AoSSaGCJ, Vol. 5, Issue 2, (2025) page 57-63
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
57
10.47200/aossagcj.v5i2.3238 aossagcj@gmail.com
Transformasi Peran Pendidik di Era Digital
Sugiyanto
a,1
, Alis Lisnawati
b,2*
, Aulia Bagavadgitha
c,3
, Nazwa Shopatunnisa
d,4
, Tri Nita
Rahmawati
e,5
a,b,c,d,e
Program Studi Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pamulang, Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
Kode Pos 15310
1
dosen01992@unpam.ac.id,
2*
a77846401@gmail.com,
3
bagavadgitha199[email protected],
4
5
nitarahma062@gmail.com
*
Corresponding Author: a77846401@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 September 2025
Direvisi: 25 Oktober 2025
Disetujui: 20 November 2025
Tersedia Daring: 1 Desember
2025
Penelitian ini mengubah paradigma pengajaran dari paradigma
tradisional yang fokus pada guru menjadi paradigma siswa di era
digital. Dengan hadirnya teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI),
guru diharapkan mengembangkan keterampilan digital, pedagogis, dan
sosial mereka sehingga dapat memfasilitasi pembelajaran yang relevan,
interaktif, dan terindividualisasi. Peran guru adalah memfasilitasi,
melatih, dan berkolaborasi dengan mengintegrasikan teknologi seperti
sistem manajemen pembelajaran (LMS), kecerdasan buatan (AI), dan
platform digital lainnya untuk meningkatkan pembelajaran hybrid dan
pengembangan karakter siswa. Transformasi ini dilakukan oleh
pemerintah dan institusi pendidikan melalui berkelanjutan,
infrastruktur digital, dan teknologi pemerintah yang dapat diakses.
Guru juga bertindak sebagai pengatur pembelajaran berbasis AI yang
menjaga aspek etika dan kemanusiaan serta sebagai agen literasi
digital yang membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis
terhadap informasi digital. Studi ini menunjukkan evolusi peran
pendidik yang semakin kompleks dan strategis, serta kebutuhan
dukungan kebijakan dan pelatihan agar transformasi pendidikan digital
berjalan secara optimal, inklusif, dan berkelanjutan.
Kata Kunci:
transformasi guru,
kompetensi digital,
kecerdasan buatan,
literasi digital,
pembelajaran hybrid,
ABSTRACT
Keywords:
teacher transformation,
digital competence,
artificial intelligence,
digital literacy,
hybrid learning,
This research transforms teaching from a traditional paradigm that
focuses on teachers to a student paradigm in the digital era. With the
advent of digital technology and artificial intelligence (AI), teachers are
expected to develop their digital, pedagogical, and social skills so that
they can facilitate relevant, interactive, and individualized learning.
digital technology and artificial intelligence (AI), teachers are expected
to develop their digital, pedagogical, and social skills so that they can
facilitate relevant, interactive, and individualized learning. The role of
teachers is to facilitate, train, and collaborate by integrating
technologies, such as learning management systems (LMS), artificial
intelligence (AI), and other digital platforms, to enhance hybrid learning
and student character development. train, and collaborate by integrating
technologies, such as learning management systems (LMS), artificial
intelligence (AI), and other digital platforms, to enhance hybrid learning
and student character development. Transformation is carried out by
governments and educational institutions through continuous teaching,
digital infrastructure, and accessible government technology.
educational institutions through continuous teaching, digital
infrastructure, and accessible technology. Teachers also act as AI-based
learning orchestrators who maintain ethical and humanitarian aspects
and as digital literacy agents who equip students with the ability to think
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
58
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
critically about digital information. This study shows the evolution of the
increasingly complex and strategic role of educators, as well as the need
for policy support and training to ensure that digital education
transformation runs optimally, inclusively, and sustainably.
©2025, Sugiyanto, Alis Lisnawati, Aulia Bagavadgitha,
Nazwa Shopatunnisa, Tri Nita Rahmawati
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Perkembangan pesat teknologi informasi dan digitalisasi telah membawa perubahan
signifikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Peran pendidik yang
dulunya hanya sebagai penyampai informasi kini bertransformasi menjadi fasilitator
pembelajaran yang fokus pada kebutuhan dan gaya belajar siswa sebagai digital native, yang
memiliki kebiasaan interaktif, visual, dan akses informasi yang cepat dan luas. Hal ini
mendorong guru untuk mengembangkan kompetensi digital, pedagogis, dan sosial agar
mampu mendesain dan mengelola pembelajaran yang relevan, personal, dan efektif di era
digital (Fitriyani, N., Widodo, S., & Hartati, 2020).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, pendidik memiliki
posisi strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, implementasi di lapangan
menghadapi tantangan seperti ketertinggalan penguasaan teknologi dan kesenjangan akses
digital, khususnya bagi guru di daerah terpencil. Oleh karena itu, adaptasi guru terhadap
teknologi dan kemampuan mengelola pembelajaran hybrid sangat penting agar proses
pendidikan dapat berjalan maksimal (Nurdiati & Setiawati, 2025). Guru modern berperan
sebagai fasilitator, mentor, dan kolaborator yang membimbing siswa dalam eksplorasi ilmu
dengan bantuan berbagai teknologi pembelajaran seperti Learning Management System
(LMS), aplikasi digital, serta kecerdasan buatan untuk personalisasi dan penilaian.
Transformasi ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga peningkatan literasi digital dan
etika pemanfaatan teknologi, sehingga guru dapat mencetak generasi yang siap menghadapi
tantangan abad 21 dengan kompetensi kritis, kreatif, dan kolaboratif (Zaskia et al., 2025).
Pemerintah dan lembaga pendidikan memegang peranan kunci melalui pelatihan
berkelanjutan, penyediaan infrastruktur yang memadai, dan kebijakan adaptif yang mendorong
pemerataan akses teknologi demi menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan
berkelanjutan. Dengan demikian, guru tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi menjadi
penggerak utama dalam menciptakan pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan berbasis
teknologi mutakhir (Kasman, 2024).
2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur kualitatif, yang mengumpulkan,
menganalisis, dan mensintesis berbagai sumber akademik dan jurnal dari tahun 2020 hingga
2025 terkait evolusi dan transformasi peran pendidik di era digital. Studi ini menelaah
perubahan peran guru dari penyampai ilmu satu arah menjadi fasilitator, mentor, dan
pembimbing yang mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Pengumpulan data
dilakukan melalui telaah dokumen jurnal ilmiah, buku, artikel, dan kebijakan pendidikan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
59
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
terkait kompetensi digital, pedagogis, dan sosial guru dalam mengelola pembelajaran hybrid
serta memanfaatkan media digital dan kecerdasan buatan sebagai pendukung proses belajar.
Analisis data fokus pada pengembangan kompetensi abad ke-21 yang diperlukan guru untuk
menguasai karakteristik siswa digital native dan memastikan pembelajaran menjadi relevan,
interaktif, dan personal. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran
komprehensif mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi pendidik dalam pemanfaatan
informasi teknologi, sekaligus mendukung pengembangan kebijakan dan program pelatihan
yang efektif sebagai respons terhadap dinamika pendidikan modern. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan dasar teoritis yang kuat untuk mendukung transformasi peran
pendidik secara konseptual dan praktis di era digital.
3. Hasil dan Pembahasan
Paradigma pendidikan tradisional yang menempatkan guru sebagai pusat informasi kini
telah bergeser ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Teknologi digital memberikan akses
informasi yang luas sehingga guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan. Transformasi
ini mengharuskan guru untuk terus mengembangkan kompetensi digital, pedagogis, dan sosial
agar dapat memfasilitasi pembelajaran yang relevan dan efektif. Pemerintah dan lembaga
pendidikan perlu mendukung peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan teknologi,
penyediaan infrastruktur digital, dan kebijakan adaptif yang mendukung transformasi ini
(Fitriyani, N., Widodo, S., & Hartati, 2020). Guru tidak lagi hanya berperan sebagai
penyampai materi satu arah (sage on the stage) tetapi bertransformasi menjadi fasilitator,
mentor, dan kolaborator yang secara aktif membimbing siswa dalam menggali ilmu sesuai
dengan gaya belajar masing-masing (Rajasthan, 2025). Transformasi peran ini menuntut guru
untuk memiliki kompetensi digital, pedagogis, dan sosial yang kuat. Kompetensi digital
meliputi kemampuan untuk menggunakan teknologi pembelajaran seperti Learning
Management System (LMS), aplikasi digital, dan penggunaan AI untuk personalisasi dan
penilaian pembelajaran. Kompetensi pedagogis berfokus pada merancang pembelajaran yang
mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penggunaan teknologi yang efektif.
Kompetensi sosial meliputi keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pendampingan dalam
rangka pembelajaran hybrid (online dan luring) (Nurdiati & Setiawati, 2025).
Guru juga bertindak sebagai pencipta konten pembelajaran digital yang menarik,
pengumpul dan analis data pembelajaran melalui Learning Management System (LMS) untuk
penilaian dan umpan balik secara real-time. Mereka berfungsi sebagai mentor, motivator,
kolaborator, dan agen pembentukan karakter siswa yang aktif dan bertanggung jawab di dunia
nyata dan digital (Kasman, 2024; Sadriani, 2023; Furmaisuri, 2025). Perubahan peran guru ini
membutuhkan dukungan pelatihan berkelanjutan dari pemerintah dan lembaga pendidikan,
serta pengembangan infrastruktur teknologi yang berkeadilan. Kesenjangan akses teknologi
dan kesiapan guru menjadi tantangan utama yang harus diatasi agar transformasi pendidikan
digital berjalan optimal dan inklusif (Nurdiati, 2025; Kasman, 2024).
Transformasi peran pendidik dalam dunia pendidikan merupakan perubahan mendasar
dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan tradisional, guru berperan sebagai "orang bijak
di atas panggung", yaitu ahli yang memberikan pengetahuan dalam satu arah, sedangkan siswa
pasif dalam menerima informasi. Sebaliknya, dalam model "panduan di samping", guru
menjadi fasilitator atau pendamping yang membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, eksplorasi, dan penemuan pengetahuan secara mandiri (Alam, 2023).
Transformasi peran pendidik di era kecerdasan buatan (AI) semakin kompleks dan
strategis. Pendidik tidak lagi berfungsi hanya sebagai penyaji materi, melainkan sebagai
pengontrol, kurator, dan orkestrator pembelajaran berbasis AI. Sebagai orkestrator, guru
mengarahkan penggunaan AI untuk menjaga pembelajaran tetap relevan, terarah, dan etis,
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
60
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
menyelaraskan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses pendidikan. AI dianggap
sebagai mitra, bukan pengganti guru. AI mampu mengambil alih tugas-tugas rutin seperti
penilaian otomatis, analisis hasil pembelajaran, dan rekomendasi konten yang dipersonalisasi.
Dengan demikian, guru dapat lebih fokus pada aspek interaksi sosial-emosional,
pendampingan, penguatan karakter, dan bantuan moral yang masih merupakan ranah unik
manusia. Peran guru menjadi semakin penting dalam menjaga nilai, etika, dan membangun
hubungan emosional dengan siswa di tengah pengaruh teknologi (Fitriyani, N., Widodo, S., &
Hartati, 2020).
Guru harus menguasai literasi digital dan keterampilan pembinaan AI untuk membimbing
siswa menggunakan teknologi secara bijak dan kreatif. Penggunaan platform pembelajaran
berbasis AI, chatbot untuk konsultasi pembelajaran, dan analitik pembelajaran membantu guru
memetakan pencapaian pembelajaran siswa dengan tepat. Namun, peran humanis guru sebagai
motivator, fasilitator, dan pendamping emosional tetap tak tergantikan karena AI belum
mampu menggantikan kepekaan dan empati manusia (Rachmawati & Rindaningsih, 2025). Di
era AI, guru juga berperan sebagai agen literasi digital yang membekali siswa dengan
keterampilan kritis untuk memilah informasi dan menyaring informasi yang tersebar. Mereka
mengajarkan bagaimana teknologi digunakan untuk kebaikan tanpa etika dan privasi. Selain
itu, guru menjadi inovator dan inspirator yang membantu menciptakan pengalaman belajar
baru yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menempatkan siswa di pusat kegiatan
pembelajaran, yang secara aktif menentukan tujuan pembelajaran, mengajukan pertanyaan,
berdiskusi, dan berkolaborasi dengan teman sebaya. Guru di sini berperan dalam merancang
pengalaman belajar yang mendukung kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa, selain
mendorong kemandirian dan tanggung jawab dalam proses belajar (Nisa et al., 2024).
Transformasi ini sangat relevan dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 yang menekankan
pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital.
Kurikulum modern, seperti Kurikulum Merdeka, juga menekankan pentingnya pembelajaran
yang berpusat pada siswa dan pengembangan karakter, sehingga guru harus mampu
beradaptasi menjadi fasilitator aktif yang mendukung siswa dalam pembelajaran berbasis
proyek, pemecahan masalah, dan integrasi teknologi(Nisa et al., 2024). Dengan transformasi
dapat menandai perubahan penting dalam pendidikan modern yang berfokus pada
pemberdayaan siswa sebagai mata pelajaran aktif dalam proses pembelajaran untuk mencapai
pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan.
Pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam mendukung
transformasi ini melalui penyediaan pelatihan berkelanjutan bagi guru, pengembangan
infrastruktur teknologi yang memadai, dan kebijakan yang responsif terhadap perubahan
zaman. Menyediakan akses yang adil terhadap teknologi, termasuk di daerah terpencil, juga
merupakan faktor kunci transformasi yang berlangsung inklusif dan berkelanjutan. Dengan ini,
teknologi digital memungkinkan guru untuk merancang model pembelajaran yang tidak hanya
menyampaikan materi tetapi juga mencakup simulasi interaktif, realitas virtual, dan augmented
reality yang meningkatkan keterlibatan siswa secara langsung dan praktis. Platform digital
memfasilitasi kolaborasi antara siswa dan guru dan menyediakan analitik data untuk umpan
balik pembelajaran yang dipersonalisasi dan tepat waktu.
Peran pendidik telah berkembang dari awalnya sebagai pemancar pengetahuan satu arah
menjadi fasilitator pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dan mendorong
pembelajaran seumur hidup. Berikut adalah fase-fase evolusi peran pendidik secara historis:
Era Tradisional (Pra-Digital)
Di era pra-digital, peran guru dominan sebagai sumber pengetahuan utama dengan
pendekatan yang berpusat pada guru. Guru berfungsi sebagai penyampai informasi satu
arah, di mana siswa secara pasif menerima materi. Model ini menekankan menghafal
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
61
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
dan pengulangan sebagai metode pembelajaran utama (Freire, 1970; Furmaisuri, 2025).
Interaksi antara guru dan siswa bersifat formal dan melibatkan partisipasi siswa yang
kurang aktif.
Era Transisi (1990-an-2000-an)
Dengan munculnya teori konstruktivis, fokus pembelajaran bergeser ke siswa-berpusat,
di mana siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri dengan bimbingan
guru sebagai fasilitator. Peran guru berubah menjadi mediator dan pembimbing proses
pembelajaran (Vygotsky, 1978; Furmaisuri, 2025). Pemanfaatan media dan teknologi
semakin dikenal, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif dan kolaboratif.
Era Digital (2000-sekarang)
Di era digital, peran pendidik semakin kompleks dan beragam. Guru tidak hanya
fasilitator, tetapi juga integrator teknologi dalam pembelajaran yang menggabungkan
platform digital, multimedia, AI, dan aplikasi pembelajaran online. Guru dituntut untuk
mengembangkan kompetensi digital, pedagogis, dan sosial yang mendukung
pembelajaran hibrida dan personal (Prensky, 2001; Kasman, 2024; Yulianti & Wijaya,
2023).
Evolusi peran pendidik menunjukkan pergeseran dari model pembelajaran tradisional
yang kaku ke paradigma pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan berbasis
teknologi. Guru modern memainkan peran sebagai fasilitator inovatif dan integrator teknologi,
mendorong pembelajaran yang dipersonalisasi dan pengembangan keterampilan abad ke-21.
4. Kesimpulan
Transformasi peran guru dari sumber pengetahuan utama menjadi fasilitator
pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital
dan kecerdasan buatan. Guru kini harus menguasai kompetensi digital, pedagogis, dan sosial
untuk memfasilitasi pembelajaran yang interaktif, personal, dan hybrid. Peran guru termasuk
mengarahkan penggunaan teknologi, mengintegrasikan AI, membimbing literasi digital, serta
memperkuat karakter dan interaksi sosial-emosional siswa. Pemerintah dan lembaga
pendidikan perlu mendukung transformasi ini pelatihan dengan berkelanjutan, penyediaan
infrastruktur digital, dan kebijakan inklusif agar pendidikan tetap relevan, efektif, dan
berkeadilan di era digital. Dengan demikian, guru menjadi orkestrator yang
mengkolaborasikan teknologi dan nilai kemanusiaan dalam menciptakan pengalaman belajar
yang holistik dan adaptif menghadapi tantangan abad 21.
5. Ucapan Terima Kasih
Kami mengucapkan terima kasih kepada Program Studi Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang, atas
dukungan fasilitas dan kesempatan yang diberikan selama proses penulisan artikel ini. Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada para pembimbing dan rekan sejawat yang telah
memberikan masukan konstruktif sehingga artikel ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Daftar Pustaka
Alam, M. A. (2023). From Teacher-Centered To Student-Centered Learning: The Role of
Constructivism and Connectivism In Pedagogical Transformation. CONFLUX: Journal
of Education, 11(2), 154167. https://cjoe.naspublishers.com
Fitriyani, N., Widodo, S., & Hartati, S. (2020). Transformasi Peran Guru: Dari Pengajar
Menjadi Fasilitator Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
12(3), 112115.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
62
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
Nisa, A. K., Tinofa, N. A., Noptario, N., & Abdullah, F. (2024). Transisi Pembelajaran
Teacher Centered Menuju Student Centered: Penguatan Literasi Teknologi Siswa
Sekolah Dasar. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 9(3), 14531460. Alam, M. A.
(2023). From Teacher-Centered To Student-Centered Learning: The Role of
Constructivism and Connectivism In Pedagogical Transformation. CONFLUX: Journal
of Education, 11(2), 154167. https://cjoe.naspublishers.com
Fitriyani, N., Widodo, S., & Hartati, S. (2020). Transformasi Peran Guru: Dari Pengajar
Menjadi Fasilitator Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
12(3), 112115.
Nisa, A. K., Tinofa, N. A., Noptario, N., & Abdullah, F. (2024). Transisi Pembelajaran
Teacher Centered Menuju Student Centered: Penguatan Literasi Teknologi Siswa
Sekolah Dasar. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 9(3), 14531460.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v9i3.920
Nurdiati, Y., & Setiawati, E. (2025). Transformasi Manajemen Pendidikan di Era Digital:
Indonesian Research Journal on Education, 5(1), 2680-26852680 2685.
https://irje.org/irje/article/view/2400
Rachmawati, Y., & Rindaningsih, I. (2025). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Bidang Pendidikan : Optimasi Kemampuan Guru di Era Teknologi Canggih
dan Kecerdasan Buatan (AI). Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Manajemen, 3(1), 442448.
Ratulangi, U. S. (2025). Pembelajaran Digital dalam Era Pendidikan 5.0 Janny O. Wuwung
Universitas Sam Ratulangi. 11, 327331.
Zaskia, A., Rahmawati, T. D., Aljanah, O. H., & Abdurrahmansyah, A. (2025). Era Digital:
Mampukah Guru Membentuk Generasi Masa Depan? CENDEKIA: Jurnal Ilmu
Pengetahuan, 5(1), 460471. https://doi.org/10.51878/cendekia.v5i1.4657
Furmaisuri, R. (2025). Evolusi Peran Guru dari Era Konvensional ke Era Teknologi. Jurnal
Pendidikan.
Kasman, M. (2024). Di era digital, peran dan fungsi guru telah mengalami transformasi yang
signifikan.
Yulianti & Wijaya (2023). Peran Guru dalam Kolaborasi Pendidikan Digital.
Sadriani, A. (2023). Peran Guru dalam Pengembangan Teknologi Pendidikan.
Nurdiati (2025). Kompetensi Guru di Era Digital.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Strategi Transformasi Digital dalam
Pendidikan.
Siemens, G. (2005). Konektivisme: Teori pembelajaran untuk era digital. Jurnal Internasional
Teknologi Instruksional dan Pembelajaran Jarak Jauh, 2(1), 3-10.
Kemitraan untuk Keterampilan Abad ke-21. (2019). Kerangka Kerja untuk Pembelajaran
Abad ke-21. Tucson, AZ: Kemitraan untuk Keterampilan Abad ke-21.
Komisi Eropa. (2017). Kerangka Kerja Eropa untuk Kompetensi Digital Pendidik
(DigCompEdu). Kantor Publikasi Uni Eropa.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 57-63
63
Sugiyanto et.al (Transformasi Peran Pendidik di Era....)
OECD. (2023). Outlook Pendidikan Digital OECD 2023: Kompetensi Digital Guru.
Penerbitan OECD