AoSSaGCJ, Vol. 5, Issue 2, (2025) page 98-108
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
98
10.47200/aossagcj.v5i2.3324 aossagcj@gmail.com
Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi Siswa di
SMK Muhammadiyah 3 Terpadu Pekanbaru
Ahmad Anshori
a,1
, Ani Susiani
b,2
, Nady Ainulyaqin
c,3
, Mahfuzah Ilma daulay
d,4
, Rizky Fadillah
e,5
a,b,c,d,e
Islamic Education Management, Tarbiyyah and Teacher Training Faculty, Sultan Syarif Kasim State
Islamic University
1
ahmadanshori@uinsuskariau.ac.id,
2
3
ainulyaqinnadi@gmail.com,
4
mahfuzahilmadl[email protected],
5
rizkifadilla[email protected]
*
Corresponding Author: Asusia[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 September 2025
Direvisi: 25 Oktober 2025
Disetujui: 20 November 2025
Tersedia Daring: 1 Desember
2025
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIM-Pendidikan) terhadap
kualitas pelayanan administrasi siswa di SMK Muhammadiyah 3.
Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan
melalui observasi langsung dan wawancara dengan tenaga
administrasi dan guru. Analisis data dilakukan melalui proses reduksi
data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan untuk
mengidentifikasi pola penggunaan SIM serta dampaknya terhadap
layanan administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
SIM, seperti e-Raport dan Pijar Online, memberikan dampak positif
pada efisiensi, akurasi, transparansi, dan kepuasan layanan. Data
wawancara memperlihatkan peningkatan kecepatan pengolahan nilai,
penurunan kesalahan input, serta kemudahan akses informasi bagi
siswa dan orang tua. Meskipun begitu, efektivitas SIM masih
dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur digital, literasi teknologi
pengguna, dan dukungan manajerial. Oleh karena itu, peningkatan
kompetensi SDM dan penguatan sarana teknologi menjadi kunci
keberhasilan transformasi digital sekolah.
Kata Kunci:
Efisiensi layanan
administrasi
Sistem informasi digital
Transformasi digital
ABSTRACT
Keywords:
Efficient administrative
services
Digital information systems
Digital transformation
This study aims to describe the impact of the implementation of the
Education Management Information System (EMIS-Pendidikan) on the
quality of student administration services at SMK Muhammadiyah 3.
Using a descriptive qualitative approach, data were collected through
direct observation and interviews with administrative staff and teachers.
Data analysis was conducted through data reduction, data presentation,
and conclusion drawing to identify MIS usage patterns and their impact
on administrative services. The results show that the implementation of
MIS, such as e-Raport and Pijar Online, has a positive impact on
efficiency, accuracy, transparency, and service satisfaction. Interview
data showed an increase in the speed of grade processing, a decrease in
input errors, and ease of access to information for students and parents.
However, the effectiveness of MIS is still influenced by limitations in
digital infrastructure, user technological literacy, and managerial
support. Therefore, improving human resource competency and
strengthening technological facilities are key to the success of school
digital transformation.
© 2025, Ahmad Anshori, Ani Susiani, Nady Ainulyaqin,
Mahfuzah Ilma Daulay, Rizky Fadillah
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
99
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
1. Pendahuluan
Madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat
transfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam
memberikan layanan administrasi yang baik kepada seluruh warga madrasah, khususnya siswa.
Administrasi siswa merupakan salah satu aspek penting yang berhubungan langsung dengan
pengelolaan data dan kebutuhan siswa, mulai dari proses pendaftaran, pengelolaan data
akademik, penerbitan dokumen resmi, hingga layanan surat-menyurat.
Kualitas pelayanan administrasi siswa di madrasah menjadi faktor penentu dalam
mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Layanan yang cepat, tepat, ramah, dan
transparan tidak hanya memudahkan siswa, tetapi juga meningkatkan kepuasan orang tua serta
citra positif madrasah di mata masyarakat. Sebaliknya, pelayanan administrasi yang lambat,
berbelit-belit, dan kurang profesional dapat menurunkan kepercayaan terhadap madrasah itu
sendiri. Di era digital saat ini, kebutuhan akan sistem administrasi yang efektif, efisien, dan
berbasis teknologi semakin mendesak. Madrasah dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan modern.
Pelayanan administrasi di madrasah sebenarnya sangat penting untuk mendukung
kelancaran pendidikan. Namun, dalam praktiknya masih banyak masalah yang membuat layanan
ini belum berjalan maksimal. Banyak madrasah masih menggunakan cara manual, seperti
mencatat data siswa di buku induk atau arsip kertas. Cara ini membuat proses pelayanan jadi
kurang efektif, karena ketika data dibutuhkan, petugas harus mencari satu per satu di tumpukan
dokumen yang memakan waktu lama. Akibatnya, pelayanan seperti pembuatan surat keterangan,
kartu ujian, atau pembagian raport sering terlambat dan menimbulkan antrean panjang. Kondisi
ini tentu menyulitkan petugas administrasi sekaligus mengecewakan siswa dan orang tua yang
mengharapkan pelayanan cepat dan praktis. Jika madrasah tidak segera beralih ke sistem digital,
akan sulit bagi mereka untuk mengikuti kebutuhan masyarakat yang sekarang semakin menuntut
layanan yang modern dan transparan.
Sering kali informasi tentang syarat maupun alur layanan administrasi di madrasah tidak
disampaikan dengan jelas kepada siswa maupun orang tua. Misalnya, saat ingin mengurus surat
keterangan, pendaftaran ujian, atau dokumen lainnya, mereka tidak tahu harus menyiapkan apa
saja dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan. Akibatnya, banyak yang merasa
kebingungan, bahkan harus bolak-balik menanyakan prosedur karena tidak ada petunjuk yang
pasti. Hal ini membuat proses administrasi menjadi lambat, membuang waktu, dan menimbulkan
rasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika informasi dapat disampaikan dengan
jelas sejak awal, baik melalui papan pengumuman, brosur, maupun sistem digital, tentu siswa
dan orang tua akan lebih mudah memahami alur pelayanan, sehingga proses administrasi
berjalan lebih cepat, tertib, dan efisien.
