AoSSaGCJ, Vol. 2, Issue 1, (2022) page 21-27
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: xxxx-xxxx (Print) xxxx-xxxx (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
21
10.47200/AoSSaGCJ.v2i1.1845 aossagcj@gmail.com
Peran Pengurus Panti dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Studi Kasus Panti Asuhan Sinar Melati
Yogyakarta)
Arifin Basuki
a,1
, Heri Kurnia
b,2
,
a
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, jalan perintis kemerdekaan, yogyakarta 55161 ,Indonesia
b
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, jalan perintis kemerdekaan, yogyakarta 55161 ,Indonesia
1
arifinbasuki7@gmail.com ;
2
*
Corresponding Author: arifinbasuki7@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 23 April 2022
Direvisi: 15 Mei 2022
Disetujui: 29 Mei 2022
Tersedia Daring: 1 Juni 2022
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perilaku tidak terpuji
yang sering dilakukan oleh anak asuh di Panti Asuhan Sinar Melati,
serta memeriksa peran dari para pengurus dalam mencegahnya. Selain
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam mencegah perilaku tersebut pada anak asuh.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pengurus memiliki
peran penting dalam mencegah perilaku tidak terpuji pada anak asuh
dan mereka juga membantu membimbing serta membina anak asuh
untuk menjadi lebih patuh dengan aturan yang berlaku.
Kata Kunci:
Pengurus
Kenakalan
Anak asuh
ABSTRACT
Keywords:
Management
Delinquency
Foster children
The purpose of this research is to examine the disgraceful behavior that
is often carried out by foster children at the Sinar Melati Orphanage, as
well as examine the role of the administrators in preventing it. In
addition, this study aims to determine the factors that influence
preventing this behavior in foster children. The research method used
is qualitative research with data collection techniques through
interviews and observation. Based on the results of the study, it was
found that administrators have an important role in preventing
dishonorable behavior towards foster children and they also help guide
and foster foster children to become more compliant with applicable
rules.
© 2021, Basuki et.al
This is an open access article under CC BY-SA license
How to Cite: Basuki, A., & Kurnia, H. (2022). Peran Pengurus Panti Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja (Studi Kasus Panti Asuhan Sinar Melati Yogyakarta).
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal, 2(1), 21-27.
https://doi.org/10.47200/aossagcj.v2i1.1845
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
22
1. Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa
remaja sendiri terdiri dari dua kelompok usia, yaitu masa remaja awal (12-16 tahun) dan masa
remaja akhir (17-21 tahun). Pada masa remaja, individu sedang mencari jati diri dan
mengalami proses pendewasaan yang potensial. Namun, beberapa remaja mengalami kesulitan
dalam masa ini, seperti kehilangan figur orang tua yang menjadi pukulan berat bagi mereka.
Pada masa ini, remaja membutuhkan keterlibatan perhatian orang dari keluarganya . Masalah
sosial lain yang sering dihadapi remaja adalah hidup mandiri di lingkungan yang baru.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar remaja yang mengalami masalah sosial
tidak terkena kasus kekerasan, pelanggaran hukum, dan eksploitasi. Oleh karena itu, panti
asuhan hadir sebagai lembaga yang dapat membantu remaja yang kurang beruntung untuk
tumbuh dan berkembang seperti remaja pada umumnya. Di panti asuhan, pengasuh memiliki
peran penting sebagai pengganti orang tua asli dan harus memenuhi segala kebutuhan anak
asuh serta memberikan pembinaan moral.
Pengasuh bertanggung jawab dalam membina dan membentuk perilaku kepatuhan pada
remaja dengan menerapkan kedisiplinan dalam beribadah, kehidupan sehari-hari, dan rutinitas
di panti asuhan. Remaja diajarkan tentang tujuan dan penerapan kedisiplinan dalam kehidupan
mereka. Salah satu kedisiplinan yang harus dipatuhi oleh remaja adalah disiplin waktu dalam
beribadah, kehidupan sehari-hari, dan aktivitas di panti asuhan. Mereka juga harus disiplin
dalam bermain dengan memperhatikan batasan yang telah ditentukan agar tidak melupakan
kewajiban-kewajiban mereka. Dengan adanya pengasuh yang memenuhi kebutuhan anak asuh
dan memberikan pembinaan moral, remaja di panti asuhan dapat merasa aman dan terjaga
kesejahteraannya.
