AoSSaGCJ, Vol. 5, Issue 2, (2025) page 43-49
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
43
10.47200/aossagcj.v5i2.3227 aossagcj@gmail.com
Menumbuhkan Tanggung Jawab Sosial Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri
a,1
, Dini Yuli Astuti
b,2*
, Mutiara Rahmat
c,3
, Nadila Febriyanti
d,4
,
Nur Awlia Putri
e,5
, Zahrani Salwa Azizah
f,6
a,b,c,d,e,f
Universitas Pamulang, Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
15310
1
dosen02649@unpam.ac.id
2*
diniyuliaaa1607@gmail.com
3
4
Nadilanti05@gmail.com
5
awliaputri25@gmail.com
6
zahranisalwaaziz[email protected]
*
Corresponding Author: diniyuliaaa[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 September 2025
Direvisi: 25 Oktober 2025
Disetujui: 20 November 2025
Tersedia Daring: 1 Desember
2025
Artikel ini merupakan hasil kajian literatur yang membahas peran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berbasis nilai dalam
menumbuhkan tanggung jawab sosial, dengan menyoroti landasan
teori, strategi pembelajaran, peran guru dan kurikulum, tantangan
implementasi, serta implikasi kebijakan. Metode yang digunakan
adalah studi literatur, dengan menelaah artikel jurnal, buku, dan
penelitian terdahulu yang relevan. Hasil kajian menunjukkan
bahwa PKn berbasis nilai berpengaruh signifikan dalam
membentuk karakter peserta didik yang religius, jujur, peduli,
demokratis, serta memiliki kesadaran sosial. Strategi pembelajaran
yang efektif meliputi project-based learning, service learning, dan
civic engagement, yang mendorong keterlibatan nyata siswa dalam
masyarakat. Namun, implementasi masih menghadapi tantangan,
seperti keterbatasan pelatihan guru, evaluasi berbasis ujian,
ketimpangan sumber daya, serta pengaruh media digital. Oleh
karena itu, diperlukan penguatan kurikulum berbasis aksi, pelatihan
pedagogis bagi guru, kemitraan sekolah dengan komunitas, dan
instrumen penilaian autentik untuk mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran PKn.
Kata Kunci:
Kata Kunci kurikulum
Kata Kunci nilai
Kata Kunci Pendidikan
kewarganegaraan
strategi pembelajaran
tanggungjawab sosial
ABSTRACT
Keywords:
action-based curriculum
value
civic education
teaching strategi
social responsibility
This article is a literature review that discusses the role of
value-based Civic Education in fostering social responsibility,
focusing on theoretical foundations, teaching strategies, the
role of teachers and curriculum, implementation challenges,
and policy implications. The method used is a literature
review, by analyzing relevant journal articles, books, and
previous studies. The findings show that value-based Civic
Education significantly influences the formation of students’
character to be religious, honest, caring, democratic, and
socially aware. Effective teaching strategies include project-
based learning, service learning, and civic engagement, which
encourage students’ real involvement in society. However,
implementation still faces challenges such as limited teacher
training, exam oriented evaluation, resource inequality, and
the influence of digital media. Therefore, strengthening action-
based curricula, providing pedagogical training for teachers,
building school-community partnerships, and developing
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
44
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
authentic assessment instruments are required to achieve the
objectives of Civic Education.
© 2025, Mas Fierna Janvierna Lusie Putri, Dini Yuli Astuti,
Mutiara Rahmat, Nadila Febriyanti, Nur Awlia Putri,
Zahrani Salwa Azizah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Tanggung jawab sosial merupakan salah satu kompetensi kewarganegaraan yang
esensial dalam membentuk warga negara yang aktif, peduli, serta mampu berkontribusi
terhadap kesejahteraan bersama. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah memiliki
peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini. Melalui pembelajaran
yang dirancang secara sistematis, PKn tidak hanya diharapkan mampu menumbuhkan
pengetahuan tentang hak dan kewajiban warga negara, tetapi juga membentuk sikap serta
perilaku sosial yang konstruktif.
