AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
622
DINAMIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH
PADA ASPEK PERANGKAT DAN PROSES PEMBELAJARAN
Iwan Ramadhan
Pendidikan Sosiologi, Universitas Tanjungpura
Email: iwan.ramadhan@untan.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek perangkat dan proses pembelajaran di satuan
pendidikan tingkat menengah pertama dalam kurikulum merdeka. Peralihan kurikulum sangat
dirasakan perbedaannya oleh guru, mulai dari penggunaan perangkat ajar dan proses pembelajaran.
Hal tersebut disebabkan banyaknya perbedaan dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka.
Selain itu, proses pembelajaran juga menuntut perubahan seperti proses mengajar sebelumnya
dalam kurikulum 2013 bagi guru yang sudah terbiasa, kembali membutuhkan penyesuaian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif. Data diperoleh melalui teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi yang berfokus pada penyusunan perangkat ajar dan
pelaksanaan pembelajaran dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Hasil penelitian
melalui informasi dari guru yaitu pada perangkat ajar kurikulum merdeka, penguasaan CP setiap
guru disusul perumusan tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, merancang pembalajaran
dan asesmen. Penyusunan perangkat tidak sedikit guru yang belum sepenuhnya memahami.
Perangkat yang disiapkan oleh guru yaitu setelah memahami CP dan modul disusun sesuai mata
pelajaran, buku teks, video pembelajaran, serta metode dan model pembelajaran yang relevan
dengan siswa digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran
membutuhkan adaptasi oleh guru dari perubahan kurikulum. Perubahan dominan pembelajaran
yaitu pada pembagian jam belajar, terbagi menjadi tiga jam untuk kegiatan intrakurikuler dan satu
jam untuk kegiatan kokurikuler. Pelaksanaan kedua hal tersebut antar guru saling menonjolkan soft
skill dan hard skill siswa yang juga berfokus pada minat, bakat dan kemampuan siswa. Kendala
sarana dana prasarana serta kemampuan menyusun perangkat ajar masih dialami guru, solusi
mengatasi keterbatasan tersebut oleh guru ialah aktif mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
sekolah kepada tenaga pendidik sebagai guru di sekolah tersebut.
Kata Kunci: Perangkat; Pembelajaran; Kurikulum merdeka
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out aspects of the tools and learning processes at the junior
high school level in the independent curriculum. The difference between the curriculum transition
was felt by the teacher, starting from the use of teaching tools and the learning process. This is due
to the many differences from the 2013 curriculum to the independent curriculum. In addition, the
learning process also requires changes such as the previous teaching process in the 2013
curriculum for teachers who are used to it, again requiring adjustments. This research uses
descriptive qualitative method. Data were obtained through observation, interviews and
documentation techniques which focused on the preparation of teaching tools and the
implementation of learning from the 2013 curriculum to an independent curriculum. The results of
the research are based on information from the teacher, namely on independent curriculum
teaching tools, CP mastery for each teacher followed by the formulation of learning objectives, the
flow of learning objectives, designing lessons and assessments. The preparation of the device is not
a few teachers who do not fully understand. The tools prepared by the teacher, namely after
understanding CP and modules are arranged according to subjects, textbooks, learning videos, as
well as learning methods and models that are relevant to students used in the learning process. The
results of implementing learning require adaptation by the teacher of curriculum changes. The
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
623
dominant change in learning is the division of study hours, divided into three hours for
intracurricular activities and one hour for co-curricular activities. The implementation of these two
things between teachers mutually emphasizes students' soft skills and hard skills which also focuses
on students' interests, talents and abilities. Constraints on infrastructure and funding facilities and
the ability to compile teaching materials are still experienced by teachers, the solution to overcome
these limitations by teachers is to actively participate in training provided by the school to
educators as teachers at the school.
Keyword: Device; Learning; Independent curriculum
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk mencapai usaha yang secara nyata. Hal
tersebut untuk mewujudkan warisan dari generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan
berfungsi meningkatkan dan mengembangkan potensi anak dengan menekankan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional melalui pengembangan sikap dan
kepribadian secara fungsional. Menurut (Hidayat, A., Salim, I., & Ramadhan, 2021)
menjadikan anak muda berkarakter sesuai Pancasila, manusia kuat serta memiliki
pertahanan kuat terhadap globalisasi merupakan fungsi dari penyelenggaraan pendidikan.