Saat ini masih banyak madrasah yang mengalami keterbatasan dalam hal sarana digital
untuk mendukung pelayanan administrasi. Perangkat dasar seperti komputer, printer, atau alat
pendukung lainnya jumlahnya masih sedikit, bahkan ada yang belum tersedia dengan baik.
Penggunaan aplikasi sistem administrasi modern juga belum merata, sehingga pencatatan dan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
98
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
pengelolaan data siswa masih dilakukan secara manual. Ditambah lagi, jaringan internet di
beberapa daerah sering tidak stabil, sehingga memperlambat layanan, terutama saat dibutuhkan
integrasi data atau komunikasi secara online. Akibatnya, pelayanan administrasi yang
seharusnya bisa cepat, praktis, dan efisien justru menjadi lambat dan rawan kesalahan. Hal ini
membuat siswa maupun orang tua merasa kurang puas, sementara madrasah sendiri jadi
tertinggal dalam menerapkan sistem administrasi digital yang kini semakin dibutuhkan di era
modern.
Banyak madrasah masih mengalami keterbatasan sarana digital, seperti komputer, printer,
dan jaringan internet, sehingga pencatatan data siswa masih dilakukan secara manual. Kondisi
ini membuat pelayanan administrasi lambat, tidak efisien, dan rawan kesalahan. Permasalahan
tersebut juga berkaitan dengan lemahnya penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
(SIM Pendidikan) di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh (Suryadi & Setiawan, 2020)
menunjukkan bahwa kendala utama implementasi SIM di sekolah dan madrasah terletak pada
keterbatasan infrastruktur, kompetensi sumber daya manusia, serta budaya organisasi yang
belum mendukung. Hal senada juga diungkapkan oleh (Fitriani, 2021), yang menemukan bahwa
tanpa adanya fasilitas teknologi yang memadai dan peningkatan keterampilan tenaga
administrasi, lembaga pendidikan sulit beradaptasi dengan tuntutan digitalisasi. Bahkan laporan
kajian Kementerian Pendidikan tahun 2024 mengungkapkan bahwa masih banyak sekolah dan
madrasah di Indonesia yang belum memiliki laboratorium komputer, perangkat proyektor,
maupun akses internet yang stabil, sehingga transformasi digital dalam manajemen pendidikan
berjalan lambat. Berbagai temuan penelitian tersebut memperkuat bahwa persoalan keterbatasan
sarana digital dan lemahnya penerapan SIM bukan hanya masalah teknis di madrasah, melainkan
masalah struktural yang berdampak luas terhadap mutu layanan administrasi dan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan.
2. Metode
Bagian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan
untuk memahami secara langsung bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pendidikan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan administrasi siswa di SMK
Muhammadiyah 3 Terpadu Pekanbaru. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
observasi langsung ke sekolah, di mana peneliti melihat dan mencatat bagaimana proses
administrasi dijalankan. Selain observasi, data juga dikumpulkan melalui wawancara dengan
tenaga administrasi dan guru sebagai subjek penelitian, untuk mendapatkan informasi lebih
rinci mengenai pemahaman, pengalaman, dan hambatan yang mereka hadapi dalam
penggunaan SIM-Pendidikan. Melalui pengamatan dan wawancara tersebut, peneliti dapat
melihat secara nyata sejauh mana sistem informasi membantu mempercepat dan
mempermudah pelayanan kepada siswa.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Proses reduksi data dilakukan dengan memilih dan
menyederhanakan informasi penting dari hasil observasi dan wawancara yang berkaitan
dengan penggunaan SIM. Selanjutnya, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian
deskriptif untuk menggambarkan kondisi nyata di lapangan mengenai implementasi SIM dan
pengaruhnya terhadap pelayanan administrasi. Tahap akhir berupa penarikan kesimpulan
dilakukan untuk memberikan gambaran utuh mengenai efektivitas penerapan SIM dalam
meningkatkan kualitas pelayanan administrasi siswa, serta faktor-faktor yang mendukung
maupun menghambat penggunaannya. Melalui tahapan tersebut, hasil temuan yang didapat
kemudian dijelaskan secara deskriptif untuk memberikan masukan agar pelayanan
administrasi di sekolah dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
99
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
3. Hasil dan Pembahasan
SMK muhammdiyah 3 Terpadu Pekanbaru merupakan sekolah yang sangat bergantung
kepada SIM dalam pengelolaan data siswa dan guru, maka diperlukan pemahaman yang
mendalam mengenai pengelolaan SIM.
A. Pemahaman terhadap Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
SIM-Pendidikan merupakan kewajiban yang harus diterapkan oleh sekolah. SMK
Muhammadiyah 3 merupakan salah satu sekolah yang menerapkan SIM-Pendidikan dalam
pengelolaan administrasi serta proses pembelajaran berdasarkan hasil wawancara kepada tata
usaha dikatakan bahwa:
“pemahaman dapodik ini adalah sistem yang digunakan untuk mendata data siswa
dan guru. Karena dapodik ini adalah alur untuk data lengkap siswa maupun guru
itu supaya terdata sampai ke pusat atau kementerian sana. Jadi cara
pengelolaannya transparan kemudian akuntabel agar tidak ada keluhan, operator
berusaha agar tidak ada keluhan ke sekolah yang akan merugikan siswa maupun
guru. (Wawancara TU, 2025)”
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mengenai pemahaman
guru terhadap SIM-Pendidikan, dalam wawancara tersebut guru mengatakan bahwa;
“pemahaman guru sejauh ini SIM-Pendidikan digunakan untuk pengisian raport,
cuma kalau dibilang sistem yang untuk di luar dari pada itu kami sudah punya,
kami menggunakan sistem yang berbayar yang digunakan pada saat ujian, itu
sudah kami coba pada semester kemarin, namanya aplikasi pijar. Tapi aplikasi
pijar ini servernya tidak di sini berbeda dengan e-raport yang dari pemerintah.
