AoSSaGCJ, Vol. 2, Issue 2, (2022) page 61-67
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: xxxx-xxxx (Print) xxxx-xxxx (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
61
10.47200/Aossagcj.v2i2.1840 aossagcj@gmail.com
Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi Berkelanjutan
terhadap Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Alfian Fahrurrozhi
a,1
, Heri Kurnia
b,2
a
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161, Indonesia
b
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161, Indonesia
1
2
herikurnia312@gmail.com .
*
Corresponding Author: [email protected]m
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 23 Juli 2022
Direvisi: 24 September 2022
Disetujui: 29 Oktober 2022
Tersedia Daring: 01 Desember
2022
Artikel ini memberikan tinjauan singkat tentang perkembangan filsafat
ilmu di Indonesia, menyoroti kontribusi unik dan orisinal para filsuf
dan ilmuwan Indonesia dalam memperluas wawasan dan pemahaman
tentang ilmu pengetahuan. Dengan menjembatani kesenjangan antara
tradisi filsafat Barat dan konteks budaya lokal, mereka telah
memperkaya teori dan metodologi filsafat ilmu serta memberikan
dampak penting pada pembangunan masyarakat dan peningkatan
pendidikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode riset
deskriptif berbasis literatur dengan analisis dan kriteria tertentu.
Hasilnya menunjukkan pengembangan epistemologi lokal, pemikiran
kritis terhadap pengetahuan Barat, pengembangan konsep lokal,
refleksi terhadap implikasi sosial dan lingkungan ilmu pengetahuan,
dialog antara ilmu pengetahuan dan agama/budaya, serta kajian kritis
terhadap teknologi dan inovasi. Kesimpulannya, artikel ini
menekankan pentingnya hubungan yang saling melengkapi antara
filsafat dan ilmu pengetahuan dalam upaya mencapai pengetahuan dan
kebijaksanaan yang lebih dalam serta menjalani kehidupan yang
bertanggung jawab.
Kata Kunci:
Perkambangan
Filsafat Ilmu
Ilmu Pengetahuan
ABSTRACT
Keywords:
Development
Science phylosophy
Knowledge
This article provides a brief overview of the development of philosophy
of science in Indonesia, highlighting the unique and original
contributions of Indonesian philosophers and scientists in expanding
insights and understanding of science. By bridging the gap between
Western philosophical traditions and local cultural contexts, they have
enriched the theories and methodologies of the philosophy of science
and made significant impacts on societal development and educational
improvement in Indonesia. This research employs a descriptive
literature-based research method with specific analysis and criteria.
The results indicate the development of local epistemology, critical
thinking towards Western knowledge, the development of local
concepts, reflection on the social and environmental implications of
science, dialogue between science and religion/culture, as well as
critical studies of technology and innovation. In conclusion, this article
emphasizes the importance of the complementary relationship
between philosophy and science in the pursuit of deeper knowledge
and wisdom, and in leading a responsible life.
© 2022, Alfian Fahrurrozhi, et.al
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
62
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
1. Pendahuluan
Perkembangan filsafat ilmu di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan
dalam beberapa dekade terakhir. Dalam upaya memahami dan menganalisis fenomena ilmiah,
para filsuf dan ilmuwan Indonesia telah menghasilkan kontribusi yang berharga dalam
memperluas wawasan dan pemahaman tentang filsafat ilmu. Mereka telah menjembatani
kesenjangan antara tradisi filsafat Barat dengan konteks budaya dan intelektualitas Indonesia,
menciptakan perspektif yang unik dan orisinal. Melalui karya-karya mereka, para filsuf
Indonesia telah memperkaya teori dan metodologi filsafat ilmu, serta memberikan kontribusi
penting bagi pembangunan masyarakat dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Artikel ini akan menyajikan tinjauan singkat mengenai perkembangan filsafat ilmu di
Indonesia, menyoroti karya-karya terkemuka dan dampaknya terhadap pemahaman kita
tentang sains dan ilmu pengetahuan
Filsafat Ilmu merupakan salah satu cabang khusus dari Filsafat yang memiliki kedudukan
dan posisi yang strategis dalam membangun paradigma ilmu di Indonesia (Hastangka &
Santoso, 2021). Penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang kedudukan dan
posisi Filsafat dalam paradigma keilmuan yang berkembang. Penelitian dalam bidang filsafat
ilmu di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang mempelajari aspek-aspek epistemologis,
metodologis, dan ontologis dari ilmu pengetahuan. Sebagai sebuah negara yang memiliki
beragam disiplin ilmu, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan filsafat ilmu
yang unik dan relevan dengan konteks lokalnya.
