AoSSaGCJ, Vol. 3, Issue 1, (year) page 24-30
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
24
10.47200/AoSSaGCJ.v3il.1844 aossagcj@gmail.com
Internet Sebagai Media Peneybaran Ideologi
Radikal: Dampak, Tantangan, dan Upaya
Penanggulangannya
Ahmad Sholihin
a,1
, Heri Kurnia
b,2
ab
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
1
ahmadsholihin597@gmail.com;
2
*
ahmadsholihin597@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 12 Februari 2023
Direvisi: 15 Maret 2023
Disetujui: 28 April 2023
Tersedia Daring: 1 Juni 2023
Konsep Internet telah menjadi media yang sangat berpengaruh dalam
menyebarkan ideologi radikal di seluruh dunia. Fenomena ini telah
menciptakan dampak sosial, politik, dan keamanan yang signifikan di
berbagai negara. Dalam karya ilmiah ini, kami menyelidiki dampak dari
penyebaran ideologi radikal melalui internet, tantangan yang dihadapi
dalam menghadapinya, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah ini. Penelitian ini didasarkan pada kajian literatur
dan analisis data terkait dengan internet sebagai medium utama dalam
menyebarkan ideologi radikal. Tantangan dalam menghadapi
penyebaran ideologi radikal melalui internet adalah kompleks dan
beragam. Beberapa tantangan utama meliputi kurangnya regulasi yang
efektif, anonimitas online, perkembangan teknologi yang cepat, dan
adanya kelompok-kelompok radikal yang cerdas dalam memanfaatkan
media sosial dan platform daring untuk menyebarkan pesan mereka.
Selain itu, terdapat pula masalah seputar privasi dan kebebasan
berbicara yang perlu dijaga agar tidak terganggu oleh upaya
penanggulangan. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya
penanggulangan telah dilakukan di tingkat nasional dan internasional.
Ini meliputi pembentukan kebijakan dan regulasi yang membatasi
penyebaran ideologi radikal, kerja sama antara pemerintah, industri
teknologi, dan lembaga internasional, pengembangan algoritma dan
teknologi deteksi konten yang merugikan, serta pemberdayaan
masyarakat untuk memahami dan menghadapi narasi radikal.
Meskipun langkah-langkah penanggulangan telah diambil, tantangan
dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal melalui internet tetap
ada. Dalam karya ilmiah ini, kami memberikan gambaran komprehensif
mengenai dampak negatif yang dihasilkan oleh penyebaran ideologi
radikal melalui internet, tantangan yang terkait, dan berbagai upaya
penanggulangan yang telah dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi landasan untuk pengembangan strategi yang lebih efektif
dalam menghadapi permasalahan ini di masa depan.
Kata Kunci:
Internet
Ideologi
Sosial Media
ABSTRACT
Keywords:
Internet
Ideologi
Sicial Media
The concept of the Internet has become a very influential medium in
spreading radical ideology around the world. This phenomenon has
created significant social, political and security impacts in various
countries. In this scientific work, we investigate the impact of the spread
of radical ideology via the internet, the challenges faced in dealing with
it, and the efforts made to overcome this problem. This research is based
on a literature review and data analysis related to the internet as the
main medium for spreading radical ideology. The challenges in dealing
with the spread of radical ideology through the internet are complex and
varied. Some of the main challenges include the lack of effective
regulation, online anonymity, the rapid development of technology, and
the existence of radical groups that are savvy in leveraging social media
and online platforms to spread their message. Apart from that, there are
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
25
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
also issues around privacy and freedom of speech that need to be
maintained so they are not disturbed by countermeasures. To overcome
this problem, various countermeasures have been carried out at the
national and international levels. This includes establishing policies and
regulations that limit the spread of radical ideologies, cooperation
between governments, the technology industry, and international
institutions, developing harmful content detection algorithms and
technologies, and empowering people to understand and deal with
radical narratives. Although countermeasures have been taken,
challenges in dealing with the spread of radical ideology via the internet
remain. In this scientific paper, we provide a comprehensive description
of the negative impacts generated by the spread of radical ideology via
the internet, the associated challenges, and the various countermeasures
that have been undertaken. This research is expected to be the basis for
the development of more effective strategies in dealing with this problem
in the future.
