AoSSaGCJ, Vol. 4, Issue 2, (2024) page 80-90
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
80
10.47200/aossagcj.v4i2.2722 aossagcj@gmail.com
Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Problem Based Learning Menggunakan
Media LKPD Online Pada Materi Polinomial Di
Kelas XI 4 SMA Negeri 21 Medan
Timoria Tinna Nirmala
a,1
, Hismi Wadhani
b,2
, Firmasyah
c,3
, Anita Rambe
d,3
, Deliana Rambe
e,3
a,b,c,d,e
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan (Cambria, Font Size 10)
1
tinnanirmalatimoria@gmail.com;
2
hizmiwardhani@umnaw.ac.id;
3
4
*
tinnanirmalatimoria@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 24 Juli 2024
Direvisi: 20 September 2024
Disetujui: 27 November 2024
Tersedia Daring: 1 Desember 2024
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Melalui Penerapan Problem Based Learning Menggunakan
Media quizizz pada Materi Polinomial Di Kelas XI 4 SMA Negeri 21
Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)
yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan tahapan sebagai berikut:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar
Observasi Peserta didik dan Lembar Tes Pengetahuan pada materi
Polinomial. Data penelitian dianalisis secara kualitatif menggunakan
persentase ketuntasan hasil belajar klasikal. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi polinomial kelas
XI 4 SMA Negeri 21 Medan. Hal ini dapat dilihat dari presentasi
ketuntasan pada pra-siklus sebesar 5,7% menjadi 54,28% pada siklus I,
kemudian meningkat menjadi 82,85 % pada siklus II. Berdasakan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan media Quizz dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI 4 SMAN 21 Medan pada materi Polinominal.
Kata Kunci:
Hasil belajar
Problem Based Learning
(PBL)
Polinomial
ABSTRACT
Keywords:
Learning outcomes
Problem Based Learning
(PBL)
Polynomial
This study aims to Improve Students' Mathematics Learning Outcomes
Through the Application of Problem Based Learning Using Quizizz
Media on Polynomial Material in Class XI 4 of SMA Negeri 21 Medan.
This type of research is Classroom Action Research (CAR) which is
carried out in 2 cycles with the following stages: planning,
implementation of actions, observation, and reflection. The research
instruments used are Student Observation Sheets and Knowledge Test
Sheets on Polynomial material. The research data were analyzed
qualitatively using the percentage of classical learning outcome
completion. Based on the results of the research conducted, it can be
concluded that using the Problem Based Learning learning model can
improve students' learning outcomes on polynomial material in class XI
4 of SMA Negeri 21 Medan. This can be seen from the presentation of
completion in the pre-cycle of 5.7% to 54.28% in cycle I, then
increasing to 82.85% in cycle II. Based on the results of the Classroom
Action Research (CAR), it shows that the use of Quizz media can
improve the learning outcomes of class XI 4 students of SMAN 21
Medan on Polynomial material.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
81
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui.)
© 2024, Timoria Tinna Nirmala, dkk
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan bersifat mutlak dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Salah satu
prinsip yang penting dalam pendidikan saat ini adalah pembelajaran yang tidak berpusat lagi
pada guru. Guru hendaknya membuat pembelajaran yang lebih inovatif sehingga mendorong
siswa untuk belajar lebih semangat dan optimal baik di dalam kelas maupun di luar kelas
sesuai dengan kurikulum (Sujianto, 2008). Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan
salah satu yang harus difokuskan dalam pembangunan Indonesia. Untuk mencapai kemajuan
harus ada upaya yang sungguh-sungguh baik dari lembaga resmi pemerintah atau masyarakat
pada umumnya (Akmalia, 2020).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang mendapat prioritas utama untuk
menyelenggarakan proses belajar mengajar, mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar.