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses sistematis yang bertujuan mentransfer
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada individu agar berkembang secara pribadi
sekaligus berkontribusi positif dalam masyarakat (Lestari, 2022). Pentingnya pendidikan
tidak hanya terletak pada peningkatan kapasitas intelektual, tetapi juga dalam pembentukan
karakter, moral, dan etika yang baik. Moral dan etika menjadi aspek penting karena
membantu individu memahami perbedaan antara yang benar dan salah, membentuk
perilaku yang bertanggung jawab, serta menyadari dampak dari tindakan mereka terhadap
orang lain maupun lingkungan (Sari, 2021).
Berbagai teori pendidikan menekankan bahwa nilai kewarganegaraan lebih efektif
diinternalisasi melalui pendekatan pedagogis berbasis pengalaman, refleksi, dan aksi
kolektif. Konsep pembelajaran berbasis aksi seperti service learning, project-based
learning, dan civic engagement terbukti mampu menghubungkan pengetahuan dengan
realitas kehidupan masyarakat.
Menekankan bahwa PKn merupakan mata pelajaran multidisiplin yang
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kewarganegaraan untuk
membangun kepribadian warga negara yang demokratis. Dalam kurikulum nasional
Indonesia, PKn diarahkan untuk membangun identitas nasional, rasa cinta tanah air, dan
partisipasi aktif dalam kehidupan sosial Winataputra (2020). Dengan demikian,
pembelajaran PKn berbasis nilai menuntut keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar,
bukan sekadar transfer informasi semata.
Meskipun kedudukan PKn di sekolah sangat strategis, praktik pembelajarannya
seringkali masih bersifat kognitif dan normatif. Transformasi nilai yang seharusnya
tercermin dalam perilaku nyata belum sepenuhnya terwujud. Di era global dan digital,
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
45
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
muncul tantangan baru berupa disinformasi, individualisme, serta menurunnya kepedulian
sosial generasi muda, yang semakin memperlemah efektivitas PKn jika tidak disertai
pembaruan pendekatan pembelajaran.
Secara normatif, kurikulum PKn menuntut peserta didik memiliki sikap bertanggung
jawab, peduli, dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, capaian tersebut
masih jauh dari optimal. Hasil studi menunjukkan adanya kesenjangan antara nilai yang
diajarkan dengan perilaku sosial peserta didik, di mana tingkat keterlibatan dalam aksi
sosial maupun kepedulian terhadap isu kebangsaan masih rendah. Kesenjangan ini menjadi
dasar penting perlunya kajian literatur untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci
keberhasilan pembelajaran PKn berbasis nilai.
Penelitian terdahulu banyak menyoroti efektivitas PKn dalam menanamkan wawasan
kebangsaan dan pemahaman hukum. Namun, kajian yang secara spesifik menekankan pada
integrasi nilai dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial melalui pendekatan berbasis
aksi masih terbatas. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis peran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dalam menumbuhkan
tanggung jawab sosial peserta didik, dengan menyoroti landasan teori, praktik pembelajaran
efektif, tantangan implementasi, serta rekomendasi kebijakan dan praktik yang relevan.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Studi literatur adalah teknik
pengumpulan data melalui penelaahan terhadap buku, catatan, dan laporan yang relevan
dengan topik penelitian menambahkan bahwa studi literatur dilakukan dengan
mengumpulkan daftar pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan-bahan
penelitian tertulis yang sesuai (Zed, 2008). Sementara itu, menjelaskan bahwa penelitian
jenis ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah sumber ilmiah yang terkait dengan
masalah dan tujuan penelitian (Danial & Warsinah, 2009). Dengan kata lain, studi
literatur dipilih karena mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang Pendidikan
Kewarganegaraan berbasis nilai dan kaitannya dengan pembentukan tanggung jawab
sosial peserta didik.
Sumber data yang digunakan bersifat sekunder, meliputi artikel jurnal, buku
referensi, hasil penelitian terdahulu, dan laporan akademik yang relevan. Literatur
dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu terbit dalam sepuluh tahun terakhir, berasal
dari penerbit atau jurnal yang kredibel, memiliki metodologi yang jelas, serta relevan
dengan tema penelitian. Sebaliknya, literatur yang bersifat opini non-ilmiah atau tidak
sesuai dengan fokus penelitian dikecualikan.
Proses penelitian dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, penentuan kata kunci
pencarian seperti “Pendidikan Kewarganegaraan”, “nilai kewarganegaraan”, “tanggung
jawab sosial”, dan “civic engagement”. Kedua, pencarian literatur menggunakan basis
data elektronik seperti Google Scholar, Scopus, dan database perpustakaan universitas.
Ketiga, seleksi awal dilakukan dengan membaca judul dan abstrak untuk memastikan
relevansi. Artikel yang lolos tahap ini kemudian ditelaah secara penuh untuk dicatat
teori, hasil, serta implikasinya. Selanjutnya, data yang terkumpul direduksi dan
dikelompokkan berdasarkan tema, seperti landasan teori, praktik pembelajaran,
tantangan implementasi, dan rekomendasi kebijakan. Tahap terakhir adalah sintesis,
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
46
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
yaitu mengintegrasikan hasil temuan menjadi kesimpulan yang menyoroti peran PKn
berbasis nilai dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial.
3. Hasil dan Pembahasan
Tanggung jawab sosial merupakan nilai penting didalam kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat, dengan menerapkan tanggung jawab sosial didalam diri seseorang berarti
seseorang itu sudah menjadi warga negara yang baik apalagi tanggug jawab sosial
mengajarkan kita sebagai warga negara untuk bertanggung jawab bukan hanya untuk diri
sendiri tetapi juga bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia seperti yang sudah
dijelaskan di dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alenia ke-4 yaitu ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan
adanya rasa tanggung jawab sosial didalam diri seseorang itu sudah menjadi nilai penting
untuk kehidupan bangsa.
Pendidikan kewarganegaran juga sangat penting diajarkan kepada masyarakat Indonesia
dengan adanya pendidikan kewarganegaran masyarakat akan menjadi lebih aware lagi
terhadap tanggung jawabnya sebagai masyarakat Indonesia. Pendidikan kewarganegaran
sudah harus diajarkan sejak duduk dibangku sekolah dasar hingga keperguruan tinggi karena
akan berpengaruh penting untuk mewujudkan cita-cita leluhur bangsa, apalagi pendidikan
kewarganegaraan berbasis nilai yang dimana banyak sekali makna penting yang terkandung
didalamnya bukan hanya menjadi warga negara yang baik tetapi juga akan terus mengingat
perjuangan para pendiri bangsa Indonesia.
Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk menganalisis bukti empiris pengaruh
pendidikan kewarganeganegaraan terhadap tanggung jawab sosial, mengidentifkasi strategi
pembelajaran yang efektif, menganalisis peran guru dan kurikulum, menganalisis tantangan
pendidikan kewarganegaran berbasis nilai dan menganalisis implikasi kebijakan dan praktik.
A. Dampak dan Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Tanggung Jawab
Sosial
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dampak yang signifikan
terhadap etika bangsa dalam kehidupan bersosial sehari-hari. Pendidikan
Kewarganegaraan berperan penting dalam membentuk karakter individu yang
berlandaskan nilai-nilai moral dan etika yang luhur. Dalam proses pengimplementasian
nilai, terdapat nilai karakter dan nilai pokok yang bisa diajarkan. Nilai karakter utama
Pendidikan Kewarganegaraan yaitu untuk menciptakan peserta didik yang religius, jujur,
cerdas, tangguh, demokratis, dan peduli. Sedangkan nilai karakter utama Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu untuk menciptakan peserta didik yang nasionalis, patuh pada
aturan sosial, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang
lain, bertanggung jawab, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dan mandiri. Melalui
pendidikan ini, individu diajarkan mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara,
pentingnya toleransi, keadilan, dan rasa kebersamaan.
Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran pentingdalammencegah perilaku
negatif seperti korupsi, intoleransi, dan pelanggaran hukum. Karakter seseorang
menunjukkan bagaimana mereka bertindak. Orang yang tidak jujur, kejam, atau rakus
menunjukkan perilaku atau karakter negatif. Sebaliknya, orang yang jujur dan suka
menolong menunjukkan perilaku atau karakter positif. (Suhardiyansyah et al., 2016).
