AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
494
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KODULAR BERBASIS LITERASI
SAINS PADA PEMBELAJARAN IPA BAGI KELAS 4 SD
Anisa Hanum
1
dan Prima Mutia Sari
2
1, 2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka
Jl. Tanah Merdeka, Rambutan, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13830
1
Email: anisahanum33@gmail.com
2
Email: primamutiasari@uhamka.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kodular berbasis literasi sains
dan mengetahui kelayakan dan respon guru & siswa terhadap media tersebut. Penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian pengembangan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan
analysis, design, development, implementation dan evaluation. Data penelitian dikumpulkan melalui
angket dan observasi. Sampel penelitian terdiri dari siswa kelas 4 salah satu SD Negeri Kramat Jati.
Validasi media dilakukan oleh ahli media yang memberikan 82,68% yang menunjukkan media
sangat layak.Validasi materi dilakukan oleh ahli materi yang memberikan skor 87,98% dengan
kategori sangat layak. Hasil uji coba respon guru 93,59% dengan kategori sangat baik dan respon
siswa 86,96% dikategorikan sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran kodular
layak dan baik digunakan untuk mengembangkan kemampuan literasi sains khususnya materi IPA
bagian-bagian tumbuhan.
Kata kunci: Pengembangan, Media Pembelajaran, Literasi Sains, Kodular
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
This research aims to develop Kodular-based science literacy learning media and determine the
feasibility and response of teachers and students towards the media. The research adopts the ADDIE
research and development methodology, consisting of five stages: analysis, design, development,
implementation, and evaluation. Data for the research were collected through questionnaires and
observations. The research sample consisted of fourth-grade students from one of the Kramat Jati
State Elementary Schools. Media validation was conducted by a media expert, who gave a score of
82.68%, indicating high feasibility. Material validation was carried out by a subject matter expert,
who gave a score of 87.98%, indicating that the material was highly appropriate. The results of the
teacher's response test showed 93.59%, categorized as excellent, and the student's response was
86.96%, categorized as excellent. It can be concluded that the Kodular learning media is suitable
and effective for developing science literacy skills, particularly in the topic of plant parts in science.
Keywords: Development, Learning Media, Scientific Literacy, Kodular
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang terus berkembang, masyarakat Indonesia sekarang berada
di era digital. Situasi ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
Setiap orang harus meningkatkan kemampuan mereka untuk bersaing di lingkungan yang
lebih luas di era digital saat ini (Amali et al., 2019). Salah satunya kemampuan yang menjadi
kebutuhan penting dalam menghadapi era digital ini adalah kemampuan literasi sains.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
495
Literasi sains adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan ilmiah
untuk memecahkan masalah sehari hari (Yuliati, 2017). Menurut pandangan Mardianti et
al (2020), menyatakan bahwa literasi sains sangat erat kaitannya dengan upaya menciptakan
generasi baru yang memiliki pemahaman dan sikap ilmiah yang kuat, sehingga mampu
mengkomunikasikan pengetahuan dan penelitian secara efektif kepada masyarakat luas.
Mereka yang memiliki literasi sains dapat menggunakan ide-ide ilmiah dalam mengambil
keputusan sehari -hari yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Penting untuk diingat
bahwa kemampuan literasi sains tidak dapat terbentuk dengan cepat, terutama jika tidak ada
faktor pendukung yang memadai. Dengan adanya literasi sains, siswa akan merasakan
beberapa manfaat yang diperoleh dari kemampuan tersebut.
Menurut Rasyid Karo-Karo et al.(2018), literasi memberikan manfaat kepada siswa
antara lain memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan proses ilmiah yang
berguna dalam menghadapi kehidupan di era digital, mengebangkan keterampilan untuk
menjawab pertanyaan tentang keingintahuan dalam kehidupan sehari hari dan
meningkatan kemampuan dalam menjelaskan fenomena dan peristiwa dengan lebih baik.
