AoSSaGCJ, Vol. 5, Issue 1, (2025) page 30-34
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
30
10.47200/aossagcj.v5i1.3016 aossagcj@gmail.com
Pengaruh Asesmen Kompetensi Minimum Nasional
Terhadap Motivasi Dan Semangat Belajar Peserta
Didik
Raistin Nur Abidin
Dosen ProgramStudi PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan,Universitas Pamulang,Banten, Indonesia
Email:
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 16 Februari 2025
Direvisi: 25 April 2024
Disetujui: 17 Mei 2025
Tersedia Daring: 1 Juni 2025
Penggantian Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) sebagai alat ukur pembelajaran namun tidak menentukan
kelulusan, menjadi perhatian karena menimbulkan pertanyaan tentang
dampaknya terhadap semangat dan motivasi belajar peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak
perubahan motisvasi dan semnagat belajar peserta didik setalah
pergantian dari ujian nasional ke asesmen kompetensi minimum
(AKM). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititaif dengn
metode studi pustaka dan kuesioner terhadap 115 siswa SMA di
Tanggerang selatan. Hasil penelitian ini mendapatkanP-Value 0.001 <
dari sigma 0.05 yang menunjukan bahwa AKM memberikan pengaruh
positif yang siginikan terhadap motivasi dan belajar peserta didik.
Pemerintah dan sekolah harus terus mengembangkan pembelajaran
dan pengimplementasian AKM guna memperkuat semangat dan
motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci:
Asesmen Kompetensi
Minimum
Motivasi belajar
Semangat belajar
Peserta didik
ABSTRACT
Keywords:
Minimum Competency
Assessment
Learning motivation
Learning enthusiasm
Students
The replacement of the National Exam with the Minimum Competency
Assessment (MCA) as a learning measurement tool but does not
determine graduation, is a concern because it raises questions about its
impact on the enthusiasm and motivation of students to learn. This
research aims to find out how the impact of changes in motivation and
enthusiasm for learning of students after the change from the national
exam to the minimum competency assessment (MCA). This study used
a qualitative approach with literature study method and questionnaires
to 115 high school students in South Tangerang. The results of this
study obtained a P-Value of 0.001 < sigma 0.05 which indicates that the
AKM has a significant positive effect on student motivation and
learning. The government and schools should continue to develop
learning and implementation of MCA to strengthen the enthusiasm and
motivation of students in the learning process.
© 2025, Raistin Nur Abidin
This is an open access article under CC BY-SA license
How to Cite: Abidin, R. N. (2025). Pengaruh Asesmen Kompetensi Minimum Nasional
Terhadap Motivasi Dan Semangat Belajar Peserta Didik. Academy of Social
Science and Global Citizenship Journal, 5(1), 3034.
https://doi.org/10.47200/aossagcj.v5i1.3016
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 1, Juni 2025, page: 30-34
31
1. Pendahuluan
Fokus pada Dampak terhadap Motivasi dan Semangat Belajar, AKM tidak hanya
berfokus pada hasil belajar akademik semata, tetapi juga mempengaruhi sikap dan motivasi
peserta didik. Sebagai alat asesmen yang bersifat nasional, AKM berpotensi mempengaruhi
cara peserta didik melihat pendidikan, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan tugas-
tugas yang diberikan di sekolah. penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana
AKM dapat memotivasi peserta didik dan meningkatkan semangat belajar mereka. Penelitian
yang Menyentuh Masalah Kritis: Dampak asesmen terhadap motivasi dan semangat belajar
belum banyak diteliti secara mendalam di Indonesia. Meskipun asesmen seperti AKM sering
dianggap sebagai alat ukur objektif, belum ada cukup penelitian yang menyelidiki bagaimana
perasaan peserta didik terhadap tes tersebut dan bagaimana hal itu mempengaruhi sikap
mereka terhadap pembelajaran.
Dengan mengangkat tema ini, judul ini membuka peluang untuk menggali lebih dalam
mengenai aspek psikologis peserta didik dalam menghadapi sistem asesmen nasional. Ujian
nasional yang biasanya menjadi tolak ukur pembelajaran sehingga membuat para peserta didik
lebih semangat dalam belajar,karena ujian nasional menjadi tolak ukur lulus atau tidaknya
peserta didik. Penggantian Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
sebagai alat ukur pembelajaran namun tidak menentukan kelulusan, menjadi perhatian karena
menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap semangat dan motivasi belajar peserta
didik. Menurut Taylor (2006), kecemasan merupakan suatu pengalaman subjektif mengenai
ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan
menghadapi masalah atau adanya rasa tidak aman. adanya penilaian tolak ukur pada
pembelajaran yang akan dihadapi oleh peserta didik membuat rasa kecemasan terhadap
perasan peserta didik karena peserta didik merasa tidak aman dan takut akan hasil yang
diperoleh dari asesmen atau ujian yang akan dihadapinya
Kecemasan itulah yang nantinya akan membawa pada peserta didik motivasi belajar.
