Secara mendasar, filsafat memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Filsafat memegang peran kunci dalam memberikan landasan bagi pemikiran
manusia dalam memperluas pengetahuan mereka. Filsafat secara mendalam menggali dan
mengeksplorasi segala aspek alam semesta untuk memahami esensi yang terkandung di
dalamnya. Dalam konteks ini, filsafat dianggap sebagai sumber utama dari semua pengetahuan
yang ada. Sedangkan ilmu bertugas untuk menggambarkan fenomena alam semesta, filsafat
bertanggung jawab untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang
fenomena tersebut berdasarkan refleksi dan pemikiran yang luas. Dengan demikian,
perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari Kehadiran filsafat sangat penting,
karena inti dari kegiatan filsafat adalah mencari kebenaran yang mendasari segala hal. (Lubis,
et. al. 2023)
Dalam ranah ilmiah, aktivitas ini didorong oleh tiga pertanyaan pokok: apa yang ingin
diketahui, bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut, dan apa nilai dari pengetahuan
tersebut. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, diperlukan pendekatan berpikir yang
radikal, sistematis, dan universal, yang merupakan esensi dari filsafat ilmu. Selain sebagai
pendekatan hidup dan metode berpikir, filsafat juga dianggap sebagai cabang ilmu yang
berupaya untuk menemukan hakikat atau inti dari sebuah fenomena. Inti tersebut seringkali
sangat dalam dan hanya dapat dimengerti melalui akal manusia. Oleh karena itu, dalam upaya
memahami hakikat sebuah fenomena, abstraksi menjadi kunci, di mana akal manusia berusaha
menghilangkan aspek-aspek tertentu untuk mengungkap esensi atau sifat mendasar. Seiring
berjalannya waktu, ilmu itu sendiri terbagi menjadi berbagai disiplin, masing-masing dengan
metode, sifat, objek, tujuan, dan kriteria yang berbeda (Ibrahim, 2017)
Beberapa ahli telah menjelaskan konsep filsafat ilmu. Contohnya, Liang Gie menyatakan
bahwa filsafat ilmu meliputi segala pemikiran yang bersifat reflektif terhadap pertanyaan-
pertanyaan tentang dasar-dasar pengetahuan serta hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia. Di sisi lain, menurut Jujun S. Suriasumantri, tujuan dari filsafat ilmu
adalah untuk menyelidiki dan menilai metode-metode berpikir ilmiah, serta berusaha untuk
menemukan nilai dan arti penting dari upaya ilmiah secara menyeluruh. (Pesoko, 2018)
Filsafat ilmu membimbing setiap langkah dalam usaha memperoleh pengetahuan yang sah
secara ilmiah. Dalam konteks ini, segala hal yang termasuk dalam ranah ilmu dikenal sebagai
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ini merupakan hasil dari pengumpulan data yang telah
disusun dengan rapi dan terstruktur, mengikuti prinsip-prosedur, metodologi, teknis, dan
normatif akademis. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah telah melewati serangkaian uji
kebenaran dan telah diverifikasi keakuratannya karena diperoleh melalui proses yang
disengaja, aktif, terstruktur, dan sistematis, serta telah diperiksa secara cermat untuk
memastikan kevalidannya. (Sanprayogi, et. al. 2017)
Ketika memahami prinsip-prinsip filsafat ilmu, sangatlah penting untuk mengakui tiga
elemen utama yang menjadi pijakan dalam menjalankan proses berfilsafat, yakni ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ketiga elemen ini menjadi dasar yang komprehensif dalam
memahami sifat dan ruang lingkup ilmu. Dalam konteks ilmu, terdapat beragam elemen
seperti objek, pernyataan, proposisi, dan karakteristik yang sesungguhnya menjadi titik fokus
dalam ketiga aspek filsafat tersebut. Filsafat ilmu memberikan sumbangan yang signifikan
dalam pengembangan ilmu serta memberikan pandangan yang mendalam terkait dengan aspek
moral yang terkandung dalam setiap disiplin ilmu, baik secara ontologis, epistemologis,
maupun aksiologis. Setiap disiplin ilmu memiliki identitasnya sendiri yang menjelaskan
tentang objek yang dikaji (ontologi), metode memperoleh pengetahuan tentang objek tersebut
(epistemologi), dan nilai-nilai yang dimiliki oleh disiplin ilmu tersebut (aksiologi). Tiga aspek
ini saling berkaitan, di mana pembahasan mengenai epistemologi ilmu harus
mempertimbangkan ontologi dan aksiologi ilmu juga. Dalam konteks ini, pemahaman ontologi
ilmu sangatlah terkait dengan pemahaman epistemologi ilmu, dan pengembangan epistemologi