© 2023, Sholihin et al
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Sejak Internet merupakan media yang sangat penting dalam menghubungkan berbagai
aktivitas kegiatan sosial di dunia maya. Era perkembangan teknologi yang semakin pesat,
internet telah mengubah dunia menjadi sebuah kawasan yang terhubung secara global.
Internet memberikan akses tak terbatas kepada masyarakat di seluruh dunia untuk
berkomunikasi, berbagi informasi, dan mendapatkan pengetahuan baru. Namun, bersamaan
dengan kemajuan teknologi ini, kita juga dihadapkan pada tantangan baru dalam bentuk
penyebaran ideologi radikal yang menggunakan internet sebagai alat utama untuk mencapai
tujuan mereka. Ideologi radikal adalah pandangan atau keyakinan yang mempromosikan
pemikiran ekstrem dan sering kali bertentangan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh
mayoritas masyarakat (Ghifari, 2017; Sari, 2017). Pada era digital, internet memberikan
platform yang sangat efektif bagi para penyebar ideologi radikal untuk menjangkau dan
mempengaruhi audiens yang lebih luas. Melalui media sosial, forum online, saluran
YouTube, dan berbagai platform lainnya, para penggiat ideologi radikal dapat dengan mudah
menyebarkan propaganda mereka, menggalang dukungan, dan merekrut simpatisan baru
(Senaharjanta, 2018).
Salah satu alasan mengapa internet menjadi sarana yang efektif untuk penyebaran
ideologi radikal adalah kemampuannya untuk mengatasi batasan geografis. Pesan-pesan
radikal dapat dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan detik, mencapai
orang-orang yang sebelumnya mungkin tidak memiliki akses atau paparan terhadap ideologi
tersebut. Selain itu, internet juga menyediakan anonimitas yang relatif tinggi, memungkinkan
para pendukung ideologi radikal untuk beroperasi dalam lingkungan yang terlindungi,
sehingga sulit untuk diidentifikasi dan dilacak oleh pihak berwenang. Selain itu, internet
memberikan ruang bagi terbentuknya echo chamber atau ruang informasi yang terisolasi, di
mana individu cenderung berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa
(Pebrianti, 2020). Hal ini memperkuat keyakinan mereka dan menciptakan lingkungan yang
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
26
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
memperkuat dan memperluas pemikiran radikal. Selain itu, algoritma platform-media sosial
sering kali cenderung menampilkan konten yang relevan dengan preferensi pengguna, yang
dapat memperkuat pandangan radikal dan memperlebar kesenjangan pemikiran.
Penyebaran ideologi radikal melalui internet memberikan dampak yang signifikan bagi
stabilitas dan keamanan masyarakat. Kejadian serangan teror yang terinspirasi oleh ideologi
radikal, seperti serangan bom di tempat umum atau serangan siber, sering kali memiliki akar
dalam pengaruh yang didapat melalui internet. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
kolaboratif antara pemerintah, platform teknologi, dan masyarakat sipil untuk menghadapi
tantangan ini (Muhlisa & Roisah, 2020; Zamzamy, 2019).
Dalam konteks yang semakin kompleks dan terus berkembang ini, penting bagi kita
untuk memahami dan menghadapi penyebaran ideologi radikal melalui internet secara serius.
Perlu ada pendekatan yang holistik yang melibatkan pendidikan, advokasi, pengembangan
kebijakan yang cerdas, dan upaya kolaboratif untuk membatasi dan menanggapi fenomena
ini.
2. Metode
Pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik analisis data sekunder merupakan
metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder didefinisikan sebagai sumber data
yang dioeroleh melalui berbagai media baik berupa study literature e-library, buku, dokumen,
dan berbagai sumber data sekunder lainnya yang dapat diperoleh dengan membaca,
mempelajari, serta memahami sumber data tersebut (Sugiyono, 2012). Dengan menggunakan
metode ini, penelitian tidak harus dilakukan secara langsung ke lapangan, namun dapat
diperleh dari berbagai jurnal, buku online, berita, serta berbagai reverensi kajian ilmiah lainnya
yang dapat dipertanggungjawabkan akurasi sumber data yang diperoleh (Zed, 2014).
