AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
155
KOMPETENSI LITERASI DIGITAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN
DARING DI SMP NEGERI 2 KABANJAHE
Benediktus Benteng Kurniadi
1
, Pranata Bukit
2
, Melina Tamba
3
, dan Elita Modesta
Br Sembiring
4
1,2,3
Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Bonaventura, Keuskupan Agung Medan
Jl. Besar Sibiru Biru Gg. Nogio No.111, Delitua, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara 20355
4
Universitas Methodist Indonesia
Jl. Hang Tuah No.8, Madras Hulu, Kota Medan, Sumatera Utara 20151
1
2
3
4
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan dan kecakapan siswa dalam
menggunakan media digital di SMP Negeri 2 Kabanjahe, serta untuk mengetahui upaya yang
dilakukan guru pendidikan dalam meningkatkan keterampilan dalam belajar dengan menggunakan
media digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara untuk menemukan masalah di lapangan. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa: penggunaan media digital di SMP Negeri 2 Kabanjahe meliputi:
kemampuan untuk terhubung dalam pembelajaran daring, kemampuan berkomunikasi dalam
pembelajaran daring dan kemampuan mengerjakan serta menyerahkan tugas. Evaluasi konten
informasi meliputi: kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan memberikan penilaian terhadap
apa yang ditemukan secara online disertai dengan kemampuan untuk mengidentifikasi keabsahan
dan kelengkapan informasi. Memproduksi konten informasi meliputi: kemampuan untuk
memproduksi atau membuat konten seperti facebook, menulis di blog atau website, membuat video
klip dengan menggunakan gambar atau audio, atau bentuk konten lain.
Kata Kunci: kompetensi; siswa; literasi digital; pembelajaran daring
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License.
ABSTRACT
This study aims to describe the skills and abilities of students in using digital media and to
find out the obstacles experienced by students as well as the efforts made by teachers in
improving skills in online learning. This research uses desciptive qualitative method. It
applies the observation, and interviews to get the data. The result shows that: the use of
digital media in SMP Negeri 2 Kabanjahe includes the ability to connect in online
learning, the ability to communicate in online learning and the ability to do and submit the
assignments in online learning. Evaluation of information content includes a student's
ability to think critically and provide an assessment of what is found online accompanied
by the ability to identify the validity and completeness of information. Producing
information content includes the ability to produce or create content such as Facebook,
writing on a blog or website, create video clips using images or audio, or other forms of
content.
Keyword: competence; student; digital literacy; online learning
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
156
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia berperan sebagai salah satu faktor dalam memajukan suatu
bangsa. Kualitas dari manusia berperan penting dalam mengelola komponen-kompenen
yang dapat memajukan negara. Suatu negara termasuk Indonesia mengupayakan agar
setiap lapisan masyarakat mendapat pendidikan yang layak. Pendidikan kiranya dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan dapat dimaknai
sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang
mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar
dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan
intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadiaan anak
didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2013).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang pesat
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam pendidikan (Jusmawati, Satriawati, &
Sabillah, 2020). Internet merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang memberikan dampak pada kemajuan pendidikan saat ini.
Internet tercipta dari serangkaian kerja ilmiah seperti telegram, telepon, radio dan
komputer yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut
(Surip & Oky, 2011). Internet merupakan jaringan komputer yang saling terhubung di
seluruh dunia yang berisikan tentang informasi dan juga merupakan sarana komunikasi
data seperti suara, gambar, video dan teks. Internet memungkinkan penggunannya saling
bertukar informasi/ data.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu hasil proses
sejarah ilmu pengetahuan manusia yang membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia (Lase, 2019). Maraknya internet juga menimbulkan berbagai persoalan seperti
cyberbulling, eksploitasi seksual dan kekerasan pada anak, predator online, penipuan,
malware, spyware, spam, phising, berita bohong (hoax), ujaran kebencian, pelanggaran
privasi dan konten negatif seperti kekerasan dan pornografi. Internet bukan merupakan
sumber dari masalah yang telah disebutkan akan tetapi internet sebagai sumber manfaat
bagi manusia. Masalah yang telah disebutkan diatas timbul akibat dari penggunaan internet
secara tidak bijak. Mentalitas dari pengguna internet yang menunjung tinggi keutamaan
solidaritas dalam arti mempergunakan internet demi kebaikan bersama merupakan tolak
ukur dari penggunaan internet secara bijak. Penggunaan internet secara terinformasi dan
displin untuk kebaikan bersama mencerminkan penggunaan internet secara bijak
(Indriyatno, 2018).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
157
Terobosan baru yang mulai memanfaatkan jaringan komputer dan internet dalam
bidang pendidikan adalah e-learning atau pembelajaran dalam jaringan (daring)
(Rahmasari & Rita, 2013). Sadikin dan Hamidah (2020) mengemukakan pendapatnya
yakni: “Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui media yang
mampu menghubungkan pendidik dengan peserta didik. Pembelajaran daring dilakukan
secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Segala bentuk
materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online
begitu juga dengan tes atau ujian (Nurdyansah & Eni, 2016).
