CivETech https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech <p align="justify"><strong>CivETech</strong>: <em>Civil Engineering and Technology Journal</em>&nbsp;pertama kali diterbitkan pada Februari 2019 yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (FT UCY). CivETech diterbitkan 2 (dua) kali setahun pada bulan Februari dan Agustus,&nbsp;diterbitkan secara online dan akses terbuka dengan Elektronik dengan P-ISSN&nbsp;<a title="P-ISSN" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210709040962340" target="_blank" rel="noopener">2798-4869</a> dan&nbsp;<a title="Link E-ISSN" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210624572137836" target="_blank" rel="noopener">E-ISSN&nbsp;2798-4060</a>.</p> <p align="justify"><strong>CivETech </strong>adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual, ide/gagasan orisinil dan hasil penelitian dari akademisi, peneliti, praktisi atau mahasiswa yang belum pernah dimuat dari bermacam disiplin ilmu pengetahuan terkait dengan Teknik sipil dan teknologinya. CivETech berfokus pada bidang teknik sipil, termasuk <strong>rekayasa struktur dan bahan bangunan, manajemen dan teknologi konstruksi, mekanika tanah dan geoteknik, perencanaan pondasi, perencanaan dan manajemen transportasi, rekayasa dan pengembangan jalan raya, rekayasa teknik dan manajemen sumber daya air, manajemen pengelolaan air bersih dan limbah, dinamika pantai, teknologi gempa bumi dan tsunami</strong>.</p> Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta en-US CivETech 2798-4869 PENGARUH CURING MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DAN AIR SUMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2243 <p>Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menciptakan pemerataan pembangunan serta meningkatkan daya saing ekonomi secara global, luasnya wilayah Indonesia dan beragamnya kondisi geografis tentunya menjadi tantangan tersendiri pada dunia konstruksi untuk menciptakan suatu infrastruktur yang aman dan nyaman. tingkat ketahanan atau Keawetan material konstruksi juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun berbagai infrastruktur. untuk mencapai mutu beton yang direncanakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti cara pencampuran (<em>mixing</em>), penuangan (<em>casting</em>), pemadatan (<em>compacting</em>), dan perawatan (<em>curing</em>). Faktor lain yang tidak kalah penting adalah mutu bahan pembantu seperti mutu cetakan (<em>from work</em>). Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk, Mengetahui perbandingan kuat tekan beton yang dihasilkan setelah proses perawatan (<em>curing</em>) menggunakan air sungai dan air sumur yang diuji pada umur 28 hari. Benda uji yang digunakan dalam pengujian kuat tekan yaitu berupa slinder &nbsp;beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah enam (6) buah, perawatan dilakukan terhadap benda uji yang telah dibuat didiamkan selama satu (1) hari kemudian dikeluarkan dari maould dan dilakukan perawatan dengan cara merendam benda uji kedalam bak perendaman sesuai umur yang di rencanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa air sumur dan air sungai memiliki niali ph 7,1 dan 6,7 dimana nilai ph kurang dari 7 tergolong asam, lebih dari 7 tergolong basah dan ph 7 bersifat netral, pada uji coba kuat tekan beton, diketahui bahwa nilai kaut tekan tertinggi pada beton dengan proses perawatan (<em>curing</em>) mengunakan air sumur memiliki kuat tekan sebesar 23,02, sedangkan untuk beton dengan proses perawatan (<em>curing</em>) mengunakan air sungai Gajah Wong sebesar 22,86 MPa dan dapat dimpulkan bahwa beton dengan proses perawatan (<em>curing</em>) mengunakan air sumur memiliki kuat tekan lebih tinggi dari pada beton dengan proses perawatan (<em>curing</em>) mengunakan air sungai Gajah Wong.