Menurut (Akromullah, 2018), ilmu pada dasarnya mempelajari alam sebagaimana adanya,
namun juga mulai mempertanyakan hal-hal yang bersifat seharusnya, seperti tujuan
sebenarnya penggunaan ilmu. Pertanyaan lain yang diajukan adalah di mana batas
penjelajahan ilmu dan ke arah mana perkembangan ilmu harus diarahkan. Secara sistematis,
ilmu memiliki dua makna, yaitu sebagai produk dan sebagai proses. Sebagai produk, ilmu
adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dalam bidang tertentu dan disusun dalam
suatu sistem. Sebagai proses, ilmu merujuk pada aktivitas pikiran manusia untuk memperoleh
pengetahuan dalam bidang tertentu secara bertatanan atau sistematis, dengan menggunakan
seperangkat konsep yang secara khusus diciptakan untuk tujuan tersebut. Tujuannya adalah
untuk mengamati gejala-gejala yang relevan dalam bidang tersebut, yang hasilnya berupa
keputusan-keputusan yang dapat dikaji oleh orang lain berdasarkan kriteria yang sama dan
telah disepakati, atau yang lazim dalam komunitas keahlian di bidang tersebut (Tutik, 2014).
Perkembangan filsafat ilmu di Indonesia ditandai dengan munculnya sejumlah kelompok
peneliti dan akademisi yang berdedikasi untuk memajukan pemahaman tentang sifat ilmu
pengetahuan. Mereka telah aktif dalam melakukan penelitian, menyelenggarakan seminar dan
konferensi, serta menerbitkan karya-karya ilmiah yang berkontribusi dalam pengembangan
filsafat ilmu di Indonesia. Semakin banyaknya publikasi ilmiah dan penelitian yang dilakukan
oleh para akademisi Indonesia menunjukkan minat yang meningkat dalam bidang ini.
Selain itu, upaya kolaborasi dan pertukaran pengetahuan dengan para filsuf ilmu
internasional juga telah membantu mendorong perkembangan filsafat ilmu di Indonesia.
Melalui diskusi, penelitian bersama, dan kunjungan akademik, para peneliti Indonesia telah
memperkaya wawasan mereka dan memperluas jaringan kerja internasional dalam bidang ini.
Keterlibatan dalam konferensi internasional dan partisipasi dalam forum internasional telah
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
63
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
memperkuat posisi Indonesia sebagai kontributor yang penting dalam perkembangan filsafat
ilmu global.
Peran perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia juga memberikan kontribusi
signifikan dalam mengembangkan filsafat ilmu. Mereka telah menyediakan platform dan
dukungan bagi para peneliti dan akademisi untuk menjalankan penelitian dan mengembangkan
pemikiran baru di bidang ini. Dengan adanya pendanaan dan fasilitas yang memadai, mereka
dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan memberikan dampak positif dalam
pengembangan filsafat ilmu di Indonesia.
Secara keseluruhan, perkembangan filsafat ilmu di Indonesia telah menunjukkan
kemajuan yang signifikan. Dukungan dari para peneliti, kolaborasi internasional, dan peran
perguruan tinggi dan lembaga penelitian telah mendorong perkembangan pemikiran dan
pemahaman tentang ilmu pengetahuan di Indonesia. Dengan terus melanjutkan upaya ini,
diharapkan filsafat ilmu di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan sumbangan
yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara global.
