AoSSaGCJ, Vol. 5, Issue 2, (2025) page 72-77
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
72
10.47200/ aossagcj.v5i2.3234 aossagcj@gmail.com
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya
Penguatan Etika Sosial Peserta Didik
Susi
1
, Ahmad ramdhani
2*
, Neneng halimah
3
, Putri wulan agustin
4
, Wahyu hidayat
5
1,2,3,4,5
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pamulang, Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia
dosen02865@unpam.ac.id
1
, bellvanialetitia@gmail.com
2*
, nenenghalimah[email protected]
3
,
putriwulana18@gmail.com
4
, wehafoundation[email protected]
5
*
Corresponding Author: bellvanialetitia@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 September 2025
Direvisi: 25 Oktober 2025
Disetujui: 20 November 2025
Tersedia Daring: 1 Desember
2025
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran strategis dalam
membentuk karakter generasi penerus bangsa yang beriman,
berakhlak mulia, demokratis, serta mampu hidup berdampingan di
tengah keragaman. Dalam era globalisasi dan perkembangan
teknologi digital yang pesat, PKn tidak hanya mengajarkan hak dan
kewajiban warga negara, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral,
etika, dan keterampilan berpikir kritis. Melalui pendekatan
pembelajaran aktif seperti diskusi, simulasi, studi kasus, dan proyek
sosial, PKn mampu meningkatkan kesadaran kebangsaan, etika sosial,
dan kepemimpinan generasi muda. Tantangan yang dihadapi dalam
implementasi PKn di era digital meliputi kesenjangan infrastruktur,
rendahnya literasi teknologi guru dan siswa, serta kurangnya sumber
daya digital yang berkualitas. Penelitian literatur ini menegaskan
pentingnya penguatan etika sosial, nilai Pancasila, dan keterampilan
abad ke-21 dalam pembelajaran PKn agar generasi muda siap menjadi
warga negara yang bertanggung jawab, toleran, dan berwawasan
global.
Kata Kunci:
Pendidikan kewarganegaraan
Etika
Peserta didik
ABSTRACT
Keywords:
Civic education
ethics
studentsd
Civic Education (PKn) plays a strategic role in shaping the character
of the nation’s young generation to become faithful, virtuous,
democratic individuals who are able to live harmoniously amidst
diversity. In the era of globalization and rapid digital technology
development, Civic Education not only teaches citizens’ rights and
responsibilities but also instills moral values, ethics, and critical
thinking skills. Through active learning approaches such as
discussions, simulations, case studies, and social projects, Civic
Education can enhance students’ national awareness, social ethics,
and leadership skills. The challenges faced in implementing Civic
Education in the digital era include infrastructure gaps, low levels of
technological literacy among teachers and students, and the lack of
quality digital resources. This literature study emphasizes the
importance of strengthening social ethics, Pancasila values, and 21st-
century skills in Civic Education so that the young generation is
prepared to become responsible, tolerant, and globally minded
citizens.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 72-77
73
Susi et.al (Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya....)
©2025, Susi, Ahmad Ramdhani, Neneng Halimah,
Putri Wulan Agustin, Wahyu Hidayat
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Generasi penerus pada dasarnya adalah generasi yang menjadi warga negara yang aktif, memiliki nilai
moral, etika, dan tanggung jawab, dan berdampak positif pada negara. Pendidikan kewarganegaraan
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang hak, tanggung jawab, dan peran
mereka sebagai warga negara. Dalam era globalisasi dan transformasi sosial yang cepat saat ini,
kebutuhan akan generasi berikutnya semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan individu yang tidak
hanya berpendidikan tinggi; mereka juga harus jujur, berempati, berpikir kritis, berkomunikasi dengan
baik, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Dalam pendidikan kewarganegaraan, tujuan adalah
untuk menghasilkan generasi yang memiliki sifat-sifat tersebut. Pendidikan kewarganegaraan membantu
siswa memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pendidikan ini mengajarkan mereka
pentingnya menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan kesetaraan dalam masyarakat.
Selain itu, mereka memperoleh pemahaman tentang kewajiban mereka terhadap lingkungan mereka,
keragaman budaya, dan keadilan sosial.
Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan siswa sikap positif seperti kepercayaan diri,
keberanian, kerja sama, dan disiplin. Siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
sosial seperti kegiatan bersih lingkungan, penggalangan dana amal, atau kegiatan sosial. lain. Melalui
pengalaman praktis ini, siswa belajar bertanggung jawab atas kepentingan masyarakat dan membelanya.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan memberi siswa pemahaman yang lebih baik tentang masalah
global yang kompleks seperti kemiskinan, perdamaian dunia, dan lingkungan. Anda akan dilatih untuk
berpikir kritis, membuat keputusan cerdas, dan berkontribusi pada proses penyelesaian masalah yang
berkelanjutan. Namun, pendidikan politik bukanlah tugas hanya untuk institusi pendidikan. Orang tua,
masyarakat, dan pemerintah juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan sifat positif pada generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama
pembentukan kepribadian dan karakter bangsa. Di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
memiliki peran strategis dalam membentuk warga negara yang beriman, berakhlak mulia, demokratis,
dan mampu hidup berdampingan dengan keragaman. Selain memberikan pengetahuan tentang hak dan
kewajiban warga negara, PKn juga berfungsi sebagai alat untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi, norma
sosial, dan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Interaksi sosial semakin kompleks selama era globalisasi dan revolusi teknologi digital. Teknologi
informasi, media sosial, dan kemudahan akses ke informasi telah meningkatkan keterbukaan, tetapi juga
memiliki konsekuensi negatif untuk etika sosial. Penyebaran hoaks, ujaran kebencian, intoleransi,
cyberbullying, dan perilaku konsumtif dan individualistik semuanya semakin menghancurkan prinsip
gotong royong dan kebersamaan. Sebagai generasi muda yang akan menghadapi fenomena ini,
pendidikan yang mengajarkan keterampilan berpikir kritis, tanggung jawab sosial, dan etika digital sangat
penting. Untuk mengantisipasi masalah ini, pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Nilai-nilai
moral dan sosial diajarkan dalam PKn. Mereka tidak hanya diajarkan sebagai ide, tetapi juga digunakan
dalam kelas, diskusi, studi kasus, proyek layanan masyarakat, dan pembelajaran citizenship digital. PKn
dapat membantu siswa berpikir kritis, bersikap demokratis, menghargai perbedaan, mengelola konflik
secara konstruktif, dan bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.
Selain itu, PKn berfungsi sebagai alat yang berguna untuk menanamkan nilai-nilai nasional seperti
integritas, keadilan, toleransi, gotong royong, dan kepedulian sosial. Dalam menghadapi arus globalisasi
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 72-77
74
Susi et.al (Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya....)
yang cepat, nilai-nilai ini melindungi identitas nasional. Dengan kata lain, PKn memiliki aspek strategis
yang mencakup pembentukan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral,
beretika, dan mampu menerapkan nilai-nilai sosial baik dalam dunia maya maupun kehidupan nyata.
Studi menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh PKn sangat mempengaruhi
keberhasilan pembentukan etika sosial siswa. Pembelajaran berbasis nilai, simulasi, praktik layanan
masyarakat, diskusi interaktif, dan penggunaan media digital semuanya terbukti dapat meningkatkan
kesadaran sosial dan etika siswa. Oleh karena itu, penguatan etika sosial melalui PKn harus dilaksanakan
secara sistematis, terintegrasi, dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan zaman.
2. Metode
Dalam pendidikan kewarganegaraan, digunakan pendekatan untuk membangun generasi penerus
bangsa. Ini dilakukan melalui penelitian literatur untuk memahami fondasi teori pendidikan
kewarganegaraan dan penelitian terkait, pembentukan jiwa kebangsaan, dan
definisi kewarganegaraan. Pendidikan generasi mendatang. Pencarian literatur yang relevan, seperti buku,
jurnal, laporan penelitian, dan sumber lain, dapat dimasukkan dalam tinjauan literatur ini.