Melalui tahapan analisis dan interpretasi data-data sekunder yang berkaitan dengan topik
penelitian, selanjutnya akan diperoleh simpulan-simpulan yang yang dapat menjadi studi
pembanding, sehingga dapat dimunculkan sebuah kesimpulan akhir berdasarkan data yang
telah melalui beberapa tahap analisis dan pengkajian yang mendalam. Sementara itu, teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa narative review. Menurut
Kitchenham dalam (Hartono, 2018) bahwa dalam teknik narative review, peneliti bertugas
untuk mengamati, melakukan penilaian, dan mengintrepretasikan penelitian terdahulu yang
berkenaan dengan topik penelitian yang sedang diteliti. Dalam pelaksanaanya, teknik narative
review pada dasarnya bukan hanya berupa pengumpulan data kemudian menyususnnya,
melainkan lebih kompleks yang meliputi proses analisis secara mendalam, dan membutuhkan
kemampuan interpretasi data yang didaptkan. Sebab data tersebut nantinya akan menjadi
rujukan utama dalam penarikan kesimpulan dari hasil kajian pustaka yang dilakukan.
3. Hasil dan Pembahasan
Ideologi Radikal berbasis Internet di Indonesia
Penyebaran ideologi radikal melalui internet bukan hanya menjadi isu global, tetapi juga
merupakan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia sebagai negara dengan populasi internet
yang besar dan berkembang pesat. Internet telah memberikan akses mudah bagi kelompok-
kelompok dengan pandangan radikal untuk menyebarkan ideologi mereka kepada masyarakat
Indonesia. Fenomena ini telah menciptakan dampak yang signifikan bagi stabilitas dan
keamanan dalam negeri. Penyebaran ideologi radikal melalui internet di Indonesia didorong
oleh beberapa faktor. Pertama, meningkatnya penetrasi internet di seluruh negeri telah
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengakses informasi, termasuk
ideologi-ideologi radikal. Para penggiat ideologi radikal menggunakan berbagai platform
online seperti media sosial, blog, forum, dan saluran YouTube untuk menyebarkan propaganda
mereka, menggalang dukungan, dan merekrut anggota baru. Selain itu, faktor keterlibatan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
27
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
individu dalam aktivitas online juga berperan dalam penyebaran ideologi radikal di Indonesia.
Anonimitas yang terkait dengan internet memungkinkan para pendukung ideologi radikal
untuk beroperasi tanpa terdeteksi dan diidentifikasi oleh pihak berwenang. Hal ini
memudahkan mereka untuk berkomunikasi, berbagi informasi sensitif, dan merencanakan
kegiatan yang bertentangan dengan kestabilan negara. Selanjutnya, adanya ruang informasi
terisolasi atau echo chamber di dunia maya juga berkontribusi pada penyebaran ideologi
radikal di Indonesia. Individu yang memiliki pandangan serupa cenderung berinteraksi dan
mengkonsumsi konten yang mendukung keyakinan mereka, menguatkan dan memperluas
pemikiran radikal. Algoritma platform-media sosial sering kali memprioritaskan konten yang
relevan dengan preferensi pengguna, yang memperkuat pembentukan lingkaran pemikiran
yang sempit.
(Abimanasa, 2019) menyatakan Dalam menghadapi tantangan penyebaran ideologi
radikal berbasis internet, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk
membatasi penyebaran konten radikal dan memerangi kegiatan terorisme. Beberapa kebijakan
telah diterapkan untuk memblokir situs web yang menyebarkan ideologi radikal, melacak dan
menindak pelaku terorisme online, dan meningkatkan kerja sama dengan platform-media sosial
untuk menghapus konten ekstremis. Namun, penyebaran ideologi radikal melalui internet tetap
menjadi masalah yang kompleks dan berkelanjutan. Diperlukan pendekatan holistik yang
melibatkan penguatan pendidikan, pemberdayaan masyarakat sipil, serta kerja sama antara
pemerintah, platform-media sosial, dan organisasi terkait lainnya. Hanya dengan upaya
kolaboratif dan kesadaran yang meningkat, kita dapat mengatasi tantangan ini dan menjaga
keamanan serta stabilitas di Indonesia.
Dampak Penyebaran Ideologi Radikal Berbasis Internet
Ideologi radikal merupakan pandangan atau keyakinan yang ekstrem dan seringkali
menggunakan kekerasan atau tindakan tidak adil sebagai cara untuk mencapai tujuannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, penyebaran ideologi radikal di Indonesia semakin berkembang,
terutama melalui internet. Internet sebagai media yang luas jangkauannya, mudah diakses, dan
relatif anonim, memberikan platform yang efektif bagi para penganut ideologi radikal untuk
menyebarkan pandangan mereka, merekrut pendukung, dan merencanakan tindakan mereka.