Pada kenyataannya, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu diperlukan suatu
strategi belajar mengajar yang paling efektif dan efisien. Keberhasilan suatu proses belajar
mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, keberhasilan tersebut lebih banyak
dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan guru, karena metode pembelajaran
merupakan suatu cara yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran agar tercipta
pembelajaran yang menyenangkan. Jadi metode pembelajaran inilah yang akan memberikan
arah jalannya proses belajar mengajar, sehingga akan sangat menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. Berdasarkan penggunaan metode yang tepat
diharapkan siswa tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep dan akhirnya bisa
memanfaatkan ilmu yang siswa terima sebagai peran aktif dimasa mendatang.
Pembelajaran matematika yang sering terjadi saat ini yaitu mayoritas guru masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
menangkap konsep matematika yang diajarkan oleh guru, karena di dalam kegiatan belajar
mengajar pengetahuan dijelaskan begitu saja tanpa dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman
siswa sebelumnya dan tidak memperhatikan konteks dimana siswa berada pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Jika pembelajaran hanya sebatas mentransfer pengetahuan dari
guru ke murid, maka akan memperoleh hasil yang kurang maksimal, karena siswa hanya
menghafal dan sekedar mengingat rumus. Pelajaran matematika merupakan sesuatu yang
bersifat abstrak, sehingga pembelajaran dengan menghafal dan mengingat sesuatu yang
abstrak, menjadikan matematika akan terkesan lebih sulit dan membosankan serta menjadikan
prestasi belajar matematika siswa pada umumnya rendah.
Guru harus mampu merancang strategi pembelajaran yang melibatkan siswa. Menurut
Nurdalila (2020), Pembelajaran matematika tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban, tetapi
juga harus didasari pada kesadaran dan kemauan belajar, oleh karena itu seorang guru harus
berusaha menyusun dan menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan siswa. Dari
berbagai macam metode pembelajaran matematika, maka salah satu metode pembelajatan
yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL ).
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
82
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui….)
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah Pembelajaran yang dapat membuat siswa
belajar melalui upaya penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk
mengonstruksi pengetahuan siswa ( Ridwan Abdullah (2014. 104). Pembelajaran ini menuntut
siswa untuk aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan guru
berfungsi sebagai fasilitator atau pembimbing. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) menurut Arend dalam Trianto (2010 : 301) menyatakan bahwa
sintak pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima fase yaitu (a).Memberikan orientasi
tentang permasalahan kepada siswa, (b). Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, (c).
Membantu investigasi secara mandiri maupun kelompok, (d). Mengembangkan dan
mempresentasikan artefak dan exhibit, (e). Menganalisis, mengevaluasi serta mengatasi
masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada
siswa atau student center dan diharapkan siswa dapat berperan aktif secara optimal, mampu
melakukan eksplorasi, investigasi, dan memecahkan masalah, mengevaluasi serta mengatasi
maslah, sehingga secara tidak langsung minat belajar akan tumbuh dengan sendirinya. Dengan
demikian siswa tidak hanya menerima saja materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan
siswa dilatih untuk menggali dan mengembangkan materi dalam kelompok belajarnya. Para
siswa dapat berinteraksi dan belajar bersama dalam kelompok, hal tersebut akan mendorong
kerja sama dan membangun karakter positif (Hizmi, 2019). Kompetisi belajar antar kelompok
akan menumbuhkan motivasi belajar pada siswa, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan
dan perkembangan siswa, dan hasil belajar siswa semakin meningkat.
2. Metode
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Arikunto
(dalam Fauziah, 2018, hlm. 19) menjelaskan PTK adalah penelitian tindakan kelas sebagai
suatu pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tujuan
untuk memperbaiki suatu praktik pembelajaran. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil belajar peserta didik di dalam
kelasnya menjadi meningkat dan secara sistem mutu pendidikan juga meningkat. Penelitian ini
dilaksanakan dengan rancangan model siklus PTK yang berulang, tahapannya terdiri dari
perancangan, tindakan, observasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus
pertama dengan materi Teorema Sisa, dan materi pada siklus kedua adalah Teorema Faktor.
Menurut Arikunto (2015, hlm. 42) model atau desain penelitian tindakan kelas Kemmis
dan Mc Taggart banyak digunakan karena cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
Dalam siklus terdiri dari 4 komponen, yaitu: a) Perencanaan, mengembangkan rencana
tindakan yang secara mendalam untuk meningkatkan masalah yang terjadi, b) Pelaksanaan,
melakukan tindakan sesuai perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya, c) Observasi,
mengamati hasil atau dampak yang terjadi di kelas setelah diberi tindakan, d) Refleksi,
menganalisis hasil yang sudah dicatat dalam observasi.
Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik Kelas XI 2 SMAN 21 berjumlah 35
siswa, beranggotakan 13 laki-laki dan 22 perempuan. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi, tes, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini
termasuk pedoman wawancara, soal tes, dan lembar observasi. Validitas dan reliabilitas
setiap soal diuji untuk menguji kemantapan instrumen. Analisa yang digunakan adalah
kuantitatif dan kualiitatif. Adapaun hasil post test peserta didik dievaluasi dengan
menggunakan analisis kuantitatif dan penilaian hasil post test ini melibatkan perhitungan
skor gain yang dinormalisasi. Untuk lebih jelasnya seperti pada table 1 berikut ini:
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
83
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui.)
Tabel 1. Kualifikasi N-Gain
Skor N-Gain Kualifikasi
n.gain > 0,70 Baik
0,30 ≤ n.gain ≤ 0,70 Cukup
N.gain < 0,30 Kurang
Tindakan akan berhasil apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Kriteria keberhasilan
tindakan ditetapkan berdasarkan hasil tabel di atas. Selama proses pembelajaran, tes yang
digunakan untuk dapat memahami apa yang dilaksanakan oleh sisa dan guru adalah kualitatif
dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan Media Quizizz.
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus PTK yang berulang,
tahapannya terdiri dari perancangan, tindakan, observasi, refleksi. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Sebelum Siklus I, Peneliti melakukan identifikasi masalah
(analisis masalah, rumusan masalah, rencana perbaikan). Kemudian dilaksanakan siklus I
yang meliputi: Perancangan, Pelansanaan, Observasi, Refleksi. Berikut penjelasan masing-
masing tahapannya. (1) Perancangan, pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari pengembangan RPP, LKPD sesuai dengan Model
Pembelajaran Based Learning, soal evaluasi dan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran. (2) Tindakan, pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran secara tatap
muka di kelas sesuai dengan perangkat yang disusun. (3) Observasi, pada tahap ini, peneliti
melakukan pengamatan langsung proses pengerjaan LKPD oleh peserta didik dan foto-foto
saat peserta didik belajar. (4) Refleksi, pada tahap ini peneliti mencatat semua temuan
selama proses dan setelah pembelajaran daring selesai. Pada tahap ini, juga dilakukan analisa
hasil observasi, kemudian hasil dari observasi yang belum tercapai pada siklus I dilakukan
perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Setelah hasil dari siklus II sudah mencapai
hasil yang maksimal, maka penelitian tindakan kelas ini dicukupkan sampai di siklus II.
3. Hasil dan Pembahasan
Tujuan dari PTK sendiri adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI 4
SMA Negeri 21 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang
dibantu oleh media quizizz . Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dimana satu siklus
berjumlah dua pertemuan .Perkembangan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus dapat
dilihat sebagai berikut:
Siklus I
Ada beberapa tahapan dalam siklus I, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Berikut ini merupakan penjelasannya, antara lain:
1. Perencanaan Dalam tahap ini, peneliti melakukan perencanaan suatu kegiatan pada
tahap awal proses pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti menyusun bahan-bahan
yang diperlukan ketika akan melakukan proses pembelajaran. Adapun susunan
rencana yang akan dilakukan peneliti yaitu:
a. Menetapkan materi yang akan diajarkan.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat dan mempersiapkan media dalam rangka meningkatkan hasil belajar.
d. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan media monopoli.
e. Menyusun soal untuk evaluasi individu
2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana
yang sudah disiapkan sebelumnya. Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan
proses belajar mengajar sambil mengumpulkan data.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
84
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui….)
3. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa mengenai aktivitas
proses belajar mengajar dengan menggunakan media quizizz
4. Refleksi Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil
atau dampak yang diperoleh selama berlangsungnya siklus I, kemudian mengevaluasi
masalah yang terjadi. Apabila hasil yang didapat belum memenuhui kriteria
keberhasilan maka akan dilakukan siklus selanjutnya
Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik mencakup seluruh tindakan yang dilakukan
oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Penialian kegiatan peserta didik didasarkan
pada empat indikator utama yakni: perhatian siswa terhadap penjelasan guru, tngkat
partisipasi siswa dalam memberikan tanggapan saat diskusi, kemampuan kolaborasi dengan
teman selama diskusi, serta keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Untuk memebrikan gambaran yang komprehensif tentang aktivitas peserta didik selama siklus
I penelitian, maka akan dipaparkan di bawah ni hasil rekaptualisasi data yang telah diperoleh
dan dianalisis.
Tabel 2. Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
Kegiatan
Pertemuan
Rata-rata
I
II
Perhatian terhadap penjelasan guru
76%
84%
80%
Partisipasi dalam memberikan
pendapat saat diskusi
78%
82%
80%
Kolaborasi dengan teman selama
diskusi
76%
85%
80,5%
Penyelesaian tugas
79%
87%
83%
Jumlah
77,25%
84,5%
80,87%
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa menunjukkan kinerja yang positif dalam
berbagai aspek kegiatan pembelajaran, dengan tingkat keterlibatan dan hasil yang baik.
Mereka menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap penjelasan guru, dengan rata-rata 80%,
yang meningkat dari 76% menjadi 84%. Selain itu, siswa aktif berpartisipasi dalam diskusi
dengan memberikan pendapat, mencapai rata-rata 80%, dan menunjukkan peningkatan dari
78% menjadi 82%. Dalam kolaborasi selama diskusi, siswa mencapai rata-rata 80,5%, dengan
peningkatan dari 76% menjadi 85%. Terakhir, siswa menunjukkan kinerja yang baik dalam
menyelesaikan tugas, dengan rata-rata 83%, naik dari 79% menjadi 84,5%. Dari keempat
kegiatan yang dievaluasi, tiga kegiatan berhasil mencapai target ketuntasan, yaitu perhatian
terhadap penjelasan guru, kolaborasi dengan teman saat diskusi, penyelesaian tugas.
Hasil obeservasi kinerja guru
Dalam penerapan model Problem Based Learning, peneliti menggunakan lembar observasi
untuk mengevaluasi kinerja guru yang terdiri dari 12 aspek penilaian. Pengamatan yang
dilakukan pada siklus awal memperlihatkan adanya kemajuan antara pertemuan pertama dan
kedua. Aspek yang mendapat nilai tertinggi adalah pemahaman guru terhadap model PBL
serta kemampuannya menggunakan media pembelajaran, dengan persentase rata-rata 77%. Di
sisi lain, aspek manajemen kelas mencatatkan nilai terendah yaitu rata-rata 70%.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
85
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui.)
Tabel 3. Capaian Belajar Siswa Siklus I
Pedoman
Nilai Test
Kriteria
Pre Test
Post Test
N-Gain
Rata-rata
32,75%
72,48%
0,59
Sedang/cuku
p
Skor Maks
70
100
Skor Min
0
60
Tingkat Keberhasilan
5,7%
54,28%
Dari tabel, siklus pertama terbagi dalam dua pertemuan, dimana siswa yang mencapai
ketuntasan pada post-test mencapai 72,48%, dengan rata-rata skor gain yaitu 0,59 termasuk
kategori "sedang/cukup".
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran siklus 1, diperoleh refleksi sebagai berikut.