Karena aplikasi e-raport ini servernya di sekolah ini dan bisa diakses sama-sama
di sekolah ini. Untuk aplikasi pijar online itu sekolah menyewa aplikasi tersebut
yang digunakan oleh siswa pada saat melaksanakan ujian. Dalam Aplikasi pijar
ini juga absen, latihan dan ujian. (Wawancara Gr, 2025).”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah telah
menerapkan SIM-Pendidikan dalam pengelolaan administrasi dan proses pembelajaran hal
tersebut sejalan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa sekolah telah menerapkan
sebagian besar dari SIM-Pendidikan untuk pengelolaan data pendidikan seperti penggunaan
dapodik, pijar online, dan e-rapor.
Temuan di atas menjelaskan bahwa sekolah telah mengikuti perkembangan zaman pada
saat ini dan dapat memepermudah dalam pengelolaan dan menyebarkan informasi pendidikan
secara efisien dalam rangka mengambil keputusan di lingkungan sekolah. hal ini sejalan
dengan beberapa penelitian terdahulu, misalnya menurut (Abdullah, 2020) yang menjelaskan
bahwa SIM-Pendidikan bukan hanya alat bantu teknis, tetapi juga bagian dari sistem
manajerial yang menyatukan unsur manusia, prosedur, dan teknologi informasi dalam
pengelolaan data pendidikan. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIM-Pendidikan)
merupakan seperangkat prosedur dan teknologi yang dirancang untuk mengumpulkan,
mengelola, menyimpan, dan menyebarkan informasi pendidikan secara efisien dalam rangka
mendukung proses pengambilan keputusan di lingkungan sekolah. Melalui SIM, kegiatan
seperti pencatatan kehadiran, pengisian nilai, pengarsipan surat, hingga pelayanan
administrasi dapat dilakukan secara cepat, akurat, dan transparan.
Pada era digital, keberadaan SIM-Pendidikan menjadi kebutuhan mendasar bagi
lembaga pendidikan, termasuk di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Sekolah tidak
hanya berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai institusi pelayanan
publik yang dituntut untuk memberikan layanan cepat dan efisien kepada siswa maupun
orang tua. Menurut hasil wawancara di SMK Muhamadiyah 3 menunjukkan bahwa sekolah
mulai menerapkan sistem informasi berbasis digital dalam beberapa aspek seperti
penggunaan e-Raport untuk pengolahan nilai dan Pijar Online untuk kegiatan ujian. Namun,
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
100
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
sistem internal sekolah seperti administrasi surat dan keuangan masih menggunakan format
manual melalui Microsoft Excel dan Google Drive. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi
digital di sekolah tersebut masih berjalan secara bertahap.
Menurut (Wibowo & Pratama, 2021), implementasi SIM yang efektif memerlukan
beberapa syarat utama, yaitu adanya keterpaduan antar bagian, kemudahan akses, akurasi
data, serta kemampuan sistem dalam menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu.
Penerapan sistem informasi yang parsial misalnya hanya digunakan pada bagian akademik
saja belum cukup untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas secara menyeluruh. Dengan
demikian, sekolah perlu memperluas penerapan SIM agar mencakup seluruh bidang
administrasi, seperti surat-menyurat, kesiswaan, dan keuangan, sehingga seluruh proses dapat
terintegrasi secara digital dan menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
Hasil penelitian (Kristanti & Putra, 2025) menunjukkan bahwa penerapan SIM di
sekolah terbukti mampu mengurangi beban administratif guru hingga 30% dan meningkatkan
akurasi data sebesar 50%. Dengan dukungan pelatihan dan infrastruktur yang memadai, SIM
dapat berfungsi tidak hanya sebagai alat pencatatan data, tetapi juga sebagai sistem kendali
mutu (quality control system) yang membantu kepala sekolah dalam memonitor kinerja guru
dan siswa secara real-time. Dalam konteks SMK, hal ini juga mendukung keterhubungan
antara sekolah dengan industri, terutama dalam proses pelaporan hasil praktik kerja lapangan
dan evaluasi kompetensi siswa.
Dari perspektif manajemen pendidikan, SIM tidak hanya berperan sebagai sistem
administratif, tetapi juga sebagai instrumen strategis yang membentuk budaya kerja berbasis
data (data-driven culture). (Dewi et al., 2024) menekankan bahwa keputusan kepala sekolah
yang didukung oleh data akurat dan mutakhir akan menghasilkan kebijakan yang lebih efektif
serta mampu meningkatkan efisiensi manajemen sumber daya. Dalam praktiknya, budaya
data ini mendorong tenaga pendidik dan kependidikan untuk lebih disiplin dalam pelaporan,
dokumentasi, dan evaluasi capaian pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM-Pendidikan secara
menyeluruh akan mendorong transformasi digital lembaga pendidikan menuju sistem
manajemen yang lebih transparan, efisien, dan berbasis data. Keberhasilan implementasinya
sangat bergantung pada kesiapan SDM, dukungan kebijakan pimpinan, serta infrastruktur
teknologi yang memadai.
B. Pengaruh SIM terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi Siswa
SIM memiliki pengaruh sangat besar terhadap kualitas pelayanan administrasi, dan
proses pembelajaran siswa, banyak pengaruh yang telah dirasakan para guru, murid, dan staf
administrasi sekolah SMK Muhammadiyah 3 selama penggunaan SIM-Pendidikan.
berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah dikatakan bahwa:
“SIM tentunya sangat berpengaruh terhadap pengelolaan data siswa karena kalau
sekiranya data dapodik tidak baik, tidak lancar, dan tidak bagus tentu terkendala
apalagi siswa ujian akhir itu melalui data dapodik, kalau data dapodik tidak
lengkap, tidak lancar otomatis siswa tidak terdaftar untuk ujian akhir. Jadi
bagaimanapun insyallah siswa dan guru merasakan pengaruh baik jadi terbantu.