Sebagai ganti orang tua dan keluarga, panti asuhan berperan penting dalam memberikan
perhatian, perlindungan, dan bimbingan kepada remaja yang tidak memiliki keluarga atau
orang tua. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa remaja tersebut mendapatkan perhatian,
kasih sayang, dan bimbingan yang layak seperti yang diberikan oleh sebuah keluarga. Dalam
panti asuhan, remaja mendapatkan tempat yang aman dan juga diarahkan untuk menjadi
panutan bagi diri sendiri serta orang lain. Untuk itu didirikanlah suatu Panti asuhan Sinar
Melati. Panti asuhan Sinar melati terletak di sleman Yogyakarta. Adapun Tujuan penelitian ini
dilakukan : 1. Untuk mengetahui penyebab remaja panti dalam melanggar tata tertib di Panti
Asuhan Sinar Melati. 2. Untuk mengetahui cara menanggulangi kenakalan remaja Panti
Asuhan Sinar Melati. 3. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam mengatasi kenakalan
remaja di Panti Asuhan Sinar Melati. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk
mengeksplorasi peran pengurus panti dalam mencegah kenakalan remaja, serta faktor-faktor
yang mempengaruhi efektivitas peran mereka dalam melaksanakan tugas tersebut. Dengan
membahas hal ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik
tentang upaya pencegahan kenakalan remaja, khususnya melalui peran pengurus panti asuhan.
2. Metode
Metode penelitian kualitatif cocok digunakan dalam penelitian tentang Peran Pengurus
Panti Asuhan Sinar Melati Dalam Mencegah Kenakalan Remaja karena metode ini mampu
mendeskripsikan fenomena yang terjadi secara detail dan memperhatikan konteks sosial yang
mempengaruhinya. Penggunaan teknik observasi memungkinkan peneliti untuk melihat secara
langsung bagaimana kegiatan dan interaksi di panti asuhan dilakukan, sementara teknik
wawancara memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi dari sudut pandang para
pengurus panti asuhan tentang peran mereka dalam mencegah kenakalan remaja. Teknik
dokumentasi juga berguna untuk memperoleh data dan fakta yang relevan dan terpercaya yang
dapat mendukung temuan penelitian. Dengan demikian, metode penelitian kualitatif dengan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
23
Basuki et.al (Peran Pengurus Panti dalam….)
pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi,
merupakan pilihan yang tepat untuk penelitian ini.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Pengertian Panti Asuhan
Panti Asuhan adalah sebuah institusi yang dikenal luas untuk membantu perkembangan
anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau tidak tinggal bersama keluarga. Menurut definisi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, panti asuhan merupakan tempat di mana anak yatim
piatu dan sejenisnya dipelihara dan dirawat. (Qamarina, 2017).
b. Kenakalan Remaja
Menurut beberapa psikolog, kenakalan remaja dapat diartikan sebagai perilaku yang
dilakukan oleh remaja yang melanggar aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Walaupun demikian, fenomena kenakalan remaja bukanlah sesuatu yang dianggap abnormal
atau jarang terjadi. (Unayah, N dan Sabarisman, 2015).
Saat memasuki masa remaja, individu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang
signifikan. Perubahan psikologis tersebut membuat remaja cenderung menolak aturan yang
membatasi kebebasannya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perilaku nakal. Walaupun
kenakalan remaja merupakan suatu hal yang alami dan terjadi secara alami, tindakan-tindakan
tersebut terkadang dianggap tidak dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, orang tua
memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian remaja. (Sumber:
Kompas.com, 2013).