Indonesia dan dunia sedang mengalami sebuah fenomena pandemi Covid-19 dengan
kasus penyebaran virus yang selalu meningkat setiap hari. Social Distancing menjadi
kebijakan yang dipilih guna mencegah penyebarluasan Covid-19. Kebijakan social
distancing ternyata berdampak besar bagi beberapa aspek, salah satunya ialah pendidikan.
Dampak pada Pendidikan yang dapat dilihat yaitu Pemerintah telah menutup sementara
semua sekolah di seluruh negara untuk membatasi penyebaran virus corona dan pada 14
Maret, sekitar 420 juta anak tidak bersekolah (Setyorini, 2020). Sejak pemerintah
menghimbau masyarakat untuk memberlakukan social distancing, aktivitas seperti bekerja,
belajar dan beribadah dilakukan di rumah. Sistem pembelajaran tatap muka yang biasanya
diterapkan kini dirubah menjadi pembelajaran dalam jaringan atau daring agar proses
pembelajaran tetap berlangsung sehingga hak peserta didik dalam belajar dapat terpenuhi.
Pembelajaran daring sebagai bentuk pemanfaatan internet dalam ranah pendidikan
memberikan peluang bagi orang muda ataupun peserta didik untuk secara leluasa
mengakses, mengelola maupun membagikan informasi. Selain itu pembelajaran daring d
ianggap efektif agar hak atas pendidikan dapat terpenuhi walaupun situasi dilanda bencana.
Dalam pelaksanaannya, pendidik maupun peserta didik diharapkan mempunyai
keterampilan dalam menggunakan digital untuk menunjang keefektifan pembelajaran
secara daring. Keterampilan dalam menggunakan digital sering disebut dengan literasi
digital (Adisusanto, 2014).
Awalnya literasi hanya merujuk pada kemampuan untuk membaca dan menulis teks
serta kemampuan untuk memaknai. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang
semakin pesat, mendorong terjadinya perubahan dalam konsep literasi itu sendiri salah
satunya adalah literasi digital. Literasi dimaknai sebagai kemampuan untuk
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
158
mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengkomunikasikan,
memperhitungkan dan menggunakan bahan cetak dan tulis yang tertautan dengan berbagai
konteks. Dikaitkan dengan istilah digital, kemampuan menggunakan digital baik dalam hal
pemrosesan dan pemanfaatan informasi, partisipasi dalam jejaring sosial untuk berkreasi
dan berbagi pengetahuan, dan kreativitas yang didukung oleh teknologi (Harjono, 2018).
Dalam dunia pendidikan, siswa merupakan salah satu pengguna informasi. Informasi
yang dibutuhkan siswa tidak hanya dalam format tercetak. Internet mulai menyajikan
informasi dalam format yang berbeda, yaitu digital. Informasi tersebut disajikan melalui
berbagai fasilitas yang disediakan internet seperti website, weblog, atau mailing list.
Pengerjaan tugas sangat mudah diselesaikan dengan adanya perkembangan internet dan
teknologi digital. Fenomena tersebut memunculkan sumber referensi ilmiah yang tersedia
dalam bentuk digital dan bisa diakses untuk mendapatkan jutaan informasi yang berguna
untuk menyelesaikan tugas sekolah. Untuk meraih hasil belajar yang maksimal dalam
proses pembelajaran, literasi digital tidak hanya menuntut seseorang untuk menggunakan
perangkat digital dengan baik, namun juga harus memahami segala hal yang berkaitan
dengan teknologi digital tersebut.
Masalah minimnya literasi digital pada peserta didik pada saat ini merupakan
masalah yang harus mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik lingkungan keluarga
maupun sekolah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andi Asari, dikatakan bahwa peserta
didik yang mempunyai tingkat literasi digital rendah cenderung menimbulkan tindakan
konsumtif seperti kecanduan menonton televisi, bermain games baik online maupun
offline, bersosial media tanpa batas waktu, mengakses situs pornografi, dan informasi lain
yang kurang bermanfaat. Sebagian besar peserta didik lebih cenderung menginternalisasi
pesan-pesan media dan mengintegrasikannya dalam pembentukan diri, sehingga dapat
menumbuhkan sifat individualism, radikalisme dalam berfikir dan lebih eksis di dunia
maya dari pada di dunia nyata. Banyak peserta didik menganggap bahwa citra yang
muncul di televisi adalah sesuatu hal yang nyata, sehingga mereka mencitrakan diri
sebagai tokoh-tokoh sinetron dan penyanyi, mulai dari gaya berpakaian, potongan rambut,
hingga perilaku sehari-hari (Asari, 2019). Permasalahan ini menjadi kekhawatiran akan
menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan pembelajaran daring jika dampak dari
minimnya literasi digital peserta didik seperti yang dijelaskan di atas.
Sebagaimana hasil observasi dan wawancara awal yang lakukan, mayoritas peserta
didik mampu mengoperasikan perangkat digital mereka seperti smartphone dibandingkan
perangkat digital lainnya misalnya, laptop. Sebagian peserta didik menunjukkan bahwa
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
159
keterampilan literasi digital belum digunakan untuk membantu kegiatan pembelajarannya.