2. Metode
Dalam artikel ini, digunakan jenis riset deskriptif berbasis literatur dengan merujuk pada
beberapa referensi. Metode analisis, kriteria, dan standar rujukan digunakan untuk melakukan
penelitian, serta ada alur berpikir yang diikuti dalam pelaksanaan penelitian. Tata cara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset kepustakaan. Metode ini melibatkan
pengumpulan informasi melalui penelaahan buku, bahan bacaan, tulisan sebelumnya, dan
jurnal-jurnal yang relevan dengan menggunakan aplikasi Publish or Perish untuk memudahkan
pencarian dari berbagai sumber yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Informasi
yang diperoleh dari berbagai sumber dicatat untuk memperkuat dasar teoritis penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan
Filsafat, dalam bahasa Arab dikenal sebagai "falsafah," sedangkan dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai "philosophy," yang berasal dari bahasa Yunani "Philosophia." Kata
"Philosophia" terdiri dari kata "philein," yang berarti cinta (love), dan "Sophia," yang berarti
kebijaksanaan (wisdom). Secara mendalam, filsafat dapat diartikan sebagai cinta terhadap
kebijaksanaan atau love of wisdom (Mohammad, 2010). Para filsuf dan ahli filsafat
memberikan definisi filsafat sebagai berikut. Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan yang
berusaha mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Sementara menurut Aristoteles,
filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran dan mencakup ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
Filsafat, yang memiliki akar kata dari bahasa Yunani "Philen" yang berarti cinta, dan
"Sophia" yang berarti kebijaksanaan, dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan. Makna
etimologi ini muncul dari pandangan Socrates beberapa abad sebelum masehi. Socrates
berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kebijaksanaan karena keterbatasan kemampuan
mereka. Namun, manusia memiliki hak untuk mencintai kebijaksanaan. Pendapat Socrates
tersebut juga mencerminkan kritiknya terhadap kaum Sophis yang mengklaim memiliki
kebijaksanaan (Suhartono, 2007). Secara umum, istilah "cinta" menggambarkan adanya aksi
yang melibatkan dua pihak. Pihak pertama berperan sebagai subjek, sementara pihak kedua
berperan sebagai objek. Aksi tersebut didorong oleh keinginan subjek untuk bersatu dengan
objek. Untuk dapat bersatu dengan objek, subjek harus memiliki pengetahuan tentang sifat
atau hakikat objek. Dengan kata lain, pengetahuan tentang objek menentukan tingkat
persatuan antara subjek dan objek. Semakin dalam pengetahuan subjek, semakin kuat
persatuan dengan objek. Sementara itu, istilah "kebijaksanaan" berasal dari kata dasar
"bijaksana" dengan awalan "ke" dan akhiran "an," yang menggambarkan pengetahuan yang
sejati tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan dikenal sebagai pengetahuan yang benar, baik,
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
64
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
dan adil. Tindakan yang berasal dari kebijaksanaan lahir dari dorongan yang kuat, didasarkan
pada pertimbangan akal pikiran yang mendalam, dan didukung oleh perasaan yang mendalam.
Dengan demikian, secara etimologis filsafat dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang
pengetahuan atau akar dari pengetahuan yang paling mendalam (Suhartono, 2007).
Filsafat adalah cabang pengetahuan yang mendalaminya eksistensialitas, yang berarti
bahwa ia erat terkait dengan segala aspek kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, filsafat dapat
dianggap sebagai kekuatan penggerak utama dalam menjalani kehidupan kita baik sebagai
individu maupun sebagai bagian dari kolektif manusia, dalam bentuk masyarakat atau bangsa
(Taembo & Pujiati, 2023). Filsafat tidak hanya sekadar kumpulan konsep teoretis yang
terpisah dari realitas kita, melainkan ia merangkul dan menggali makna serta nilai-nilai yang
ada dalam kehidupan kita yang nyata. Dalam filsafat, kita berusaha memahami hakikat
manusia, tujuan hidup, nilai-nilai moral, keadilan, dan konsep-konsep lain yang memengaruhi
cara kita berpikir dan bertindak.
Ilmu muncul karena hakikat manusia yang memiliki gagasan dan keinginan untuk mencari
sesuatu yang baru. Manusia secara intrinsik memiliki dorongan untuk mencari pengetahuan
dan kebenaran. Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia dalam upaya mencari
pengetahuan (Atabik, 2014). Ilmu dibangun secara sistematis dan teratur oleh manusia. Ilmu
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan manusia dan dapat mengubah
peradaban manusia. Tritularsih & Sutopo (2017) merekonstruksi peran dan posisi ilmu dalam
dunia industri dalam beberapa periode.
Pada periode pertama, terjadi perubahan dari sistem kerja manual menggunakan tenaga
manusia menjadi sistem pabrikan dengan adanya beberapa temuan di bidang teknologi yang
terjadi selama Revolusi Industri di Inggris. Peningkatan produktivitas tercapai melalui analisis
dan perancangan metode kerja berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah. Pada periode berikutnya,
pada awal abad ke-20, digunakan pendekatan matematika dan optimasi klasik sebagai metode
untuk meningkatkan produktivitas. Pada pertengahan abad ke-20, pendekatan Cybernetic, Soft
System Thinking, Critical System Thinking, dan Total Intervention System mulai digunakan.