Menurut kementrian kebudayaan riset dan teknologi (kemendikbud), Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) adalah program untuk mengukur kecakapan literasi membaca dan numerasi
peserta didik, dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan
cepat dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat. AKM merupakan bagian dari Asesmen
Nasional yang bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pendidikan di Indonesia dengan
memberikan gambaran menyeluruh mengenai kemampuan siswa dalam konteks yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari. AKM adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur
kemampuan mendasar yang diperlukan oleh siswa agar mereka dapat mengembangkan
kapasitas diri dan berpartisipasi secara positif dalam masyarakat. Penilaian ini fokus pada
kemampuan berpikir logis-sistematis, bernalar menggunakan konsep yang telah dipelajari,
serta keterampilan dalam memilah dan mengolah informasi.
Adapun Komponen yang dinilai adalah yang pertama pemahaman Literasi Membaca
yang berfokus pada Kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan
berbagai jenis teks. Ini mencakup keterampilan membaca dan menulis yang diperlukan untuk
berkomunikasi secara efektif. yang kedua adalah Numerasi Kemampuan berpikir
menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah
sehari-hari. Ini melibatkan penggunaan angka dan pemahaman matematika dalam konteks
praktis. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan. Menurut P. Siagian yang dikutip Oleh Sutarto Wijono (2012), motivasi adalah
keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakan dan motivasi itulah yang
mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu
dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi
masingmasing.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 1, Juni 2025, page: 30-34
32
Raistin Nur Abidin et.al (Pengaruh Asesmen Kompetensi Minimum Nasional)
Menurut Hamza B. Uno (2013), motivasi merupakan dorongan dasar yang
menggerakan seseorang bertingkah laku, sehingga bagaimana orang tersebut dapat memiliki
kemampuan melaksanakan dan mau melaksanakan serta faktor-faktor apa yang mendukung
hal tersebut sehingga mencapai tujuannya. Dapat diartikan bahwa motivasi timbul dari diri
seseorang secara sadar maupun tidak sadar, motivasi bertujuan untuk menentukan sikap dan
tindakan seseorang baik dalam konteks pribadi maupun organisasi. Dan motivasi juga tidak
hanya penting bagi pencapaian tujuan pribadi tetapi juga berperan dalam keberhasilan suatu
organisasi. Motivasi tidak hanya bersifat dorongan mental atau emosional, tetapi juga
berkaitan dengan kesadaran,kemampuan,kemauan,dan berbagai faktor lain yang
mempengaruhi individu. Dan motivasi juga penting dalam menentukan arah,intensitas,dan
ketekunan seseorang dalam bertindak.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas PGRI Yogyakarta (2023),
Menunjukan Bahwasanya Asesmen standarisasi Penilaian Daerah Berpengaruh terhadap
motivasi dan semangat belajar peserta didik. Penelitian yang sebelumnya yang dilakukan Oleh
tim PGSD Universitas yogyakarta berfokus pada asesmen daerah sebagai objek penelitiannya,
dalam penelitian kami berfokus pada asesmen yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alat
tolak ukur kelulusan, yang mana fokus penelitian kami pada asesmen nasional. Penelitian yang
dilakukan kami berfokus pada pengaruh asesmen nasional terhadap motivasi dan belajar
peserta didik dalam menghadapi asesmen , penelitian ini mengacu pada bagaimana pola
belajar peserta didik dalam menghadapi asesmen yang ditetapkan pemerintah, Apakah
berpengaruh terhadap semangat belajar peserta didik atau tidak. Jika Kebanyakan penelitian
meneliti ujian nasional penelitian kami merujuk pada asesmen yang baru ditetapkan
pemerintah sebagai tolak ukur kelulusan peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah asesmen minimum kompetensi yang ditetapkan pemerintah sebagai alat
tolak ukur atau evaluasi dalam menggantikan peran ujian nasional memiliki pengaruh atau
tidak terhadap motivasi dan semangat belajar peserta didik layaknya ujian nasional yang
memiliki pengaruh terhadap semangat belajar peserta didik. Ujian nasional yang dianggap
terlalu menekan peserta didik dalam belajar, maka pemerintah mengganti ujian nasional
menjadi asesmen untuk mengurangi tekanan pada peserta didik.