Peserta didik kesulitan menggunakan aplikasi dan platform yang diperuntukkan guna
mendukung pembelajaran seperti google meet. Selain itu peserta didik juga kesulitan
memilih informasi yang didapat dari internet, hal ini dilihat dari sebagian peserta didik
menggunakan informasi yang tidak mencantumkan kejelasan sumber informasi lalu
digunakan sebagai rujukan pada tugas akademiknya. Sebagai pelajar, pencarian informasi
di internet dan penggunaan teknologi digital sudah sangat sering dilakukan. Meskipun
demikian, kompetensi literasi digital belum sepenuhnya dimiliki. Siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Kabanjahe masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas meskipun dengan
bantuan teknologi digital. Selain itu, tidak semua konten informasi yang tersedia di internet
dan media digital lainnya memiliki kualitas yang sama. Kompetensi Literasi digital yang
dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kabanjahe ialah melek terhadap perkembangan
teknologi, dalam artian mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan
media digital dalam pembelajaran daring, kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan
media digital untuk kebutuhan mencari informasi bersifat eduktif dan kurangnya
kemampuan membuktikan kebenaran informasi yang beredar di internet.
Keberhasilan pembelajaran daring ditentukan oleh beberapa aspek salah satu nya
ialah literasi digital. Peserta didik dengan literasi digital yang baik akan berupaya untuk
mencari dan menyeleksi informasi yang penting dan memahami, mengkomunikasikan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan dalam ruang digital. Selain itu, literasi digital akan
membuka kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, berkomunikasi dan berkarya
yang akhirnya bermuara pada kesuksesan belajar peserta didik. Oleh karena itu, melalui
tulisan ini, akan dipaparkan bagaimana kompetensi literasi digital yang dimiliki peserta
didik dalam memanfaatkan media digital untuk kepentingan belajar khususnya dalam
pembelajaran daring.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan
teknik pengamatan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Adapun sumber data dari
subjek penelitian ini yaitu pendidik dan peserta didik yang berhubungan dengan
kompetensi literasi digital siswa kelas VIII pada saat pelaksanaan pembelajaran daring
pada mata pelajaran pendidikan agama katolik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Kabanjahe yang beralamat di jalan Jamin Ginting No. 69 Kabanjahe, Ketaren, Kec.
Kabanjahe, Kab. Karo, Prov. Sumatera Utara. Tahap ini peneliti akan menganalisis data
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
160
dengan teknik mereduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya, ada tiga
tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif antara
lain: Reduksi data (data reduction), Paparan data (data display), dan Penarikan
Kesimpulan (Sugiyono, 2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran Daring
Pendidikan Indonesia menerapkan kurikulum 2013 sebagai rancangan penyelenggara
dalam jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 menuntut agar pembelajaran terjadi secara
aktif dan kontekstual. Peserta didik dituntut agar aktif dalam berpendapat, berdiskusi dan
menyelesaikan tugas sehingga peserta didik dapat menemukan dan membangun informasi
yang didapat dalam pembelajaran. Pendidik juga diharapkan dapat menciptakan
pembelajaran yang bermakna serta relevan sesuai dengan konteks, lingkungan dan
kebutuhan peserta didik sehingga berdayaguna dalam kehidupan sehari-hari (Syarifudin,
2020). Era revolusi 4.0 memungkinkan pembelajaran aktif dan kontekstual terlaksana
secara maksimal. Pada era berkembangnya teknologi ini, berbagai macam bentuk media,
alat dan bahan dalam digital berkembang pesat. Pembelajaran virtual atau pembelajaran
daring merupakan salah satu contoh dari era revolusi 4.0. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dapat berlangsung dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran daring adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas
pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan
tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari
lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik, yaitu berupa keadaan yang
memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan, namun
tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan
pembelajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh (Uno,
2015). Pembelajaran pada umumnya dilaksanakan secara langsung atau konvensional.
Pembelajaran konvensional dilaksanakan dalam satu tempat dan waktu yang sama
sehingga terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran jarak
jauh merupakan pembelajaran non-konvensional. Pembelajaran jarak jauh pada awalnya
dilakukan dengan mengirimkan pendidik luar institusi pendidikan untuk memberikan
pembelajaran secara tatap muka kepada peserta didik. Namun pengertian ini sudah tidak
digunakan lagi seiring dengan berkembangnya teknologi pendidikan. Pembelajaran jarak
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
161
jauh tetap berpijak pada karakteristik utamanya, yaitu keterpisahan secara fisik antara
pendidik dengan peserta didik (Darmawan, 2014). Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran
daring berkaitan dengan teknologi internet. Darmawan lebih lanjut mengungkapkan bahwa
internet merupakan jaringan komunikasi dalam skala dunia yang memungkinkan
komunikasi bisa secara cepat dan luas. Komunikasi melalui internet merupakan inti dari
pembelajaran pembelajaran daring, dalam artian pendidik dan peserta didik tidak langsung
bertatap muka dalam pembelajaran. Daring merupakan istilah yang dipakai masyarakat
Indonesia untuk menunjuk E-learning. Daring adalah akronim dari “dalam jaringan”
sebagai penganti kata online. Istilah online bermakna tersambung ke dalam jaringan
internet.