3. Hasil dan Pembahasan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat penting untuk membangun karakter generasi milenial
Indonesia. Hasil dari berbagai penelitian dan literatur yang ada menunjukkan bahwa PKn dapat
membantu generasi muda memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kebangsaan, menanamkan rasa
nasionalisme, dan menanamkan karakter positif yang sesuai dengan Pancasila. Kerrin (Habibi, 2022)
mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan sivik adalah cara untuk mempersiapkan
generasi muda untuk menjadi warga negara. Untuk mempersiapkan masyarakat, pendidikan memiliki
tugas khusus, termasuk proses persekolahan, pengajaran, dan pembelajaran. Pendidikan
kewarganegaraan adalah bidang studi yang dipelajari tidak hanya di sekolah dasar, tetapi juga di sekolah
menengah, dan menjadi mata kuliah wajib di perguruan tinggi di Indonesia. agar dapat mengikuti
kebiasaan masyarakat saat ini. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang studi
yang wajib dan bertanggung jawab untuk membentuk moral dan mengajarkan setiap warga negara untuk
berperilaku sesuai dengan standar masyarakat modern.
Menurut Nazulfah et al. (2023), pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam
membentuk masyarakat, terutama generasi muda, yang bertanggung jawab untuk menjalani kehidupan
berbangsa dan memiliki rasa cinta tanah air yang kuat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan
pendidikan kewarganegaraan kepada generasi penerus bangsa untuk memperkuat persatuan nasional dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya bela negara. Tujuan program pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk membangun dan membangun masyarakat yang memiliki kecerdasan kewarganegaraan:
kecerdasan rasional, sosial, emosional, dan spiritual. Menurut Trisiana & Pratiwi (2020), visi dan misi
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membuat masyarakat yang demokratis, cerdas, bijak,
bertanggung jawab atas sistem demokratis, memiliki pengetahuan yang luas, dan tetap setia dan teguh
dalam membela negara. Di semua jenjang pendidikan, pendidikan moral berfungsi sebagai pendidikan
etika (moral dan karakter), menurut Anastasya & Dewi (2021). Dengan menggunakan pendidikan
kewarganegaraan, orang dididik untuk menjadi orang yang bermoral. Guru adalah teladan yang akan
diikuti oleh siswanya, jadi guru harus memberikan contoh yang baik agar siswanya tidak menyimpang
dari kebiasaan. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk membangun psikologi yang kuat
sehingga siswa dapat menghadapi tantangan.
a) Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan dan Pancasila
Purwanto (2015) menyatakan bahwa PKn berkontribusi pada pengembangan nilai-nilai
kebangsaan dasar seperti nasionalisme, cinta tanah air, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Diharapkan pembelajaran kewirausahaan (PKn) dapat membantu generasi muda memahami
pentingnya menjaga keutuhan NKRI dan mengutamakan kepentingan bersama.
b) Penguatan Karakter Melalui Pendidikan Moral dan Etika
Pendidikan Kewarganegaraan juga berfungsi sebagai alat untuk memperkuat karakter dan etika
dalam kehidupan sehari-hari. Suhartono (2017) menyatakan bahwa PKn
mendidik generasi muda untuk menjadi warga negara yang disiplin, bertanggung jawab, dan
menghormati hak orang lain. Generasi milenial akan sangat relevan dengan pelajaran ini karena
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 72-77
75
Susi et.al (Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya....)
mereka hidup di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang berdampak pada perilaku
sosial mereka.
c) Kesadaran Sosial dan Kewajiban Sosial
Wibowo (2019) menemukan bahwa PKn juga dapat meningkatkan kesadaran sosial generasi
milenial. Pendidikan ini menunjukkan betapa pentingnya mengambil bagian dalam masyarakat,
baik di tingkat keluarga, masyarakat, maupun negara. Dengan memahami hak dan kewajiban
mereka sebagai warga negara, generasi milenial diharapkan akan lebih terlibat dalam aktivitas
sosial, menjaga keharmonisan, dan berkontribusi pada pembangunan negara.
Dalam upaya membentuk generasi milenial yang berkarakter, PKn tidak hanya mengajarkan teori
kewarganegaraan tetapi juga mengajarkan sikap dan perilaku yang diperlukan untuk menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan sangat membantu dalam
pembentukan individu yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki kepribadian
yang baik, empati, dan rasa solidaritas.
d) Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Globalisasi dan Teknologi
Pendidikan kewarganegaraan ini sangat strategis dalam membentuk wawasan dan pengetahuan
global warga negaranya. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan hak dan
kewajiban orang, tetapi juga membantu mereka lebih siap. warga negara untuk menjadi warga
negara global. Pendidikan kewarganegaraan mendidik siswa untuk menjadi warga negara global
yang memiliki tanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan diri mereka sendiri. Pendidikan ini
juga mengajarkan mereka tentang masalah, tradisi, dan sistem global sebagai bekalnya di masa
depan. Sapriya, Wahab, dan Maftuh (2014).
Agar generasi muda memiliki pemehaman yang memadai, pendidikan kewarganegaraan harus
diterapkan dan dikembangkan. Selanjutnya (Banks, 2008) menyatakan bahwa membimbing siswa
untuk menjadi warga negara yang baik Di abad ke-21 ini, pendidikan kewarganegaraan harus
dipahami kembali oleh negara-negara yang mampu. Untuk reorganisasi yang berhasil, pengetahuan
dasar harus diubah dari pengetahuan akademik mainstream menjadi pengetahuan akademik
transformatif. Pendidikan kewarganegaraan harus berfokus pada peningkatan karakter peserta
didik sehingga mereka ingin berinteraksi dengan orang lain berdasarkan prinsip menjaga martabat
manusia dan harkat manusia sebagai individu yang unggul dalam upaya membentuk wawasan
global para generasi muda. Dua prinsip, rasa hormat dan simpati, berfungsi sebagai dasar moral
pembangunan warga negara.
Simpati adalah sikap dan prinsip untuk selalu memperhatikan orang lain. Kemampuan seseorang
untuk menghindari tindakan yang dapat merugikan atau mengganggu hak orang lain disebut rasa
hormat (zamroni, 2007: 127). Karena itu, Selain menekankan nilai, sikap, dan ilmu pengetahuan,
pembangunan kewarganegaraan juga harus mengutamakan rasa hormat dan empati yang melintasi
batas bangsa dan negara.
e) Peran PKn dalam Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Aktif
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat penting untuk membangun karakter siswa, terutama
dalam pembelajaran aktif. Metode ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam
proyek sosial, diskusi, debat, simulasi, role playing, dan studi kasus yang berkaitan dengan dunia
nyata selain menerima materi secara pasif. Pembelajaran aktif dalam PKn membantu siswa
memahami dan menginternalisasi nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi,
demokrasi, dan kepedulian sosial. Pembelajaran aktif juga membantu siswa belajar berpikir kritis,
berkomunikasi, dan bekerja sama. Keterampilan ini sangat penting untuk membangun warga
negara yang demokratis, beretika, dan siap menghadapi tantangan di seluruh dunia. Oleh karena
itu, pembelajaran aktif dalam PKn menjadi sarana yang efektif untuk membahas nilai-nilai yang
Pembelajaran aktif, seperti diskusi, simulasi, dan kegiatan sosial lainnya, adalah kunci pendidikan
kewarganegaraan yang baik. membantu generasi milenial untuk memahami dan mengaplikasikan
nilai-nilai yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kegiatan gotong-royong,
kerja sama, dan empati yang diajarkan dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama.
f) PKn Sebagai Landasan Pengembangan Kepemimpinan Generasi Milenial
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berguna untuk membangun kepemimpinan generasi
milenial karena milenial tidak hanya belajar tentang hak dan kewajiban mereka, tetapi juga tentang
nilai-nilai kepemimpinan seperti tanggung jawab, keadilan, partisipasi, dan kebersamaan.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 72-77
76
Susi et.al (Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya....)
Pembelajaran aktif, seperti debat isu publik, proyek komunitas, mentoring, kerja kelompok, dan
simulasi, memberikan ruang bagi milenial untuk melakukan hal-hal seperti merencanakan,
berinisiatif, bekerja sama, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang berdampak sosial.
Mereka memperoleh kualitas kepemimpinan seperti keberanian untuk berbicara, kejujuran, empati,
dan kemampuan untuk berpikir kritis dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Selain itu, PKn
menanamkan kesadaran akan pentingnya kepemimpinan yang melayani juga dikenal sebagai
kepemimpinan yang melayani untuk kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi
atau kelompok.
g) Tantangan dalam Implementasi PKn di Era Digital
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menghadapi banyak tantangan di era digital, yang dapat
menghambat keberhasilannya. Kesenjangan infrastruktur teknologi, seperti keterbatasan akses
internet dan ketersediaan perangkat digital di sekolah dan rumah siswa, merupakan hambatan
utama. Selain itu, guru dan siswa seringkali tidak memiliki literasi teknologi, yang berarti meskipun
teknologi tersedia, penggunaannya belum optimal atau bahkan tidak efektif. Tantangan berikutnya
adalah kekurangan sumber daya digital berkualitas tinggi yang sesuai dengan konten PKn, yaitu
konten yang interaktif, relevan, dan kontekstual. Selain itu, distraksi digital seperti media sosial
atau konten non-pendidikan juga dapat menyebabkan siswa kehilangan fokus pada pelajaran
mereka. Kurikulum dan kebijakan pendidikan belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan
tuntutan era digital. Ini termasuk kurangnya fleksibilitas, kekurangan dukungan pelatihan bagi
guru, dan kekurangan sistem evaluasi yang memadai untuk pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi. Tanpa mempertimbangkan masalah-masalah ini, PKn di era digital mungkin kurang
efektif dalam membentuk karakter dan kesadaran masyarakat yang diharapkan.
4. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter generasi
penerus bangsa di tengah tantangan globalisasi dan era digital. PKn tidak hanya memberikan pemahaman
tentang hak dan kewajiban warga negara, tetapi juga menanamkan nilai moral, etika, toleransi, gotong
royong, kepedulian sosial, dan kepemimpinan berbasis pelayanan. Melalui metode pembelajaran aktif
seperti diskusi, simulasi, studi kasus, proyek sosial, dan pembelajaran kewarganegaraan digital, siswa
dilatih untuk berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, serta menginternalisasi nilai-nilai demokrasi
dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pelaksanaan PKn menghadapi berbagai hambatan
seperti keterbatasan akses teknologi, rendahnya literasi digital guru dan siswa, distraksi media sosial,
serta kurangnya bahan ajar digital yang relevan dan kontekstual. Tantangan ini harus diatasi melalui
pembaruan kurikulum, penyediaan sumber daya pembelajaran digital, peningkatan kapasitas guru, dan
integrasi teknologi pendidikan secara sistematis. Dengan memperkuat nilai-nilai kebangsaan, etika
digital, dan keterampilan abad ke-21, PKn mampu melahirkan generasi muda yang cerdas, kritis, adaptif,
peduli lingkungan, toleran terhadap perbedaan, dan siap menjadi warga negara global yang berkontribusi
positif bagi bangsa dan negara. Dengan demikian, PKn menjadi salah satu pilar penting pendidikan
karakter yang relevan untuk membentuk warga negara Indonesia yang demokratis, bermoral, dan berdaya
saing di tingkat internasional.
5. Daftar Pustaka
Anastasya, A., & Dewi, N. (2021). Pendidikan moral dalam pembelajaran PKn: Upaya pembentukan
karakter peserta didik. Jurnal Pendidikan.
Faizanmanda. (2022). Pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya membentuk generasi penerus bangsa
yang berkarakter.
Hasna, S., Salsabila, & Anggraeni Dewi, D. (2022). Keikutsertaan pendidikan kewarganegaraan dalam
upaya membentuk karakter bangsa.
Lisnadiani, M., & Iswanda, J. (2022). Peran pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK).
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 72-77
77
Susi et.al (Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya....)
Sutrisno. (2020). Rekonstruksi konsep pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk warga negara
global. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial.
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. (2022). Analisis peran guru dalam pendidikan karakter pada
pembelajaran PPKn di sekolah dasar menuju Society 5.0. Seminar Nasional Hasil Riset dan
Pengabdian.
Citizenship education and moral intelligence as strengthening the personality of elementary school
students. International Journal of Social Science and Education (IJoSE).
Tantangan dan strategi implementasi mata pelajaran PPKn di era digital. Jurnal Pendidikan, Bahasa dan
Budaya.
Wibowo, A. (2019). Pendidikan kewarganegaraan untuk penguatan karakter dan etika sosial generasi
milenial. Jurnal Pendidikan Karakter.
Dewi, K. A. (2021). Reaktualisasi pendidikan kewarganegaraan bagi generasi milenial. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK).