AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
245
STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILLS) SISWA
Erviana Diah Pratama
1
, Patmisari
2*
dan Achmad Muthaliin
3
1,2,3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani No. 157, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah 57169
1
2*
3
Email: am244@ums.ac.id
ABSTRAK
Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui strategi guru dalam mengembangkan civic skills siswa di
SMA Negeri 1 Badegan. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan menggunakan
metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengutamakan fakta-fakta yang ada di
lapangan agar dapat memberikan gambaran yang jelas. Data dan sumber data penelitian ini berasal
dari hasil wawancara dengan guru ppkn dan observasi pengamatan di sekolah. Penelitian ini
menggunakan instrumen observasi dan instrumen wawancara. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam mengembangkan civic skills siswa seorang guru harus
mempunyai strategi yang tepat. Terdapat beberapa strategi yang dilakukan oleh guru di SMA
Negeri 1 Badegan untuk mengembangkan civic skills siswa. Strategi yang pertama yaitu
melaksanakan pembelajaran dengan berkelompok dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
untuk meningkatkan keaktifan siswa. Kemudian strategi yang kedua yaitu menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan. Strategi yang ketiga yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif.
Kemudian, strategi yang terakhir yaitu membiasakan budaya jabat tangan ketika bertemu ketika
akhir pembelajaran dan berjabat tangan jika bertemu dengan guru.
Kata Kunci: Strategi, civic skills, peserta didik.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
The purposes of this research is to find out the teacher’s strategy in developing the civic skills of
students at SMA Negeri 1 Badegan. This research was carried out for approximately 5 month using
a qualitative research method that is descriptive in nature by prioritizing facts in the field in order
to provide a clear picture. The data and data sources for this study came from interviews with
PPKn teachers and observations at school. This study uses observation instruments and interview
instruments. Data collection techiques used in this research are observation, interview, and
documentation techniques. The result of the study show that in developing citizenship skills a
teacher must have the right strategy. There are several strategies carried out by teacher at SMA
Negeri 1 Badegan to develop students’ civic skills. The first strategy is to carry out learning in
groups and show the result of group discussions to increase student activity. The the second
strategy is to create a pleasant classroom atmosphere. The third strategy is to implement
cooperative learning. then, the last strategy is to feel the handshake culture when meeting when
finishing learning and shaking hands when meeting with the teacher.
Keyword: Strategy, Civic Skills, Student.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena pendidikan mampu menjadi sarana agar seseorang dapat mengembangkan potensi
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
246
dirinya. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menjelaskan bahwa “setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Setiap orang memiliki hak untuk
memperoleh pendidikan yang layak (Fitri, 2021). Namun, pada kenyataannya pendidikan
di Indonesia mengalami permasalahan yaitu ketidakmerataan dalam dunia pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Selain
itu, pemerintah kurang memperhatikan pendidikan di daerah pedesaan atau pedalaman
karena akses menuju daerah tersebut tergolong sulit untuk dilakukan pembangunan dan
pemenuhan fasilitas sekolah. Permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya pendidikan
di Indonesia. Berdasarkan hasil survei tahun 2018 tentang pendidikan menengah dunia
yang dirilis oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019,
Indonesia menduduki posisi rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara dalam
survei. Hal ini menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia memprihatinkan karena
sumber daya manusia (SDM) banyak namun pendidikan belum mampu meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) Indonesia (Kurniawati, 2022).
Ada banyak lingkup pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran di sekolah yang
bertujuan mengenalkan Indonesia kepada siswa secara sadar, cerdas, dan bertanggung
jawab. Pendidikan Kewarganegaraan memuat unsur penting tentang ketatanegaraan,
politik, hukum dan teori umum yang lainnya (Cholisin, 2000). Penjelasan tentang
pendidikan kewarganegaran juga tertuang dalam Undang-Undang Dasar No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cintah tanah air. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan seseorang karena pendidikan kewarganegaraan mampu
menjadi sarana untuk memanusiakan dengan seutuhnya. Wujud dari pendidikan
kewarganegaraan adalah perilaku taat, perilaku tenggang rasa, perilaku cinta tanah air,
perilaku disiplin, perilaku bekerja sama dan perilaku jujur.
Terdapat tiga komponen pendidikan kewarganegaraan yaitu pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan
karakter kewarganegaraan (civic disposition). Warga negara yang cerdas yaitu warga
negara yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan. Sedangkan warga negara yang
memiliki keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang partisipatif,
sedangkan warga negara yang memiliki sikap tanggung jawab adalah bentuk dari karakter
kewarganegaraan (Hulu & Bawamenewi, 2022). Pada penelitian ini membahas tentang
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
247
salah satu komponen tersebut yaitu tentang keterampilan kewarganegaraan (civic skills).
Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) ini merupakan salah satu aspek yang penting
dalam pendidikan kewarganegaraan yang harus ditanamkan pada setiap individu yang
dimulai sejak dini melalui pendidikan. Setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan
tentang keterampilan kewarganegaraan (civic skills) untuk menjadi warga negara yang baik
(good citizen). Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) adalah keterampilan yang
berasal dari pengetahuan kewarganegaraan yang bermakna sehingga dapat bermanfaat
untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Hartini &
Petrus, 2020). Menurut Raharja et al., (2017) keterampilan kewarganegaraan (civic skills)
merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar
pengetahuan yang diperoleh dapat menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat
dimanfaatkan dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa civic skills merupakan pengembangan keterampilan dari
pengetahuan kewarganegaraan untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dalam mengembangkan civic skills siswa, kemampuan guru dalam menentukan
strategi yang tepat dan sesuai sangat berpengaruh dalam tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Seorang guru tidak hanya bertugas mengajar
siswa namun juga mendidik siswa agar memiliki sikap partisipatif dan peduli dengan
lingkungan sekitarnya. Dalam dunia pendidikan strategi adalah suatu perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Warif
et al., 2019). Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai strategi yang tepat dalam
mengembangkan civic skills peserta didik. Terdapat beberapa indikator dalam keterampilan
kewarganegaraan yaitu intelectual skills dan participation skills (Hidayah & Sunarso,
2018).
Penelitian mengenai strategi guru dalam mengembangkan civic skills siswa
sebelumnya pernah dilakukan oleh Hulu & Bawamenewi, (2022) menunjukkan bahwa
strategi guru adalah menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif
untuk berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran diskusi kelompok dengan memberikan tugas untuk membantu siswa dalam
memahami, mencari dan mengemukakan pendapatnya di kelas. Penelitian yang dilakukan
oleh Sujarwadi et al., (2021) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah
yang diterapkan dalam pembelajaran kewarganegaraan bertujuan agar mahasiswa aktif
pada saat pembelajaran di kampus agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
248
metode ini, siswa juga mampu meningkatkan keterampilan kewarganegaraan (civic skills)
yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatkan keahlian dalam melaksanakan
analisis permasalahan yang sudah diidentifikasi oleh setiap kelompok.
SMA Negeri Badegan adalah salah satu sekolah menengah atas yang ada di
Ponorogo yang terletak di Jalan Ki Ageng Punuk No. 2, Genting, Menang, Kecamatan
Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Berdasarkan pemaparan terkait permasalahan
strategi guru dalam mengembangkan civic skills siswa, maka diperoleh rumusan masalah
yaitu bagaimana strategi yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan civic skills
yang dimiliki oleh siswa di SMAN 1 Badegan?. Riset ini bertujuan untuk mengetahui
strategi yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan civic skills yang dimiliki oleh
siswa di SMAN 1 Badegan. Indikator keterampilan kewarganegaraan (civic skills) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah intelectual skills (keterampilan intelektual) dan
participation skills atau keterampilan partisipasi (Hidayah & Sunarso, 2018).
METODE PENELITIAN
Metode digunakan untuk membantu peneliti dalam menentukan berhasilnya tujuan
penelitian yang sudah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang
digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2013). Sedangkan deskriptif adalah
Melalui metode kualitatif dapat memberikan gambaran yang jelas berdasarkan fakta yang
ditemukan di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan sejak bulan
Oktober 2022-Februari 2023. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru PPKn SMA Negeri 1
Badegan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan
sekunder. Data primer pada penelitian ini bersumber dari guru PPKn SMA Negeri 1
Badegan. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber tertulis maupun
dokumen yang sesuai dengan kajian tema penelitian seperti buku-buku, literatur, dan
artikel yang relevan dengan objek penelitian. Fenomena yang dikaji dalam penelitian yaitu
strategi guru dalam mengembangkan civic skills peserta didik di SMA Negeri 1 Badegan.