Literasi Digital
Literasi berasal dari bahasa inggris yaitu literacy yang diartikan sebagai kemampuan
baca tulis. Namun demikian, pengertian literasi berkembang meliputi proses membaca,
menulis, berbicara, mendengar, membayangkan dan melihat. Dalam proses membaca
melibatkan kognitif, linguistik dan aktivitas sosial (Amin, 2020). Literasi merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan,
berkomunikasi, menghitung dan menggunakan bahan cetak dan tulisan yang terkait dengan
berbagai konteks. Literasi melibatkan serangkaian pembelajaran yang memungkinkan
individu mencapai tujuan mereka, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi
mereka, dan untuk berpartisipasi secara penuh dalam komunitas mereka dan masyarakat
luas (Harjono, 2018).
Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan
mengkomunikasikan informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Literasi
digital merujuk pada adanya upaya mengenal, mencari, memahami, menilai dan
menganalisis serta menggunakan teknologi digital. Literasi digital dalam konteks ini tidak
sekadar bermakna kemampuan menggunakan komputer untuk menulis dan membaca
seperti dalam konteks literasi umumnya, melainkan seperangkat keterampilan dasar dalam
penggunaan dan produksi media digital, pemrosesan dan pemanfaatan informasi,
partisipasi dalam jejaring sosial untuk berkreasi dan berbagi pengetahuan (Syaripudin,
2017).
Literasi digital saat ini telah menjadi kebutuhan dalam kegiatan belajar. Kemajuan
teknologi yang cukup pesat, dapat dirasakan masyarakat di perkotaan maupun di
perdesaan. Kemajuan teknologi informasi yang banyak dimanfaatkan di dunia pendidikan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
162
ternyata belum sepenuhnya dapat diterima, apalagi digunakan oleh pendidik maupun
peserta didik. Literasi digital diartikan sebagai kemampuan memahami, menganalisis,
menilai, mengatur, mengevaluasi informasi dengan menggunakan teknologi digital.
Ketidakmampuan pelajar dan guru dalam memaknai literasi digital berdampak pada sikap
dan karakter. Maka dari itu solusi yang terbaik yang harus dilakukan adalah menerapkan
pembelajaran literasi digital dilingkungan sekolah (Asari, 2019).
Internet sebagai Bentuk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong
berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem pembelajaran daring untuk
meningkatkan efektivitas dan flekibilitas pembelajaran. Pembelajaran daring merupakan
salah satu model pembelajaran yang sedang dikembangkan dan akan menjadi tuntutan
pada pendidikan di masa depan. Pembelajaran daringadalah sebuah pembelajaran jarak
jauh yang memanfaatkan media elektronik dalam menyampaikan pembelajaran, baik
berupa internet, CD atau dengan menggunakan smart phone. Pembelajaran daring
memudahkan pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan
melakukan evaluasi, karena dengan pembelajaran daring semua informasi dapat secara
cepat diunduh dari situs internet dan bisa dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar
peserta didik tanpa harus melakukan ujian di dalam kelas (Nurdyansah & Eni, 2016).
Pembelajaran daring mendukung fleksibilitas belajar yang tinggi bagi peserta didik.
Materi ajar dapat dipelajari kapanpun dan dimanapun selama ada fasilitas internet.
Pembelajaran pun dapat dilakuan secara berulang-ulang. Jika ada pertanyaan dari materi
yang sedang dipelajari, peserta didik tinggal menghubungi pendidik melalui e-mail atau
chatting. Selain itu, dengan pembelajaran daring pendidik dapat terus mengembangkan
model pembelajaran dan pembaruan materi secara terus-menerus. Hal ini sangat penting
mengingat semakin maju dan berkembangnya tuntutan pengajaran di Indonesia dan di
dunia. Pendidik dapat memberikan materi dan soal-soal secara online kepada peserta didik
sehingga menghemat waktu dan biaya pengajaran. Pemeriksaan hasil ujian dapat dilakukan
dengan sistem otomatis (Rahmasari & Rita, 2013).
Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran
Keberadaan internet memang seperti pisau berujung dua dan disikapi oleh
masyarakat, terutama orangtua dengan positif dan negatif. Terhadap internet ini orangtua
memandang berbahaya bagi anak-anak, meracuni pikiran anak dengan isi internet yang
tidak sesuai dengan usia anak. Namun di sisi lain, anak bila tidak mengenal internet akan
terugikan secara kognitif dan sosial, sebab dari internet anak bisa mendapatkan stimulasi
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
163
kognitif dan mendapatkan teman baru (Azhar, 2017). Keberadaan teknologi internet dapat
membantu: menghasilkan atau menumbuh kembangkan nilai-nilai baru, menjangkau
pembelajar dalam jumlah yang besar, serta memberdayakan individu dan kelompok sosial
(Munir, 2017). Dalam kaitan ini, fungsi internet adalah sebagai media pembelajaran.
Melalui pemanfaatan internet, seseorang dapat membelajarkan dirinya sehingga
memperoleh nilai-nilai baru yang dikembangkan di dalam dirinya, atau memantapkan
berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Nilai-nilai ini pun berkenaan dengan perkembangan pengetahuan dunia internasional,
sehingga wawasan yang didapat pun akan mengkaitkan dengan perkembangan global.
Internet merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang ampuh karena kemampuan
atau potensiyang dimilikinya yang memungkinkan dikembangkannya masyarakat dan
pembelajarn yang bersifat global. Proses transfer pengetahuan dilaksanakan lewat aktivitas
pembelajaran melalui internet. Internet memberikan peluang untuk: meningkatkan akses
terhadap informasi, mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi,
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan
kegiatan, bekerja sama dengan orang lain, memecahkan berbagai masalah, serta memupuk
mengembangkan pengertian kultural (Munir, 2017).
Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat
miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan
peserta didik untuk belajar secara mandiri. Pembelajaran dengan kontrol pendidik di kelas
masih tetap dominan. Peserta didik belum secara totalitas menggunakan internet sebagai
sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai
komplemen atau pengganti proses pembelajaran konvensional (Daryanto, 2011).
Penggunaan Media Digital
Aspek penggunaan media digital merupakan salah satu kompetensi literasi digital
yang berhubungan dengan keterampilan teknis. Pada penelitian ini, keterampilan teknis
ditinjau dari tiga indikator, yaitu: pertama, kemampuan untuk terhubung dalam
pembelajaran daring. Kedua, kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran daring.
Ketiga, kemampuan mengerjakan dan menyerahkan tugas. Berdasarkan hasil penelitian,
seluruh siswa dapat terhubung kedalam pembelajaran daring melalui aplikasi whatsapp
messenger. Media digital yang dimanfaatkan ialah handphone. Pengoperasian handphone
untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring terbilang mudah bagi siswa dan tidak
membebani kondisi ekonomi siswa. Siswa hanya mampu memanfaatkan aplikasi whatsapp
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
164
messenger sebagai aplikasi pendukung pembelajaran daring. Kemampuan serta spesifikasi
media digital yang dimiliki siswa tidak mendukung untuk memanfaatkan aplikasi atau
platform seperti zoom, google meet dan lainnya.
Siswa mampu memanfaatkan fitur chat untuk saling berkirim pesan berupa teks
kepada sesama siswa maupun guru. Kegiatan mengirim pesan berupa teks merupakan cara
siswa untuk berkomunikasi dalam pembelajaran daring. Ketidakseimbangan spesifikasi
handphone yang dimiliki siswa tidak memungkinkan untuk memanfaatkan fitur yang
berhubungan dengan audio dan video. Siswa memanfaatkan fitur kamera pada handphone
untuk mengkonversi tugas dalam bentuk tulisan menjadi bentuk foto yang dapat dikirim
secara virtual dalam pembelajaran daring. Siswa kurang memahami pemanfaatan microsoft
office dan alat lainnya. Spesifikasi media digital yang dimiliki siswa juga berpengaruh
akan hal tersebut. Dari penggunaan media digital yang dapat digunakan oleh siswa untuk
mendukung proses pembelajaran terkait dengan keamanan penggunaan media digital yang
digunakan untuk kebutuhan (tujuan) positif dan bukan untuk mengakses hal-hal negatif
seperti games, pornograpi dan lain-lain.
Penggunaan media digital yang beragam menjadi jalan siswa untuk memperoleh
berbagai informasi yang diharapkan akan memperluas wawasan dan pendidikan.
Pandangan gereja Katolik dalam pemanfaatan media digital memandang bahwa media
digital yang memanfaatkan internet sebagai penghubung menganggap bahwa internet
adalah jalan. Pandangan gereja terkait dengan media digital merupakan sarana komunikasi
sosial adalah alat kuat bagi pendidikan dan pengayaan budaya, kegiatan dagang dan
keterlibatan politik, bagi dialog dan pemahaman antar budaya dan dapat juga sebagai
sarana untuk melayani perkara agama. dengan kemampuan siswa dalam penggunaan media
digital ini, maka hal ini sejalan dengan apa yang dihasilkan dalam penelitian ini bahwa
siswa melalui media digital membantu gereja dalam memperluas informasi tentang gereja,
khususnya gereja katolik.
Meskipun disayangkan bahwa siswa hanya mampu mengaplikasikan media digital
handphone untuk proses pembelajaran online, fitur media digital seperti zoom, google, dll
tidak dapat dimanfaatkan oleh siswa. Keberadaan teknologi internet yang menghasilkan
atau menumbuh kembangkan nilai-nilai baru, menjangkau pembelajar dalam jumlah yang
besar, dan memberdayakan individu dan kelompok sosial didukung dalam penelitian ini
(Munir, 2017). Kemampuan siswa dalam menggunakan media digital yang membutuhkan
internet sebagai akses menggunakan media digital mampu menyelesaikan masalah
pendidikan yang dihadapi oleh dunia dan Indonesia dalam menjangkau pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
165
jumlah besar. Siswa yang harus di rumah akibat bencana covid-19 terbantu dengan
pengaplikasian penggunaan internet dalam media digital.