Apalagi sekarang ini bagi guru-guru untuk akreditasi atau semacamnya itu
sekarang langsung dari data dapodik atau database. Jadi siswa maupun guru insya
Allah puas. (Wawancara TU, 2025)”
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mengenai pengaruh SIM
terhadap guru, dalam wawancara tersebut guru mengatakan bahwa:
“kalau untuk aplikasi e-raport kami merasa puas pada saat menggunakan aplikasi
tersebut. Dan kalau untuk aplikasi pijar ini, karena kami pihak sekolah masih baru
menggunakannya jadi masih banyak adaptasi dalam menggunakan aplikasi pijar.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
101
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
Sekolah baru satu minggu yang lalu menggunakan aplikasi pijar online ini. Jadi
masih perlu adaptasi (Wawancara Gr, 2025).”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah sangat
begantung pada SIM baik dalam pendataan siswa maupun dalam penilaian guru terhadap
siswa. hal tersebut sejalan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa dengan adanya
SIM para guru dan staf dapat memberikan respon cepat terhadap kebutuhan siwa dan orang
tua.
Temuan di atas menjelaskan bahwa sistem informasi manajemen memberikan pengaruh
besar pada sekolah baik dari sisi administrasi, pelayanan, pembelajaran, maupun manajemen.
Dapodik, e-raport, Pijar, dan sistem digital lainnya membuat sekolah lebih efisien, tertib,
transparan, dan memuaskan bagi seluruh warga sekolah. hal ini sejalan dengan beberapa
penelitian. Menurut (Kristanti & Putra, 2025), sekolah yang menerapkan sistem informasi
manajemen secara optimal dapat meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi hingga 40
persen dibandingkan dengan sekolah yang masih menggunakan cara manual. Kualitas
pelayanan administrasi siswa yang baik merupakan indikator penting dalam menilai kinerja
lembaga pendidikan. Pelayanan yang baik tidak hanya mencakup kecepatan dalam
memberikan layanan, tetapi juga ketepatan, transparansi, serta kepuasan pengguna terhadap
proses yang dilakukan. Penerapan SIM-Pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kualitas pelayanan ini karena mampu merampingkan alur kerja administrasi, mengurangi
redundansi data, dan mempercepat akses informasi.
Dalam konteks SMK Muhammadiyah 3, penggunaan aplikasi e-Raport terbukti
memberikan dampak positif pada kecepatan proses pengisian nilai dan pembuatan laporan
hasil belajar. Sebelumnya, guru harus melakukan pencatatan nilai secara manual dan
menyerahkannya kepada bagian administrasi untuk direkap kembali. Kini, dengan sistem
digital, data dapat diinput langsung ke dalam aplikasi dan secara otomatis tersimpan serta
dapat diakses oleh pihak sekolah. Hal ini tidak hanya mempercepat proses kerja, tetapi juga
mengurangi risiko kesalahan input data. Sementara itu, Pijar Online yang digunakan untuk
ujian dan absensi siswa turut mendukung aspek efisiensi dan akurasi.
Hasil wawancara juga mengungkap bahwa tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi
e-Raport relatif tinggi karena kemudahannya dalam digunakan dan kestabilan sistemnya.
Namun, penggunaan aplikasi Pijar Online masih menghadapi kendala adaptasi karena baru
diterapkan dalam waktu singkat. Hal ini sejalan dengan penelitian (Malik et al., 2024) yang
menyatakan bahwa keberhasilan implementasi SIM bergantung pada tingkat kesiapan sumber
daya manusia serta pengalaman pengguna dalam mengoperasikan sistem. Dengan demikian,
semakin baik kemampuan pengguna dalam mengelola SIM, semakin tinggi pula kualitas
pelayanan administrasi yang dapat diberikan kepada siswa.
Hasil observasi di SMK Muhammadiyah 3 memperlihatkan bahwa penggunaan sistem
informasi secara bertahap telah meningkatkan efektivitas pelayanan administratif, terutama
dalam hal pengolahan data siswa. Sekolah kini dapat menyajikan data nilai, kehadiran, dan
hasil ujian dengan lebih cepat kepada siswa maupun orang tua. Dalam wawancara, petugas
administrasi menyebutkan bahwa sistem digital membantu mereka menghemat waktu dalam
pencarian data dan mempercepat pembuatan dokumen resmi seperti rekap nilai dan surat
keterangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa penerapan SIM memberikan manfaat nyata
dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan sekolah.
Penelitian (Dewi et al., 2024) juga memperkuat temuan ini dengan menegaskan bahwa
SIM berperan langsung terhadap peningkatan layanan administrasi karena sistem digital
mampu mengurangi beban kerja administratif dan meningkatkan akurasi data. Selain itu,
sistem informasi memungkinkan data disimpan dengan aman serta mudah ditelusuri kembali
bila diperlukan, sehingga memperkuat transparansi dalam layanan publik pendidikan.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
102
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
Selain meningkatkan efisiensi, penerapan SIM juga berpengaruh terhadap kepuasan
siswa dan orang tua. Penelitian (Hasan & Arisyahidin, 2024) menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan siswa meningkat signifikan di sekolah yang menerapkan sistem digital karena
pelayanan menjadi lebih cepat dan transparan. Melalui sistem seperti e-Raport, siswa dapat
mengakses hasil belajar secara langsung tanpa harus menunggu rekap manual dari guru atau
administrasi, yang sebelumnya memakan waktu cukup lama.
Menurut Gea et al., (2022) menegaskan pentingnya pelibatan seluruh unsur sekolah
guru, siswa, dan staf administrasi dalam penerapan sistem informasi agar hasilnya optimal.
Partisipasi aktif pengguna membantu proses adaptasi teknologi dan mengurangi resistensi
terhadap sistem baru. Dalam konteks SMK Muhammadiyah 3, partisipasi guru dalam
penggunaan e-Raport menjadi faktor penting yang menjaga keberlanjutan sistem digital di
sekolah.
Dari sisi manajerial, (Shobri, 2024) menekankan bahwa SIM memiliki peran penting
dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga pendidikan. Sistem digital
memungkinkan setiap aktivitas administrasi terekam secara otomatis (audit trail), sehingga
dapat ditelusuri kembali jika diperlukan. Transparansi ini menumbuhkan kepercayaan siswa,
orang tua, dan masyarakat terhadap profesionalisme sekolah. Dalam kasus SMK
Muhammadiyah 3, walaupun masih dalam tahap awal, penerapan e-Raport dan Pijar Online
menunjukkan arah positif menuju sistem administrasi yang transparan dan akuntabel.
Secara keseluruhan, hasil observasi dan wawancara di SMK Muhammadiyah 3
menunjukkan bahwa penerapan SIM-Pendidikan memberikan dampak positif yang signifikan
terhadap kualitas pelayanan administrasi siswa. Sistem seperti e-Raport dan Pijar Online telah
membantu menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, dan transparan. Penggunaan sistem
digital juga mengurangi kesalahan input data, mempercepat penyajian informasi, serta
meningkatkan kepuasan pengguna layanan. Meski demikian, tantangan tetap ada, terutama
dalam hal stabilitas jaringan dan literasi digital staf administrasi.
Dengan memperkuat dukungan manajerial, menyediakan pelatihan teknologi, serta
meningkatkan infrastruktur jaringan, sekolah dapat memaksimalkan potensi SIM sebagai
fondasi pelayanan administrasi yang efisien, akuntabel, dan berorientasi pada kepuasan siswa.
Oleh karena itu, penerapan SIM di SMK Muhammadiyah 3 dapat disimpulkan sebagai
langkah strategis menuju transformasi digital sekolah yang modern dan berkelanjutan.
C.Faktor-Faktor yang Pendukung atau Menghambat Pengelolaan SIM
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan SIM di SMK
Muhammadiyah 3. SMK Muhammadiyah 3 merupakan salah satu sekolah yang merasakan
adanya faktor pendukung dan penghambat SIM dalam pengelolaannya. berdasarkan hasil
wawancara kepada staf administrasi dikatakan bahwa:
“Masalah yang ada pada siswa biasanya itu adalah data yang kurang valid yang
tamat dari sekolah kota dan dari desa, kampung, itu kan kadang-kadang data
siswanya itu tidak valid, jadi di situlah operator sekolah berusaha bagaimana data
itu bisa valid, kalaupun ada kendala itu bisa diatasi. Itulah fungsi operator
sekolah, data dapodik itulah data siswa yang dari sekolah dan akan dikirim ke
pusat yang dikelola oleh pusat kemudian diturun ke bawah nanti untuk menjadi
data-data ijazah untuk ujian akhirnya. jadi bagaimanapun sulitnya tetap harus
diselesaikan oleh operator sekolah. jadi kendala itu tetap ada akan tetapi insya
Allah tetap ada penyelesaiannya. (Wawancara TU, 2025)”
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mengenai faktor
penghambat dan pendukung terhadap SIM pendidikan, dalam wawancara tersebut guru
mengatakan bahwa;
“dipakai sejak pemerintah meliris aplikasi e-raport sekolah ini langsung memakai
aplikasi e-raport tersebut” (Wawancara Gr, 2025).
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
103
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Faktor pendukung
utama SIM di sekolah adalah adanya sistem pemerintah, operator yang kompeten, SOP yang
jelas, dan sikap responsif sekolah. Sementara faktor penghambat terbesar meliputi jaringan
yang tidak stabil, data tidak valid, adaptasi aplikasi baru, dan masih banyak layanan yang
bersifat manual. hal tersebut sejalan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa
terdapat perangkat komputer dan laptop diruang guru atau TU untuk operasional e-Rapor.
Temuan di atas menjelaskan bahwa SMK Muhammadiyah 3 memiliki beberapa
penghambat dan pendukung dalam pengelolan SIM . hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu. Misalnya (Fattah, 2019) menegaskan bahwa keberhasilan sistem informasi dalam
lingkungan pendidikan sangat bergantung pada tiga pilar utama, yaitu kesiapan infrastruktur
teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan dukungan manajerial. Ketiga faktor ini
saling berkaitan dan membentuk fondasi penting dalam mengoptimalkan fungsi sistem
informasi manajemen pendidikan (SIM-Pendidikan) di sekolah.
Faktor pendukung pertama adalah kesiapan infrastruktur teknologi informasi.
Infrastruktur yang kuat meliputi ketersediaan perangkat keras seperti komputer dan server,
koneksi internet yang stabil, perangkat lunak yang sesuai, serta sistem keamanan data yang
baik. Sekolah dengan jaringan internet yang stabil, perangkat komputer memadai, dan
dukungan perangkat lunak yang sesuai akan lebih mudah menerapkan sistem informasi secara
efektif. Sebaliknya, di SMK Muhammadiyah 3 misalnya, kendala jaringan internet yang tidak
stabil menjadi hambatan utama dalam pengisian data ke dalam sistem. Gangguan koneksi
sering menyebabkan keterlambatan akses bahkan memaksa petugas administrasi kembali
menggunakan cara manual. Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur yang lemah dapat
menurunkan efektivitas penggunaan SIM dan menghambat proses digitalisasi data sekolah.
Penelitian oleh Rifad juga menegaskan bahwa ketersediaan perangkat keras dan dukungan
jaringan berbanding lurus dengan efektivitas pelaksanaan SIM di lembaga pendidikan. Dalam
konteks ini, peningkatan kualitas infrastruktur teknologi menjadi langkah prioritas untuk
menjamin keberlanjutan dan kehandalan sistem informasi di sekolah (Moh Rifad, 2022).
Faktor kedua adalah kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kunci
utama keberhasilan penerapan SIM. Kompetensi SDM tidak hanya mencakup kemampuan
teknis dalam mengoperasikan sistem, tetapi juga kesediaan dan sikap adaptif terhadap
perubahan digital. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar guru di SMK
Muhammadiyah 3 telah terbiasa menggunakan e-Rapor, namun masih memerlukan pelatihan
lanjutan untuk sistem lain seperti Pijar Online. Hal ini sejalan dengan pendapat (Wibowo &
Pratama, 2021) yang menyatakan bahwa literasi digital tenaga pendidik dan administrasi
berbanding lurus dengan efektivitas sistem informasi di sekolah. Temuan ini diperkuat oleh
penelitian oleh (Novitasari & Fauziddin, 2022) dalam Jurnal Obsesi, yang menunjukkan
bahwa rendahnya literasi digital guru menjadi salah satu penghambat utama transformasi
digital di dunia pendidikan, karena guru belum terbiasa dengan aplikasi manajemen data
sekolah secara daring. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan dan
pendampingan digital merupakan strategi krusial dalam memaksimalkan penerapan SIM-
Pendidikan.