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
47
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
Berlandaskan pada pemahaman yang baik tentang hukum dan aturan, individu
lebih cenderung mematuhi peraturan dan memiliki sikap yang lebih tertib. Hal ini
berujung pada terciptanya masyarakat yang lebih aman dan tertib. Jika kita bergerak
lebih jauh lagi dalam mengamati, Pendidikan Kewarganegaraan membantu memperkuat
identitas nasional dan rasa cinta tanah air.
Melalui pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai bangsa, individu
menjadi lebih bangga dan bertanggung jawab untuk menjaga kehormatan dan kedaulatan
negara. Rasa cinta tanah air juga mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan
bangsadanpemeliharaan persatuan dan kesatuan. Implementasi Pendidikan
Kewarganegaraan memberikan pengaruh yang luas dan mendalam dalam membentuk
moral dan etika bangsa. Hal ini tidak hanya terlihat dalam perilaku individu, tetapi juga
dalam dinamika sosial yang lebih harmonis dan beradab. Dengan demikian, Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan fondasi penting bagi pembangunan karakter bangsa yang
kuat dan bermartabat dalam menumbuhkan tanggung jawabnya.
B. Strategi Pembelajaran Efektif
Strategi pembelajaran yang paling konsisten menunjukkan efektivitas dalam
menumbuhkan tanggung jawab sosial meliputi project-based learning, service learning,
diskusi deliberatif, simulasi peran, dan kegiatan nyata berbasis aksi sosial. Pendekatan
service learning secara khusus memberikan kesempatan peserta didik untuk
menghubungkan nilai dengan pengalaman nyata, melakukan refleksi kritis, dan
mengembangkan empati melalui keterlibatan langsung dalam komunitas.
C. Peran Guru dan Kurikulum
Keberhasilan implementasi pembelajaran PKn berbasis nilai sangat bergantung pada
kapasitas guru dan fleksibilitas kurikulum. Guru yang memiliki kompetensi pedagogis
dalam fasilitasi diskusi nilai dan asesmen autentik terbukti lebih mampu mendorong
internalisasi nilai pada peserta didik. Kurikulum yang menyediakan ruang untuk kegiatan
kontekstual, praktik kolaboratif, serta penilaian berbasis portofolio mendukung
terbentuknya tanggung jawab sosial secara lebih nyata. Kurikulum memiliki dua sisi yang
sama penting, yaitu kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi
yang dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Sebagai sebuah dokumen, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum impelmentasi merupakan realisasi
dari kurikulum dokumen dalam bentuk kegiatan pembelajaran di kelas. Keduanya
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jadi jika ada kurikulum berarti ada
pembelajaran begitu pun sebaliknya jika ada pembelajaran berarti ada kurikulum.
D. Tantangan Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai
Implementasi pendidikan kewarganegaraan berbasis nilai masih menghadapi
sejumlah tantangan, seperti keterbatasan pelatihan guru, tekanan sistem evaluasi berbasis
ujian, ketimpangan sumber daya antar sekolah, dan pengaruh media sosial yang
menyebarkan disinformasi serta memperkuat individualisme. Evaluasi nilai dan perilaku
sosial juga cenderung sulit diukur dengan instrumen standar sehingga memerlukan metode
asesmen alternatif yang lebih autentik. Dengan adanya asesmen alternatif yang lebih
autentik atau jelas tantangan tersebut bisa diatasi dengan baik, apalagi bagi pelatihan guru
yang sangat penting, guru yang dapat pelatihan akan menjadikan guru tersebut menjadi
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
48
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
guru yang profesional dalam mengajar dan akan mengurangi ketimpangan sumber daya
antar sekolah.
E. Implikasi Kebijakan dan Praktik
Berdasarkan hasil kajian, terdapat beberapa implikasi kebijakan yang dapat
dilakukan, antara lain pengembangan kurikulum yang menekankan pembelajaran berbasis
aksi, pelatihan guru yang berfokus pada pedagogi nilai, penyediaan sumber daya untuk
memperkuat kemitraan sekolah dengan komunitas, serta pengembangan instrumen
penilaian yang mampu mengukur dimensi afektif dan konatif selain aspek kognitif.