Salah satu dampak yang signifikan dari penyebaran ideologi radikal berbasis internet adalah
meningkatnya jumlah individu yang terpapar dan terpengaruh oleh ideologi ini. Melalui media
sosial, situs web, dan forum online, penganut ideologi radikal dapat dengan mudah
membagikan dan menyebarkan pandangan mereka kepada audiens yang lebih luas. Hal ini
dapat mengakibatkan adanya peningkatan jumlah pengikut dan pendukung ideologi radikal di
Indonesia.
(Sari, 2017) mengatakan selain itu, penyebaran ideologi radikal melalui internet juga dapat
mempercepat proses radikalisasi. Dengan adanya akses tak terbatas ke konten yang mendukung
ideologi radikal, individu yang awalnya hanya memiliki pengetahuan terbatas tentang ideologi
tersebut dapat dengan cepat mendapatkan informasi dan pandangan yang lebih dalam. Hal ini
dapat mempengaruhi pemikiran dan keyakinan mereka, serta membuat mereka lebih rentan
terhadap perekrutan oleh kelompok radikal. Selanjutnya, penyebaran ideologi radikal berbasis
internet juga dapat menginspirasi dan memicu aksi terorisme. Dalam beberapa kasus, individu
yang terpapar ideologi radikal melalui internet dapat terdorong untuk melakukan tindakan
kekerasan atau terorisme sebagai bentuk ekspresi dari keyakinan mereka. Mereka dapat
menggunakan internet untuk mencari informasi tentang cara membuat bom atau menghubungi
kelompok teroris lainnya untuk merencanakan serangan.
Dampak lain dari penyebaran ideologi radikal berbasis internet adalah ancaman terhadap
keamanan nasional. Ideologi radikal yang tersebar melalui internet dapat mempengaruhi
stabilitas dan keamanan negara, karena dapat memicu konflik antara kelompok radikal dengan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
28
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
pemerintah dan masyarakat. Selain itu, penyebaran ideologi radikal melalui internet juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya serangan teroris di Indonesia. Untuk mengatasi dampak dari
penyebaran ideologi radikal berbasis internet, pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai
langkah. Salah satunya adalah dengan memantau dan memblokir situs web yang memuat
konten radikal. Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya pencegahan melalui pendidikan,
baik di sekolah maupun masyarakat umum, untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya
ideologi radikal dan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan yang moderat dan damai.
Tantangan dalam Menghadapi Penyebaran Ideologi Radikal Berbasis Internet
Penyebaran ideologi radikal berbasis internet di Indonesia menjadi tantangan yang
kompleks dalam upaya melawan radikalisasi. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang
dihadapi dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal berbasis internet di Indonesia (Fealy
& Hastuti, 2015; Puspitawati & Anggreni, 2019; Rozi & Umar, 2018):
1. Akses yang mudah dan anonimitas: Internet memberikan akses yang mudah dan relatif
anonim bagi para penganut ideologi radikal untuk menyebarkan pandangan mereka
tanpa batasan geografis. Mereka dapat dengan cepat mencari, membagikan, dan
memperoleh informasi serta mendapatkan dukungan dari kelompok sebaya yang
berbagi pandangan yang sama.
2. Kehadiran konten yang ekstrem: Internet menyediakan platform bagi individu dan
kelompok radikal untuk menyebarkan konten yang ekstrem dan merusak. Konten-
konten ini dapat berupa propaganda, ceramah kebencian, serta materi yang mendukung
kekerasan dan tindakan teroris. Hal ini dapat mempengaruhi individu yang terpapar dan
rentan untuk menjadi terpengaruh oleh ideologi radikal.
3. Keterampilan teknis dan strategi online: Para penganut ideologi radikal seringkali
memiliki keterampilan teknis yang baik dalam menggunakan internet. Mereka
menggunakan strategi online seperti penggunaan situs web terenkripsi, media sosial,
dan pesan instan untuk menyebarkan pandangan mereka dan merekrut pendukung baru.
Hal ini membuat penanganan dan pemantauan aktivitas mereka menjadi lebih sulit bagi
penegak hukum.
4. Penguatan kelompok online: Internet memungkinkan individu yang terpapar ideologi
radikal untuk terhubung dengan kelompok sebaya yang memiliki pandangan yang
sama. Mereka dapat membentuk komunitas online yang saling mendukung dan
memperkuat keyakinan mereka. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi tempat
rekrutmen, pertukaran informasi, serta perencanaan dan koordinasi tindakan radikal.
5. Pola penyebaran yang cepat dan luas: Dalam waktu yang sangat singkat, konten radikal
dapat dengan mudah menyebar ke ribuan orang melalui internet. Penyebaran yang cepat
dan luas ini dapat mempengaruhi lebih banyak individu dan membuat proses
radikalisasi menjadi lebih efisien. Bahkan jika sebagian konten berhasil dihapus atau
diblokir, konten yang baru dan serupa akan segera muncul untuk menggantikannya.
Untuk mengatasi tantangan dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal berbasis
internet di Indonesia, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama. Pemerintah dapat
memperkuat kerjasama dengan lembaga keamanan dan intelijen, mengembangkan kebijakan
yang memadai, dan meningkatkan kapasitas penegakan hukum dalam menghadapi penyebaran
ideologi radikal di dunia maya. Sementara itu, masyarakat perlu diberdayakan melalui
pendidikan yang mencakup pengetahuan tentang ideologi radikal, keterampilan kritis digital,
dan promosi nilai-nilai toleransi dan moderat.
Upaya Pencegahan Penyebaran Ideologi Berbasis Internet
Penyebaran ideologi berbasis internet dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan dan
stabilitas suatu negara. Oleh karena itu, pencegahan penyebaran ideologi radikal berbasis
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
29
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
internet sangat penting untuk mengurangi dampak negatifnya. Menurut (Aji & Fauzi, 2019)
terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyebaran ideologi berbasis
internet:
1. Penyadaran dan Pendidikan: Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya
penyebaran ideologi radikal berbasis internet sangat penting. Pendidikan yang
melibatkan sekolah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum dapat memberikan
pemahaman tentang ideologi radikal, metode penyebarannya, dan dampak negatifnya.
Pendidikan ini juga harus memperkuat nilai-nilai toleransi, keadilan, dan keberagaman.
2. Pelibatan Komunitas Online: Mengajak komunitas online untuk berperan aktif dalam
mencegah penyebaran ideologi radikal berbasis internet dapat menjadi langkah efektif.
Kolaborasi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh di media
sosial dan forum online dapat membantu menyebarkan pesan yang positif, memberikan
informasi yang akurat, dan merespons konten yang merugikan.
3. Monitoring dan Identifikasi: Pemerintah dan lembaga keamanan perlu melakukan
pemantauan aktif terhadap konten berbahaya dan mencurigakan di internet. Dengan
menggunakan teknologi dan alat analisis yang canggih, mereka dapat mengidentifikasi
akun-akun atau situs web yang menyebarkan ideologi radikal. Pemantauan ini harus
dilakukan dengan tetap menghormati privasi individu dan melibatkan kerjasama dengan
penyedia layanan internet.
4. Kerjasama Internasional: Penyebaran ideologi radikal berbasis internet tidak mengenal
batas negara. Oleh karena itu, kerjasama internasional sangat penting dalam memerangi
penyebaran ideologi radikal di dunia maya. Negara-negara dapat saling berbagi
informasi intelijen, pengalaman, dan praktik terbaik dalam menghadapi ancaman ini.
Kerjasama ini juga dapat mencakup upaya bersama untuk mengidentifikasi dan
memblokir situs web yang berbahaya.
5. Regulasi dan Hukum: Pemerintah perlu mengembangkan regulasi dan hukum yang
memadai untuk mengatasi penyebaran ideologi radikal berbasis internet. Regulasi ini
harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebebasan berbicara dan perlindungan
terhadap konten yang merusak. Hukum juga harus diterapkan dengan tegas terhadap
individu atau kelompok yang menyebarkan konten radikal atau merencanakan tindakan
terorisme.
Upaya pencegahan penyebaran ideologi berbasis internet harus dilakukan secara
komprehensif, melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keamanan,
masyarakat sipil, dan platform-media sosial itu sendiri.
4. Kesimpulan
Internet sebagai media penyebaran ideologi radikal memiliki dampak yang signifikan,
tantangan yang kompleks, dan membutuhkan upaya penanggulangan yang efektif. Dampaknya
meliputi peningkatan jumlah individu yang terpapar ideologi radikal, percepatan proses
radikalisasi, potensi terjadinya aksi terorisme, dan ancaman terhadap keamanan nasional.