2. Metode
Bagian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan Taylor,
sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. penulis menetapkan lokasi
penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian
terletak di kota Tanggerang selatan provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
2025 hingga bulan Juni 2025. Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata- kata
diperoleh dari kuesioner dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen kompetensi minimum di SMA yang berada di
kota Tanggerang Selatan. Kajian penelitian ini difokuskan pada pengaruh Asesmen
kompetensi minimum terhadap semanagat belajar peserta didik bagi siswa SMA di
Tanggerang Selatan. Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut
menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata,
tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 1, Juni 2025, page: 30-34
33
dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab sesuai dengan kondisi, persepsi, atau pendapat mereka. Penggunaan kuesioner dipilih
karena efisien dalam menjangkau responden dalam jumlah besar serta memungkinkan
pengumpulan data yang bersifat kuantitatif secara sistematis.
3. Hasil dan Pembahasan
. Kuesioner yang sudah disebarkan terdapat 115 siswa yang merupakan siswa SMA yang
berada di Tangerang Selatan. Penyebaran kuesioner dilakukan dalam waktu satu
minggu,sebelum mengisi kuesioner yang diberikan responden diberi penjelasan terlebih
dahulu mengenai tujuan dari penelitian, tentang kerahasian data responden. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa partisipasi secara sukarela dan nyaman.
Gambar 3.1 Grafik signifikan asesmen kompetisi minimum terhadap semangat dan motivasi belajar
Sumber: Diolah dari data primer, 2025
Berdasarkan hasil analsis regresi korelasi sederhana yang disajikan pada gambar 1.4
didapatkan hasil yang siginifikan dengan p-value dari kolom 1 hingga kolom 20 lebih kecil dari
sig (0.05) yang berarti hasil signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa asesmen kompetensi
minimum berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan semangat belajar peserta didik. Hasil
penelitian ini mendukung dan memperkuat hasil penelitian yang menyatakan bahwa asesmen
kompetensi minimum berpengaruh terhadap semangat dan motivasi belajar peserta didik. Hasil
penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim PGSD Universitas
PGRI Yogyakarta (2023), Menunjukan Bahwasanya Asesmen standarisasi Penilaian Daerah
Berpengaruh terhadap motivasi dan semangat belajar peserta didik. Dengan demikian secara
teoritis menunjukamn bahwasanya asesmen kompetensi minimum menjadi salah satu faktor
meningkatnya semangat dan motivasi belajar peserta didik. Dari penelitian yang sudah
dilaukan peneiliti mendapati bahwasanya asesmen kompetensi minimun berdampak terhadap
motivasi dan semangat peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, ini menandakan bahwa
evaluasi atau ujian di perlukan untuk menmabah semangat dan motivasi peserta didik. Motivasi
dan semangat yang tinggi ketika menghadapi ujian nasional sama hal nya dengan mengahdapi
asesmen kompetensi minimum walapupun dalam AKM tidak menentukan lulus atai tidaknya
peserta didik.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi dan semangat belajar
peserta didik di tingkat SMA di Tangerang Selatan. Siswa menunjukkan peningkatan keinginan
untuk memahami materi secara mendalam, menunjukkan antusiasme dalam menghadapi
asesmen, dan memiliki semangat belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, AKM dapat
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 5, No. 1, Juni 2025, page: 30-34
34
Raistin Nur Abidin et.al (Pengaruh Asesmen Kompetensi Minimum Nasional)
dianggap sebagai strategi asesmen yang tidak hanya mengukur capaian akademik, tetapi juga
membentuk sikap positif terhadap proses belajar.
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan artikel ini. Terutama, apresiasi diberikan kepada responden yang
telah bersedia memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, sehingga
membantu mempermudah proses penelitian, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing atas bimbingan dan arahannya, serta kepada rekan-rekan yang turut
memberikan masukan berharga selama proses penulisan artikel ini.
6. Daftar Pustaka
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
daring. Jakarta: Kemdikbud. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/semangat
Hariyanti, E. (2003). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, M. S. P. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum.
Jakarta: Sekretariat GTK. Diakses dari https://gtk.kemdikbud.go.id/index.php/read-
news/mengenal-asesmen-kompetensi-minimum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Asesmen Kompetensi Minimum. Jakarta: Pusat
Asesmen dan Pembelajaran. Diakses dari
https://pusmendik.kemdikbud.go.id/an/page/asesmen_kompetensi_minimum
Moleong, L. J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sari, N.
M. (2021). Peran AKM dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 8(1), 4556.
Suharsimi, A. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek (Cet. XII). Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudarwan, D. (2002). Menjadi peneliti kualitatif: Rancangan metodologi, presentasi, dan
publikasi hasil penelitian untuk mahasiswa dan peneliti pemula bidang ilmu sosial,
pendidikan, dan humaniora (Cet. I). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uno, H. B. (2013). Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wijaya, A. (2022). Implementasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Indonesia, 11(2), 123135.
Wijono, S. (2012). Motivasi dalam pendidikan. Dalam P. Siagian (Ed.), Manajemen sumber
daya manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wijono, S. (2012). Psikologi industri dan organisasi (Cet. ke-3). Jakarta: Kencana.