Islam telah memberikan contoh terbaik dalam perkembangan abad saat ini. Tidak hanya
pada masa Rasulullah SAW dalam mencontohkan perilaku akhlak yang baik, tetapi juga hal ini
berlaku pada zaman masa kini yang tidak terbatas oleh masa. Dalam pendidikan Islam, tujuan
evaluasi yang dimuat adalah menjadikan manusia sebagai al-Insan al-Kamil atau pribadi
manusia seutuhnya (Anwar, 2022). Demikian pula, tujuan dalam pendidikan islam adalah
mendidik anak untuk beriman, bertaqwa, mengembangkan mentalitas keagamaan, menguasai
ilmu pengetahuan, dan mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat yang lebih luas (Nurjaman, 2020).
Merupakan wahyu Allah SWT bahwa bersikap dan berkarakter yang baik merupakan ciri
yang patut diutamakan. Dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat: 13 Allah SWT berfirman
yang artinya “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang yang bertaqwa. Taqwa artinya saat kita dapat menjalankan perintah-perintah Allah
dengan bentuk ketaatan kita kepada-Nya dan menjauhi segala larangan macam apapun yang
dikatakan oleh Allah SWT. Sebagaimana adanya agama adalah untuk kebaikan umat manusia
sendiri, melindungi segala macam kepentingan manusia, mengajak kebenaran, dan melarang
untuk berbuat kejahatan (Nasution, 2021). Di dalam Al-Qur’an Q.S Ali-Imran: 110 Allah
SWT berfirman
yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. Dan ini
terbukti adanya islam adalah untuk kemaslahatan umatnya. Dan apapun yang terjadi pada
manusia adalah berasal dari perbuatan manusia itu sendiri. Allah berfirman dalam Q.S An-
Nisa’: 79
yang artinya: "Apa saja nikmat yang
kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan)
dirimu sendiri."
Akhlak yang harus diberikan kepada anak-anak sebagai pencegahan kasus kekerasan
seksual adalah Pertama, membekali diri dengan pemahaman agama yang utuh. Dalam Islam
hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan untuk dilakukan adalah untuk kebaikan manusia itu
sendiri. Iman terkadang dapat naik juga dapat turun. Pembekalan diri terhadap ilmu patut
diutamakan sebelum adanya amal. Dengan itu memang tidak salah suatu pepatah arab
dikatakan “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat” yang berarti selama kita hidup
janganlah berputus asa dalam menimba ilmu, kuatkan diri dengan iman, sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam Q.S Al-Hijr: 39-40
yang artinya “Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di
bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di
antara mereka."”. Segala bentuk kejahatan dan kemunkaran adalah bagian dari godaan setan
untuk membuat manusia jatuh, lemah, sehingga menyerah. Dalam suatu tafsir Kementerian
Agama disebutkan bahwa setan akan membuat menyesatkan manusia dengan menjadikan
perbuatan jahat menjadi baik menurut pandangannya. Dengan hawa nafsunya, maka kuatkan
diri dengan pemahaman agama yang baik, berbuat ikhlash, dan selalu membekali diri dengan
lingkungan yang baik. Kedua, keteladanan orang tua. Sangat memberikan pengaruh kepada
anak jika orang tua dapat memberikan keteladanan. Setiap hari anak berinteraksi dengan orang
tua, bahkan dari umur 0 pun orang tua yang memberikan pendidikan kepada anak. Jika orang
tua tidak dapat memberikan pendidikan yang baik, mencontohkan hal yang baik, maka
bagaimana seorang anak akan dapat terbentuk pada sikap yang baik. Ketiga, pembekalan ilmu
yang cukup. Jika hanya agama sebagai bekal kehidupan anak tentu tidaklah cukup agar anak
dapat berani bertingkah laku secara cukup dalam menjalani seluruh aktivitas sosialnya perlu
ilmu mengenai bagaimana menjalani hidup dalam ilmu melakukan, prinsip-prinsip hidup dalam
hidup bersosial, membantu, tolong-menolong, saling mengenal, dan itu membutuhkan ilmu
penerapan. Keempat, mencari lingkungan yang baik. Pendidikan tidak hanya diberikan kepada