Pertama, masih ditemukan siswa yang kurang aktif dalam berkolaborasi dengan teman selama
diskusi dan kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan. Kedua, sejumlah peserta didik
belum mampu mengoptimalkan penggunaan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas
dari guru. Ketiga, dari total 35 siswa, 21 orang atau 61% berhasil mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan 14 orang atau 39% belum tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
masih di bawah target yang ditetapkan, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 dengan
sasaran keberhasilan minimal 75% dari keseluruhan siswa. Dengan demikian, diperlukan
upaya perbaikan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar
siswa. Setelah dilakukan refleksi diperoleh hasil bahwa siklus pertama belum mencapai target
yang ditetapkan, pelaksanaan siklus kedua dilanjutkan. Siklus kedua mengikuti tahapan yang
sama seperti siklus pertama, yaitu persiapan, penerapan, pengamatan, dan evaluasi.
Siklus II
Pada Siklus II memiliki tahapan yang sama dengan siklus I yaitu perancangan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apa yang belum tercapai dalam siklus I bisa diteruskan
pada siklus II. Kegiatan pada siklus II menyesuaikan dengan permasalahan pembelajaran pada
siklus I.
Hasil observer aktivitas siswa
Kegiatan yang dilihat di siklus II sama seperti pedoman dalam instrumen siklus I.
Pedoman tersebut meliputi: perhatian terhadap penjelasan guru, partisipasi dalam memberikan
pendapat saat diskusi, kolaborasi dengan teman selama diskusi, dan penyelesaian tugas. Data
tersebut selama siklus II disajikan berikut.
Tabel 4. Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
Kegiatan
Pertemuan
Rata-rata
I
II
Perhatian terhadap penjelasan guru
78%
87%
82,5%
Partisipasi dalam memberikan pendapat saat diskusi
81%
88%
84,5%
Kolaborasi dengan teman selama diskusi
83%
88%
85,5%
Penyelesaian tugas
90%
93%
91,5%
Jumlah
83%
89%
86%
Dari tabel diketahui bahwa data hasil observasi menunjukkan bahwa siswa menunjukkan
peningkatan yang signifikan dalam empat kegiatan pembelajaran selama siklus kedua.
Perhatian terhadap penjelasan guru naik dari 78% di pertemuan pertama jadi 87% di
pertemuan kedua, dengan rata-rata 82,5%. Partisipasi dalam diskusi juga meningkat dari 81%
menjadi 88%, dengan rata-rata 84,5%. Kolaborasi selama diskusi mengalami peningkatan dari
83% menjadi 88%, dengan rata-rata 85,5%. Terakhir, penyelesaian tugas mencapai
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
86
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui….)
peningkatan yang paling signifikan, dari 90% menjadi 93%, dengan rata-rata 91,5%.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa keempat kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Hasil observasi kinerja guru
Dari pertemuan pertama hingga kedua, kinerja guru pada siklus kedua meningkat. Selama
siklus kedua, setiap pedoman mengalami peningkatan. Pedoman kemampuan menggunakan
alat atau media memperoleh skor tertinggi dengan rata-rata 83%, sedangkan indikator
manajemen kelas memperoleh skor terendah sebesar 74%.
Capaian Belajar Siklus II
Capaian belajar peserta didik dilihat melalui skor yang didapat peserta didik dari evaluasi
awal (pre test) dan evaluasi akhir (post test) setelah menjalani pembelajaran dengan
pendekatan problm based learning pada siklus II. Di bawah ini disajikan ringkasan data yang
menggambarkan hasil belajar para peserta didik selama siklus tersebut.
Tabel 5. Capaian Belajar Siswa Siklus II
Pedoman
Nilai Test
Kriteria
Pre Test
Post Test
N-
Gain
Rata-rata
54,25%
90,5%
0,79
Tinggi
Skor Maks
80
100
Skor Min
40
60
Tingkat Keberhasilan
65,71%
82,85%
Pada tabel memperlihatkan perkembangan hasil belajar siswa selama siklus II. Pada
evaluasi pretest, rata-rata pencapaian siswa berada pada angka 65,71%. Namun, setelah
menjalani proses pembelajaran, hasil evaluasi akhir (posttest) menunjukkan peningkatan
signifikan menjadi 82,85%. Analisis N-Gain mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata
0,79, yang masuk dalam kategori tingg/baiki. Hasil belajar pada siklus II ini telah memenuhi
pedoman keberhasilan, dengan persentase keberhasilan melebihi 75% di akhir siklus.