Pada akhir abad ke-20, kerjasama dan teknologi informasi menjadi semakin penting. Era ini
juga memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam era global di mana teknologi informasi
berkembang pesat dan informasi serta pengetahuan berkembang tanpa adanya kontrol yang
ketat. Salah satu tantangan mendasar adalah bagaimana posisi dan peran ilmu dalam
membangun fondasi kehidupan manusia.
Pada awal perkembangannya, ilmu muncul untuk membantu manusia membangun fondasi
ilmiah dan mencari kebenaran ilmiah. Ilmuwan melakukan eksperimen, penelitian, dan
berbagai macam percobaan untuk mengembangkan metode yang valid dan mencapai
kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, konstruksi ilmu pada dasarnya bertujuan untuk membangun
kebenaran dan pengetahuan yang kokoh. Namun, menurut Tritularsih & Sutopo (2017),
tantangan lain yang muncul akibat dampak era informasi global adalah peran manusia yang
tergeser oleh teknologi.
Dalam berbagai studi dan kajian Filsafat Ilmu dalam konteks Indonesia dibahas sebagai
salah satu kajian yang dapat memberikan kontribusi pemikiran, pengembangan keilmuan dari
disiplin ilmukhusus yang lain seperti Ilmu Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi. Nasrullah
(2007) menjelaskan bahwa Filsafat Ilmu memiliki peran penting dalam memajukan Ilmu
Ekonomi karena dari Filsafat Ilmu telah melahirkan pemikiran ekonomi baik teoritis maupun
terapan. Berbagai temuan ilmiah di bidang manajemen, produksi, pemasaran,sumber daya
manusia dan keuangan telah mampu membawa dampak terhadap modernisasi sistem industri
dan perdagangan dunia. Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas
berbagai macam hal yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Sebagai Filsafat, Filsafat Ilmu
Pengetahuan membahas ilmu pengetahuan sebagai objeknya secara rasional (kritis, logis, dan
sistematis), menyeluruh,dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
65
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara benar, jelas, lengkap, serta mendalam untuk
mendapatkan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari
ilmu pengetahuan yang sebenarnya (Wahana, 2016). Dalam kajian Filsafat Ilmu, pengetahuan
dan ilmu dibedakan menjadi dua posisi yaitu pengetahuan adalah keseluruhan gagasan,
pemikiran, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala
isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Sedangkan,pengetahuan adalah keseluruhan
system pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis (Soelaiman, 2019).
Posisi Filsafat Ilmu di Indonesia berdasarkan dari kajian dan analisis penelitian ini
menunjukkanbahwa awal mula perdebatan tentang Filsafat Ilmu di Indonesia berpijak pada
tiga pemikiran utama yaitu: pemikiran The Liang Gie yang membahas dimensi ilmu dan
struktur ilmu dalam bukunya berjudul Pengantar Filsafat Ilmu. Pemikiran The Liang Gie yang
memperjelas antara definisi ilmu dan dimensi ilmu. The Liang Gie menjelaskan tentang
dimensi ilmu terdiri atas cabang ilmu, pengetahuan reflektif abstrak, dan aspek realitas.
Cabang ilmu diartikan sebagai cabang dari ilmu tertentu seperti ekonomi, linguistik,
matematika, politik, psikologis, dan sosiologis. Sedangkan pengetahuan reflektif-abstrak
terdiri atas pengetahuan filsafati dan logis.
Posisi berikutnya, pemikiran dari Jujun S.Suriasumantri yang menekankan tentang
hakikat ilmu bahwa ilmu tidak menuntut adanya hubungan sebab akibat yang mutlak
(Suriasumantri, 2015). Posisi ilmu dalam konteks yang disampaikan Suriasumantri
menekankan pada esensi pengetahuan, sumber pengetahuan, dan dasar moralitas ilmu. Esensi
ilmu adalah menemukan pengetahuan yang hakiki. Sumber kebenaran Ilmu ditentukan dari
cara berpikir yang dilakukan menurut persyaratan keilmuan, dan dimensi nilai dari ilmu ialah
moralitas ilmu bertujuan untuk kebaikan umat manusia. Pada dasarnya kajian ini
menunjukkan bahwa posisi Filsafat Ilmu dalam membangun kontruksi ilmu di Indonesia
menekankan pada pemikiran Filsafat Ilmu barat yang membahas tentang hakikat ilmu dari
aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Oleh karena itu, orientasi Filsafat Ilmu yang
berkembang di Indonesia mengacu pada paradigma barat yang membahas ilmu dari perspektif
Filsafat barat. Wacana yang ditawarkan dari kajian Filsafat Ilmu pada umumnya memiliki
unsur yang lebih dominan pada wacana Filsafat ilmu pengetahuan barat.