Adanya pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan suatu perkembangan potensi-potensi suatu pembawaan yang baik dari segi
jasmani maupun dari segi rohani yang selaras dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
masyarakat dan kebudayaan, maka dari itu, Pendidikan selalu berjalan dengan budaya
secara bersamaan untuk menciptakan suatu kemajuan. Sumber daya manusia melalui
pendidikan dikelola berdasarkan karakter peserta didik (Aminuyati, 2017). Pendidikan
dilaksanakan secara berkala atau secara terus menerus yang dimulai dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan
sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosioanal dan
memanusiakan kepada manusia maupun dari manusia. Oleh karena itu, pendidikan selalu
harus diperbaiki dari kualitas dan kuantitasnya (Kristiana Nawai, Imran, Iwan Ramadhan,
Suriyanisa, 2023). Hal tersebut karena pendidikan yang dapat mempersiapkan SDM
bangsa (Marodama, 2021).
Menurut Mariyani dan Alfansyur (dalam (Ramadhan, I., Firmansyah, H., & Wiyono,
2022) guru adalah peran yang merancang pembelajaran hingga pelaksanaan. Guru harus
beradaptasi dengan waktu pelajaran yang terencana dan terstruktur. Pemanfaatan
tekhnologi dalam pembelajaran siap atau tidak harus digunakan oleh pendidik (Mardiyanti
et al., 2023). Lingkungan Pendidikan juga merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam Pendidikan dan pembelajaran, karena dengan adanya lingkungan maka akan adanya
suatu lingkup yang fokus terhadap pembelajaran Lingkungan Pendidikan sendiri tidak
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
624
hanya berada di lingkungan sekolah tetapi juga dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat, dan ketiga hal tersebut merupakan sudah menjadi satu
kesatuan dalam dunia Pendidikan dalan proses pembelajaran. Lingkungan sekolah
mempengaruhi keberhasilan belajar anak, sehingga mencapai keberhasilan membutuhkan
lingkungan pendidikan kondusif, aman, nyaman (Ginanjar, 2017).
Namun sebenarnya hal yang paling penting dan inti dari proses pelaksanaan
pembelajaran di sekolah ialah kurikulum. Kurikulum yang diterapkan setiap satuan
pendidikan memiliki tujuan untuk menghasilkan luaran dalam proses pendidikan yang
mendukung komponen awal hingga akhir dalam pembelajaran (Ramadhan, I., Firmansyah,
H., Imran, I., Purnama, S., & Wiyono, 2023). Membangun kehidupan masyarakat memliki
keterkaitan dengan memberdayakan masyarakat (Ramadhan, Iwan., 2022). Hal tersebut
efektif melalui lembaga pendidikan.
Implementasi kurikulum pendidikan di tanah air sendiri sejak dahulu sudah
mengalami berkali-kali pergantian kurikulum. Peralihan kurikulum diiringi oleh pro kontra
bagi tenaga pendidik dan pemerhati pendidikan. Adanya perubahan kurikulum pendidikan
latar belakangi oleh berbagai alasan dan faktor. Diantaranya karena ingin memperbaiki
kualitas pendidikan, perkembangan zaman yang terus mengalami perkembangan pada
bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, menyiapkan tantangan generasi bangsa dalam
dunia kerja yang membutuhkan kemampuan dan keterampilan yang dapat diperoleh dari
pendidikan. Perubahan kurikulum dimulai dari tahun 1947 (Ramadhan, 2023). Menurut
(Tanjung et al., 2022) tingginya persaingan dunia kerja menjadi alasan agar layanan
pendidikan terhadap lulusan yang bermutu. Persaingan dunia membutuhkan generasi yang
cakap dalam pembelajaran di lembaga pendidikan (Ramadhan, I., Hardiansyah, M. A.,
Firmansyah, H., Ulfah, M., Syahrudin, H., & Suriyanisa, 2022). Kebutuhan terhadap
pendidikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa menuntut peran
pendidikan lebih aktif dan nyata dalam proses pembelajarannya. Undang-undang tentang
pendidikan tercantum pada alinea ke-4 yang menjadi tujuan negara untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (Pandu et al., 2022).
Dengan demikian, melalui kurikulum dapat menghasilkan anak muda yang aktif
dalam belajar (Ardianti & Amalia, 2022).Kurikulum terbaru yang dikeluarkan oleh Mas
Menteri Nadiam Makarim menjadi jawaban terhadap tantangan pendidikan untuk
menciptakan generasi yang diharapkan bangsa untuk saat ini dan kedepannya. Kurikulum
tersebut dinamakan dengan kurikulum merdeka. Sebagaimana pada Namanya, kurikulum
tersebut memiliki tujuan untuk mengembangkan karakter anak, yaitu pelajar berkarakter
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
625
Pancasila, mengembangkan minat, bakat dan potensi anak serta pembelajaran yang lebih
memerdekakan guru dan siswa. Kurikulum merdeka diimplementasikan juga karena
adanya krisis pembelajaran yang disebabkan oleh adanya Covid-19. Sehingga
Kementerian, Kemdikbudristek melakukan sebuat perubahan kurikulum untuk mengatasi
krisis pembelajaran tersebut dan sasaran sekolah yang dianjurkan mengimplementasikan
kurikulum merdeka ini adalah sekolah yang dianggap sudah siap baik itu dari segi fasilitas,
jumlah guru dan sebagainya. Kurikulum merdeka ini difokuskan pada penggunaan
teknologi yang memadai karena tidak menutup kemungkinan kita sudah memasuki era
digital yang sudah sangat canggih yaitu sudah memasuki era 5.0 oleh karena itu, baik dari
peserta didik dan pendidik juga harus sudah bisa menggunakan teknologi seperti gadget
karena media pembelajaran juga akan lebih difokuskan pada teknologi seperti platform-
platform yang ada di gadget agar pembelajaran mempunyai variasi yang bisa
membangunkan semangat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dengan berubahnya kurikulum ini, baik dari peserta didik dan pendidik juga harus
mampu beradaptasi. Terkhususnya pendidik yang harus mampu beadaptasi, karena pendidik
atau guru disini menjadi sebuah acuan peserta didik dalam pembelajaran. Menurut
Angga (dalam Qomariyah & Maghfiroh, 2022) kurikulum merdeka sebagai bagian dari
kurikulum 2013. Kurikulum merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler
(Barlian, U. C., & Solekah, 2022). Implementasi kurikulum merdeka, perubahan yang
paling pertama perlu diketahui dan dikuasai guru ialah perangkat dan proses pembelajaran
yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Hal tersebut menginggat, kurikulum
merdeka memiliki kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler yang slaing berkaiatan.
Sehingga membutuhkan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai tujuan dari kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler dari kebutuhan peserta didik di satuan pendidikan terkait.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Lokasi sekolah tempat
penelitian berlangsung di sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di kota Pontianak
yang berlokasi di Jl. Ampera, Kecamatan Pontianak Kota, Provinsi Kalimantan Barat.
Informan penelitian ini yaitu Kepala Sekolah dan satu guru kelas. Total informan
penelitian ini ada dua. Observasi dilakukan secara langsung non-partisipatif, peneliti hanya
melakukan pengamatan menggunakan panduan yang sesuai dengan fokus penelitian.
Kemudian pada teknik wawancara dilakukan secara langsung atau tatap muka setelah
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
626
melalui prosedur perizininan dan kesanggupan informan terhadap pelaksanaan wawancara
yang dilakukan secara singkat, karena mencari informasi sesuai refleksi guru dari
penyusunan perangkat ajar dan proses pembelajaran yang telah dialaminya. Selanjutnya
pada teknik dokumentasi, tindakan menemukan literatur dan data pendukung tentang
penerapan kurikulum merdeka yang diperoleh melalui website resmi Kemdikbud serta
melalui artikel yang disajikan dalam penelitian ini merupakan dari kajian literatur tentang
perangkat dan proses pembelajaran kurikulum merdeka. Setelah data diperoleh melalui
teknik observasi, wawancara hingga dokumentasi, maka selanjutnya pengecekkan data
dengan menyajikan data yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penyajian data
dikelompokkan berdasarkan data yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Perubahan dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka menuntut tenaga
pendidik mengikuti berbagai pelatihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan guru
dalam menguasai perangkat ajar kurikulum merdeka. Perubahan sistem pendidikan yang
tidak statis pada komponen-komponenya menjadikan tenaga pendidik terdorong untuk
selalu bersegera beradaptasi dengan perubahan zaman, hal tersebut karena perubahan
kurikulum cenderung dilatarbelakangi oleh tantangan zaman.Komponen yang ada dalam
pengajaran menekankan untuk menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih aktif. Baik
diihat dari peserta didik maupun dari tenaga pendidik. Suatu pembelajaran yang dikatakan
aktif adalah pembelajaran yang mencakup beberapa aspek, baik itu dari segi aspek spiritual
keagamaan, aspek pengendalian diri, aspek kepribadian, aspek kecerdasan, akhlak mulia
hingga aspek keterampilan. Sistem pembelajaran di satuan pendidikan mempengaruhi
sistem sosial di masyarakat kedepannya (Ramadhan et al., 2018).