Menurut Nofiana & Julianto (2018), literasi memiliki indikator yang dapat digunakan untuk
menilai kemampuan literasi sains pada tahap awal. Indikator tersebut antara lain konten
(pengetahuan sains), proses (kompetensi siswa), dan konteks (aplikasi sains).
Dalam proses melatih kemampuan literasi sains, ada beberapa cara yang dapat
digunakan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai
dalam pembelajaran. Media pembelajaran berperan efektif dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan menyampaikan pesan kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran juga
dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa, serta memberikan bantuan dalam kelas
untuk meningkatkan pemahaman siswa dan menyajikan informasi yang terpecaya dan
menarik (Mukarromah & Andriana, 2022).
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan segala peristiwa serta
fenomenanya. Ketika mengajarkan IPA di SD, penting menyajikan materi dengan cara yang
menyenangkan dan menggunakan contoh contoh konkret (Kusumaningrum, 2018). Hal ini
dikarenakan anak anak SD, khususnya siswa kelas 4 membutuhkan gambaran yang nyata
dan konkret untuk memahami pengetahuan bersifat abstrak, agar dapat menghindari
miskonsepsi. Teori perkembangan kognitif Piaget menjelaskan bahwa anak usia 7- 12 tahun
berada pada fase operasional konkret, dimana mereka mulai berpikir logis namun masih
membutuhkan bukti nyata untuk memahami konsep (Agung et al., 2019).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
496
Dalam pembelajaran IPA di sarankan untuk memberikan pengalaman langsung kepada
siswa melalui benda - benda atau peristiwa yang ada di sekitar mereka. Dengan pendekatan
ini siswa dapat melihat contoh nyata dari materi bagian-bagian tumbuhan. Pendekatan ini
membantu membangun konsep dan kerangka berpikir siswa, sehingga mereka lebih mudah
mengingat dan memahami materi serta mengembangkan kemampuan literasi sains.
Namun berdasarkan hasil observasi di salah satu SD Negeri Kramat Jati, saat
pembelajaran IPA dengan materi bagian bagian tumbuhan, media yang digunakan guru
terbatas pada buku dan teknologi berupa proyektor dan Microsoft PowerPoint. Namun,
penggunaan media tersebut hanya sebatas gambar yang cenderung membosankan. Hal ini
mengakibatkan siswa tidak sepenuhnya memahami materi yang disampaikan guru. Selain
itu, media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran saat ini hanya bersifat visual dan
tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan siswa dalam rangka pembentukan literasi sains.
Pembelajaran IPA bertujuan untuk mengajarkan siswa menggunakan metode ilmiah
seperti pengamatan, analisis data dan bermuatan baru, mereka juga diajarkan untuk
memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Sulthon, 2017). Salah satu
cara yang efektif untuk memanfaatkan teknologi adalah melalui penggunaan kodular sebuah
website pengembangan aplikasi yang digunakan untuk membuat media pembelajaran.
Aplikasi kodular dapat diinstal pada perangkat siswa dan mereka dapat menggunakannya
untuk meningkatkan literasi sains. Dengan kodular, guru memiliki kesempatan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif dan kemampuan literasi sains
siswa (Safitri & Aziz, 2022).
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran
menggunakan kodular adalah cara yang bagus untuk mengembangkan kemampuan literasi
sains siswa, pada pembelajaran IPA khususnya materi bagian bagian tumbuhan di kelas 4
SD.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam bidang penelitian dan Pengembangan (R&D). Pada
penelitian ini digunakan metode pengembangan yang bertujuan untuk merancang,
menyelidiki dan menghasilkan produk, yang kemudian dilanjutkan ke tahap validasi
Sugiyono (2019). Penelitian ini menerapkan model ADDIE terdiri dari lima tahap utama
yaitu analisis (analysis), perancangan produk (design), Pengembangan (development), uji
coba (Implementation) dan evaluasi produk (evaluation).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
497
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SD Negeri Kramat Jati pada kelas 4 tahun
ajaran 2022/2023. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Mei 2023. Metode
pengumpul data merupakan tahapan atau prosedur yang diterapkan untuk mengumpulkan
data melalui observasi, angket dan dokumentasi. Untuk mencapai tujuan penelitian,
instrumen yang digunakan adalah angket respon siswa, respon guru, angket validasi ahli
materi dan angket validasi ahli media, Model ini mempunyai lima tahap yang sesuai dengan
namanya yaitu sebagai berikut.