Teknik pengumpulan data merupakan proses dan cara yang digunakan untuk
membantu penulis memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu melalui teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi merupakan pengamatan secara langsung
yang dilakukan oleh peneliti terhadap peristiwa yang berkaitan dengan data yang
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
249
dibutuhkan agar mendapatkan gambaran yang jelas terkait objek yang diteliti. Kemudian,
teknik pengumpulan data yang kedua yaitu melalui wawancara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data dari informan melalui tanya jawab secara langsung
dengan informan yang diwawancarai atau dilakukan dengan face to face. Teknik
pengumpulan data yang terakhir yaitu dokumentasi yang digunakan oleh peneliti untuk
mencatat data-data sekunder dalam bentuk arsip atau dokumen.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model alir menurut Miles dan
Huberman. Adapun tahapan teknik analisis data model alir menurut Miles dan Huberman
dalam (Sugiyono, 2013) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dari data yang ada di lapangan yaitu di SMA
Negeri 1 Badegan dengan melaksanakan wawancara dan observasi sesuai instrumen yang
telah dibuat oleh peneliti. Pada riset ini, reduksi data dilakukan dengan menyeleksi data
yang diperoleh dilapangan yang berkaitan dengan strategi guru dalam mengembangak
keterampilan kewarganegaraan (civic skills) siswa untuk mempermudah peneliti dalam
melengkapi data yang diperlukan. Penyajian data dalam riset ini disajikan berupa
rangkaian informasi dalam bentuk gambaran atau uraian yang berkaitan tentang strategi
guru dalam mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) peserta didik.
Kemudian, pada penarikan kesimpulan dilakukan dengan memahami sebab akibat tentang
hal yang diteliti dan disesuaikan dengan keadaan yang ada di lapangan. Berikut adalah
gambar teknik analisis data model alir yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 1. Komponen analisis data model alir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dan hasil penelitian ini mengenai strategi guru dalam mengembangkan
civic skills siswa. Seorang guru harus memiliki strategi yang tepat agar suasana kelas
menjadi menyenangkan sehingga siswa dapat aktif di kelas. Strategi yang dimaksud yaitu
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
250
cara guru agar dapat mengembangkan civic skills siswa yang meliputi keterampilan
intelektual (intelectual skills) dan keterampilan partisipasi (participation skills). Dalam
riset ini keterampilan intelektual (intelectual skills) diwujudkan dengan siswa aktif dalam
pembelajaran dan strategi siswa berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran dan siswa
berani mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Kemudian, keterampilan
partisipasi (participation skills) diwujudkan siswa memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi. Dalam mengembangkan civic skills peserta didik di SMA Negeri 1
Badegan, pendidik memiliki strategi untuk mengembangkan civic skills siswa. Berdasarkan
hasil riset terkait strategi yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan civic skills
peserta didik yaitu sebagai berikut :
Strategi guru dalam mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic
skills) didik.
1.) Strategi guru agar siswa aktif dalam pembelajaran.
Seorang pendidik harus memiliki strategi tertentu agar siswa dapat aktif dalam
pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan agar siswa dapat terlibat langsung secara efektif dan efisien. Pendidik selain
sebagai fasilitator juga berperan sebagai penggerak peserta didik dalam memahami
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang aktif sangat diperlukan karena setiap siswa
memiliki cara belajar yang tidak sama. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki
strategi yang tepat untuk mendorong keaktifan siswa di dalam kelas, hal ini juga
memudahkan pendidik dalam mengajar (SYAPARUDDIN et al., 2020).
Gambar 2. Kegiatan presentasi kelompok
Dalam riset ini, strategi yang dilakukan guru untuk mengembangkan civic skills
siswa yaitu ketika awal pembelajaran guru memberikan penjelasan bahwa siapa yang aktif
akan diberikan self reward berupa nilai tambahan. Selain strategi tersebut, melalui
presentasi di depan kelas juga dapat mengembangkan civic skills siswa dalam kemampuan
intelektual. Dengan melaksanakan presentasi mampu mendorong keaktifan siswa dalam
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
251
berbicara, bertanya, dan menyampaikan pendapat. Sebelum melaksanakan presentasi guru
menjelaskan materi pelajaran, kemudian membentuk beberapa kelompok dan setiap
kelompok wajib untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dengan strategi
presentasi ini dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
2.) Strategi guru agar siswa berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran.