Kurikulum harus dirancang ulang untuk tidak hanya berfokus pada teori, tetapi harus
memberikan siswa pengalaman yang nyata untuk meingkatkan pengetahuan siswa,
tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan kognitif siswa. Guru juga perlu dilatih
dengan metode pengajaran pedagodi yang mengajarkan, menanamkan dan
mengintegrasikan nilai-nilai moral dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, dengan tujuan untuk membekali
guru agar mampu menjadi teladan fasilitator bagi siswa nya.
Sekolah juga harus dialokasikan sumber daya ( dana, waktu, staff dan fasilitas) untuk
secara aktif untuk memudahkan kerja sama dengan instansi lain, tujuannya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif yang memungkinkan siswa akan
mempraktikkan nilai dan keterampilan mereka didalam kehidupan nyata. Sistem penilaian
juga harus diperluas menjadi alat penilaian yang mengukur sikap, motivasi, karakter dan
kesiapan siswa untuk bertindak.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) berbasis nilai berperan penting dalam membentuk karakter peserta
didik yang religius, jujur, peduli, demokratis, serta bertanggung jawab secara sosial. Strategi
pembelajaran berbasis aksi, seperti project-based learning, service learning, dan civic
engagement, terbukti efektif dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial karena
menghubungkan teori dengan praktik nyata dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan
implementasi PKn berbasis nilai sangat bergantung pada kapasitas guru, fleksibilitas
kurikulum, serta penggunaan asesmen autentik yang menilai aspek kognitif, afektif, dan
konatif peserta didik.
Namun demikian, implementasi PKn masih menghadapi sejumlah tantangan, di
antaranya keterbatasan pelatihan guru, evaluasi yang cenderung berorientasi pada ujian,
ketimpangan sumber daya antar sekolah, serta pengaruh negatif media digital. Oleh karena
itu, diperlukan upaya strategis melalui penguatan kurikulum berbasis aksi, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan pedagogis, pembangunan kemitraan antara sekolah dan
komunitas, serta pengembangan instrumen penilaian yang komprehensif. Dengan demikian,
PKn tidak hanya menjadi mata pelajaran normatif yang berorientasi pada pengetahuan,
tetapi juga wahana pembentukan warga negara aktif yang mampu berkontribusi bagi
kesejahteraan bersama dan menjawab tantangan zaman.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 2, Desember 2025, page: 43-49
49
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri et.al (Menumbuhkan Tanggung Jawab....)
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Universitas Pamulang yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan artikel ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak
yang telah memberikan dukungan moral dan referensi ilmiah yang bermanfaat selama
proses penulisan. Artikel ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa kontribusi dan kerja
sama dari seluruh anggota kelompok.
6. Daftar Pustaka
Campbell, David E. “What Social Scientists Have Learned About Civic Education: A Review
of the Literature.” Annual Review of Political Science 22 (2019): 1–23.
Daniel, E., & Warsiah. (2009). Metode Penulisa n Kary a Ilmiah. Bandung: Laboratorium
PKn Universitas Pendidikan Pancasila.
Dhani, R. R. (2020). Peran guru dalam pengembangan kurikulum. Jurnal Serunai
Administrasi Pendidikan, 9(1), 45-50.
Grant, Maria J., and Andrew Booth. “A Typology of Reviews: An Analysis of 14 Review
Types and Associated Methodologies.” Health Information & Libraries Journal 26, no.
2 (2016): 91108.
Kolb, David A. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and
Development. Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1984.
Lestari, D. I. (2022). Kajian pendidikan Pancasila dalam revitalisasi moral bangsa. Jurnal
Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan), 3(1), 57-68.
Mardawani, M. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membentuk Sikap
Tanggung Jawab. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2025.
Sari, N. Y. (2021). Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa (pentingnya rumusan butir-
butir Pancasila sebagai dasar pendidikan moral dan pemersatu keberagamanbangsa
Indonesia). Tarbawi Ngabar: Journal of Education, 2(1), 0121.
Suhardiyansyah, M. Y., Budiono, B., & Widodo, R. (2016). Implementasi pendidikankarakter
melalui bidang studi pendidikan kewarganegaraan. Jurnal Civic Hukum, 1(1), 1.
Zed, M. (2008). Metode peneletian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor