AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
367
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DALAM
PEMBELAJRAN PPKN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 TONDANO
Roland Aldo Warouw
1
, Theodorus Pangalila
2*
, Maxi Ventje Keintjem
3
1, 2, 3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Manado
Jl. Kampus Unima, Kelurahan Tonsaru, Kecamatan Tondano Selatan 95618
1
Email: aldowarouw59@gmail.com
2*
Email: theopangali[email protected]
3
Email: maxiventjekeintjem@unima.ac.id
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah utuk mengetahui pengaruh model pembelajaran blended learning
dalam pembelajaran PPKn terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS di SMA Negeri
2 Tondano. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Nonequivalent
Control Group Design yaitu dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil hipotesisi dalam penelitian ini menunjukan bahwa model
pembelajaran blended learning secara signifikan sangat berpengaruh pada tingkat berpikir kritis
siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Tondano
Kata Kunci: Model Blended Learning; Kemampuan Berpikir Kritis
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of the blended learning ini civic learning on
the critical thinking skills of class XI IPS student at SMA Negeri 2 Tondano. The research model
used is quantitative research with the type of quasi-eksperimental research with the research
design Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design nemely by using an experimental
class and a control class. Based on the data obtaned, the hypothesized result in this study show that
the blended learning model significantly influences the critical thinking level of students in class XI
IPS at SMA Negeri 2 Tondano
Keyword: Blended Learning Model; Critical Thinking Ability
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini berada di era revolusi industri 4.0 atau sering disebut dengan cyber
physical system yang merupakan revolusi yang menitik beratkan pada otomotisasi serta
kolaborasi antara teknologi saber. Revolusi 4.0 dimulai pada abad ke-12 dengan ciri utama
yang ada yaitu penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke dalam
bidang industri dampai dalam bidang pendidikan. Pendidikan pada Era Revolusi Industri
(Santie et al., 2022) 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan industri pendidikan
dengan penyusunan kurikulum baru sesuai sesuai dengan situasi saat ini. Kurikulum
tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contonya memanfatkan
internet of things (IoT) (Mizanie & Irwansyah, 2019).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
368
Saat ini sistem pendidikan nasional telah disempurnakan dan disesuaikan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi sosial budaya. Sarat dengan tujuan
pendidikan berdasarkan persatuan dan kesatuan bangsa, menjunjung tinggi kepribadian
bangsa yang bermartabat dan bermoral, serta kreativitas dan keterampilan yang dihasilkan
oleh mutu pendidikan yang baik (Daniel et al., 2023). Mutu pendidikan ditentukan oleh
beberapa faktor penting, yaitu kondisi peserta didik dalam hal (minat, bakat, potensi,
motivasi, dan sikap), proses penciptaan suasana pembelajaran yang ditekankan pada
kreativitas guru ( guru), dukungan lingkungan yang berkaitan dengan suasana atau situasi
dan kondisi yang mendukung proses pembelajaran (seperti lingkungan keluarga,
masyarakat, alam) dan sarana atau prasarana sebagai alat yang dapat memperlancar
kegiatan pembelajaran (seperti gedung, alat laboratorium, komputer dan sebagainya)
(Lubis & Perangin-angin, 2017).
Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, tenaga penidik dalam hal ini
guru di tuntut untuk memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap
siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam keguatan pembelajaran di era 4.0. Pemilihan
model pembelajaran yang digunakan dalam kelas dapat mempengaruhi penguasaan materi
dan hasil belajar siswa (Sagita & Nisa, 2019). Berdasarkan hasil riset pembelajaran yang
sering digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas pada hampir semua mata
pelajaran adalah pembelajaran konvensional. Hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang
tidak optimal dikarenakan dalam metode konvensional guru tidak melakukan penyaluran
pengetahuan (transfer of knowladge) tetapi lebih kepada repitisi atau pengulangan, dimana
otak siswa diminta untuk menghafal tetapi bukan untuk menganalisa secara kritis. Oleh
karena itu guru harus memiliki metode pembelajaran yang baru sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi saat ini (Mesra, Umaternate, 2021).
Dalam model pembelajaran dilihat dari perkembangannya termasuk dalam teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang begitu pesat, menuntut sumber daya manusia
yang dapat tanggap terhadap perkembangan tersebut (Pangalila, 2017). Pengaruh teknologi
informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan
pergeseran pola pembelajaran tatap muka yang konvensional menuju pendidikan yang
lebih terbuka dan bermedia. Pendidik adalah fasilitator dalam melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik
paham tentang materi yang akan disampaikan proses interaksi terjadi (Mesra, 2022)vv.
Maka harus ada perantara (media pembelajaran) sebagai model dalam pembelajaran demi
terwujudnya keaktifan belajar (Asmawi et al., 2019).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
369
Digitalisasi sekolah dapat mempermudah proses belajar mengajar karena siswa dapat
mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dalam jaringan (Lonto & Pangalila,
2019). Namun pada kenyataannya sesuai dengan wawancara terhadap guru PPKn yang ada
di SMA Negeri 2 Tondano siswa-siswa menggunakan teknologi yang ada dengan sebaik-
baiknya, dimana siswa-siswa menggunakan teknologi seperti smartphon hanya untuk
chattingan di whatssapp,instagram, facebook, main game, serta bermain Tik-Tok yang
membuat tingkat kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Pada wawancara tersebut juga
dijelaskan bahwa guru PPKn yang ada di SMA Negeri 2 Tondano belum pernah
menggunakan model pembelajaran selain model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menilai perlu diadakan penelitian untuk
mengetahui tingkat berpikir kritis pada mata pelajaran PPKn melalui penerapan model
pembelajaran blended learning dan peneliti tertarik memilih judul penelitian “Pengaruh
Model Pembelajaran Blended Learning Dalam Pembelajaran PPKn Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 2 Tondano.
METODE PENELITIAN
Penelittian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yang
digunakan ialah eksperimen semu (quasi experimental) (Martini et al., 2018) karena
variabe-variabel yang sebenarnya dikontrol atau dimanipulasi secara sempurna, sehingga
tidak bisa dikatakan sebagai eksperimen murni (True Experimental) dengan menggunakan
desain penelitian Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design dimana dalam
desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompook eksperimen yang
tidak dipilih secara random (Creswell, 2014).
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Y
1
O
1
X
O
2
Y
2
O
3
-
O
4
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) .Variabel Bebas (independen
variabel) yakni pengaruh model pemeblajaran blended learning sebagai variabel X ; 2).
Variabel Terikat (depended variabel) yakni kemampuan berpikir kritis siswa sebagai
variabel Y ; 3). Variabel Antara yakni pembelajaran PPKn. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 2 Tondano yang dilaksanakan selama 2 bulan.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
370
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas XI dan X SMA Negeri
2 Tondano. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling (Afrizal, 2014) yang merupakan teknik sampling yang termasuk dalam
Nonprobability Sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan dibagi menjadi dua bagian yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa (Amalia &
Susilaningsih, 2014). Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Instrumen kemampuan berpikir kritis diwujudkan dalam tes awal (pretest) dan tes
akhir (posstest) pembelajaran yang diurakian dalam bentuk soal tes tertulis bagi kelas
kontrol dan dalam bentuk soal yang dimuat dalam aplikasi quizizz bagi kelas eksperimen
yanag berupa soal pilihan ganda dengan alasan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi atas 1) Uji Normalitas ; 2) Uji Homogenitas ; 3) Uji Hipotesis
(Sugiyono, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran
PPKn yang dilakukan sesuai dengan indikator berpikir kritis pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, adapun hasil Posttest yang telah di dapatkan pada kedua kelas tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas
Jumlah Data
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Rata-rata
Eksperimen
20
6 benar
10 benar
8,35
Kontrol
20
5 benar
9 benar
7,15
Berdasarkan hasil Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol maka selanjutnya Uji
Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis menggunakan Uji T (Independent Simple
Test). Adapun deskripsi hasil penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Data Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas
X
max
Rata-rata
Standar Deviasi
Eksperimen
10 benar
8,35
1,22
Kontrol
9 benar
7,15
1,13
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
371
Sesuai dengan tabel data di atas deskripsi data hasil Posttest kemampuan berpikir
kritis siswa dari kelas eksperimen yaitu nilai tertinggi yang didapatkan dari kelas
eksperimen yaitu 10 benar dan nilai tertinggi yang didapatkan kelas kontrol yaitu 9 benar,
kemudian nilai terendah dari kelas eksperimen adalah 6 benar dan kelas kontrol adalah 5
benar. Dan untuk standar deviasinya kelas eksperimen adalah 1,22 dan untuk kelas kontrol
adalah 1,13.
