AoSSaGCJ, Vol. 3, Issue 1, (2023) page 14-23
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: 2988-7968 (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
14
10.47200/AoSSaGCJ.v3il.1841 aossagcj@gmail.com
Pengaruh Nilai dan Norma Terhadap Tradisi Ruwat
Bumi di Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Haekal Aminudin
a,1
, Heri Kurnia
b,2
, Afni Apriliani
c,3
ab
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Gambiran, Yogyakarta and 556161, Indonesia
c
Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunung Pati, Kota Semarang and 50229, Indonesia
1
Haekalaminudin09@gmail.com;
2
Herikurnia312@gmail.com
3
Afniapriliani123@gmail.com
*
haekalaminudin09@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 4 Januari 2023
Direvisi: 12 Maret 2023
Disetujui: 18 Mei 2023
Tersedia Daring: 1 Juni 2023
Nilai dan Norma dalam Tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci Kabupaten
Tegal Jawa Tengah memiliki urgensi yang signifikan bagi proses
kehidupan bermasyarakat. Nilai dan norma yang terkandung pada
dasarnya merupakan cerminan dari ajaran nenek moyang atau nenek
moyang yang terjadi akibat proses asimilasi antara Islam dan Hindu.
Hal ini terjadi karena ada budaya yang saling berinteraksi untuk
menghasilkan sistem nilai dan norma yang ada. Tradisi ini merupakan
tradisi sakral untuk melestarikan dan melindungi apa yang telah
diberikan bumi kepada masyarakat setempat, serta penghormatan
terhadap leluhur, upacara keagamaan, pemberian sesaji,
penyembelihan hewan, tabur bunga, dan merayakan perjuangan sayur
menjadi rangkaian proses. Tradisi Ruwat Bumi dilaksanakan setahun
sekali tepatnya pada bulan assuyro. Metode penulisan karya ilmiah
menggunakan metode deskriptif kepustakaan sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang bersumber dari jurnal ilmiah, buku,
dan lain-lain yang relevan dengan topik penulisan. Hasil penulisan
karya ilmiah ini pada dasarnya Tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci
Kabupaten Tegal Jawa Tengah memiliki makna yang berperan dalam
menjaga keseimbangan kehidupan antara alam dunia dan alam gaib.
Nilai dan norma yang ada tidak jauh dari apa yang Tuhan berikan
untuk kelangsungan hidup manusia. Penghormatan terhadap leluhur,
keberagaman dan toleransi, pelestarian alam, religiusitas,
spiritualisme, rasa kebersamaan, penghormatan dan kesinambungan
menjadi dasar terbentuknya budaya ini. Semua itu tidak lepas dari
peran para leluhur dalam menyikapi dan mensyukuri apa yang telah
diberikan bumi kepada mereka saat itu. Ruwat Bumi di Desa Guci
merupakan simbol kebersamaan, kebanggaan memiliki ciri khas yang
membuat Desa Guci kaya akan budaya yang ada. Nilai dan norma yang
terkandung dalam upacara ini harus dapat dilaksanakan dan
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta rasa
persatuan dan kerukunan antara bangsa dan negara dengan baik.
Kata Kunci:
Budaya
Nilai dan Norma
Tradisional
Nenek Moyang
ABSTRACT
Keywords:
Culture
Values and Norms
Tradition
Ancestors
Values and Norms in the Ruwat Bumi Tradition in Guci Village, Tegal
Regency, Central Java have a significant urgency for the process of social
life. The values and norms contained are basically a reflection of the
teachings of the ancestors or ancestors which occurred due to the process
of assimilation between Islam and Hinduism. This happens because there
are cultures that interact with each other to produce existing systems of
values and norms. This tradition is a sacred tradition to preserve and
protect what the earth has given to the local community, as well as
respect for ancestors, religious ceremonies, giving offerings, slaughtering
animals, sowing flowers, and celebrating the struggle for vegetables into
a series of processes of the Ruwat Bumi Tradition carried out once a year
to be precise in the month of assuyro. The method in writing scientific
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 14-23
15
Aminudin, H..al (Pengaruh Nilai Dan Norma)
papers uses the descriptive literature method so that the data obtained is
data sourced from scientific journals, books, and others that are relevant
to the topic of writing. The results of writing this scientific work are
basically the Ruwat Bumi Tradition in Guci Village, Tegal Regency,
Central Java, which has a meaning that plays a role in maintaining the
balance of life between the natural world and the supernatural world.