Salah satu tantangan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah siswa
sulit untuk fokus pada pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan dan
perhatian kepada siswa. Ketika siswa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran siswa akan
kesulitan dalam memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru yang berakibat
kurangnya komitmen siswa dalam mengerjakan tugas. Kebanyakan siswa mudah jenuh
ketika pembelajaran karena kurang tertarik pada pembelajaran sehingga mereka tidak
berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil temuan bahwa
konsentrasi siswa dalam pembelajaran tergolong masih rendah. Dikarenakan banyak siswa
yang cenderung bosan dengan pembelajaran di kelas sehingga siswa tidak dapat menerima
materi secara maksimal. Sehingga guru harus memiliki strategi khusus agar siswa dapat
berkonsentrasi penuh ketika pembelajaran berlangsung.
Gambar 3. Siswa membuat suasana kelas agar menyenangkan
Berdasarkan hasil penelitian ini, guru memiliki beberapa strategi khusus yaitu
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Misalnya dalam presentasi hasil diskusi
kelompok setiap kelompok yang presentasi diwajibkan memiliki yel-yel sendiri yang tidak
boleh sama dengan kelompok lain. Yel-yel disampaikan sebelum presentasi dimulai.
kemudian strategi kedua yaitu guru menyelingi dengan sedikit bercanda dan memberikan
waktu untuk sesi tanya jawab agar siswa tidak bosan dalam memahami penjelasan oleh
guru. Strategi yang ketiga yaitu guru selalu memperhatikan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Ketika ada siswa yang tidak konsentrasi dalam pembelajaran, guru
mendatanginya kemudian bertanya alasan siswa tersebut tidak konsentrasi sehingga guru
bisa memberikan solusi agar siswa kembali fokus dalam pembelajaran. Jika siswa fokus
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
252
pada pembelajaran maka memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Sehingga dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya, menyampaikan pendapat, saran atau
masukan. Guru juga memberikan reward tersendiri bagi siswa yang aktif pada
pembelajaran.
3.) Strategi guru agar siswa berani mengambil keputusan dalam memecahkan
masalah.
Setiap proses pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Melalui berbagai
strategi yang dilakukan oleh guru agar dapat mencapai tujuan tersebut. Dalam riset ini,
strategi yang dilakukan oleh guru agar siswa berani mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif. Metode kooperatif
learning merupakan metode pembelajaran dengan bekerjasama untuk mencapai tujuan
pembelajaran melalui penggunaan kelompok (Nurhadi, 2004).
Gambar 4. Diskusi kelompok
Melalui pembelajaran yang dilakukan secara diskusi kelompok maka siswa lebih
mudah dalam menemukan dan memahami konsep yang sulit untuk memecahkan suatu
permasalahan. Dalam pembelajaran kelompok, siswa harus berani untuk mengambil
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dalam setiap
kelompok. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif yang terbaik dalam
memecahkan suatu masalah melalui metode dan teknik tertentu (Santoso, 2010).
Pengambilan keputusan dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengemukakan ide
atau gagasan untuk menyelesaikan masalah. Riset ini juga menunjukkan bahwa dengan
pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa, tanggung jawab
siswa, mampu bekerja secara berkelompok, dan mampu mengatasi masalah.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
253
4.) Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.
Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain faktor dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Komunikasi merupakan modal
dari kesuksesan dalam pergaulan seseorang dan harus diasah sejak anak usia dini.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dimana terlibat didalamnya adalah
komunikator, komunikan sehingga terjadi perubahan tingkah laku karena pesan tersebut.
Dalam pembelajaran, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik dalam
lingkup pengetahuan maupun teknologi. Berhasil atau tidaknya informasi atau materi yang
disampaikan oleh guru kepada peserta didik ditentukan oleh kemampuan guru dalam
berkomunikasi siswa. Oleh karena itu, pendidik harus memahami bagaimana komunikasi
yang baik dengan siswa (Wisman, 2017). Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi yang mengarah ke pembelajaran yang lebih baik
dengan terciptanya interaksi antara siswa dengan guru maupun teman. Keterampilan
komunikasi siswa dapat dirangsang melalui pembelajaran untuk mengeksplorasi kecakapan
yang dimiliki oleh siswa (Wahyuningsih et al., 2022). Komunikasi yang baik itu juga
membutuhkan strategi. Berdasarkan hasil riset ini, guru memiliki strategi tersendiri dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang baik dengan guru maupun
dengan teman dan lingkungan sekitarnya. Strategi tersebut yaitu dengan membiasakan
budaya berjabat tangan setiap akhir pembelajaran dan ketika bertemu dengan bapak
ibu/guru. Karena menyapa merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Perilaku ini
selain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi juga dapat
menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati.
SIMPULAN
Berdasarkan riset yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Badegan, dapat
disimpulkan bahwa seorang guru harus mempunyai strategi yang tepat untuk
mengembangkan civic skills siswa. Dalam riset ini ada beberapa strategi guru untuk
mengembangkan civic skills siswa. Strategi yang pertama yaitu menerapkan pembelajaran
secara berkelompok dan melaksanakan presentasi hasil diskusi kelompok agar dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Strategi yang kedua yaitu guru
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan cara mewajibkan setiap kelompok
yang presentasi membuat yel-yel yang menarik dan setiap kelompok tidak boleh sama.
Kemudian guru juga memberikan waktu untuk sesi tanya jawab dan diselingi dengan
sedikit candaan. Hal ini bertujuan agar siswa tidak jenuh dan bosan pada pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
254
sehingga peserta didik dapat fokus pada pembelajaran yang di kelas. Kemudian, strategi
yang ketiga yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif
siswa akan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran dan mampu memecahkan
permasalahan dalam berkelompok. Dengan pembelajaran kelompok, siswa dilatih untuk
berani mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan kelompok untuk memecahkan
permasalahan dalam diskusi kelompok. Hal ini dilaksanakan agar siswa berani mengambil
keputusan dalam memecahkan masalah dan mampu meningkatkan kepercayaan diri, siswa,
tanggung jawab siswa, mampu bekerja secara kelompok, dan mampu mengatasi masalah.
Strategi yang terakhir yaitu membiasakan budaya berjabat tangan dengan bapak/ibu guru
di setiap akhir pembelajaran dan berjabat tangan ketika bertemu dengan guru. Hal ini
bertujuan agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Selain itu,
melalui strategi ini, siswa akan memiliki sikap menghormati dan menghargai orang yang
lebih tua.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai referensi oleh guru dalam
memilih strategi untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan siswa. Selain itu,
pembahasan terkait penelitian ini tergolong masih terbatas sehingga membutuhkan banyak
masukan serta saran bagi penulis selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam dan secara luas
tentang strategi guru dalam mengembangkan (civic skills) siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan -Pendidikan Kewarganegaraan.
UNY Press.
Fitri, S. F. N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(1), 16171620.
Hartini, A., & Petrus, S. (2020). Peran Guru Pkn Dalam Membina Civic Skill Siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri 7. Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia), 5(1), 127137. https://doi.org/10.31932/jpbs.v5i1.746
Hidayah, Y., & Sunarso, S. (2018). Penguasaan civic skills aktivis badan eksekutif
mahasiswa (studi di Universitas Negeri Yogyakarta). Harmoni Sosial: Jurnal
Pendidikan IPS, 4(2), 153164. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v4i2.9862
Hulu, J. R., & Bawamenewi, A. (2022). Strategi Guru Menanamkan Civic Skills Siswa
Pada Pembelajaran PKn. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 263270.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.36
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 2 Tahun 2023
255
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 113.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.765
Nurhadi. (2004). Kurikulum Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo.
Raharja, R. M., Legiani, W. H., Fitrayadi, D. S., & Lestari, R. Y. (2017). Pengaruh
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Warga Negara
Mahasiswa Fkip Untirta. Untirta Civic Education Journal, 2(2), 199213.
https://doi.org/10.30870/ucej.v2i2.2812
Santoso, B. (2010). Kunci Keberhasilan Proses Pengambilan Keputusan. Jurnal
MANAJERIAL, 9(1), 2833. https://doi.org/10.17509/manajerial.v9i1.1198
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methoders). In Alfabeta (Vol. 28).
Alfabeta.
Sujarwadi, A., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Penerapan Metode Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Kewarganegaraan Siswa. 5, 92599264.
SYAPARUDDIN, S., MELDIANUS, M., & Elihami, E. (2020). STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PKn PESERTA DIDIK. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 1(1),
3041. https://doi.org/10.33487/mgr.v1i1.326
Wahyuningsih, S., Karma, I. N., & Jaelani, A. K. (2022). Pengaruh Komunikasi antara
Guru dengan Siswa terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SDN Gugus III Sekarbela
Kota Mataram. 7.
Warif, M., Ddi, S., Abstrak, M., Kunci, K., Strategi, :, & Didik, P. (2019). Strategi Guru
Kelas dalam Menghadapi Peserta Didik yang Malas Belajar Class Teacher Strategy in
Facing Lazy Students Learn. Jurnal Tarbawi, 4(1), 3855.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/tarbawi/article/download/2130/1702
Wisman, Y. (2017). Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Nomosleca,
3(2), 646654. https://doi.org/10.26905/nomosleca.v3i2.2039