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sampel dari populasi yang terdistribusi
normal atau tidak, uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Kalmogrov-smirnov dengan
menggunakan aplikasi SPSS 26.
Tabel 4. Hasil uji normalitas data
Kelas
L
hitung
L
tabel
(α = 0,05)
Keterangan
Eksperimen
0,907
0,294
Normal
Kontrol
0,918
Normal
Hasil tabel di atas menunjukan data uji normalitas yang di peroleh dengan
menggunakan rumus Uji Kolmogrof-smirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 26 pada
kelas eksperimen memiliki Sig atau L
hitung
sebesar 0,907. Hal ini menunjukan data sampel
dari populasi yang berdistribusi normal karena L
hitung
0,907 dari sampel 20 peserta didik >
L
tabel
0,05 sehingga H
0
diterima. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh hasil Sig atau
L
hitung
sebesar 0,918. Hal ini menunjukan data sampel dari populasi berdistribusi normal
karena L
hitung
0,918 dari sampel sebanyak 20 > L
tabel
0,294 sehigga H
0
diterima. Kedua
sampel dari kelas ekseperimen dan kelas kontrol menunjukan hasil bahwasannya L
hitung
>
L
tabel
sehingga H
0
diterima artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Homogeneity of variances
dengan menggunakan aplikasi SPSS 26.
Tabel 5. Hasil uji homogenitas data
Kelas
F
hitung
F
tabel
Keterangan
Eksperimen
0,679
0,05
Data Homogen
Kontrol
Hasil tabel di atas menunjukan data uji homogenitas yang di peroleh dengan
menggunakan aplikasi SPSS memiliki nilai signifikan atau F
hitung
sebesar 0,679 untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol sehingga dari data tersebut dapat diketahui F
hitung
>F
tabel
.
Sesuai dengan kriteria dari uji homogenitas bahwasannya apabila F
hitung
> F
tabel
artinya data
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
372
dari model pembelajaran memiliki varian yang homogen. Apabila data sampel dari
populasi berdistribusi normal serta memiliki varian yang homogen maka selanjutnya data
dapat dianalisis dengan menggunakan uji hipotesis yang gunanya untuk melihat apakah
penelitian ini memliki pengaruh yang positif atau malah negatif.
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji T Independent
Sample T-Test hal ini untuk analisis dari dua kelompok yang berbeda. Berikut ini tabel uji
hipotesis kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan aplikasi SPSS :
Tabel 6. Hasil nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas
Jumlah
data
Nilai rata-
rata
Nilai
tertinggi
Nilai
terendah
Standar
Deviasi
Eksperimen
20
8,35
10
6
1,22
Kontrol
20
7,15
9
5
1,13
Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata hasil posttest kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran blended learning menunjukan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan pada kelas kontrol yang menggunkan model pembelajaran konvensional.
Nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 10 benar sedangkan nilai tertinggi pada kelas
kontrol adalah 9 benar. Nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 6 sedangkan pada
kelas kontrol nilai terendah adalah 5. Sehingga data analisis Uji T Independent Sample T-
Test adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil uji Hipotesis menggunakan Uji T Independent Sample T-Test
Kelas
Sig. (2-tailed)
t
hitung
Kriteria nilai
sig (2-tailed)
t
tabel
Kesimpulan
Eksperimen
0,00
0,05
H
0
Ditolak / H
1
diterima
Kontrol
Berdasarkan tabel di atas hipotesis dengan Uji T Independen Sample T-test dalam
penelitian ini yaitu diterima atau H
0
ditolak. Hal ini menunjukan adanya pengaruh yang
signifikan pada model pembelajaran blended learning terhdap kemampuan berpikir kritis
siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil nilai t
hitung
yaitu 0,00 < t
tabel
yaitu Sig 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H
0
ditolak. Maka terdapat pengaruh model pembelajaran
blended learning dalam pembelajaran PPKn terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
kelas IX IPS di SMA Negeri 2 Tondano.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
373
2. Pembahasan
Adapun nilai kemampuan berpikir kritis siswa diketahui melalui kegiatan posttest di
akhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian perhitungan
dilakukan dengan cara Uji T dengan Independent Simple T-test. Sebelum dilakukan uji
hipotesis, data harus terdistribusi normal dan homogen. Setelah dilakukan perhitungan
diketahui data berdistribusi normal dapat dilihat dari Tabel 5 yang merupakan tabel hasil
uji normalitas data dari tabel 5 menunjukan data uji normalitas yang menggunakan rumus
Uji Kalmogrof-smirnov pada program SPSS 26 pada kelas eksperimen memiliki nilai Sig
atau L
hitung
sebesar 0,907. Hal ini menunjukan data sampel dari populasi berdistribusi
normal karena L
hitung
0,907 dari sampel 20 peserta didik > L
tabel
0,05 sehingga H
0
diterima
Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai Sig atau L
hitung
sebesar 0,918. Hal ini
menunjukan data sampel dari populasi berdistribusi normal karena L
hitung
0,918 dari sampel
sebanyak 20 peserta didik > L
tabel
0,05 sehingga H
0
diterima artinya sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Setelah data tesebut normal kemudian dilakukan uji homogenitas dan diketahui data
hasilnya homogen dapat dilihat berdasarkan tabel 5 nilai Sig sebesar 0,679 yang artinya
0,679 > 0,05. Sesuai dengan kriteria dari uji homogenitas yaitu apabila L
hitung
> L
tabel
artinya data dari model pembelajaran memiliki varian yang homogen.
Berdasarkan tabel 7 bahwa hipotesis dengan menggunakan Uji T Sample T-test
dalam penelitian ini yaitu diterima atau H
0
ditolak. Hal ini menunjukan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran blended learning dalam pembelajaran
PPKn terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS. Dari hasil perhitungannya
diperoleh hasil nilai t
hitung
Sig (2-tailed) yaitu 0,00 < t
tabel
yaitu Sig 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H
0
ditolak. Maka terdapat pengaruh Model Pembelajaran Blended
Learning dalam Pembelajaran PPKn Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Tondano.
Dengan model pembelajaran blended learning mengajak peserta didik agar dapat
mengikuti perkembangan teknologi serta secara langsung aktif terlibat dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi e learning serta aplikasi-aplikasi belajar yang ada. Model
pembelajaran blended learning juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muncarno dan Nelly Astuti,
yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Mtematika Peserta Didik Sekolah Dasar. Menunjukan bahwa dengan
adanya model pembelajaran blended learning merupakan model pembelajaran yang
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
374
inovatif yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik (Muncarno & Nelly, 2021).
Selanjutnya penelitian ini di dukung oleh penelitian Anggian Anggraeni, Edi
Supriana, dan Arif Hidayat dengan judul Pengaruh Blended Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Suhu Dan Kalor. Yang menyatakan
bahwa pembelajaran yang menggunakan teknik blended learning dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan siswa yang hanya belajar dengan
menggunakan metode konvensional (Anggraeni et al., 2019).
Temuan selanjutnya yaitu penelitian dari Wayan Suana, Prima Istiana, dan Nengah
Maharta yang berjudul Pengaruh Penerapan Blended Learning Dalam Moel Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Listrik Statis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa. Dengan adanya model pembelajaran blended learning peserta didik lebih
menunjukan antusiasisme dalam belajar, serta adanya perubahan tingkat berpikir kritis
siswa yang signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran tatap muka (Suana et al.,
2019).
SIMPULAN
Model pembelajaran Blended Learning lebih efektif digunakan dilihat dari data nilai
yang diperoleh bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi
Hak Asasi Manusia di kelas eksperimen yaitu 8,35 yang lebih signifikan dibandingkan
dengan kelas kontrol 7,15. Kemudian berdasarkan hasil hipotesis dengan Uji T
Independent Sample T-Test pada program SPSS 26 menunjukan bahwa adanya pengaruh
yang signifikan pada model pembelajaran Blended Learning dalam pembelajaran PPKn
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kela XI IPS di SMA Negeri 2 Tondano. Dari
hasil perhitungannya diproleh hasil nilai t
hitung
Sig (2-tailed) yaitu 0,000 < t
tabel
yaitu Sig
0,05 maka dapat disimpulkan H
0
ditolak. Maka terdapat Pengaruh Model pembelajaran
Blended Learning dalam pembelajaran PPKn terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas XI IPS SMA di Negeri 2 Tondano.