Existing values and norms are not far from what God has given for
human survival. Respect for ancestors, diversity and tolerance,
preservation of nature, religiosity, spiritualism, a sense of togetherness,
respect and continuity are the basis for the formation of this culture. All
of this cannot be separated from the role of the ancestors in responding
to and appreciating what the earth has given them at that time. Ruwat
Bumi in Guci Village is a symbol of togetherness, pride has a distinctive
characteristic to make Guci Village rich in existing culture. The values
and norms contained in this ceremony should be able to be implemented
and applied in social life so that a sense of unity and harmony between
the nation and the state is created properly.
© 2023, Aminudin, H., dkk
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Ruwat Bumi merupakan sebuah tradisi budaya yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi di Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kata Ruwat” berasal dari Bahasa
Jawa yang artinya menjaga atau melestarikan, sedangkan “Bumi” itu sendiri merupakan
tempat manusia hidup. Jadi dapat diartikan bahwa Ruwat Bumi adalah tradisi sacral untuk
melestarikan dan menjaga apa yang telah bumi berikan kepada manusia. Ruwat Bumi
merupakan budaya local yang hingga saat ini masih dilaksanakan di Desa Guci setiap tahunya
yang dilakukan pada bulan Assuyro tradisi ini memberikan hal positif terhadap lingkungan
masyarakat (Setiawan.dkk.2022).
Ruwat Bumi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Guci karena
di dalamnya banyak mengandung nilai dan norma budaya yang luruh. (Kusherdyana, 2020)
dalam pendapatnya menjelaskan bahwa budaya adalah seperangkat aturan yang memberikan
arahan kepada manusia dalam berprilaku untuk memenuhi kebutuhanya. Tradisi merupakan
suatu yang diciptakan oleh manusia baik objekna berupa material, kepercayaan, atau cerita-
cerita legend atau mitos yang berkembang di masyarakat. Tradisi ini secara tidak langsung
akan selalu diawasi oleh nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, keberadaan tradisi di
masyarakat haruslah selalu dijadikan pedoman untuk berfikir dan bertindak, Hal inilah yang
menjadikan sikap tradisional (Hadi Cahyono, 2017).
Ruwat Bumi pada dasarnya merupakan akulturasi budaya antara agama islam dan agama
hindu. Akulturasi adalah pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan
yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa kebudayaan yang saling berinteraksi (Qurrotul
Ainiyah, 2019). Akulturasi dalam Ruwat Bumi menghasilkan proses asimilasi terhadap nilai
dan norma dari kedua agama yang menjadi dasar terciptanya tradisi ini. Nilai dan norma
banyak terkandung dalam tradisi tahunan ini. Pada mulannya Ruwat Bumi hanya dijadikan
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 14-23
16
Aminudin, H..al (Pengaruh Nilai Dan Norma)
ritual belaka tanpa adanya nilai dan norma yang luhur, tetapi seiring berkembangnya budaya
kini Ruwat Bumi memiliki arti yang penting dalam tatanan nilai dan norma yang berlaku di
Desa Guci, Kabupaten Tegal tersebut.
Kultur budaya dan perbedaan yang menghasilkan system social yang begitu beragam
sehingga dalam pandanganya (Roszi & Mutia, 2018) menyebutkan Kehidupan manusia selalu
dipengaruhi oleh ajaran agama yang mereka anut. Namun, karena manusia juga merupakan
makhluk sosial, maka pengaruh dari tradisi lokal dan adat budaya di tempat tinggal dan
pemukiman mereka, yang memiliki keberagaman budaya dan kultur, akhirnya akan
menciptakan kebudayaan yang unik sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Tradisi ini
mencerminkan sejumlah nilai dan norma yang mengatur perilaku dan hubungan sosial di
dalam masyarakat tersebut (Kajian Keislaman 2022).