Menurut (Darmadi, 2015) guru sebagai perancang pembelajaran dalam merancang
perangkat pembelajaran membutuhkan keahlian. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. Hal ini menjadi tolak ukur Kepribadian
guru profesional dapat dilihat dari sikapnya yang mantap dan stabil (Famahato Lase,
2016). Sebagaimana Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mendefinisikan
bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan untuk memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (Perni, 2019).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
627
Menurut (Desilawasi & Amrizal, 2014) salah satu indikator guru professional adalah
guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan keilmuan yang hari demi hari
semakin canggih. Selain itu, guru yang profesional dan kompeten juga harus mampu
menerapkan model dan metode pembelajaran berdasarkan tuntutan waktu dan kebutuhan
peserta didik.
Perbaikan kualitas pengajaran merupakan suatu keharusan dan mutlak bagi semua
elemen pendidikan di negeri ini. Hal tersebut dinamakan dengan guru yang professional.
Salah satu indikator guru professional adalah guru yang mampu beradaptasi dengan
perkembangan keilmuan hari demi hari (Desilawasi & Amrizal, 2014). Guru memiliki
peran yang sangat vital dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam
proses pembelajaran (Ahmal et al., 2020). Perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
unsur-unsur pendidikan, dimana unsur-unsur pendidikan tersebut terdiri dari beberapa.
Pendidik merupakan fasilitator dalam mengembangka potensi fisik maupun psikis peserta
didik yang membutuhkan bimbingan dan perilaku yang manusiawi. Peserta didik juga
mempunyai suatu kemampuan yang mandiri.
Perangkat pembelajaran pada kurikulum merdeka menyangkut penyusunan CP
(Capaian Pembelajaran), menyusun TP (tujuan pembelajaran), penyusunan ATP (alur
tujuan pembelajaran) dari TP dan mengembangkan modul ajar. Implementasi kurikulum
merdeka di salah satu satuan pendidikan tingkat menengah pertama belum lama
diterapkan. Sebelum memutuskan sekolah telah layak dan membutuhkan penerapan
kurikulum merdeka, sekolah terlebih dahulu memastikan untuk memenuhi persyaratan
serta kesiapan dari tenaga pendidik. Hal tersebut diperlukan karena peralihan penerapan
kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka mempengaruhi perubahan pada inti proses
pembelajaran. Adanya Capaian Pembelajaran atau CP dalam kurikulum merdeka
memmberikan kebebasan kepada guru untuk lanjut mengembangkan modul yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didiknya. Pendidikan dapat ditempuh melalui proses komunikasi
secara intensif dengan memanipulasi isi, metode maupun alat-alat atau sarana prasarana
pengajaran.
Alat dan metode bahan ajar pada mata pelajaran merupakan suatu komponen yang
sangat penting untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya alat
maka metode juga akan efisien dalam pembelajaran. Contoh alat Pendidikan seperti
komputer, handphone, buku ajar dan sebagainya. Bahan ajar digunakan guru untuk
diberikan kepada siswa agar dapat mencapai kompetensi atau kemampuan tertentu. Demi
mencapai kompetensi dan kemampuan siswa, maka guru paling pertama yang harus
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
628
menguasai kompetensi dan kemampuan yang akan diberikan kepada siswa. Pada era digital
(abad 21) saat ini, dalam pembelajaran, bagi guru kemampuan menyusun bahan ajar sangat
penting guna mengembangkan sejumlah kompetensi yang dibutuhkan (Herawati, 2023).