Faktor ketiga adalah dukungan manajerial dan kebijakan internal sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat partisipatif, visioner, dan terbuka terhadap
inovasi digital sangat menentukan keberhasilan implementasi sistem informasi. Kepala
sekolah berperan penting dalam menanamkan budaya digital, menyediakan pelatihan, serta
mengarahkan guru dan tenaga kependidikan agar dapat beradaptasi dengan sistem baru.
(Malik et al., 2024) menambahkan bahwa resistensi terhadap perubahan dari pengguna lama
sering kali menjadi penghambat dalam penerapan SIM, terutama di sekolah yang telah lama
menggunakan metode manual. Karena itu, kepala sekolah harus menerapkan strategi
manajemen perubahan (change management) yang efektif dengan melibatkan seluruh elemen
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
104
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
sekolah secara partisipatif. Penelitian oleh (Siswanto et al., 2024) juga menegaskan bahwa
keberhasilan digitalisasi manajemen pendidikan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan
yang mampu membangun budaya inovasi, mengomunikasikan visi digital, dan mengurangi
resistensi internal. Dukungan kebijakan internal seperti pemberian insentif bagi tenaga
administrasi berprestasi dan pelatihan rutin juga menjadi langkah penting untuk memperkuat
keberlanjutan penerapan sistem.
Selain tiga pilar utama yang dikemukakan oleh Fattah yakni kesiapan infrastruktur
teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan dukungan manajerial sejumlah penelitian
lain juga mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat menghambat keberhasilan penerapan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) di lingkungan pendidikan.
Salah satu hambatan berkaitan dengan keuangan, (Wiswandewi et al., 2023)
mengungkapkan bahwa keterbatasan dana operasional sekolah sering menjadi penghalang
utama dalam implementasi sistem informasi manajemen. Banyak sekolah, khususnya yang
hanya mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), belum mampu membeli
perangkat keras tambahan, memperbarui lisensi perangkat lunak, atau mengadakan pelatihan
bagi tenaga kependidikan. Rendahnya kesejahteraan guru honorer juga berdampak pada
motivasi dan partisipasi mereka dalam mengadopsi teknologi digital. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerapan SIM,
karena tanpa dukungan anggaran yang memadai, inovasi digital sulit diwujudkan.
Dengan demikian, faktor penghambat penerapan SIM tidak hanya berkutat pada aspek
infrastruktur, SDM, dan manajerial, tetapi juga mencakup keterbatasan dana. Berbagai
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan SIM-Pendidikan sangat bergantung
pada kemampuan sekolah untuk mengelola hambatan melalui pelatihan berkelanjutan,
perbaikan sistem teknis, dan kebijakan manajerial yang adaptif. Sekolah yang mampu
menyeimbangkan ketiga pilar utama dengan faktor pendukung lainnya akan lebih mudah
mencapai efektivitas dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
layanan pendidikan.
D. Implikasi SIM terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi di SMK Muhammadiyah 3
Penerapan SIM di SMK Muhammadiyah 3 memiliki sejumlah implikasi positif
terhadap kualitas pelayanan administrasi. berdasarkan hasil wawancara kepada staf
administrasi dikatakan bahwa:
Penerapan (SIM) di SMK Muhammadiyah 3 sangat membantu meningkatkan
kualitas pelayanan administrasi sekolah. Dengan adanya sistem digital seperti
DAPODIK, e-Raport, dan Pijar Online, proses pengolahan data siswa jadi lebih
cepat, dan mudah diakses, sehingga pelayanan administrasi itu tidak lambat
seperti ketika masih dilakukan dengan manual. Data siswa tersimpan dengan
aman dan rapi, risiko kesalahan dapat diminimalkan, juga guru, siswa, dan orang
tua bisa mendapatkan informasi dengan jelas dan tepat waktu. Selain membuat
layanan lebih efisien dan transparan, SIM juga memudahkan kepala sekolah untuk
mengambil keputusan karena data tersedia secara nyata. Walaupun masih ada
kendala seperti jaringan internet yang belum stabil dan proses adaptasi dengan
sistem baru, secara keseluruhan SIM telah memberikan dampak positif untuk
pelayanan sekolah dan meningkatkan kepuasan siswa maupun orang tua.
(Wawancara TU, 2025)”
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mengenai implikasi SIM
pendidikan terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi di SMK Muhammadiyah 3, dalam
wawancara tersebut guru mengatakan bahwa;
“Sebagai guru, saya merasakan penerapan Sistem Informasi Manajemen di SMK
Muhammadiyah 3 sangat membantu pekerjaan kami sehari-hari. Dengan adanya
e-Raport dan Pijar Online, pengisian nilai dan pelaksanaan ujian jadi lebih cepat
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
105
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
dan teratur, tidak perlu lagi rekap manual yang memakan waktu dan rawan salah.
Data siswa bisa langsung tersimpan dan terlihat jelas, jadi ketika orang tua atau
siswa butuh informasi, kami bisa langsung menyampaikan tanpa ribet mencari
arsip seperti dulu (Wawancara Gr, 2025).”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM di SMK
Muhammadiyah 3 terbukti meningkatkan kualitas pelayanan administrasi. Sistem digital
seperti DAPODIK, e-Raport, dan Pijar Online membuat pengolahan data lebih cepat, akurat,
dan mudah diakses, sehingga layanan menjadi efisien dan transparan. Guru juga terbantu
dalam pengisian nilai dan penyampaian informasi kepada siswa maupun orang tua. Meski
masih ada kendala seperti jaringan internet dan adaptasi sistem, secara keseluruhan SIM
memberikan dampak positif dan meningkatkan kepuasan layanan di sekolah.
Temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menunjukkan bahwa SIM mampu
mempercepat proses administrasi, meningkatkan akurasi data, mendukung transparansi, serta
membantu pengambilan keputusan berbasis data. (Fitriani, 2021) menemukan bahwa SIM
meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan administrasi sekolah, sedangkan (Suryadi
& Setiawan, 2020) menegaskan bahwa SIM dapat meningkatkan kepuasan siswa dan orang
tua melalui layanan berbasis digital. Dengan kesesuaian temuan tersebut, pembahasan
selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor pendukung keberhasilan penerapan SIM di
SMK Muhammadiyah 3.
Faktor pendukung pertama adalah kesiapan infrastruktur teknologi informasi.
Infrastruktur yang kuat meliputi ketersediaan perangkat keras seperti komputer dan server,
koneksi internet yang stabil, perangkat lunak yang sesuai, serta sistem keamanan data yang
baik. Sekolah dengan jaringan internet yang stabil, perangkat komputer memadai, dan
dukungan perangkat lunak yang sesuai akan lebih mudah menerapkan sistem informasi secara
efektif. Sebaliknya, di SMK Muhammadiyah 3 misalnya, kendala jaringan internet yang tidak
stabil menjadi hambatan utama dalam pengisian data ke dalam sistem. Gangguan koneksi
sering menyebabkan keterlambatan akses bahkan memaksa petugas administrasi kembali
menggunakan cara manual. Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur yang lemah dapat
menurunkan efektivitas penggunaan SIM dan menghambat proses digitalisasi data sekolah.
Penelitian oleh Rifad juga menegaskan bahwa ketersediaan perangkat keras dan dukungan
jaringan berbanding lurus dengan efektivitas pelaksanaan SIM di lembaga pendidikan. Dalam
konteks ini, peningkatan kualitas infrastruktur teknologi menjadi langkah prioritas untuk
menjamin keberlanjutan dan kehandalan sistem informasi di sekolah (Moh Rifad, 2022).
Kedua, dari sisi akurasi dan keamanan data, sistem digital mengurangi risiko kesalahan
input serta kehilangan data akibat kelalaian manusia. File digital juga lebih mudah diarsipkan
dan dicadangkan (backup) sehingga keamanan data siswa lebih terjamin. Ketiga, dalam hal
transparansi dan akuntabilitas, SIM memungkinkan setiap transaksi dan kegiatan administrasi
terekam dalam sistem (audit trail), sehingga memudahkan pihak sekolah untuk melakukan
pelacakan terhadap setiap aktivitas. Transparansi ini menumbuhkan kepercayaan siswa dan
orang tua terhadap profesionalisme sekolah.
Keempat, SIM juga berdampak pada peningkatan kepuasan siswa dan orang tua.
Layanan yang cepat, tanggap, dan berbasis teknologi memberikan pengalaman yang lebih
baik bagi pengguna layanan. Berdasarkan penelitian (Hasan & Arisyahidin, 2024), tingkat
kepuasan siswa meningkat signifikan di sekolah yang menerapkan sistem informasi digital
karena pelayanan menjadi lebih mudah dan tidak berbelit. Di SMK Muhammadiyah 3, hal ini
dapat dilihat dari respon positif siswa terhadap penggunaan aplikasi e-Raport yang
memungkinkan mereka memperoleh informasi nilai dengan lebih cepat.
Kelima, SIM mendukung pengambilan keputusan yang lebih akurat bagi kepala sekolah
dan manajemen. Data yang tersedia secara real-time membantu pimpinan sekolah
mengevaluasi kinerja guru, kehadiran siswa, hingga efektivitas kegiatan pembelajaran.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
106
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
Dengan demikian, keputusan yang diambil tidak lagi bersifat spekulatif, melainkan berbasis
data. Hal ini sejalan dengan temuan (Kristanti & Putra, 2025) bahwa SIM yang dikelola
dengan baik dapat meningkatkan kemampuan manajerial pimpinan sekolah dalam
menentukan arah kebijakan pendidikan yang lebih tepat sasaran.
Selain itu, penerapan SIM juga berperan penting dalam mendukung budaya kerja
berbasis teknologi di sekolah. Integrasi teknologi informasi mendorong guru, tenaga
kependidikan, dan siswa untuk adaptif terhadap perkembangan digital. Menurut penelitian
oleh (Rahayu & Wicaksono, 2023), sekolah yang memiliki budaya digital lebih kuat mampu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan kolaboratif, sehingga kualitas
layanan pendidikan dapat meningkat secara berkelanjutan.
SIM juga berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi biaya operasional sekolah dalam
jangka panjang. Meskipun membutuhkan investasi awal pada perangkat teknologi dan
pelatihan, penggunaan sistem informasi mengurangi kebutuhan akan kertas, proses
administrasi manual, serta waktu kerja yang panjang. Hal tersebut sesuai dengan temuan
(Suryadi, 2022) bahwa digitalisasi administrasi sekolah mampu menekan pengeluaran
operasional hingga 30% karena proses dokumentasi dan pelaporan lebih terstruktur dan hemat
sumber daya.
Tidak hanya itu, implementasi SIM turut memperkuat integrasi data akademik dan non-
akademik dalam satu sistem terpadu. Hal ini memudahkan analisis longitudinal terhadap
perkembangan siswa, mulai dari kehadiran, nilai akademik, prestasi, hingga layanan
konseling. Dengan sistem seperti ini, sekolah dapat memberikan layanan pendidikan yang
lebih personal dan tepat sasaran. Penelitian dari (Ananda & Pratama, 2023) juga menegaskan
bahwa penggunaan data terintegrasi dalam pendidikan mampu meningkatkan kualitas
monitoring dan evaluasi proses belajar siswa.
Dengan demikian, penerapan SIM di SMK Muhammadiyah 3 bukan hanya sekedar
modernisasi administrasi, namun menjadi fondasi transformasi digital sekolah secara
menyeluruh. Selain meningkatkan kualitas pelayanan, sistem ini juga membangun tata kelola
pendidikan yang lebih transparan, efisien, dan berorientasi pada masa depan.
