tahapan program pendidikan memerlukan supervisi yang teliti. Oleh karena itu, kebijakan
terkait supervisi pendidikan, terutama di level sekolah, merupakan topik menarik untuk
dieksplorasi lebih lanjut. Supervisi di tingkat ini biasanya dilakukan oleh kepala sekolah
bersama dengan bantuan dari staf pengajar senior. Sebagai administrator, motivator, inovator,
dan pengawas, kepala sekolah memegang peran sentral dalam pengambilan kebijakan di
sekolah dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan pendidikan di lembaga tersebut.
(Dana, 2019).
Supervisi yang dipimpin oleh kepala sekolah memiliki tujuan yang tertentu dan misi yang
jelas. Intinya, supervisi ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada guru agar dapat
menjalankan tugas mereka dengan optimal dan efisien, serta dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan standar pendidikan,
tindakan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah melibatkan observasi menyeluruh
terhadap proses pembelajaran di lingkungan sekolah, yang kemudian diikuti dengan
pemberian evaluasi kepada para guru. Oleh karena itu, supervisi oleh kepala sekolah bertujuan
untuk memfasilitasi peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran. Supervisi akademik
melibatkan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mendukung perkembangan
kemampuan guru. Oleh karena itu, evaluasi kemampuan guru merupakan langkah awal yang
penting sebelum dilakukannya supervisi, guna mengidentifikasi area-area yang memerlukan
perbaikan dan strategi yang sesuai untuk meningkatkannya. Salah satu fokus utama dari
supervisi adalah untuk meningkatkan kompetensi guru, yang dapat diwujudkan melalui
pendekatan kolaboratif dalam proses supervisi. (Sampirni, 2020).
Supervisi kolaboratif adalah strategi yang menonjolkan kerjasama antara guru dan kepala
sekolah dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Pendekatan ini menekankan pada kemitraan
di antara keduanya, di mana kepala sekolah bertindak sebagai supervisor akademik yang
mendampingi guru dalam proses pembelajaran. Mereka berdiskusi secara terbuka dan
fleksibel, memfasilitasi brainstorming, dengan maksud membantu guru dalam meningkatkan
profesionalisme melalui refleksi atas praktik pengajaran mereka. (Susanti, 2021). Pendekatan
kolaboratif dalam supervisi pendidikan melibatkan serangkaian aktivitas yang mencakup
menyampaikan informasi, mengklarifikasi, mendengarkan, memecahkan masalah, dan
bernegosiasi. Ketika menerapkan supervisi kolaboratif, seorang supervisor akan berbagi
tanggung jawab dengan individu yang sedang disupervisi. Misalnya, saat seorang kepala
sekolah menggunakan pendekatan ini, dia akan berkolaborasi dengan guru dalam mengatasi
berbagai masalah dan meningkatkan kinerja mereka. Tugas utama kepala sekolah dalam
supervisi kolaboratif adalah mendengarkan dengan seksama keluhan serta aspirasi guru terkait
peningkatan kualitas kerja mereka. Selain itu, kepala sekolah juga dapat meminta penjelasan
lebih lanjut dari guru jika ada hal yang kurang dipahami, serta mendorong mereka untuk
menerapkan gagasan bersama dalam pemecahan masalah sehari-hari di lingkungan sekolah.
(Mutahajar, 2019).
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Solehudin (2020), ditemukan bahwa
menggunakan pendekatan kolaboratif dalam supervisi pembelajaran secara positif berdampak
pada peningkatan kompetensi guru. Dalam konteks ini, kegiatan supervisi yang melibatkan
kepala sekolah dan pengawas memiliki peran penting dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui pemberian layanan, bantuan, bimbingan, dan
motivasi kepada guru, mereka dapat membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
muncul selama proses pembelajaran, termasuk meningkatkan kompetensi guru. Temuan ini
sejalan dengan hasil penelitian Singerin (2021), yang juga menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara kompetensi guru dan supervisi pembelajaran. Oleh karena itu,
supervisi pembelajaran tidak hanya berperan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran, tetapi
juga dapat memengaruhi kinerja guru secara keseluruhan.