Informan ibu DI mengatakan implementasi kurikulum merdeka di salah satu sekolah
menengah pertama negeri (SMPN) yang ada di kota Pontianak dilakukan sangat cepat,
sehingga menghambat peserta didik yang awalnya sudah mulai memahami Kurikulum K13
dengan berubahnya Kurikulum, menurut tenaga pendidik di sekolah tersebut. Khususnya pada
sistem pengajaran dan bahan ajar yang digunakan guru sebelumnya cukup jauh berbeda, khususnya
aktivitas belajar.
Tidak sedikit guru yang belum memahami pembelajaran dalam kurikulum merdeka.
Perbedaan dialami guru dalam kurikulum merdeka diantaranya perangkat ajar yang
awalnya menggunakan indikator menjadi CP (Capaian Pembelajaran), kemudian
sebelumnya RPP menjadi modul. Menurut (Harahap, 2023) pemanfaatan bahan ajar dalam
proses pembelajaran memiliki peran penting. ahan Ajar merupakan komponen penting
(Reski & Bawawa, 2022). Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan
oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar pancasila dan capaian pembelajaran
(CP) atau kokurikuler. Perangkat ajar tersebut meliputi model ajar, buku teks
pembelajaran, video pembelajaran, serta model pembelajaran relevan lainnya. Menurut
(Khulsum et al., 2018) bahan ajar yang inovatif (bisa berwujud bahan ajar cetak, model,
bahan ajar audio, bahan audio visual, atau bahan ajar interaktif).yang sesuai
dengan kurikulum, perkembangan kebutuhan peserta didik, maupun perkembangan
teknologi informasi. Dengan kata lain, pemahaman mengenai penyusunan perangkat
pembelajaran kurikulum Mereka dalam menyongsong pembelajaran terbaru di abad post-
truthatau era 5.0 adalah kebutuhan yang absolut dan mutlak.
Tujuan kurikulum merdeka mencapai kemerdekaan belajar kepada peserta didik
melalui peningkatan kualitas perangkat pembelajaran pada kegiatan rutin atau regular dan
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi sumber
daya manusia yang akan dihasilkan. Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
mulai dari fase A hingga fase F memiliki dua kegiatan berupa intrakurikuler dan
kokurikuler yang memiliki tujuan meningkatkan kemampuan peserta didik, bakat, minat
dan potensinya. Adanya kegiatan praktik yang mengikuti kegiatan intrakurikuler memiliki
tujuan untuk mengembangkan hard skill serta kompetensi peserta didik. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh tujuan Merdeka belajar sebagai merdeka berpikir, merdeka berkarya dan
menghormati atau merespons perubahan yang terjadi (Nasution, 2022).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
629
Pada Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat peserta didik (Mones et al., 2022). Kurikulum dan perangkat pembelajaran
merupakan hal yang tidak terpisahkan. Perubahan kurikulum mempengaruhi perubahan
pada komponen perangkat pembelajaran. Menurut Mahlianurrahman (dalam Putri, N. D.,
Budiyono, H., & Suryani, 2023), perangkat pembelajaran adalah sarana yang membantu
pembelajaran yang memuat RPP dan menjabarkan secara detail keterampilan yang akan
diperoleh siswa. Perangkat merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, perubahan paling dominan pada
pelaksanaan pembelajaran terdiri dari waktu pembelajaran di kelas menjadi empat jam,
yaknik tiga jam untuk pembelajaran materi (teori) dan satu jam penugasan kepada siswa
untuk proyek. Dalam proses belajar mengajar pendidik harus bisa menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan agar peserta didik mampu memberikan respon yang baik
dengan tetap menghargai satu sama lain, baik itu dari peserta didik maupun pendidik.
Tujuan Pendidikan adalah untuk membangkitkan, memicu serta mengulang kembali
materi-materi yang sudah dibahas dengan tujuan agar peserta didik semakin menguasai
materi-materi pembelajaran yang sudah diberikan.
Walaupun menurut guru perubahan sangat cepat dan terdapat ketidaksiapan guru
menerapakan kurikulum merdeka dengan sistem pembelajarannya, namun tetap saling
berusaha untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas sesuai prinsip pembelajaran
kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka Ini menekankan kebebasan belajar guru atau
siswa pembelajaran mandiri. “Kemendikbud mendefinisikan belajar mandiri sebagai sebuah
proses pembelajaran yang memberikan kebebasan dan kekuatan pada setiap institusi bebas
dari manajemen yang berantakan. Menurut (Yunita, Y., Zainuri, A., Ibrahim, I., Zulfi, A., &
Mulyadi, 2023), kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang memiliki tujuan
melahirkan lulusan yang berkompetensi dalam soft skills, hard skills untuk menghasilkan
lulusan yang lebih siap dan relevan dengan kemajuan zaman. Sehingga proses
pembelajarannya juga antar intrakurikuler dan kokurikuler mengarahkan pada soft skills,
hard skills peserta didik.
Kemampuan guru dalam mengajar mempengaruhi mutu sistem pendidikan. Undang-
undang yang mengatur tentang pendidikan tertuang pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang mengandung kekuatan spiritual
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
630
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pada pelaksanaannya,
pertimbagan metode pengajaran terdiri dari kesiapan peserta didik, profil dan minatnya.
Adapun penilaian, guru menggunakan penilaian Formatif dan sumatif. Penilaian Formatif
bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian Sumatif untuk menilai pencapaian
hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari
Satuan Pendidikan.
Guru berperan sebagai fasilitator siswa dalam kegiatan rutin atau regular dan
kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pembelajaran regular pada pelajaran
dilakukan merujuk pada Capaian Pembelajaran setiap mata pelajaran. Sedangkan kegiatan
projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) tidak perlu merujuk pad CP. P5 dirancang
untukme ngembangkan dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila yang diatur dalam
Keputusan Kepala BSKAP tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
Kegiatan regular atau rutin yang dikenal intrakurikuler, pada kurikulum merdeka
difokuskan hanya pada materi esensial, sehingga tidak adanya istilah ketinggalan materi.
Kemudian siswa diberikan pilihan dalam mengambil mata pelajaran pilihan sesuai minat,
bakat dan potensi anak yang dibantuk oleh guru Bimbingan Konseling. Menurut
(Solehudin et al., 2022), kegiatan reguler atau intrakurikuler meliputi muatan materi ajar
dan jumlah jam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Prinsip pembelajaran
diferensiasi memiliki kelebihan pada waktu yang cukup mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi anak (Sakur et al., 2023).
Sedangkan kegiatan kokurikuler di sekolah dinamai dengan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Menurut (Rohimat et al., 2022) kegiatan ini sebagai penguatan
kompetensi dari kegiatan rutin atau regular kurikulum merdeka.Profil pelajar Pancasila
berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan
termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi
peserta didik. Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-
royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Pengembangan alur
tujuan pembelajaran dijelaskan lebih terperinci dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen
akan lebih dijelaskan pada bagian dibawah ini tentang pengunaan perangat ajar
kurikulum merdeka oleh guru yang secara singkat terdiri dari (1) pemahaman yang baik
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
631
tentang Capaian Pembelajaran, (2) merumuskan tujuan pembelajaran, (3) Menyusun alur
tujuan pembelajaranndari tujuan pembelajaran, (3) merancang pembelajaran dan asesmen.
Selanjutnya tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penjelasan berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan menyinggung tentang pelaksanaan pembelajaran yang
menyentuh dengan pembelajaran, baik intrakurikuler maupun kokurikuler.
Implementasi kurikulum merdeka bagi guru SMPN 19 Pontianak menemukan
kendala, kendala tersebut berupa keterbatasan proyektor yang harus bergantian jika ingin
menggunakannya, guru pun harus memberitahukan terlebih dahulu jika ingin
menggunakan proyektor agar guru segera menggantikan sistem pembelajarannya karena
adanya antrian penggunaan proyektor untuk pembelajaran. Kendalan tersebut merupakan
kendala sarana dan prasarana dari sekolah, sedangkan usaha tenaga pendidik dalam
menghadapi implementasi kurikulum merdeka yang diterapkan di salah satu sekolah
menengah pertama negeri (SMPN) yang ada di kota Pontianak ini ialah mengikuti
pelatihan, webinar dan peningkatan penguasaan kurikulum merdeka dari platform yang
tersedia. sekolah menengah pertama negeri (SMPN) yang ada di kota Pontianak ini
merupakan sekolah penggerak, dimana kepala sekolah bersama tenaga pendidik saling
bekerja sama dalam memajukan kualitas sekolah.
Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat mereka miliki. Hal
ini menunjang kekereatifan siswa dan akan terwujud dengan sendirinya melalui bimbingan
guru. Tuntutan bagi guru harus mampu mengembangkan konsep pembelajaran yang
inovatif bagi peserta didik juga akan terwujud. Dalam konsep kurikulum merdeka belajar
guru dan siswa secara bersama-sama akan menciptakan konsep pembelajaran yang lebih
aktif dan produktif bagi guru maupun peserta. Adapun pelaksanaan pembelajaran
kurikulum merdeka pada kegiatan P5, yaitu Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam
dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.
Menurut (Rachmawati et al., 2022) P5 memfokuskan pada penanaman karakter juga
kemampuan dalam kehidupan sehari - hari ditanamkan dalam individu peserta didik
melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, projek
penguatan profil pelajar pancasila juga Budaya Kerja. Membutuhkan SDM yang bagus
khususnya para guru agar Projek Profil Pelajar Pancasila dapat berjalan dengan baik
dan maksimal (Santoso et al., 2023). Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yang telah tertuang dalam Capaian
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
632
Pembelajaran (CP), kemampuan akademik peserta didik dan penguasaan mata pelajaran
menjadi tujuan dari kegiatan intrakurikuler.
SIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan di sekolah menengah pertama negeri (SMPN) yang
ada di kota Pontianak ini melalui informasi dari guru yaitu pada perangkat ajar kurikulum
merdeka, penguasaan CP setiap guru mapel hal utama dengan disusul perumusan tujuan
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, merancang pembalajaran dan asesmen.
Penyusunan perangkat masih terdapat guru yang belum sepenuhinya memahami. Persiapan
untuk pembelajaran sebagai bagian dari perangkat yang disiapkan oleh guru yaitu modul
yang disusun sesuai mata pelajaran, buku teks, video pembelajaran, serta metode dan
model pembelajaran yang relevan dengan siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan perangkat
disusun guru masing-maisng mata pelajaran. Sedangkan hasil dari proses pembelajaran
yaitu membutuhkan adaptasi oleh guru dari perubahan kurikulum di sekolah menengah
pertama yang ada di kota Pontianak ini. Perubahan dominan pembelajaran yaitu pada
pembagian jam belajar, terbagi menjadi tiga jam untuk kegiatan intrakurikuler dan satu jam
untuk kegiatan kokurikuler. Pelaksanaan kedua hal tersebut antar guru saling menonjolkan
soft skill dan hard skill siswa yang juga berfokus pada minat, bakat dan kemampuan siswa.
Kendala sarana dana prasarana serta kemampuan menyusun perangkat ajar dialami guru di
sekolah menengah pertama yang ada di kota Pontianak ini, solusi mengatasi keterbatasan
tersebut oleh guru ialah aktif mengadakan pelatihan yang diberikan oleh sekolah kepada
tenaga pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmal, A., Supentri, S., Pernantah, P. S., & Hardian, M. (2020). Peningkatan kompetensi
pedagogik guru melalui pelatihan perangkat pembelajaran abad-21 berbasis merdeka
belajar di Kabupaten Pelalawan Riau. Unri Conference Series: Community
Engagement, 2. https://doi.org/10.31258/unricsce.2.432-439
Aminuyati, A. (2017). Manajemen Satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Sosiologi Dan Humaniora, 8(1).
Ardianti, Y., & Amalia, N. (2022). Kurikulum Merdeka: Pemaknaan Merdeka dalam
Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 6(3). https://doi.org/10.23887/jppp.v6i3.55749
Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi kurikulum merdeka dalam
meningkatkan mutu pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language
Research, 1(12), 21052118.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
633
Desilawasi, D., & Amrizal, A. (2014). Guru Profesional Di Era Global. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 20(77).
Ginanjar, M. H. (2017). Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi Pembentukan
Karakter Peserta Didik. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 2(04).
Harahap, F. R. H. (2023). Analisis Kemampuan Guru PAI dalam Merancang Bahan Ajar.
All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety, 3(1), 311318.
Herawati, L. (2023). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Diskusi Kelompok
Penyusunan Bahan Ajar Di Sd Negeri 32 Rejang Lebong. Jurnal Pendidikan Guru,
4(3).
Hidayat, A., Salim, I., & Ramadhan, I. (2021). Peran Guru Dalam Mengembangkan
Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pbl Pada Pembelajaran Sosiologi Di Ma
Almustaqim. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 10(4).
Khulsum, U., Hudiyono, Y., & Sulistyowati, E. D. (2018). Pengembangan Bahan Ajar
Menulis Cerpen dengan Media Storyboard pada Siswa Kelas X SMA. Diglosia:
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(1), 112.
Kristiana Nawai, Imran, Iwan Ramadhan, Suriyanisa, D. (2023). Peran Orang Tua dalam
Keberlangsungan Pendidikan Anak (Studi pada Masyarakat Perbatasan Malaysia di
Desa Merakai Panjang Kabupaten Kapuas Hulu). Jurnal Pendidikan: Riset Dan
Konseptual, 7(2), 216224.
Mardiyanti, L. R., Imran, I., & ... (2023). Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Model
Blended Learning Berbasis Media Google Classroom. Jurnal .
Marodama, E. (2021). Persepsi Mahasiswa Pada Pelaksanaan Kurikulum Program
Magister Pendidikan Sosiologi. ,. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora,
12(1), 3741.
Pandu, K. T., Aminuyati, A., & Atmaja, T. S. (2022). Analisis Faktor Penyebab Anak
Putus Sekolah Jenjang Sekolah Menengah Pertama Di Desa Maju Karya Kecamatan
Parindu Kabupaten Sanggau. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 13(2),
543549.
Qomariyah, N., & Maghfiroh, M. (2022). Transisi kurikulum 2013 menjadi kurikulum
merdeka: peran dan tantangan dalam lembaga pendidikan. Gunung Djati Conference
Series, 10, 105115.
Ramadhan, I., Firmansyah, H., & Wiyono, H. (2022). Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas pada Era Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu, 6(4), 6042
6056.
Ramadhan, I., Firmansyah, H., Imran, I., Purnama, S., & Wiyono, H. (2023). Transformasi
Kurikulum 2013 Menuju Merdeka Belajar Di Sma Negeri 1 Pontianak. VOX.
EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 14(1), 5362.
Ramadhan, I., Hardiansyah, M. A., Firmansyah, H., Ulfah, M., Syahrudin, H., &
Suriyanisa, S. (2022). Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas: Strategi
Pembelajaran Di Smp Swasta Pasca Pandemi Covid 19. Jurnal Muara Pendidikan,
7(2)., 316326.
Ramadhan, Iwan., I. (2022). Kontruksi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Aku
Belajar Dalam Meningkatkan Literasi Anak Pemulung. Jurnal PIPSI, 7(1), 4556.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26737/jpipsi.v7i1.2389
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
634
Ramadhan, I. (2023). Independent Curriculum: Implementation Of Social Science And
Arts And Culture Learning Through P5 At Sma Negeri 10 Pontianak. Jurnal
Scientia, 12(02), 18591866.
Ramadhan, I., Salim, I., & Supridi. (2018). Pengaruh Pendidikan Multikultural Dan
Pendidikan Karakter Terhadap Sikap Toleransi Siswa Sma Pancasila Sungai Kakap.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(2).
Reski, A., & Bawawa, M. (2022). Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Online Interaktif
Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru MA Al-Munawwaroh Merauke.
ABDIKAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains Dan Teknologi, 1(2).
https://doi.org/10.55123/abdikan.v1i2.302
Rohimat, S., Sanusi, S., & Munthahanah, M. (2022). Diseminasi Platform Merdeka
Mengajar Untuk Guru Sma Negeri 6 Kota Serang. ABDIKARYA: Jurnal Pengabdian
Dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(2), 124132.
Sakur, S., Hutapea, N. M., Armis, A., & Heleni, S. (2023). Workshop Penyusunan
Perangkat Pembelajaran bagi Guru Matematika SMP/Mts Kabupaten Inhu dalam
Menyongsong Kurikulum Merdeka. Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA), 3(1),
3043.
Solehudin, D., Priatna, T., & Zaqiyah, Q. Y. (2022). Konsep Implementasi Kurikulum
Prototype. Jurnal Basicedu, 6(4), 74867495.
Tanjung, R., Supriani, Y., Mayasari, A., & Arifudin, O. (2022). Manajemen Mutu Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan. Jurnal Pendidikan Glasser, 6(1), 2936.
Yunita, Y., Zainuri, A., Ibrahim, I., Zulfi, A., & Mulyadi, M. (2023). Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar. Jambura Journal of Educational Management, 1625.