Tahap analisis (analysis) adalah yang mencakup analisis materi dan analisis
kebutuhan.Analisis materi melibatkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang sesuai
dengan kurikulum,sedangkan analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan tujuan
pengembangan media pembelajaran
Tahap perancangan produk (design) merupakan tahap lanjutan dari tahapan analisis
pada tahap ini dilakukan perancangan konsep melalui pembuatan bagan alur. Konsep
tersebut menggambarkan jalannya media pembelajaran. Perancangan materi pembelajaran
juga dilakukan untuk memastikan kesesuain dengan tujuan pemebelajaran.
Tahap pengembangan (development) melibatkan pemilihan media atau kombinasi
media terbaik dalam penelitian menggunakan kodular dan dilakukan validasi ahli materi dan
media. Tahap uji coba produk (implementation) dan tahap evaluasi produk (evaluation)
dilakukan dengan menguji coba media pembelajaran kodular kepada siswa kelas 4 dan guru.
Angket digunakan sebagai alat evaluasi, termasuk lembar validasi ahli media, ahli materi,
respon guru dan respon siswa. Untuk menghitung validitas dan respon digunakan rumus
sebagai berikut.
𝑃 =
𝑓
𝑛
× 100%
Keterangan :
P = Persentase
n = Skor tertinggi
f = Jumlah skor data yang dikumpulkan
(Andres Sanjaya et al., 2021)
Setelah menganalisis data dengan menggunakan rumus persentase yang telah
disebutkan sebelumnya, akan diperoleh hasil persentase yang mengambarkan kualitas
produk media pembelajaran. Hasil ini mencakup tingkat kelayakan media pembelajaran dan
juga revisi produk bedasarkan hasil validasi dari ahli media dan ahli materi dan bisa dilihat
di tabel 1.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
498
Tabel 1. Persentase dan Kategori Kelayakan Media
Persentase
Kategori Kelayakan
76% - 100 %
Sangat Layak
51% - 75 %
Layak
26% -50 %
Tidak Layak
0% - 25 %
Sangat Tidak Layak
(Andres Sanjaya et al., 2021)
Selain melalui validasi ahli, tingkat keberhasilan pengembangan media pembelajaran
juga dapat diukur melalui respon siswa dan guru dengan menggunakan kategori kelayakan
dan persentase media yang ditentukan di tabel 2.
Tabel 2. Persentase dan Kategori Respon Guru dan Siswa
Persentase
Kategori Kelayakan
81% - 100 %
Sangat Baik
61% - 80 %
Baik
41% - 60 %
Cukup Baik
21% - 40 %
Tidak Baik
0% - 20 %
Sangat Tidak Baik
(Jannah & Julianto, 2018)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan media pembelajaran kodular
berbasis literasi sains pada pembelajaran IPA didasarkan pada beberapa langkah dalam
model pengembangan ADDIE berikut ini.
Pada tahap analisis (analysis), dilakukan analisis materi dan analisis kebutuhan.
Analisis materi melibatkan peninjauan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang sesuai
dengan kurikulum di sekolah peneliti, terutama materi bagian bagian tumbuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan melalui observasi pembelajaran di kelas 4, hasil observasi
menunjukkan media yang digunakan guru terbatas pada buku dan teknologi berupa
proyektor dan Microsoft PowerPoint. Namun, penggunaan media tersebut hanya sebatas
gambar yang cenderung membosankan literasi sains siswa masih kurang dikembangkan
melalui media pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa tidak sepenuhnya memahami
materi yang disampaikan guru. Sebagai solusi, peneliti mengembangakan media
pembelajaran kodular berbasis literasi sains materi bagian bagaian tumbuhan. Media