Filsafat Ilmu Indonesia memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di negara ini. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi beberapa kontribusi utama
yang telah dilakukan oleh Filsafat Ilmu Indonesia.
1. Pengembangan Epistemologi Lokal:
Filsafat Ilmu Indonesia telah mengembangkan epistemologi lokal yang mengakui
kearifan tradisional, budaya, dan filosofi dalam penciptaan pengetahuan. Dengan
mempertimbangkan konteks budaya Indonesia, Filsafat Ilmu mampu menghasilkan
pendekatan unik dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang memperhitungkan nilai-
nilai lokal. Hal ini penting dalam menjaga keberlanjutan pengetahuan tradisional dan
memungkinkan pengembangan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan realitas sosial dan
budaya Indonesia.
2. Pemikiran Kritis terhadap Pengetahuan Barat
Filsafat Ilmu Indonesia juga telah memberikan kontribusi dalam melakukan
pemikiran kritis terhadap pengetahuan Barat yang diperkenalkan di Indonesia. Dengan
mempertanyakan asumsi dan metode yang mendasari pengetahuan Barat, Filsafat Ilmu
membantu menganalisis dampak sosial, budaya, dan politik dari pengetahuan tersebut.
Hal ini memungkinkan munculnya perspektif yang lebih inklusif dan kritis terhadap
pengetahuan global, serta memperkaya perdebatan intelektual di Indonesia.
3. Pengembangan Konsep-konsep Lokal
Filsafat Ilmu Indonesia telah membantu pengembangan konsep-konsep lokal yang
unik dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Melalui pemahaman mendalam terhadap
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
66
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
kearifan lokal, Filsafat Ilmu berkontribusi dalam menghasilkan konsep-konsep yang lebih
relevan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Contohnya adalah konsep-konsep
dalam ilmu sosial seperti gotong royong, adat istiadat, dan kearifan lokal lainnya yang
memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan budaya Indonesia.
4. Pemikiran Kritis terhadap Implikasi Sosial dan Lingkungan Ilmu Pengetahuan.
Filsafat Ilmu Indonesia telah mempromosikan pemikiran kritis terhadap implikasi
sosial dan lingkungan dari ilmu pengetahuan. Dalam era yang semakin kompleks dan
penuh tantangan ini, Filsafat Ilmu mendorong refleksi tentang bagaimana ilmu
pengetahuan dapat digunakan secara bertanggung jawab untuk kepentingan masyarakat
dan lingkungan. Filsafat Ilmu Indonesia mempertanyakan dampak dari kemajuan ilmu
pengetahuan terhadap kesetaraan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan.
5. Dialog antara Ilmu Pengetahuan dan Agama/Budaya:
Filsafat Ilmu Indonesia juga telah mendorong dialog dan interaksi yang lebih baik
antara ilmu pengetahuan dengan agama dan budaya. Dalam masyarakat yang kaya
dengan keragaman agama dan budaya, Filsafat Ilmu membantu mengatasi konflik
potensial dan mencari cara untuk memadukan perspektif-perspektif yang berbeda. Ini
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penelitian kolaboratif dan pembangunan
ilmu pengetahuan yang lebih holistik.
6. Pengembangan Kritis terhadap Teknologi dan Inovasi.
Filsafat Ilmu Indonesia juga berperan dalam mengembangkan pemikiran kritis
terhadap teknologi dan inovasi. Dalam era kemajuan teknologi yang pesat, Filsafat Ilmu
mendorong pertanyaan-pertanyaan etis dan moral tentang penggunaan teknologi, seperti
implikasi terhadap privasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Ini membantu
masyarakat dan pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan yang bijaksana dalam
menghadapi tantangan teknologi modern.
4. Kesimpulan
Filsafat berkaitan erat dengan eksistensialitas dan memiliki pengaruh signifikan dalam
kehidupan sehari-hari. Filsafat tidak hanya berisi konsep teoretis, tetapi juga merangkul
makna dan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan nyata. Filsafat membantu kita memahami
hakikat manusia, tujuan hidup, nilai-nilai moral, keadilan, dan konsep-konsep lain yang
mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak. Ilmu, di sisi lain, muncul karena dorongan
manusia untuk mencari pengetahuan dan kebenaran. Ilmu dibangun secara sistematis dan
teratur, dan memiliki peran penting dalam mempengaruhi kehidupan manusia dan peradaban.