</p> Erlina Erlina Cahyaning Kilang Permatasari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 1 12 REVIEW SARANA PRASARANA LINGKUNGAN KAWASAN PARKIR NGABEAN YOGYAKARTA https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2244 <p>Permasalahan dalam pengembangan Parkir Ngabean yang lahannya terbatas diperlukan perluasan dengan merelokasi&nbsp; penduduk yang sebagian besar ngindung di tanah Sultan ground dan hak milik seseorang. Selain itu kondisi lingkungan permukiman menjadi pertimbangan dalam skenario perencanaan gedung parkir mengingat di wilayah Parkir Ngabean termasuk dalam Kawasan Kumuh yang saat ini sedang ditangai oleh program Kota Tanpa Kumuh sehingga akan menjadi kegiatan yang kontraproduktif. Kebanggaan warga di RW 01 dan RW02 Notoprajan yang turut serta dalam pembenahan mengurangi kekumuhan dengan penyediaan infrastruktur jalan, drainase, saluran air limbah, sarana air bersih, sarana persampahan, sarana proteksi kebakaran dan ruang terbuka publik menjadi sia-sia. &nbsp;Tujaun penelitian Analisis Lingkungan Permukiman Sekitar Rencana Pengembangan Parkir Ngabean Yogyakarta adalah mengidentifikasi saran prasarana di Parkir Ngabean, mengevaluasi sarana prasarana permukiman yang menjadi target pengembangan Parkir Ngabean, menganalisis pengembangan kebutuhan sarana prasaran parkir Ngabean. &nbsp;Metode penelitian dilakukan dengan survey lokasi di Parkir Ngabean dan Sarana Prasarana lingkungan di sekitanrnya dengan pendukung data sekunder dari Dinas Perhubungan DIY, Program Kota Tanpa Kumuh Kota Yogykarta, dan data pendukung lainnya. Dari hasil analisis dan pembahasan Sarana Prasarana&nbsp; Parkir Ngabean dapat disimpulkan kondisi saat ini Parkir Ngabean tidak terkelola dengan baik berakibat pada pemeliharaan sarana prasana tidak memadai yang menimbulkan kesan kumuh tidak tertata, sedangkan struktur bangunan gedung parkir dengan struktur profil baja dan pelat precast masih memadai sesuai fungsi parkir. Jika akan dilakukan pengembangan perlu dilakukan perhitungan ulang kapasitasnya terkait kebijakan pengalihan kapasitas parkir di Abu Bakar Ali dan Senopati yang akan berimplikasi pada perluasan kawasan hingga permukiman RW 01 dan RW 02 Notoprajan. Secara umum warga di lokasi pengembangan parkir Ngabean berupa Ngindung pada lahan hak milikperorangan, magersari milik Sultan Ground dan sebagian milik yayasan untuk pondok dan pendidikan tinggi serta sekolah.</p> Muhamad Arifin Muhammad Ryan Iskandar Nurokhman Nurokhman ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 13 26 STUDI IDENTIFIKASI DAN DESAIN SABO DAM OP-RRC3A DI SUNGAI OPAK KABUPATEN SLEMAN https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2249 <p>Erupsi Gunung Merapi&nbsp; yang memiliki periode letusan tiap 3 – 7 tahun akan menyebabkan hamparan material lava letusan pada bagian hulu Sungai dan pada saat hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan timbunan material lava yang mengalir menjadi aliran debris. Beberapa kejadian aliran&nbsp; debris menjadi bencana yang merusak inftrastruktur bahkan hingga timbul korban manusia. Sabo dam merupakan salah satu konstruksi untuk pengendalian aliran Sungai sekaligus pencegahan bencana aliran sediman.&nbsp; Salah satu Dam Sabo Sungai Opak adalah sabo dam OP-RRC3a&nbsp; di Kabupaten Sleman menuju Candi Prambanan. Dalam perencanaan telah dilakukan identifikasi kondisi eksisting lokasi, penetapan lokasi, desain konsep, perancangan dimensi dan tinjauan terhadap stabilitas bangunan.&nbsp; Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui identifikasi parameter desain bangunan sabo dam dan evaluasi opsi konsep desain bangunan sabo. Hasil identifikasi Sungai Opak&nbsp; pada lokasi OP-RRC3a memiliki panjang sungai 10,12 km dengan aliran Sungai Opak pada lokasi OP-RRC3a berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak yang memliki luas kurang lebih 6,74 km<sup>2</sup>, elevasi sungai bagian hulu sebesar 1149,850 mdpl dan bagian hilir sebesar 465,20 mdpl serta memiliki kemiringan dasar sungai 0,068. Kondisi tata guna lahan sebagian besar masih berfungsi sebagai perkebunan dan ladang dengan dasar sungai berbatu dan lebar sungai sempit&nbsp; serta badan sungai masih ditutupi rerumputan. Hasil pengujian daya dukung tanah menurut Meyerhorf (1976) qa = 136,67 T/m<sup>2</sup> dan menurut modifikasi Meyerhorf (1976 dan 1974) qa = 144,42 T/m<sup>2</sup>. Konsep desain sistem sabo dam pada OP-RRC3a dengan luas tangkapan 6,70 km<sup>2</sup>, kemiringan 8,74%, tinggi 7 m, overflow 15 m dengan tipe konsolidasi dan tambahan fungsi untuk peningkatan intake irigasi Desa Wukirsari di sebelah kanan seluas 25 Ha dan di sebelah kiri Desa Argorejo seluas 15 Ha.