peran guru dalam mencari data kebutuhan dan minat belajar yang dimiliki peserta didik, dalam
proses pembelajaran masih cenderung pada satu pendekatan dan metode mengajar. Sudah
seharusnya pada pendidikan terkini guru mulai merubah konsep belajar dari teacher centered
ke student centered (Faiz et al., 2022). Selain pengembangan kurikulum menuju kurikulum
prototipe, Kemendikbud-Ristek juga tentu sangat memahami paradigma pendidikan baru yang
memasuki konsep pembelajaran abad-21 dimana pendidikan Indonesia perlu merekonstruksi
paradigma pendidikan agar dapat eksis di tengah era pendidikan yang mengglobal ini (Faiz &
Faridah, 2022).
Dalam perjalananya kurikulum di Indonesia banyak mengalami perubahan Di akhir tahun
2021, kabar pergantian kurikulum hangat diperbincangkan. Kurikulum 2013 dan kurikulum
darurat yang selama ini diterapkan di sekolah akan digantikan dengan kurikulum paradigma
baru atau disebut sebagai kurikulum prototipe tahun 2022. Dalam hal ini pula eksistensi
kurikulum dipertanyakan apakah urgensi sehingga kurikulum dapat berubah dengan sangat
cepat? Perlunya penyesuaian dikala guru menyiapkan segala administrasi yang berkaitan
dengan kurikulum. Sehingga diperlukan pemahaman dalam implementasi mengenai pembaruan
kurikulum di setiap periode perubahan kurikulum di Indonesia.
Alasan perubahan kurikulum dalam pendidikan biasanya didasarkan pada evaluasi
kurikulum yang telah diterapkan sebelumnya. Munculnya kurikulum baru 2022 ini dipicu oleh
kondisi pandemi dan juga kritik terhadap kurikulum 2013. Berbagai perubahan kurikulum yang
dialami di Indoenesia menimbulkan skeptisme bahwa sebenarnya pendidikan belum siap untuk
menyesuaikan dengan adanya perubahan terlebih pada jenjang SD (Sekolah Dasar) yang mana
dalam satu sekolah menerapkan beberapa kurikulum yang berbeda, misalnya pada kelas 1
menerapkan kurikulum 2013, sedangkan pada kelas 4,5, dan 6 menerapkan kurikulum merdeka
yang terbaru. Pada penerapannya belum bisa serentak pada satu sekolah melainkan hanya
dibeberapa kelas saja, hal ini tentu menyulitkan guru dalam memberikan materi, jika pada kelas
yang berbeda kurikulum tentunya terdapat banyak perubahan dari segi metode, strategi ataupun
muatan pelajaran yang ditawarkan.
Maka dari itu pemerintah menawarkan solusi bagaimana untuk menerapkan kurikulum
prototipe, peta konsep yang dilaksakan sejak tahun 2021 pemerintah dalam hal ini
Kemendikbud-Ristek yaitu Nadiem Makarim sangat serius untuk melaksanakan program
Sekolah Penggerak yang secara tujuan ingin mewujudkan Pendidikan di Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan memiliki kepribadian pelajar pancasila yang beriman, bertakwa dan
berkebinekaan global. Bukti dari keseriusan pemerintah pada tahun ajaran 2021/2022
melibatkan kurang lebih 2.500 satuan pendidikan di 34 Provinsi dan 110 Kabupaten/ Kota.
Sedangkan pada tahun ajaran 2022/2023, diproyeksikan sebanyak 10.000 satuan pendidikan
pada 34 provinsi dan 250 Kabupaten/ Kota yang dilibatkan untuk mengikuti program sekolah
penggerak (Sutrisno, 2021). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa disisi lain
pemerintah juga menyiapkan beberapa terobosan terbaru terkait kurikulum, maka jika dilihat
dari perencanaan yang dilakukan oleh kemdikbud tentunya sudah dikaji terlebih dahulu, namun
perubahan yang begitu cepat membawa dampak yang kurang signifikan bagi perubahan
kurikulum itu sendiri.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan secara konseptual Perubahan
Kurikulum mulai diimplementasikan oleh Kemendikbud-Ristek. Harapannya dengan adanya
tulisan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam kurikulum yang di bidang
pendidikan dapat memahami dan menjalankan rancangan kurikulum Prototipe sebagai opsi
tambahan bagi satuan pendidikan di Indonesia dalam menentukan kurikulum yang akan
digunakan pada tahun 2022/2023.