SARAN
1. Merupakan rekomendasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan yang akan
datang. Kepada peserta didik: Hendaknya peserta didik dapat melibatkan pemikiran
yang kritis dalam pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
375
2. Kepada pendidik: hendaknya pendidik lebih kreatif dan inovatif dalam memilih
model pembelajaran dan dapat menyesuaikan dengan materi pembelajarannya
sehingga pendidik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
3. Kepada sekolah: hendaknya dapat mencari jalan keluar melakukan evaluasi lebih
efektif dan efisien untuk meningkatkan nilai kemampuan berpikir kritis siswa
4. Kepada peneliti selanjutnya: dapat melanjutkan dengan menggunakan model
pembelajaran Blended Learning dengan mengukur variabel yang lain untuk
pembelajaran selnjutnya dengan pemilihan media yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. (2014). Metode penelitian kualitatif: Sebuah upaya mendukung penggunaan
penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu. PT RajaGrafindo Persada.
Amalia, N. F., & Susilaningsih, E. (2014). Pengembangan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi asam basa. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 8(2).
Anggraeni, A., Supriana, E., & Hidayat, A. (2019). Pengaruh blended learning terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa sma pada materi suhu dan kalor. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(6), 758763.
Asmawi, A., Syafei, S., & Yamin, M. (2019). Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas
PGRI Palembang.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
App. SAGE Publications.
Daniel, Y., Santie, A., Gugule, H., Wenno, Y. H., Mesra, R., & Wood, X. Y. (2023).
Tantangan Mahasiswa Kkn Mbkm Program Studi Sosiologi Unima Dalam Mengajar
Di Smas Pgri Rurukan Tomohon Timur. 8(1), 152157.
Lonto, A. L., & Pangalila, T. (2019). The existence of Pancasila Values in the Disrupted
Era. 1st International Conference on Education Social Sciences and Humanities
(ICESSHum 2019), 335(ICESSHum), 145149. https://doi.org/10.2991/icesshum-
19.2019.23
Lubis, M. Q., & Perangin-angin, R. B. B. (2017). Effect of Blended Learning Model and
Learning Style to Civic Education Learning Results in Class VII in Junior High
School Panca Budi Medan. 164168.
Martini, N. K., Tripalupi, L. E., & Haris, I. A. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS di SMA Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 10(1), 295304.
Mesra, Umaternate, F. (2021). Application of the Learning Model Baca Dulu Break Out
Class Daring and Luring as an Effort to Overcome the Various Obstacles of Online
Learning During The Covid-19 Pandemic at UNIMA Sociology Education Study
Program. Proceeding ICHELSS 2021, 639645.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
376
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/hispisi/article/view/22394
Mesra, R. (2022). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Online Pada Mata Pelajaran IPS
Di Sma Negeri 2 Tondano Media Pembelajaran Berbasis Online Pada Mata Pelajaran
IPS Media Pembelajaran Berbasis Online Pada Mata Pelajaran IPS Di. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 8(3), 21242133. https://doi.org/10.36312/jime.v8i2.362
Mizanie, D., & Irwansyah, I. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Strategi
Kehumasan Digital Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Komunikasi, 13(2), 149
164.
Muncarno, M., & Nelly, A. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar.
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 10(4), 27842790.
Pangalila, T. (2017). Peningkatan civic disposition siswa melalui pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Sagita, M., & Nisa, K. (2019). Pemanfaatan e-Learning bagi para pendidik di era digital
4.0. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 2(2), 3541.
Santie, Y. D. A., Mesra, R., & Rahayu, R. (2022). The Effectiveness of The Use of RPP
By Field Practice Teachers (PL) in The Learning Process At The State High School
of 1 Tondano. JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala, 7(4).
Suana, W., Istiana, P., & Maharta, N. (2019). Pengaruh Penerapan Blended Learning
dalam Model Inkuiri Terbimbing pada Materi Listrik Statis terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 7(2), 129136.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.