</p> Nurokhman Nurokhman Hery Kristiyanto Muchamad Arif Budiyanto Harjanto Harjanto ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 27 35 PEMODELAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN MENGGUNAKAN EPA SWMM 5.1 DI KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2246 <p>Banjir yang terjadi di wilayah pemukiman sering kali disebabkan oleh gagalnya saluran drainase membuang kelebihan air tersebut. Di mana curah hujan yang tinggi tidak diimbangi dengan kapasitas saluran yang memadai atau bahkan tertutup oleh sampah. Permasalahan yang terjadi pada sistem drainase Kabupaten Tapin terutama daerah Kecamatan Tapin Utara yaitu Ex Kantor Bupati Lama adalah saluran drainase yang ada belum sepenuhnya berfungsi secara maksimal Sebagai upaya untuk memperbaiki desain drainase yang terdapat di Kecamatan Tapin Utara maka dilakukannya evaluasi kapasitas saluran drainase eksisting sehingga ditemukan solusi yang dapat digunakan untuk menangani masalah genangan di daerah ini. Pemodelan sistem drainase pada penelitian ini menggunakan program EPA Storm Water Management Model (SWMM) 5.1. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan dengan hujan kala ulang 5 tahunan kondisi eksisting saluran masih banyak terjadi banjir di beberapa titik lokasi. Dengan memperbesar dimensi dan penggantian tipe saluran dihasilkan rencana sistem drainase sudah tidak mengalami banjir. Pengaruh perbedaan dari nilai kekasaran saluran (n, manning) sangat besar dalam penentuan jenis tipe saluran.</p> Ratih Nurmala Saridewi Muchamad Arif Budiyanto ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 36 53 ANALISIS LALU LINTAS HARIAN JALUR SATU ARAH (STUDI KASUS : JALAN LETJEN SUPRAPTO KOTA YOGYAKARTA) https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2247 <p>Jalan Letjen Suprapto merupakan sebuah jalan utama yang terletak di tengah di Kota Yogyakarta dan dekat dengan beberapa tempat wisata seperti Malioboro, Stasiun Tugu, dan Central Bakpia Patuk, dan di kawasan ini terdapat beberapa bangunan hotel juga rumah makan. Sehingga banyak kendaraan yang melintas, keluar/masuk, dan parkir di ruas jalan, serta banyak aktivitas manusia disekitar ruas jalan tersebut.</p> <p>Tingginya volume kendaraan dan nilai hambatan samping di suatu ruas jalan dapat menurunkan kinerja jalan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis volume lalu lintas harian dan tingkat pelayanan jalanpada Ruas Jalan Letjen Suprapto Kota Yogyakarta dengan metode PKJI 2014.</p> <p>Hasil analisis pada Jalan Satu Arah Letjen Suprapto Kota Yogyakarta memiliki total arus kendaraan selama tiga hari sebesar 44.475 kendaraan, didapatkan nilai volume (Q) sebesar 1.305,15 Skr/Jam. Dan nilai volume rata-rata sebesar 860,39 Skr/Jam. Hambatan samping yang terjadi sebesar 177,4 kejadian dengan kategori kelas Rendah. Nilai kapasitas sebesar 3.484, 17 Skr/Jam. Derajat kejenuhan (DJ) sebesar 0,37, dengan tingkat pelayanan jalan (LOS) kategori kelas B arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi (≤70km/jam) oleh kondisi lalu lintas, serta kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas saat jam puncak.</p> Singgih Subagyo Namira Rosyada ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 54 65 ANALISIS SIMPANG APILL PEREMPATAN PELEMGURIH DESA BANYURADEN KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/article/view/2248 <p>Pendataan dan analisis arus lalu-lintas di Simpang APILL Perempatan Pelemgurih yang berlokasi di Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dilakukan. Setiap kendaraan yang terkena lampu merah, untuk dapat melintas mengalami lampu hijau lebih dari sekali, hal ini menunjukkan tingginya derajat kejenuhan, panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti dan tundaan yang terjadi.</p> <p>Analisis Simpang APILL digunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia&nbsp; (PKJI) Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2023. Langkah yang dilakukan dengan mengisi Formulir dai PKJI : a) Formulir SA-I untuk penyiapan data geometri, pengaturan lalu lintas, dan lingkungan; b) Formulir SA-II untuk penyiapan data arus lalu lintas; c) Formulir SA-III untuk menghitung w<sub>MS</sub> dan w<sub>HH</sub>; d) Formulir SA-IV untuk menghitung waktu isyarat (s, w<sub>H</sub>, w<sub>M</sub>, w<sub>K</sub>) dan C; dan e) Formulir SA-V untuk menghitung D<sub>J</sub>, P<sub>A</sub>, N<sub>KH</sub>, dan T.</p> <p>Pengaturan pada empat fase pada Simpang APILL Perempatan Pelemgurih menunjukkan nilai kinerja yang tidak baik, derajat jenuh Dj tinggi (lebih dari 0.85), antrian P<sub>A</sub> yang panjang, jumlah kendaraan terhenti N<sub>KH</sub> yang banyak, dan tundaan T yang tinggi, sehingga perlu mengubah Rencana Simpang APILL untuk memperbaiki Kinerja Lalu Lintasnya.</p> Suryanto Suryanto Indra Suharyanto Nasrul Arfianto ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-01 2024-02-01 6 1 66 82