Seperti contoh kasus pada Panti Asuhan Sinar Melati Yogyakarta:
Kotak 1. Contoh kasus kenakalan remaja.
c. Penyebab Kenakalan Remaja
Menurut Kartini Kartono (2011), perilaku nakal tidak hanya terjadi pada lapisan
masyarakat yang rendah secara ekonomi, tetapi juga pada semua kelas, terutama pada keluarga
yang tidak harmonis. Keluarga berperan penting dalam terbentuknya perilaku nakal pada
remaja, di mana anak-anak yang sering melakukan tindakan nakal berasal dari keluarga yang
tidak harmonis dan penuh dengan konflik. Menurut Koestoer Partowisastro (1983), anak-anak
yang hidup dalam lingkungan keluarga yang konflik cenderung menjadi gugup, bingung, dan
M.Anggara Bintang Gatotkaca sebagai pengurus panti asuhan Sinar Melati
mengatakan dalam wawancara bahwa. Begini mas, kalo saya ditanya mengenai tentang
bentuk dari kenakalan santri disini, yaa yang sering itu berbohong mas, berbohong itu masuk
pada kenakalan remaja. Kalau untuk kenakalan yang lain itu yaa, seperti ghosob mas atau
memakai barang temannya tanpa ijin, dan yang paling parah itu melakukan pencurian mas”.
Dalam hal ini peneliti juga menanyakan kepada Arif Dwi sebagai santri Sinar Melati
mengenai ada atau tidak temannya yang menurut dia melakukan kenakalan remaja. Ada
banyak mas kalau ditanya yang melakukan kenakalan itu dan yang sering saya alami adalah
teman saya itu ghosob mas atau memakai barang milik orang lain tanpa ijin, contohnya yaa
seperti sandal,hanger untuk jemur baju, baju sekolah, baju main, sarung”.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
24
tidak merasa aman di rumah. Hal tersebut membuat anak-anak merasa tidak memiliki tempat
perlindungan dan membuat mereka menunjukkan perilaku nakal sebagai bentuk pelampiasan
dari kecemasan mereka.
Banyak remaja yang sedang mencari jati diri cenderung melakukan tindakan yang
mengganggu ketenangan orang lain. Tindakan-tindakan nakal seperti sering keluar malam dan
melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat seperti minum alkohol, menggunakan Narkotika,
mencuri, berjudi, dan lain sebagainya, dapat memiliki dampak yang merugikan bagi diri
sendiri, keluarga, dan orang di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa tindakan-
tindakan tersebut tidak hanya berdampak buruk pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain
dan lingkungan sekitarnya. (Sumara, D, Humaedi, S, Santoso, 2017).
Terjadinya kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor, yang dapat dibagi menjadi
dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup krisis
identitas dan kelemahan dalam kontrol diri. Krisis identitas terjadi ketika remaja gagal
mencapai fase integrasi kedua dalam perkembangannya, yaitu terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran. Sementara itu, kelemahan
dalam kontrol diri terjadi pada remaja yang tidak dapat membedakan perilaku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima dan tidak mampu mengembangkan kontrol diri
untuk bertindak sesuai dengan pengetahuannya.
d. Peran Pengasuh Panti
Pencagahan pada Panti Asuhan Sinar Melati
Sebelum menyampaikan cara pengurus dalam mencegah kenakalan remaja panti asuhan
Sinar Melati peneliti menanyakan terlebih dahulu penyebab yang dilakukan oleh para santri
Sinar Melati itu. “Jika ditanya untuk penyebabnya itu mungkin karena sekolahnya itu reguler
dan juga campur dengan anak-anak yang ada dari luar sana ya mas, jadi mereka mungkin
terpengaruh oleh teman-temanya itu .”