Tantangan dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal berbasis internet di Indonesia
meliputi akses yang mudah dan anonimitas, konten yang ekstrem, keterampilan teknis dan
strategi online, penguatan kelompok online, dan pola penyebaran yang cepat dan luas.
Upaya penanggulangan yang perlu dilakukan mencakup penyadaran dan pendidikan,
pelibatan komunitas online, monitoring dan identifikasi, kerjasama internasional, serta regulasi
dan hukum yang memadai. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya
ideologi radikal berbasis internet dan mempromosikan nilai-nilai toleransi dan moderat. Selain
itu, perlu adanya pemantauan aktif terhadap konten berbahaya dan kerjasama dengan platform-
media sosial serta lembaga keamanan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebaran
ideologi radikal.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 24-30
30
Sholihin, A.,et.al (Sebagai Media Peneybaran Ideologi )
Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, kerja sama antara pemerintah, lembaga
keamanan, masyarakat sipil, dan platform-media sosial adalah kunci. Upaya pencegahan
penyebaran ideologi radikal berbasis internet harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan
berbagai pihak, dan selaras dengan penghormatan terhadap kebebasan berbicara dan privasi
individu.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait yang telah berkontribusi
banyak dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Terkhusus ucapan terimakasih, saya
sampaikan kepada orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan baik. Selain itu,
ucapan terimakasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Heri Kurnia, S.Pd., M.Pd. yang
merupakan Dosen pengampuh mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah dan seklaigus menjadi
Dosen Pembimbing dalam menyelesaikan karya ilmiah ini hingga ke tahap publish.
6. Daftar Pustaka
Abimanasa, M. S. (2019). Pelaksanaan Pengawasan keimigrasian terhadap penyalahgunaan
dokumen warga negara asing menurut undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang
keimigrasian di kantor imigrasi kelas I TPI Surakarta. Repository Universitas Islam
Indonesia, Vol. 8(5).
Aji, I. S., & Fauzi, A. (2019). Dampak penyebaran ideologi radikal berbasis media sosial
terhadap remaja muslim di Indonesia. Al-Mawarid, 1(2), 4056.
Fealy, G., & Hastuti, D. (2015). Understanding the new terrorism: Ideologies, actors, and
methods. Institute of Southeast Asian Studies.
Ghifari, I. F. (2017). 234031241. 2(1), 123134. https://doi.org/10.15575/jw.v39i1.575
Hartono, M. J. (2018). Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data. books.google.com.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=ATgEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA6&d
q=teknik+analisis+data&ots=zi1e4mb9Vd&sig=Yy45lOLCQmt4rhWaTUwZ_Lt0eS8
Muhlisa, A. N., & Roisah, K. (2020). Penegakan Hukum Keimigrasian Terhadap
Penyalahgunaan Visa Izin Tinggal Kunjungan Lewat Batas Waktu (Overstay) Pada Warga
Negara Asing. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 2(2), 145157.
https://doi.org/10.14710/jphi.v2i2.145-147
Pebrianti, A. (2020). Penyebaran paham radikal dan terorisme dalam media internet. Jurnal
Sosiologi, 3(2), 7380. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JSOS/article/view/1051/2186
Puspitawati, H., & Anggreni, S. (2019). The challenge of radical ideology in Indonesia: From
offline to online. Journal of Terrorism Research, 10(2), 89101.
Rozi, S., & Umar, M. (2018). The threat of radical ideology: A study on online and offline
strategies in Indonesia. Journal of Asian Security and International Affairs, 5(2), 247
267.
Sari, B. D. A. C. (2017). Media Literasi Dalam Kontra Propaganda Radikalisme Dan
Terorisme Melalui Media Internet. Jurnal Prodi Perang Asimetris, 3(1), 1531.
Senaharjanta, I. L. (2018). Peran Kapitalisme Global Dalam Penyebaran Ideologi Radikal Di
Media Sosial. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 126.
https://doi.org/10.30656/lontar.v6i2.951
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Zamzamy, A. (2019). Menyoal Radikalisme Di Media Digital. Dakwatuna: Jurnal Dakwah
Dan Komunikasi Islam, 5(1), 13. https://doi.org/10.36835/dakwatuna.v5i1.318
Zed, M. (2014). Metode Penlitian Kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.