Pembahasan
Aktivitas Belajar Siswa
Analisis data menunjukkan adanya peningkatan dalam partisipasi peserta didik dari siklus I
ke siklus II. Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan peningkatan tersebut.
Tabel 6. Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa
Kegiatan
Siklus I
(rata-rata)
Siklus
II (rata-
rata)
Peningkat
an
Perhatian terhadap penjelasan guru
80%
82,5%
2,5%
Partisipasi dalam memberikan
pendapat saat diskusi
80%
84,5%
4,5%
Kolaborasi dengan teman saat
diskusi
80,5%
85,5%
5%
Penyelesain Tugas
83%
91,5%
8,5%
Jumlah
323,5%
344%
20,5%
Rata-rata
80,87%
86%
5,12%
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
87
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui.)
Aspek yang mengalami peningkatan paling signifikan adalah kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan tugas, dengan kenaikan sebesar 8,5%.
Hasil Analisis observasi kinerja guru
Sesuai dengan hasil penelitian diperoleh bahwa performa guru yang menerapkan model
PBL mengalami peningkatan. Peningkatan ini terlihat konsisten di setiap tahapan siklus
pembelajaran. Peningkatan performa guru disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel. 7 Rata-rata dan Peningkatan Aktivitas Guru
Kegiatan
Siklus
I
Siklus
II
Peningkata
n
Keterampian memulai kelas
72
76
4
Kemampuan menata siswa dalam kelompok
73
78
5
Kemampuan guru memantau jalannya diskusi
74
79
5
Penguasaan bahan ajar
75
80
5
Penguasaan model pembelajaran
76
81
5
Keterampilan menjelaskan
74
81
7
Penguasaan kelas
70
74
4
Kemampuan menggunakan alat/media
72
84
12
Kemampuan berkomunikasi komunikatif
73
81
8
Keterampilan memberi penguatan
76
83
7
Kemempuan mengevaluasi
74
84
10
Kemampuan menutup pembelajaran
73
83
10
Jumlah
882
964
82
Rata-rata
73,5
80,33
6,83
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kinerja guru dalam kedua siklus, dengan skor
untuk setiap indikator mengalami peningkatan. Kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran memperoleh skor tertinggi, yaitu 12.
Tabel 8. Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Indikator
Nilai Test
Pre Test
Post Test
N-Gain
Pre Test
Post Test
N-Gain
Rata-rata
32,75%
72,48%
0,59
54,25%
90,5%
0,79
Skor
Tertinggi
70
100
80
100
Skor
Terendah
0
60
40
60
TIngkat
Ketuntasan
5,7%
54,28%
65,71%
82,85%
Peningkatan capaian belajar siswa dalam belajar matematika yang menggunakan model
Problem Based Learning dengan media quizz disajikan pada gambar dibawah:
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
88
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui….)
Grafik 1. Tingkat Ketuntasan Capaian Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Tingkat ketuntasan capaian belajar pada siklus I adalah 5,7% untuk pretest dan 54,28%
untuk postest, dan nilai N-gain siklus I 0,59. Siklus II, hasil ketuntasan sebesar 65,71% untuk
pretest dan 82, 85% untuk postest, dan nilai N-gain 0,79. Oleh karena itu, ketuntasan capaian
belajar pada siklus I adalah 54,28%, dan pada siklus II 82,85%, sehingga pada akhir siklus,
tingkat ketuntasan siswa lebih dari 75%.
Peningkatan N-Gain di siklus pertama dan kedua melalui model berbasis maslah dengan
media Quizz disajikan di bawah ini:
Grafik 2. Peningkatan N-Gain
Dari gambar diperoleh bahwa siklus I memiliki N-Gain 0,59, dan Siklus II memiliki N-
Gain 0,79. Oleh karena itu terjadi peningkatan 0,2 selama siklus I ke siklus II. Peningkatan
tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II lebih efektif
dibandingkan dengan siklus I. Dalam model Problem Based Learning dengan prosedur yang
ada menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning menjadikan siswa lebih berprestasi di setiap kelompok
dan dapat bertindak sebagai tutor bagi teman-teman mereka. Dengan demikian, siswa yang
mengalami kesulitan belajar dapat meminta bantuan teman sekelas mereka untuk mendapatkan
penjelasan yang lebih mudah dipahami.
Berdasarkan pembahasan di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi
polinomial dapat ditingkatkan dengan menggunakan model Problem Based Learning yang
dikombinasikan dengan media Quizz. Siklus I dan II memperlihatkan kemajuan yang nyata,
seperti yang ditunjukkan oleh nilai peserta didik yang semakin baik. Selain itu dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan media Quizz dapat
meningkatkan capaian belajar siswa. Dalam pembelajaran, peserta didik telah memperhatikan
penjelasan guru dengan baik dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan
tertib. Dengan berpartisipasi aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
89
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui.)
dapat memahami dan menyelesaikan persoalan polinomial dengan benar dan dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
Model Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan keterlibatan dan kinerja
siswa seca aktif. Sukmawati (2021) menemukan bahwa PBL mendorong siswa untuk lebih
aktif bertanya dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam pemecahan masalah. Sejalan
dengan itu, Husnidar & Hayati (2021) menyatakan bahwa PBL membantu siswa
menyelesaikan soal matematika dengan akurat dan efisien, serta meningkatkan interaksi antara
siswa dan guru. Lebih lanjut, Dumilah et al. (2022) menegaskan bahwa implementasi PBL
yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi polinomial kelas XI 4 SMA Negeri 21 Medan. Hal ini dapat dilihat
dari presentasi ketuntasan pada pra-siklus sebesar 5,7% menjadi 54,28% pada siklus I,
kemudian meningkat menjadi 82,85 % pada siklus II. Berdasakan hasil Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media Quizz dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI 4 SMAN 21 Medan pada materi Polinominal.
5. Daftar Pustaka
Akmalia, R., Siahaan, A., & Mesiono, M. (2020). the Effect of Individual, Group and Team
Work Behavior Toward Teacher Performance in Sman 3 Medan. Jurnal Tarbiyah,
27(1), 5071. https://doi.org/10.30829/tar.v27i1.681
Arikunto, Suharsimi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Sekolah. Yogyakarta : Penerbit
Gava Media.
Dwitagama, et al. 2010. Mengenal PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Fauziah, Delia. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Hajar, ‘A Nisaul, dkk. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 Pada Mata Pelajaran Sosiologi
SMANegeri Kebak kramat Tahun Ajaran 2015/2016. Universitas Sebelas Maret.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I. Hal 104-105.
Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016. Kriteria Ketuntasan Minimum. Jakarta: Depdikbud.
Sapardini, Retno. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP 2 Bae Kudus
Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Perbandingan Melalui Implementasi Model
Pembelajaran CIRC. Semarang: Skripsi FKIP UNNES.
Sari, L., Purba, R., Umayroh, R., Munawaroh, S., & Akmalia, R. (2022). Penerapan
Pendekatan Heuristik dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik di
Madrasah Ibtidaiyah. Akademi Pendidikan, 13(2), 199209.
https://doi.org/https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.1234
Supardi, Suhardjono & Arikunto. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 4, No. 2, Desember 2024, page: 80-90
90
Timoria Tinna Nirmala et.al (Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui….)
Suprijono, Agus. 2017. Cooperative Learning Teori & Aplicasi Paikem. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kencana
Sutama.2010. Penelitian Tindakan teori dan praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang:
CV Citra Mandiri Utama.
Trianto. 2010. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.
Wijayanti, Noor. 2007. Implementasi Model Pembelajaran CIRC Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Siswa Di SMP 3 Kudus. Semarang: Skripsi FKIP
UNNES.