Evaluasi Konten Informasi
Evaluasi konten informasi menyangkut kemampuan bagaimana menemukan,
menafsirkan, mengevaluasi, mengelola informasi. Evaluasi konten informasi fokus pada
pemahaman menemukan dan menilai informasi yang relevan serta menggunakannya secara
tepat. Kompetensi ini merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan
memberikan penilaian terhadap apa yang ditemukan secara online disertai dengan
kemampuan untuk mengidentifikasi keabsahan dan kelengkapan informasi. Pada penelitian
ini, evaluasi konten informasi ditinjau dari 2 indikator yaitu: pertama, kemampuan
mengakses infomasi. Kedua, kemampuan berpikir kritis serta penyusunan informasi yang
diperoleh.
Kemampuan mengakses informasi pada penelitian ini memiliki dua indikator
penilaian yaitu: pertama, penggunaan kata kunci. Kedua, perhatian terhadap kejelasan
sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian, siswa mampu mencari sumber informasi
dalam bentuk blog yang pembahasannya berhubungan dengan materi pelajaran yang
sedang dipelajari. Sumber informasi tersebut diakses melalui mesin pencari yaitu google.
Siswa mampu menentukan kata kunci yang tepat hingga mampu mengakses sumber
informasi yang dibutuhkan. Kata kunci yang digunakan bersifat singkat, padat dan jelas
serta kalimat yang digunakan berkaitan dengan topik dari informasi yang ingin dicari.
Lebih jauh, dalam pencarian sumber informasi di internet, siswa hanya memperhatikan isi
dari konten informasi tersebut dan menghiraukan mengenai penulis dan situs konten
informasi tersebut. Siswa masih memerlukan bimbingan dari orangtua dan guru untuk
mengidentifikasi kejelasan sumber informasi.
Kemampuan berpikir kritis serta penyusunan informasi yang diperoleh memiliki dua
indikator penilaian pada penelitian ini yaitu: pertama, penilaian keterkaitan sumber
informasi di internet dengan materi pelajaran. kedua, pengelolaan informasi yang didapat
di internet. Berdasarkan hasil penelitian, siswa mampu mengidentifikasi keteraitan sumber
informasi di internet dengan materi pelajaran dengan cara membandingkannya secara
langsung. Pengidentifikasian keterkaitan ini berdasarkan pengetahuan awal mengenai
materi pelajaran yang dipelajari. Selain itu, siswa mampu mengelola informasi yang
ditemukan di internet dengan cara membaca lalu memahaminya. Berdasarkan pengetahuan
awal mengenai materi pelajaran yang dipelajari, siswa mengambil poin-poin penting yang
relevan dari sumber informasi di internet lalu meringkasnya.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
166
Penggunaan media digital memampukan mahasiswa dalam pengetahuan literasi
dengan mengakses media digital seperti google. Dengan kata kunci sederhana yang
digunakan oleh siswa, mereka mampu mendapatkan berbagai informasi dari media digital
tersebut. Dengan kemudahan perolehan informasi melalui internet, siswa mampu memilih
dan memilah kata kunci ketika mengakses informasi sehingga hal yang tidak diperlukan
tidak akan terakses. Namun di sisi lain juga ditegaskan bahwa dengan kemudahan
mengakses informasi, peserta didik menjadi kurang selektif dalam memilih sumber
informasi yang akan digunakannya. Penelitian ini membuktikan bahwa kemudahan
mengakses berbagai informasi tidak membuat siswa menelan habis informasi apapun.
Siswa mampu memilih dengan bantuan ketersediaan kata kunci dalam pencarian informasi
yang ingin diperoleh.
Memproduksi Konten Informasi
Kompetensi memproduksi membahas tentang kemampuan untuk memproduksi atau
membuat konten. Berdasarkan hasil penelitian, siswa mampu memproduksi konten
informasi berformat teks. Konten informasi disebarkan melalui media sosial yaitu
facebook. Kompetensi literasi digital siswa berupa memproduksi konten informasi hanya
sampai pada tahap membuat konten informasi berformat teks. Siswa tidak mampu
membuat konten informasi berformat audio dan video. Kurangnya pemahaman siswa
mengenai pemanfaatan media digital yang mendukung pembuatan konten informasi
berformat audio dan video menjadi hambatan siswa.
Hambatan yang muncul dari kurang mampunya siswa dalam memproduksi informasi
berupa audio dan video menjadikan siswa yang akhirnya bersifat konsumtif yang
memaparkan bahwa produksi onten dengan pemanfaatan media digital tidak hanya sekedar
mampu mengolah kata atau menulis, namun termasuk di dalamnya kemampuan
berkomunikasi dalam berbagai konteks khalayak; untuk membuat konten dan
berkomunikasi dengan menggunakan berbagai format seperti gambar, video, dan suara;
dan untuk secara efektif dan bertanggungjawab. Kemampuan untuk membuat dengan
media digital memastikan bahwa seseorang tidak hanya konsumen pasif tetapi secara aktif
berkontribusi dalam masyarakat digital. Namun berdasarkan hasil penelitian ini, sangat
disayangkan bahwa ketidakmampuan siswa memproduksi konten melalui audio dan video
menjadi hambatan siswa untuk mempermudah dalam proses pembelajaran yang akhirnya
siswa hanya masih menjadi konsumen belum menjadi produsen konten informasi.
Berdasarkan temuan penelitian di atas, implikasi yang dapat diungkapkan yaitu
secara teori penelitian ini menjadi bahan pertimbangan guru dalam pemilihan teknik
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
167
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran daring. Bagi pemerhati pendidikan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya, secara praktek
penelitian ini memberikan sikap positif untuk meningkatkan peluang keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran daring, khususnya pada penggunaan media digital dalam
memperoleh informasi terkait pembelajaran serta pengembangan kompetensi ekologis
peserta didik dalam pendidikan agama Katolik yang memandang bahwa media digital
merupakan “jalan” pendidikan.
SIMPULAN
Temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa dapat terhubung kedalam
pembelajaran daring melalui aplikasi whatsapp messenger. Media digital yang
dimanfaatkan ialah handphone. Pengoperasian handphone untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran daring terbilang mudah bagi siswa. Siswa mampu mencari sumber informasi
dalam bentuk blog yang pembahasannya berhubungan dengan materi pelajaran yang
sedang dipelajari. Sumber informasi tersebut diakses melalui mesin pencari yaitu google.
Siswa mampu memproduksi konten informasi berformat teks. Konten informasi disebarkan
melalui media sosial yaitu facebook.
SARAN
Penelitian ini menambah wawasan dunia pendidikan secara umum, namun terbatas
pada pendidik dan peserta didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kabanjahe. Oleh
karena itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melaksanakan penelitian terkait
kompetensi siswa di sekolah-sekolah lain demi mendukung pembelajaran daring yang
pandangan agamapun sangat mendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F. X. 2014. Instrumentum Laboris: Mendidik di Masa Kini dan Masa Depan.
Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.
Amaly, N, & Armiah, A (2021). Peran Kompetensi Literasi Digital Terhadap Konten
Hoaks dalam Media Sosial. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, jurnal.uin-
antasari.ac.id, http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhadharah/article/view/6019
Amin, I. M. 2020. Peran Literasi Digital dalam Meningkatkan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Kelas XI IIS 01 SMAI Al Maarif Singosari Malang. Jurnal
Pendidikan Islam, 6(1).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
168
Asari, A, Kurniawan, T, Ansor, S, & ... (2019). Kompetensi literasi digital bagi guru dan
pelajar di lingkungan sekolah kabupaten Malang. Kajian Perpustakaan Dan …,
journal2.um.ac.id, http://journal2.um.ac.id/index.php/bibliotika/article/view/11592
Azhar, T. N. 2017. Membedah Anatomi Peradaban Digital. Bandung: Tasdiqiya Publisher.
Azizah, F., & Pandin, M. G. (2022). HISTORICAL ANALYSIS AND MANAGEMENT
ON FLOODS DURING PANDEMIC COVID-19 IN DKI JAKARTA INDONESIA.
Academy of Education Journal, 13(2), 313-321.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.822
Buwono, S, & Dewantara, JA (2020). Hubungan Media Internet, Membaca, Dan Menulis
Dalam Literasi Digital Mahasiswa. Jurnal Basicedu, jbasic.org,
http://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/526
Darmawan, D. 2014. Pengembangan E-Learning: Teori dan Desain. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: SATU NUSA.
Fatmawati, E (2020). Kompetensi Literasi Digital dalam Menangkal Infodemi.,
eprints.undip.ac.id, http://eprints.undip.ac.id/82254/
Fitriarti, EA (2019). Urgensi literasi digital dalam menangkal hoax informasi kesehatan di
era digital. Metacommunication; Journal of Communication …, ppjp.ulm.ac.id,
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/MC/article/view/6929
Gelgel, NMRA, Rahmiaji, LR, & Limilia, P (2021). Pemetaan kompetensi literasi digital
masyarakat Indonesia 2019., eprints.uai.ac.id, https://eprints.uai.ac.id/1664/
Giovanni, F, & Komariah, N (2019). Hubungan antara literasi digital dengan prestasi
belajar siswa SMA Negeri 6 Kota Bogor. Libraria, core.ac.uk,
https://core.ac.uk/download/pdf/326036271.pdf
Hanelahi, D, & Atmaja, K (2020). Literasi Digital Dalam Peningkatan Kompetensi Peserta
Didik Distance Learning Di Homeschooling. JPUS: Jurnal Pendidikan Untuk Semua,
journal.unesa.ac.id, https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/article/view/11510
Hanik, EU (2020). Self directed learning berbasis literasi digital pada masa pandemi covid-
19 di Madrasah Ibtidaiyah. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal,
scholar.archive.org,
https://scholar.archive.org/work/5qsvplitcvhphb7vmecupz6vfm/access/wayback/http
s://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/download/7417/pdf
Harjono, H. S. 2018. Literasi Digital: Prospek dan Implikasinya dalam Pembelajaran
Bahasa. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 8(1). Retrieved from
https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/6706
Indriyatno. 2018. Smart School Online: Pakai Internet secara Sehat dan Cerdas di Sekolah.
Jakarta: Perkumpulan Mitra TIK Indonesia.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
169
Irhandayaningsih, A (2020). Pengukuran literasi digital pada peserta pembelajaran daring
di masa pandemi covid-19., demo.dspacedirect.org,
https://demo.dspacedirect.org/bitstream/handle/10673/1975/8073-25123-1-
SM.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Haryadi, R., & Selviani, F. (2021). PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN DARING DI
MASA PANDEMI COVID-19. Academy of Education Journal, 12(2), 254-261.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.447
Jusmawati, J., Satriawati, & Sabillah, B. M. 2020. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Daring
terhadap Minat Belajar Mahasiswa PGSD Unimerz pada Mata kuliah Pendidikan
Matematika. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 5(2). Retrieved from
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jkpd/article/view/3934
Lase, D. 2019. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal SUNDERMANN, 1(1).
Monggilo, ZMZ (2020). Analisis konten kualitatif hoaks dan literasi digital dalam@
komikfunday. Interaksi: Jurnal Ilmu …, download.garuda.kemdikbud.go.id,
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1693860&val=1308&tit
le=ANALISIS%20KONTEN%20KUALITATIF%20HOAKS%20DAN%20LITERA
SI%20DIGITAL%20DALAM%20KOMIKFUNDAY
Murdy, K, & Putri, AN (2020). Kompetensi Literasi Digital Mahasiswa STKIP 'Aisyiyah
Riau. Jurnal Inovasi Pendidikan Ekonomi (JIPE), ejournal.unp.ac.id,
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jipe/article/view/108455
Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta.
Nasionalita, K, & Nugroho, C (2020). Indeks literasi digital generasi milenial di Kabupaten
Bandung. Jurnal Ilmu Komunikasi, jurnal.upnyk.ac.id,
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/3075/2834
Ningsih, IW, Widodo, A, & Asrin, A (2021). Urgensi kompetensi literasi digital dalam
pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Jurnal Inovasi Teknologi …,
journal.uny.ac.id, https://journal.uny.ac.id/index.php/jitp/article/view/35912
Nurdyansah, & Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center.
Pasaribu, E. (2022). PENGARUH METODE PERKULIAHAN ONLINE TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MAHASISWA ILMU HUKUM ANGKATAN
2019. Academy of Education Journal, 13(2), 284-296.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.1133
Rahmasari, G., & Rita. 2013. E-Learning: Pembelajaran Jarak Jauh untuk SMA. Bandung:
Yrama Widya.
Rumata, VM, & Nugraha, DA (2020). Rendahnya tingkat perilaku digital ASN
kementerian kominfo: Survei literasi digital pada instansi pemerintah. Jurnal Studi
Komunikasi, ejournal.unitomo.ac.id,
https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jsk/article/view/2230
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 14 No 1 Tahun 2023
170
Sadikin, A., & Hamidah, A. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19.
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(2). Retrieved from https://online-
journal.unja.ac.id/biodik/article/view/9759
Safitri, I, Marsidin, S, & Subandi, A (2020). Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi
Digital di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, core.ac.uk,
https://core.ac.uk/download/pdf/327691746.pdf
Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Setyorini, I. 2020. Pandemi COVID-19 dan Online Learning: Apakah Berpengaruh
Terhadap Proses Pembelajaran Pada Kurikulum 13? JIEMAR (Journal of Industrial
Engineering & Management Research), 1(1). Retrieved from
https://jiemar.org/index.php/jiemar/article/view/31
Sormin, SA, Siregar, AP, & Priyono, CD (2019). Konsepsi Literasi Digital Dalam
Pembelajaran Sejarah di Era Disruptif., osf.io, https://osf.io/preprints/inarxiv/bxskc/
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.
Sulianta, F (2020). Literasi Digital, Riset dan Perkembangannya dalam Perspektif Social
Studies., books.google.com,
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=0jPwDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA
38&dq=kompetensi+literasi+digital&ots=q4woHyhM2R&sig=p8RGhLfcUuduMB1
_QmP3-uDLwNI
Sutrisna, IPG (2020). Gerakan literasi digital pada masa pandemi covid-19. Stilistika:
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, ojs.mahadewa.ac.id,
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/773
Sutrisno, D., Anggresani, L., & Khadafi, M. (2022). PERSEPSI MAHASISWA STIKES
HARAPAN IBU JAMBI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING VIA ZOOM
PADA MASA PANDEMI COVID-19. Academy of Education Journal, 13(1), 141-
152. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.968
Surip, M., & Oky. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Halaman Moeka.
Syaripudin, A. 2017. Kerangka Literasi Digital. Jakarta: ICT Watch.
Syarifudin, A. S. 2020. Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing. Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1), 3134.
https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.7072
Uno, H. B. 2015. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wardhana, WS (2020). Strategi pengembangan kompetensi guru secara mandiri di era
literasi digital. Prosiding Seminar Nasional Bahasa …, research-report.umm.ac.id,
http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA/article/view/3704