Ilmu dapat mengubah peradaban manusia dan memiliki dampak signifikan dalam berbagai
aspek kehidupan.
Di Indonesia, Filsafat Ilmu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Beberapa kontribusi utama Filsafat Ilmu Indonesia meliputi pengembangan
epistemologi lokal yang mengakui kearifan tradisional, pemikiran kritis terhadap pengetahuan
Barat, pengembangan konsep-konsep lokal, pemikiran kritis terhadap implikasi sosial dan
lingkungan ilmu pengetahuan, dialog antara ilmu pengetahuan dan agama/budaya, dan
pengembangan kritis terhadap teknologi dan inovasi. Dalam keseluruhan, Filsafat Ilmu dan
ilmu pengetahuan saling berhubungan dan saling melengkapi dalam usaha manusia untuk
mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan yang lebih dalam serta menjalani kehidupan yang
bermakna dan bertanggung jawab.
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Terlebih dahulu, penulis ingin berterima kasih
kepada institusi tempat penulis mengerjakan artikel yang telah memberikan dukungan penuh
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 61-67
67
Fahrurrozhi et.al (Filsafat Ilmu Indonesia: Kontribusi.)
dalam melaksanakan penulisan artikel ilmiah ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dan saran berharga selama proses penulisan artikel ilmiah ini.
Tidak lupa juga, penulis ingin berterima kasih kepada rekan-rekan sesama peneliti yang telah
memberikan masukan berharga dan membantu dalam menyelesaikan artikel ilmiah. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah berperan dalam kelancaran penulisan artikel ilmiah ini. Kontribusi mereka sangat berarti
dan menjadi dasar yang kuat dalam menghasilkan artikel ilmiah ini.
6. Daftar Pustaka
Akromullah, H. (2018). Kebenaran Ilmiah Dalam Perspektif Filsafat Ilmu (Suatu Pendekatan
Historis dalam Memahami Kebenaran Ilmiah dan Aktualisasinya dalam Bidang Praksis).
Majalah Ilmu Pengetahuan Dan Pemikiran .
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/tajdid/article/view/246
Atabik, A. (2014). Teori kebenaran perspektif filsafat ilmu: Sebuah kerangka untuk memahami
konstruksi pengetahuan agama. Fikrah.
http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/565
Hastangka, H., & Santoso, H. (2021). Arah dan orientasi filsafat ilmu di Indonesia. Jurnal
Filsafat Indonesia. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/38407
Mohammad, A. (2010). Filsafat Ilmu: Ontologi. In Epistimologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan ….
Nasrullah, Y. (2007). Peran Filsafat Ilmu terhadap Ilmu Ekonomi dan Pengembangan Para
Sarjananya. Unisia. https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/view/2669
Soelaiman, A. (2019). Darwis, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam. Banda
Aceh: Bandar Publishing, cet ….
Suhartono, S. (2007). Dasar-dasar Filsafat. library.stik-ptik.ac.id. http://library.stik-
ptik.ac.id/detail?id=7369&lokasi=lokal
Suriasumantri, J. S. (2015). Filsafat Ilmu: Sebuah Apresiasi Terhadap Ilmu, Agama Dan Seni.
In Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Taembo, M., & Pujiati, T. (2023). Filsafat Analitik Bahasa dalam Perkembangan Ilmu Bahasa.
Journal of Social, Culture, and …. https://journal.trunojoyo.ac.id/jscl/article/view/19955
Tritularsih, Y., & Sutopo, W. (2017). Peran Keilmuan Teknik Industri Dalam Perkembangan
Rantai Pasokan Menuju Era Industri 4.0. In Seminar dan Konferensi Nasional IDEC.
idec.ft.uns.ac.id. https://idec.ft.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2017/11/Prosiding2017_ID071.pdf
Tutik, T. T. (2014). Hakikat Keilmuan Ilmu Hukum (Suatu Tinjauan dari Sudut Pandang
Filsafat Ilmu). dalam Metode Penelitian Hukum yang dikumpulkan olehValerine. In JLK
Universitas Indonesia: Program Pascasarjana ….
Wahana, P. (2016). Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan
dengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian. Jurnal
Penelitian. http://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/870