4. Kesimpulan
Secara keseluruhan, penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIM-Pendidikan)
di SMK Muhammadiyah 3 menunjukkan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi sekolah. Sistem digital seperti e-Raport dan Pijar Online terbukti
mampu mempercepat proses pengolahan data, meningkatkan akurasi pencatatan, mendukung
transparansi, serta memperkuat akuntabilitas dalam pelayanan publik pendidikan. Penerapan
SIM juga berdampak pada peningkatan kepuasan siswa dan orang tua karena layanan menjadi
lebih cepat, efisien, dan mudah diakses. Di sisi manajerial, SIM membantu kepala sekolah
dalam mengambil keputusan berbasis data yang akurat dan real time, sehingga mendukung
terwujudnya budaya kerja berbasis data (data-driven culture) di lingkungan sekolah.
Meskipun demikian, implementasi sistem informasi masih menghadapi beberapa tantangan,
seperti keterbatasan infrastruktur, literasi digital tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
serta dukungan anggaran. Oleh karena itu, optimalisasi SIM-Pendidikan memerlukan
penguatan pelatihan SDM, peningkatan sarana teknologi, serta dukungan kepemimpinan dan
kebijakan sekolah yang berorientasi pada transformasi digital. Dengan pemenuhan faktor-
faktor tersebut, SIM-Pendidikan dapat menjadi instrumen strategis untuk menciptakan tata
kelola administratif yang modern, efisien, transparan, dan berkelanjutan dalam mendukung
mutu pelayanan pendidikan.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
107
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
5. Ucapan Terima
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada SMK Muhammadiyah 3 Terpadu Pekanbaru
yang telah memberi izin dan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian ini. Kami
juga berterima kasih kepada tenaga administrasi dan para guru yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan informasi dan membantu proses pengumpulan data. Tidak lupa, terima
kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu
kami hingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Daftar Pustaka
Abdullah. (2020). PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP KEPUASAN ORANG TUA PESERTA
DIDIK SD ISLAM AL AZHAR 2 PASAR MINGGU TESIS. SSRN Electronic Journal,
1(1), 16891699. http://www.soas.ac.uk/cedep-demos/000_P506_RM_3736-
Demo/module/pdfs/p506_unit_01.pdf%0Ahttps://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/sik
lus/article/view/298%0Ahttp://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://dx.doi.
org/10.1016/j.jana.2015.10.005%0Ahtt
Dewi, D. S., Hilma, D., & Cahyadi. (2024). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
(SIMDIK): Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat. Jurnal Global Futuristik, 2(1),
4450. https://doi.org/10.59996/globalistik.v2i1.356
Gea, W. U., Nasution, M. I. P., & Sundari, S. S. A. (2022). Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Pada Pendidikan Di Era Globalisasi. JUEB : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
1(4), 4853. https://doi.org/10.57218/jueb.v1i4.449
Hasan, M. fuad, & Arisyahidin. (2024). Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Dan Kualitas
Pelayanan Administrasi Sekolah Terhadap Kepuasan Orang Tua Peserta Didik SMP
Islam Plus Hidayatut Thullab. 24(April), 110121.
Kristanti, T., & Putra, H. R. (2025). Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Sekolah untuk
Meningkatkan Efisiensi Administrasi dan Pembelajaran. Dirasah : Jurnal Studi Ilmu Dan
Manajemen Pendidikan Islam, 8(1), 238251.
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/dirasah/article/view/1684
Malik, W. M., Chotimah, C., & Junaris, I. (2024). Sistem Informasi Manajemen dalam
Mendukung Layanan Administrasi di Sekolah. AKSI: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 2(3), 173185. https://doi.org/10.37348/aksi.v2i3.446
Novitasari, Y., & Fauziddin, M. (2022). Analisis Literasi Digital Tenaga Pendidik pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4),
35703577. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2333
Palu, M. R. D. (2022). PENERAPAN SISTEM INFORMASIMANAJEMEN DALAM
PENDIDIKAN. Juli2022.
Shobri, M. (2024). Peran Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dalam Meningkatkan
Transparansi dan Akuntabilitas di Lembaga Pendidikan Islam. AKSI: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(2), 7888. https://doi.org/10.37348/aksi.v2i2.302
Siswanto, R., Darmawan, N., & Rudiana, U. (2024). Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen
PerubahanPendidikan Digital: Membangun Budaya Inovasi DiSekolah. Jurnal Media
Akademik (Jma), 2(9), 30315220.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 98-108
108
Ahmad Anshori et.al (Pengaruh Sistem Informasi Manajemen....)
Wiswandewi, N. K., Sudewi, N. K. Y. S., Purniasih, K. S., Widnyani, N. N. A., Maharani, N. K.
A. W., & Werang, R. B. (2023). Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah di SD Negeri 5 Banyuning. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 31653
31657.
Rahayu, S., & Wicaksono, A. (2023). Budaya digital di sekolah dan dampaknya pada kualitas
pelayanan. Jurnal Pendidikan Manajemen Sekolah.
Suryadi, I. (2022). Efisiensi operasional sekolah melalui digitalisasi administrasi. Jurnal
Manajemen Pendidikan.
Ananda, R., & Pratama, R. (2023). Integrasi data akademik dalam sistem informasi sekolah.
Jurnal Pendidikan Pedagogik.
Wibowo, A., & Pratama, F. (2021). “Pemanfaatan E-Raport dalam Meningkatkan Efektivitas
Penilaian di Sekolah Menengah.Jurnal Inovasi Pendidikan Digital, 4(3).
Fattah, N. (2019). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fitriani, N. (2021). Kesiapan tenaga administrasi sekolah dalam menghadapi digitalisasi
pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan. 13(2), 115124.
Suryadi, M., & Setiawan, A. (2020). Tantangan implementasi sistem informasi manajemen di
sekolah dan madrasah. Jurnal Teknologi Pendidikan. 8(1), 4556.
Suryadi, A., & Setiawan, R. (2020). Implementasi SIM dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia, 7(3), 210220.