tentunya perlu didasari dengan
pemahaman akan komitmen terhadap visi dan misi sekolah, kemampuan profesionalisme
mengajar dan mengelola kelas, mampu melakukan penilaian dan bimbingan sesuai kurikulum,
serta melakukan inovasi pembelajaran dan pengembangan diri secara berkelanjutan. Di bawah
ini adalah pernyataan Kepala Sekolah mengenai hal tersebut: Untuk mencapai suatu sekolah
yang unggul itu memang terlebih dulu kita mulai dari visi sekolah yang menekankan
pentingnya mutu pendidikan yang tinggi dan terus membangun kompetensi siswa. Guru harus
bisa paham dan berkomitmen merealisasikan visi tersebut melalui kinerja dan kompetensi yang
dimiliki. Ditambah lagi tentu harus dibarengi dengan yang namanya profesionalisme yang
dimiliki guru dalam mengajar anak-anak dikelas, sehingga dengan adanya kemampuan guru
yang baik dalam mengajar maka akan baik pula dalam penilaian terhadap proses dan hasil
belajar siswa sesuai kurikulum. Tapi tidak sampai disitu juga, agar dapat mendukung
pencapaian visi sekolah sebagai yang unggul, seorang guru harus senantiasa melakukan inovasi
pembelajaran dan mengembangkan kompetensi dirinya secara berkelanjutan, misalnya kita
adakan pelatihan, seminar untuk mereka
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan kepala sekolah dalam menetapkan
standar kinerja dan kompetensi bagi guru yang sesuai dengan visi sekolah unggul tentu akan
mampu menjadikan sekolah tersebut unggul, hal ini sejalan dengan penelitian (Kiding, 2021).
Peran kepala sekolah dalam menetapkan standar kinerja dan kompetensi bagi guru merupakan
salah satu Upaya kepala sekolah dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan adanya standar yang jelas dan kompetensi yang sesuai, para guru dapat diberdayakan
untuk memberikan pendidikan yang lebih berkualitas (Widarsih & Faraz, 2016). Sumber daya
manusia yang kompeten ini akan membawa dampak positif dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah (Mashuri & Hasanah, 2021). Selain itu, kepala sekolah yang berperan
aktif dalam menyesuaikan standar kinerja dan kompetensi dengan visi sekolah unggul juga
dapat memberikan respon yang efektif terhadap tuntutan masyarakat terhadap peningkatan
mutu Pendidikan (Ali & Hasanah, 2021).
Penelitian lain yang relevan juga menggarisbawahi peranan penting kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah (Hallinger, 2018). Studi oleh beberapa peneliti
menunjukkan bahwa kepala sekolah yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia, terutama para guru, cenderung memiliki sekolah yang unggul dalam prestasi
akademik dan non-akademik. Dengan mengadopsi standar kinerja dan kompetensi yang sesuai
dengan visi sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan
mendorong inovasi dalam pengajaran. Penelitian-penelitian ini juga mengungkapkan bahwa
kepala sekolah yang proaktif dalam menetapkan standar kinerja dan kompetensi guru memiliki
dampak yang kuat terhadap keberhasilan sekolah secara keseluruhan (Danzig et al., 2005;
Diana et al., 2021).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
28
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
B. Melakukan Evaluasi Dan Penilaian Kinerja Guru Secara Teratur Dan Tepat Waktu
Untuk Mengetahui Kemajuan Dan Komitmen Guru Dalam Mencapai Visi Sekolah.
Peran kepala sekolah dalam mencapai sekolah unggul melalui penilaian kinerja guru,
yaitu dengan melakukan evaluasi dan penilaian kinerja guru secara teratur dan tepat waktu
untuk mengetahui kemajuan dan komitmen guru dalam mencapai visi sekolah. Dibawah ini
adalah pernyataan Kepala Sekolah sebagai berikut: Evaluasi dan penilaian kinerja membantu
kami untuk memetakan kekuatan dan kelemahan guru dalam mencapai tujuan pengajaran itu
sendiri, sehingga kita, terutama saya sebagai kepala sekolah paham akan kebutuhan pelatihan
yang tepat bagi guru
Kepala sekolah, dalam wawancara langsung menambahkan bahwa dengan melakukan
evaluasi dan penilaian kinerja guru secara teratur dan tepat waktu untuk mengetahui
kemajuan dan komitmen guru dalam mencapai visi sekolah lebih dirasa mampu untuk
membantu guru-guru dalam meningkatkan penilaian kinerjanya.Selama ini, saya sudah
menerapkan beberapa cara untuk membantu para guru-guru yang ada disini, ya salah satunya
dengan evaluasi dan penilaian kinerja guru secara teratur dan tepat waktu. Dimana hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan komitmen guru dalam mencapai visi
sekolah. Ternyata, dengan melakukan evaluasi dan penilaian tersebut, saya jadi tahu harus
melakukan apa, merencanakan apa, memenuhi kebutuhan mereka dengan bagaimana.
Sehingga, dari situ saya dapat memberikan umpan balik yang konkret dan rekomendasi
perbaikan atas hasil penilaian kinerja guru.
Evaluasi dan penilaian membantu kepala sekolah mengukur sejauh mana guru telah
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Jika ada ketidaksesuaian antara kinerja guru
dengan tujuan sekolah, tindakan perbaikan dapat dilakukan (Idrus, 2019). Dengan
Menjalankan evaluasi kinerja guru secara teratur dan tepat waktu juga memiliki peran penting
dalam memberikan motivasi kepada guru untuk terus berusaha meningkatkan kinerjanya
demi mencapai visi dan misi sekolah. Ealuasi yang konsisten dan berkelanjutan akan
memberikan gambaran tentang kemajuan guru dalam mencapai target pembelajaran
(Abejehu, 2016; Kapambwe, 2010). Penelitian ini memperkuat pentingnya evaluasi dan
penilaian dalam mengukur kinerja guru serta memberikan umpan balik yang tepat untuk
kemajuan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan dapat
diaplikasikan dalam konteks sekolah yang berbeda.
C. Memberikan Umpan Balik Yang Membangun Dan Rekomendasi Perbaikan Atas
Hasil Penilaian Kinerja Guru.
Umpan balik yang membangun dan rekomendasi perbaikan sangat penting untuk
membantu guru meningkatkan kinerja mengajarnya. Berikut ini pernyataan kepala sekolah
terkait hal tersebut: Terkait bagaimana saya meningkatkan hasil penilaian kinerja guru agar
lebih baik lagi sehingga berjalan optimal dan maksimal, yaitu dengan memberikan umpan
balik yang membangun dan tentunya yang positif, sehingga dapat mendukung motivasi dan
semangat guru untuk terus meningkatkan kompetensinya. Guru pasti akan merasa terdorong
untuk berinovasi dan terus mengembangkan metode mengajarnya. Selain itu, rekomendasi
perbaikan yang jelas dan terukur juga dapat membantu guru menjadwalkan dan merencanakan
langkah-langkah perbaikan yang tepat. Guru dapat lebih fokus dan terarah dalam
mengembangkan kompetensi profesionalnya. Misalnya saja, memberikan umpan balik secara
teratur dan rutin. Saya tidak hanya memberikan umpan balik sekali saja pada akhir tahun
ajaran. Atau bisa dengan memberikan apresiasi atas kemajuan dan pencapaian guru,
penghargaan atas upaya dan perbaikan yang sudah dilakukan.
Dengan adanya umpan balik ini dapat memengaruhi pembelajaran yang diinginkan dan
memengaruhi bentuk pembelajaran yang diinginkan. Umpan balik ini diharapkan
meningkatnya mutu pembelajaran (James A.F Stoner, 1988). Dengan demikian, ini
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
29
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
menunjukkan bahwa dengan memberikan umpan balik membangun dan rekomendasi
perbaikan yang tepat dapat bermanfaat besar untuk meningkatkan kinerja mengajar dan
profesionalitas guru secara keseluruhan. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada
hasil belajar peserta didik.
Pentingnya memberikan umpan balik yang membangun dan rekomendasi perbaikan
atas hasil penilaian kinerja guru telah diakui secara luas dalam dunia pendidikan. Umpan balik
yang efektif tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pengajaran guru tetapi juga memperkuat
kesempatan untuk pengembangan profesional mereka. Umpan balik yang khusus dan tepat
waktu kepada guru memiliki dampak besar pada peningkatan kinerja mereka (Anderson
Quarderer & McDermott, 2020; Harris et al., 2015; James et al., 2021; Waleed Daweli, 2018).
Penelitian tersebut menekankan pentingnya menyediakan umpan balik terarah dan berfokus
pada aspek-aspek tertentu dalam pengajaran guru agar mereka dapat secara aktif memperbaiki
metode pengajaran yang dilakukan oleh para guru.
Untuk melengkapi upaya memberikan umpan balik yang membangun, sistem dukungan
dan pelatihan juga perlu dipertimbangkan. pendekatan pengembangan profesional yang
berfokus pada umpan balik, pelatihan, dan dukungan berkelanjutan memiliki dampak positif
pada kinerja guru dan kesuksesan siswa (Darling-Hammond et al., 2020). Dengan demikian,
penting bagi lembaga pendidikan dan kepala sekolah untuk memprioritaskan memberikan
umpan balik yang membangun dan rekomendasi perbaikan yang terkait dengan hasil penilaian
kinerja guru. Dengan mengacu pada penelitian yang relevan seperti yang telah disebutkan di
atas, langkah-langkah ini dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan mendukung
pertumbuhan profesional guru.
D. Membangun Budaya Kerja Yang Kondusif Guna Mendorong Inovasi Dan
Kreativitas Guru Demi Tercapainya Tujuan Sekolah Menjadi Sekolah Unggul.
Salah satu faktor penting untuk membangun sekolah unggul adalah adanya budaya kerja
yang kondusif di kalangan guru dan staf. Budaya kerja yang kondusif akan mendorong
terciptanya suasana yang mendukung inovasi, kreativitas, dan kolaborasi antar guru. Sehingga
tujuan sekolah untuk menjadi sekolah unggul dapat tercapai. Berikut ini pernyataan dari
kepala sekolah terkait dengan adanya budaya kerja yang kondusif di kalangan guru dan staf:
Kalau ingin meningkatkan penilaian kinerja terhadap guru, saya harus bisa untuk
menciptakan suatu budaya kerja yang kondusif di kalangan guru dan staf. Seperti, menerapkan
sistem reward dan punishment yang tepat untuk mendorong performa terbaik guru,
mendorong adanya kompetisi sehat dan diskusi terbuka antar guru, atau bisa juga dengan
memberikan apresiasi dan penghargaan atas inovasi, kreativitas, dan kinerja luar biasa guru.
Ini pasti bisa berdampak kepada kinerja guru-guru disini, sehingga nanti di penilaiannya pun
akan maksimal dan bagus
Dengan demikian, adanya budaya kerja yang kondusif di lingkungan sekolah, para guru
akan termotivasi untuk berinovasi dan bereksperimen dalam proses pembelajaran. Ide dan
gagasan baru akan bermunculan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan capaian
siswa. Semangat kolaborasi dan kerja sama akan tumbuh antar guru untuk mencapai tujuan
sekolah menjadi sekolah unggul (Fleming et al., 2016).
Dalam lingkungan yang kondusif (Miasih & Hasanah, 2021), para guru merasa
didukung dan dihargai atas usaha dan ide-ide inovatif yang mereka bawa ke dalam kelas. rasa
keterlibatan dan apresiasi yang diberikan kepada para guru dapat meningkatkan semangat
mereka untuk menciptakan dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih
efektif. Dukungan antar guru dan semangat kolaborasi yang tumbuh dalam budaya kerja yang
positif juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Ketika
guru saling berbagi ide dan bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
30
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
lebih baik, hasil belajar siswa cenderung meningkat. Selain itu, budaya kerja yang kondusif
juga dapat meningkatkan prestasi sekolah secara keseluruhan.
Sekolah yang menciptakan budaya kerja yang positif dan memiliki semangat untuk
meraih tujuan yang bersama-sama ditetapkan cenderung mencapai keunggulan akademik
yang lebih tinggi (Uge et al., 2019). Dengan demikian budaya kerja yang kondusif di
lingkungan sekolah dapat menjadi pemicu bagi para guru untuk berinovasi dan berkolaborasi
dalam proses pembelajaran. Dukungan dan semangat yang mereka rasakan akan mendorong
munculnya ide-ide baru dan gagasan inovatif (Kurniawan & Hasanah, 2021), yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa. Oleh karena itu,
menciptakan budaya kerja yang positif dan mendukung di sekolah adalah langkah penting
untuk mencapai tujuan sekolah yang menjadi sekolah unggul.
E. Mengatur Reward Dan Punishment Yang Tepat Untuk Mendorong Motivasi Dan
Disiplin Kerja Guru Dalam Mencapai Visi Sekolah.
Guru memegang peran penting dalam pencapaian visi dan tujuan sekolah. Oleh karena
itu, sangat diperlukan motivasi dan disiplin kerja yang baik dari para guru agar visi sekolah
dapat terwujud. Salah satu cara untuk mendorong motivasi dan disiplin kerja guru adalah
dengan memberikan reward yang memotivasi dan punishment yang tepat apabila ada
pelanggaran. Berikut ini pernyataan dari Kepala Sekolah: Sebelumnya juga sudah saya
sampaikan bahwa sebagai kepala sekolah, saya harus mampu menciptakan suatu budaya kerja
yang kondusif di kalangan guru dan staf. Contoh yang bisa diambil dan terlihat itu ya dengan
menerapkan sistem reward dan punishment yang tepat untuk mendorong performa terbaik
guru. Reward atau insentif yang tepat dalam konteks ini meliputi bonus, kenaikan gaji,
promosi jabatan, penghargaan, dan lain sebagainya. Jadi kalau saya memberikan reward yang
sesuai otomatis guru-guru akan merasa puas pada dirinya dan dapat memotivasi mereka untuk
bekerja lebih giat lagi. Sebaliknya, kalau saya memberikan punishment atau sanksi yang
layak seperti teguran lisan, peringatan tertulis, demosi jabatan, dan pemotongan gaji dapat
menciptakan rasa tidak nyaman bagi guru yang melanggar, itu juga akan berdampak untuk
mendorong mereka memperbaiki disiplin kerja.
Dari pernyataan di atas, menunjukkan bahwa hal yang sangat penting adalah mengatur
reward dan punishment secara tepat dan proporsional dengan mempertimbangkan berbagai
faktor seperti perbuatan guru, sejarah pelanggaran, dan dampak terhadap prestasi sekolah.
Reward dan punishment yang berlebihan atau tidak tepat sasaran dapat menimbulkan dampak
negatif pada motivasi dan disiplin kerja guru. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang
matang dan konsisten dalam hal ini agar dapat mendukung pencapaian visi sekolah secara
optimal.
Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pentingnya mengatur reward dan
punishment secara tepat dan proporsional dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
perbuatan guru, sejarah pelanggaran, dan dampak terhadap prestasi sekolah (Raihan, 2019).
Reward yang berlebihan dapat mengakibatkan guru kehilangan motivasi intrinsik mereka,
karena mereka mungkin lebih fokus pada hadiah daripada pada pengembangan profesional
mereka (Eddy et al., 2017; Portengen et al., 2021). Punishment yang tidak tepat sasaran dapat
menyebabkan ketidakadilan dan ketidakpercayaan dalam lingkungan kerja, yang berdampak
negatif pada disiplin kerja guru dan kualitas pembelajaran siswa (Gebara & Agrawal, 2017;
van Ginneken & Hayes, 2017). Oleh karena itu, kebijakan yang matang dan konsisten dalam
mengatur reward dan punishment sangatlah penting untuk mencapai visi sekolah secara
optimal. Dengan mengintegrasikan berbagai faktor seperti kinerja guru, riwayat pelanggaran,
dan konsekuensi terhadap prestasi sekolah, sekolah dapat memastikan bahwa reward dan
punishment diberikan dengan adil dan efektif.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
31
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, beberapa cara yang telah terpilih untuk meningkatkan
penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah antara lain menetapkan standar kinerja dan
kompetensi guru yang sesuai dengan visi sekolah unggul, melakukan evaluasi dan penilaian
kinerja guru secara teratur dan tepat waktu, memberikan umpan balik yang membangun dan
rekomendasi perbaikan atas hasil penilaian kinerja guru, membangun budaya kerja yang
kondusif guna mendorong inovasi dan kreativitas guru, dan mengatur reward dan punishment
yang tepat untuk mendorong motivasi dan disiplin kerja guru dalam mencapai visi sekolah.
Dengan menerapkan beberapa cara tersebut, kepala sekolah dapat membantu guru
meningkatkan kinerja dan profesionalitasnya, sehingga dapat mendukung pencapaian visi dan
misi sekolah yang unggul. Semua langkah yang diambil, penting bagi kepala sekolah untuk
dilakukan secara koheren dan efektif sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada dan
membangun sekolah yang lebih baik.
5. Daftar Pustaka
Abejehu, B. S. (2016). The Practice of Continuous Assessment in Primary Schools: The Case
of Chagni, Ethiopia. Journal of Education and Practice, 7(31).
Ali, S., & Hasanah, E. (2021). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Menjamin Mutu
Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Jurnal
Ilmiah Mandala Education, 7(1).
Anderson Quarderer, N., & McDermott, M. A. (2020). Examining Science Teacher Reflections
on Argument-Based Inquiry Through a Critical Discourse Lens. Research in Science
Education, 50(6). https://doi.org/10.1007/s11165-018-9790-z
Blora, K. K. A. K. (2017). No Title. Kemenag.
Danzig, A., Zhang, J., & You, B. (2005). Learning to Be an Education Leader: How a Web-
Based Course Meets Some of the Challenges of Leadership Training and Development.
Scholar-Practitioner Quarterly, 3(1), 2538.
Darling-Hammond, L., Flook, L., Cook-Harvey, C., Barron, B., & Osher, D. (2020).
Implications for educational practice of the science of learning and development. Applied
Developmental Science, 24(2). https://doi.org/10.1080/10888691.2018.1537791
Diana, R., Kristiawan, M., & ... (2021). Pengaruh Kepemimpinan dan Kinerja Guru Terhadap
Mutu Pembelajaran. Jurnal Educatio FKIP , 7(3), 769777.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1221
Eddy, A., Syafruddin, S., & Sudirman, S. (2017). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Menciptakan Iklim Sekolah Yang Kondusif Di Smk Negeri 2 Mataram. Jurnal Praktisi
Administrasi Pendidikan (JPAP), 2(2), 191=205.
Etikan, I. (2016). Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling. American
Journal of Theoretical and Applied Statistics, 5(1).
https://doi.org/10.11648/j.ajtas.20160501.11
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 3354.
https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Fleming, I., Jones, M., Bradley, J., & Wolpert, M. (2016). Learning from a Learning
Collaboration: The CORC Approach to Combining Research, Evaluation and Practice in
Child Mental Health. Administration and Policy in Mental Health and Mental Health
Services Research, 43(3). https://doi.org/10.1007/s10488-014-0592-y
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
32
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
Gebara, M. F., & Agrawal, A. (2017). Beyond rewards and punishments in the Brazilian
Amazon: Practical implications of the REDD+ discourse. Forests, 8(3).
https://doi.org/10.3390/f8030066
Hallinger, P. (2018). Principal Instructional Leadership: From Prescription to Theory to
Practice. The Wiley Handbook of Teaching and Learning.
Hamid, A., & Widyaiswara. (2020). Kinerja dan Kompetensi Guru. BDK Banjarmasin
Kementrian Agama.
Harris, L. R., Brown, G. T. L., & Harnett, J. A. (2015). Analysis of New Zealand primary and
secondary student peer- and self-assessment comments: applying Hattie and T
feedback model. Assessment in Education: Principles, Policy and Practice, 22(2).
https://doi.org/10.1080/0969594X.2014.976541
Hasanah, E. (2021). Best practice penjaminan mutu lulusan berbasis iasp 2020 di sekolah
menengah kejuruan. JAMP: Jurnal Adminitrasi Dan Manajemen Pendidikan, 4(2), 178
186. http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/view/20366/8157
Hasanah, E., Suyatno, S., Maryani, I., Badar, M. I. Al, Fitria, Y., & Patmasari, L. (2022).
Conceptual Model of Differentiated-Instruction 
Indonesia. Education Sciences, 12(10), 650. https://doi.org/10.3390/educsci12100650
Idrus. (2019). EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Idrus L 1. Evaluasi Dalam
Proses Pembelajaran, 2, 920935.
Indriani, S., & Hasanah, E. (2021). Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya
mengembangka profesionalisme guru. Jurnal Kepemimpinan Dan …, 6(1).
. Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1739.
James, D. M., Fisher, S., & Vincent, S. (2021). Challenging behaviour around challenging
behaviour. Journal of Applied Research in Intellectual Disabilities, 34(4).
https://doi.org/10.1111/jar.12879
Kapambwe, W. M. (2010). The implementation of school based continuous assessment (CA) in
Zambia. Educational Research and Reviews, 5(3).
Kelana, N. S. (2019). Selama Ini, Penilaian Terhadap Guru Kurang Pas, Mengapa?
Siedoo.Com.
Kiding, S. (2021). Peran Kepala Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah yang Baik. Article
ResearchGate, April, 019.
Kurniawan, H., & Hasanah, E. (2021). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Inovasi dan
Kreativitas Guru di Masa Pandemi di SD Muhammadiyah Bantul Kota. Jurnal Studi
Guru Dan Pembelajaran, 4(1).
Leo, A., & Marlindawati, M. (2020). Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Pada Sma
Negeri 19 Palembang Berbasis Web. 3(November 2009), 116.
Mashuri, M., & Hasanah, E. (2021). Manajemen Pembelajaran Bahasa Inggris dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa saat Pandemi Covid-19 di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 4(2).
https://doi.org/10.30872/diglosia.v4i2.174
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 24-33
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
33
Erlita Ayu Nofridasaria, Enung Hasanah (Peran Kepala Sekolah .)
Miasih, R., & Hasanah, E. (2021). Best Practice Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Menciptakan Iklim Belajar Jarak Jauh yang Kondusif. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil
Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan
Pembelajaran, 7(3). https://doi.org/10.33394/jk.v7i3.3559
Mulyana, D. (2008). Metode penelitian kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu
sosial lainnya. In Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nicholls, D. (2017). Qualitative research. Part 1: Philosophies. International Journal of
Therapy and Rehabilitation, 24(1). https://doi.org/10.12968/ijtr.2017.24.1.26
Peraturan, Nasional, M. P., & 2007, R. I. N. 16 T. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia. Ятыатат, вы12у(235), 245.
Portengen, C. M., Sprooten, E., Zwiers, M. P., Hoekstra, P. J., Dietrich, A., Holz, N. E.,
Aggensteiner, P. M., Banaschewski, T., Schulze, U. M. E., Saam, M. C., Craig, M. C.,
Sethi, A., Santosh, P., Ouriaghli, I. S., Castro-Fornieles, J., Rosa, M., Arango, C., Penzol,
        1). Reward and Punishment Sensitivity are
Associated with Cross-disorder Traits. Psychiatry Research, 298.
https://doi.org/10.1016/j.psychres.2021.113795
Raihan, R. (2019). Penerapan Reward dan Punishment dalam Peningkatan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Terhadap Siswa SMA di Kabupaten Pidie. DAYAH: Journal of
Islamic Education, 2(1), 115130.
Ruggerio, C. A. (2021). Sustainability and sustainable development: A review of principles and
definitions. In Science of the Total Environment (Vol. 786).
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.147481
S., D. (2016). Implementasi Manajemen Penilaian Kinerja Guru Di Smp Negeri 2 Mesuji. 1,
698703.
Srivastava, P., & Hopwood, N. (2009). A Practical Iterative Framework for Qualitative Data
Analysis. International Journal of Qualitative Methods, 8(1).
https://doi.org/10.1177/160940690900800107
Uge, S., Neolaka, A., & Yasin, M. (2019). Development of social studies learning model based
          International
Journal of Instruction, 12(3). https://doi.org/10.29333/iji.2019.12323a
van Ginneken, E. F. J         
meaning and severity of punishment. Criminology and Criminal Justice, 17(1).
https://doi.org/10.1177/1748895816654204
Waleed Daweli, T. (2018). Engaging Saudi EFL Students in Online Peer Review in a Saudi
University Context. Arab World English Journal, 9(4).
https://doi.org/10.24093/awej/vol9no4.20
Widarsih, R., & Faraz, N. J. (2016). Evaluasi kinerja guru ips smp berdasarkan standar
kompetensi guru di kabupaten kebumen. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 3(2),
177187. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v3i2.7646
Yusup, M. (2015). Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Manajer
Pendidikan, 09(01), 95101.