Norma masyarakat merupakan implementasi dari nilai-nilai, standar untuk menentukan
yang baik atau buruk yang digunakan sebagai arahan, panduan, dan motivasi dalam tindakan
manusia dalam kehidupan bersama. Kaidah atau norma mengandung aturan dan larangan.
Aturan merupakan suatu kewajiban bagi individu untuk melakukan sesuatu karena akan
membawa kebaikan. Sebaliknya, larangan adalah kewajiban bagi individu untuk tidak
melakukan sesuatu karena akan mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Terkait dengan hal
ini, sistem norma yang berlaku untuk manusia dapat dibagi menjadi empat jenis yang saling
terkait dan melengkapi satu sama lain. Empat jenis norma tersebut meliputi norma agama,
norma moral, norma kesopanan, dan norma hukum. Salah satu contoh norma yang terkandung
dalam tradisi Ruwat Bumi yaitu norma gotong royong. Dalam persiapan dan pelaksanaan
Ruwat Bumi, masyarakat saling bahu-membahu, bekerja sama, dan memberikan kontribusi
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Norma ini mencerminkan semangat kebersamaan
dan solidaritas yang kuat dalam menjaga dan melestarikan tradisi Ruwat Bumi.
Sistem nilai berkontribusi besar terhadap keberlangsungan untuk berkelanjutan dari tradisi
Ruwat Bumi ini. (aisah, 2021) dalam tulisanya menyebutkan kearifan lokal adalah ekspresi
nilai-nilai budaya setempat yang digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat dengan
bijaksana. Kearifan lokal membentuk identitas khas suatu daerah sehingga membedakan
masyarakatnya dengan masyarakat dari daerah lain. Nilai yang terkandung dalam tradisi
tahunan ini merupakan cerminan dari apa yang telah leluhur mereka berikan. Acara ruwatan
adalah sarana pembelajaran bagi manusia untuk menyadari bahwa setiap tantangan yang
dihadapi oleh umat manusia pada akhirnya harus diserahkan kepada Tuhan. Ruwatan
merupakan salah satu upacara Jawa yang digunakan untuk menghadapi dimensi spiritual,
mengevaluasi kondisi pribadi, mengawasi aktivitas yang dilakukan, dan memohon pertolongan
Tuhan untuk melepaskan diri dari bencana dan masalah dalam hidup.
Dalam penulisan ini, telah dikaji secara komprehensif pengaruh nilai dan norma terhadap
tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Melalui analisis mendalam
terhadap literatur relevan dan, penulisan ilmiah ini memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran penting nilai dan norma dalam mempertahankan dan
mengembangkan tradisi budaya lokal yang bernilai tinggi. Berdasarkan analisis literatur
relevan, terlihat adanya kesenjangan penulisan yang menunjukkan perlunya penelitian lebih
lanjut dalam mempelajari dinamika perubahan sosial dan budaya yang berpotensi
mempengaruhi tradisi Ruwat Bumi serta peluang pengembangan lebih lanjut untuk
memastikan kelangsungan tradisi tersebut. Oleh karena itu, penulis mendorong penulis
berikutnya untuk melibatkan aspek-aspek seperti partisipasi masyarakat, peran generasi muda,
dan perubahan lingkungan sosial dalam konteks tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci.
Dalam penelitian yang berjudul The symbolic meaning of ruwatan bumi for youth as
successors of This article discusses the symbolic meaning of the Ruwatan Bumi tradition for
teenagers in Guci Village, Tegal Regency. This study uses a qualitative approach to analyze
the implementation of traditions, the meaning of traditions for youth, and youth's social
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 3, No. 1, Juni 2023, page: 14-23
17
Aminudin, H..al (Pengaruh Nilai Dan Norma)
attitudes towards traditions. The results of the study show that this tradition is still carried out
every year and is interpreted by the youth as a ritual, ceremony, entertainment and
thanksgiving. This tradition emphasizes social attitudes such as responsibility, tolerance,
cooperation, and courtesy, as well as providing knowledge and life values for the community.
However, understanding and transmission of traditions to the younger generation is still
lacking, highlighting the importance of local wisdom and efforts to preserve culture. The
article refers to various studies on the role of youth and the impact of globalization on local
culture. tradition in Guci, Tegal.
Berbeda halnya dengan artikel yang berjudul Nilai-nilai Dakwah Ruwat Bumi di Objek
Wisata Guci Kabupaten Tegal yang ditulis oleh Rina Ilmal Anjani yang menjelaskan
bahwasanya Tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci, Kabupaten Tegal dilaksanakan setiap tahun
pada bulan Asyuro, meskipun tanggalnya tidak pasti. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat
Dukuh Pekandangan Desa Rembul Kecamatan Bojong dan Desa Guci Kecamatan Bumijawa
Kabupaten Tegal sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah atas kekayaan alam yang
melimpah dan sebagai penghormatan terhadap leluhur terdahulu. Tradisi ini dilakukan secara
turun temurun dan masih dilestarikan oleh masyarakat. Pelaksanaan Ruwat Bumi pada
dasarnya tidak menyimpang dari syariat Islam, meskipun terdapat nuansa mistis. Tradisi
Ruwat Bumi mengandung makna nilai-nilai kehidupan bagi masyarakat seperti sikap sosial
tanggung jawab, toleransi, kerjasama, kesopanan, dan ketauhidan. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa tradisi Ruwat Bumi masih dilakukan setiap tahunnya dan dimaknai oleh
para pemuda sebagai ritual, upacara, hiburan, dan syukuran. Namun, pemahaman dan
transmisi tradisi kepada generasi muda masih kurang, menyoroti pentingnya kearifan lokal dan
upaya pelestarian budaya.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh nilai dan norma terhadap tradisi
Ruwat Bumi, tulisan ini diharapkan dapat memberikan panduan yang berharga bagi
pemerintah daerah, pihak terkait, dan masyarakat Desa Guci dalam memelihara, melestarikan,
dan mengembangkan tradisi budaya yang kaya ini. Selain itu, tulisan ini juga dapat
memberikan sumbangan yang signifikan dalam pemahaman kita tentang pentingnya nilai-nilai
tradisional dalam menjaga keberagaman budaya, membangun harmoni sosial, serta
meningkatkan kualitas hidup dan pembangunan lokal di era modern yang serba dinamis.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif literatur yang merujuk pada
penelitian sebelumnya. (Ninoy Yudhistya Sulistiyono, 2018) menjelaskan bahwasanya
deskripsi literatur adalah sebuat metode untuk menjelaskan secara rinci mengenai fenomena
atau kejadian yang sedang terjadi dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam tulisan yang
ilmiah. Literatur dalam penelitian ini melalui basis jurnal ilmiah, buku, dan sumber-sumber
lainya yang releven dengan topik penelitian. Informasi yang terkumpul akan diuraikan sesuai
dengan konteks kehidupan sosial, perilaku, dan dinamika yang terjadi antara masyarakat serta
kebiasaan yang sering dilakukan dalam kehidupan bersama. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini melibatkan pengumpulan informasi, diikuti dengan seleksi dan penyusunan
analisis secara sistematis oleh penulis.
Penulisan ini memiliki relevansi yang signifikan karena mengisi celah pengetahuan yang
ada mengenai pengaruh nilai dan norma terhadap tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci,
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Saat ini, terdapat keterbatasan penelitian yang secara khusus
mengeksplorasi faktor-faktor nilai dan norma yang mempengaruhi dan menjaga kelangsungan
tradisi ini. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang pengaruh nilai dan norma dalam konteks tradisi Ruwat Bumi. Melalui
penelitian ini, diharapkan akan ditemukan wawasan baru yang dapat memberikan kontribusi
pada literatur yang ada.