Dalam upaya pencegahan kenakalan remaja di panti asuhan Sinar Melati, pengurus
telah melakukan beberapa langkah untuk meminimalisir perilaku negatif pada remaja, antara
lain:
a. Memberikan nasehat, tausiyah keagamaan, dan keteladanan sebagai contoh yang baik.
b. Meningkatkan layanan bimbingan kepada santri untuk membantu mereka mengatasi
masalah yang dihadapi.
c. Memberikan Penalti yang sepadan dengan tindakan yang telah dilakukan. untuk
memberikan efek jera.
d. Memberikan bimbingan konseling untuk membantu remaja mengatasi masalah psikologis
yang mungkin memicu perilaku negatif.
e. Membuat surat pernyataan untuk mengikat remaja pada janji yang telah dibuat.
f. Memberikan pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
remaja.
g. Berkomunikasi dengan orang tua untuk membantu mereka memahami situasi anak mereka
dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.
Setelah beberapa upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan Sinar Melati
M.Anggara Bintang Gatotkaca menambahkan “Kalau disini yang sering kali untuk hukuman
itu hukuman masuk kolam lele dan tidak sarapan, biasanya jika tidak sholat tahajud itu tidak
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
25
Basuki et.al (Peran Pengurus Panti dalam….)
makan pagi atau sarapan mas sedangkan jika mereka para santi tidak sholat subuh maka
mereka tidak mendapatkan atau tidak diperbolehkan sarapan”
Oleh karena itu, perlu adanya upaya pencegahan kenakalan remaja yang melibatkan berbagai
pihak, termasuk pengurus panti. Pengurus panti memiliki peran penting dalam membentuk
karakter dan moral anak-anak yang tinggal di panti asuhan, sehingga mampu menjadi individu
yang bertanggung jawab dan terhindar dari kenakalan remaja.
Peran pengurus panti dalam mencegah kenakalan remaja meliputi:
1. Membangun hubungan sebaik mungkin dengan anak-anak di panti asuhan
Pengurus panti harus membangun hubungan yang baik dengan anak-anak yang tinggal di
panti asuhan. Dalam hal ini, pengurus panti harus menunjukkan rasa empati, menghargai,
dan memperhatikan anak-anak tersebut. Dengan begitu, anak-anak akan merasa nyaman
dan percaya diri untuk berbicara tentang masalah yang mereka alami.
2. Mendorong dan memberi contoh perilaku positif
Pengurus panti harus memberikan contoh perilaku positif dan mendorong anak-anak di
panti asuhan untuk melakukan hal yang baik dan benar. Contoh perilaku positif seperti
disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab harus diterapkan oleh pengurus panti sehingga
anak-anak di panti asuhan dapat mencontohnya.
3. Menyediakan fasilitas dan kegiatan yang mendukung perkembangan anak
Pengurus panti harus menyediakan fasilitas dan kegiatan yang mendukung perkembangan
anak-anak di panti asuhan. Fasilitas seperti perpustakaan, ruang belajar, dan fasilitas
olahraga harus tersedia sehingga anak-anak dapat mengembangkan kemampuan mereka.
Kegiatan seperti pelatihan keterampilan dan pengembangan diri juga harus disediakan
sehingga anak-anak di panti asuhan dapat mengembangkan potensi mereka.
4. Mengawasi dan mengontrol pergaulan anak-anak di panti asuhan
Pengurus panti harus mengawasi dan mengontrol pergaulan anak-anak di panti asuhan.
Pengurus panti harus mengetahui siapa teman-teman anak-anak dan memantau aktivitas
mereka untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas yang dapat memicu terjadinya
kenakalan remaja.
Faktor Penghambat
Dalam upaya mengatasi kenakalan remaja di panti asuhan Sinar Melati, terdapat beberapa
hambatan yang perlu dihadapi, di antaranya:
a. Kurangnya pengawasan dari pengurus terhadap santri, terutama di dalam lingkungan
panti asuhan, karena belum tersedianya pos keamanan. Hal ini mengakibatkan perhatian
terhadap anak menjadi kurang optimal.
b. Penggunaan media sosial yang tidak teratur, karena anak-anak di panti ini
diperbolehkan membawa alat komunikasi. Kebijakan ini juga menjadi penghambat
dalam mencegah kenakalan remaja.
Dalam hal ini peneliti menanyakan kepada pengurus kenapa santri Sinar Melati membwa
alat komunikasi sedangkan yang sering kita tahu jika di suatu lembaga seperti paanti asuhan itu
tidak boleh membawa alat komunikasi dan dijawab “sebenarnya gini mas, dulu itu disini tidak
ada yang boleh membawa alat komunikasi kecuali yang sudah mahasiswa akan tetapi waktu
pandemi covid itu kan sekolah diadakan secara daring, nah mau tidak mau pimpinan panti
asuhan memperbolehkan menggunakan alat komunikasi guna belajar secara online dan itu
keterusan hingga saat ini”.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
26
Solusi untuk mengatasi hambatan dalam mencegah kenakalan remaja di panti asuhan Sinar
Melati adalah sebagai berikut:
a. Memperdalam ajaran Islam dengan meningkatkan kualitas pengajaran yang lebih
bermakna dan mendalam.
b. Memberikan kesempatan pada remaja untuk melakukan eksplorasi positif dengan
tujuan mendapatkan pengalaman baru, teman, dan ketrampilan yang sulit sehingga
dapat memberikan efek jera bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang dalam peilaku
di hidupnya.
4. Kesimpulan
Dari laporan penelitian diatas mengenai peran pengurus dalam mencegah kenakalan
remaja di panti asuhan Sinar Melati dapat peneliti simpulkan bahwa:
1. kenakalan yang sering kali dilakukan oleh santri adalah berbohong, menggunakan barang
milik orang lain tanpa ijin, mencuri, bolos sekolah.
2. Upaya untuk mencegah kenakalan remaja dapat dilakukan dengan memberikan nasehat,
pengajaran agama, dan teladan yang baik, meningkatkan layanan bimbingan kepada siswa,
memberikan hukuman yang sepadan dengan perbuatan, memberikan bimbingan konseling,
membuat surat pernyataan, memberikan pelajaran keterampilan, dan berkomunikasi
dengan orang tua.
3. Untuk mencegah kenakalan remaja, pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Islam
diperlukan. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas pengajaran dan
menekankan pada pembelajaran yang bermakna.
4. Remaja perlu diberi kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal positif yang memungkinkan
mereka memperoleh pengalaman baru, bertemu dengan teman baru, mempelajari
keterampilan yang sulit, dan menghadapi tantangan yang memungkinkan mereka
berkembang dalam berbagai aspek kepribadian.
Yang paling penting dalam mengatasi kenakalan remaja dan hambatan yang terkait
adalah kesadaran diri dan rasa tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat. Penyelesaian
masalah kenakalan remaja tidak akan berhasil jika masing-masing pihak hanya saling
menyalahkan satu sama lain.
5. Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini tentunya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
terkait dalam penelitian sosial saya yaitu kepada Panti Asuhan Sinar Melati Yogyakarta dan
teman saya yang membantu saya dalam menyusun penelitian ini.
6. Daftar Pustaka
Agung, I. G., & Suryawan, J. (2015). Cegah Kenakalan Remaja Melalui Pendidikan Karakter.
Penjamin Mutu.
Farid, M. (2014). Religiusitas , Kontrol Diri Dan Kenakalan Remaja. 3(02), 126129.
Ningrum, N. A. (2012). Hubungan Antara Coping Strategydengan Kenakalan Pada Remaja
Awal. 7(1), 481489.
Qamarina, N. (2017). Peranan Panti Asuhan Dalam Melaksanakan. 5, 64886501.
Setiarini, M., & Stevanus, K. (2021). Dinamika Psikologis Remaja Di Panti Asuhan: Studi
Fenomenologi. 4(1), 1020.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Month 2022, page: 21-27
27
Basuki et.al (Peran Pengurus Panti dalam….)
Sumara, D , Humaedi, S , Santoso, M. B. (2017). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya.
Jurnal Penelitian Dan PPM, 4(2442-448x), 129389.
Unayah, N Dan Sabarisman, M. (2015). fenomena kenakalan remaja dan kriminalitas the
phenomenon of juvenile delinquency and criminality. 200, 121140.