Revolusi teknologi terkait kecerdasan buatan ini telah merambah banyak bidang industri,
kesehatan, dan pendidikan. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana masa depan kecerdasan
buatan atau Artificial Intelligence akan membentuk masyarakat kita dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Kecerdasan buatan sendiri adalah kemampuan
mesin untuk meniru dan melakukan tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan komputerisasi dan pemrosesan data telah
memengaruhi pengembangan algoritma dan sistem kecerdasan buatan yang semakin kompleks.
Teknologi seperti pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam telah memungkinkan AI
untuk belajar dari data dan meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu.
Meskipun kecerdasan buatan menjanjikan banyak kemajuan dan inovasi yang dapat
membantu masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, penting juga untuk dipahami bahwa
kecerdasan buatan (AI) memiliki implikasi sosial dan etika yang harus diperhatikan. Oleh
karena itu, yang harus dipahami dan dijelaskan dalam artikel ini yaitu bagaimana
perkembangan kecerdasan buatan memengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan,
termasuk tantangan, risiko, dan pertimbangan etis yang terlibat. Artificial Intelligence atau
kecerdasan buatan dapat disebut begitu karena Artificial Intelligence sendiri dapat
mengaplikasikan pengetahuan, dapat mempelajari kehidupan manusia serta merekam berbagai
respon yang diberikan oleh manusia untuk mereka (AI) kembangkan dengan kemampuannya
sendiri. Namun dibalik kelebihannya Artificial Intelligence juga memiliki kekurangan yaitu
Artificial Intelligence tidak memilliki emosional dalam berkomunikasi dan merespon umpan
balik dari manusia.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence ini sendiri memiliki sejarah yang cukup
panjang. Pada tanggal 10 Februari tahun 1996, Sang juara catur dunia pada masa itu yaitu
Garry Kasparov beradu catur dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang
diberinama Deep Blue. Hasilnya bisa ditebak, kecerdasan buatan atau (Artificial Intelligence)
yang bernama Deep Blue dapat mengalahkan Kasparov (Riza et al., 2023). Artificial
Intelligence atau kecerdasan buatan sebagai hasil ciptaan manusia, yang memiliki dampak
yang baik dan juga dampak yang buruk bagi masyarakat. Kecerdasan buatan in dibuat
bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam dunia digital, namun karena
kemajuan teknologi informasi dan industri yang semakin pesat, kecerdasan buatan juga
memunculkan keresahan dari masyarakat akan dampak buruk yang mungkin bisa di
akibatkan dari perkembangan Artificial Intelligence ini. Maka bisa dikatakan bahwa
kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence secara ontologi menjadi pertanyaan besar yang
belum dapat ditemukan jawabannya.
2. Metode
Metode penelitian kepustakaan atau disebut juga dengan metode penelitian kepustakaan
adalah suatu pendekatan penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis informasi yang
dipublikasikan dalam bentuk literatur ilmiah, termasuk artikel jurnal, buku, laporan penelitian,
dan sumber lainnya. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
tentang topik penelitian tertentu dan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menciptakan
wawasan baru, memvalidasi atau memperluas teori yang ada, atau membuat kerangka teori.
Dalam metode penelitian kepustakaan, peneliti mengidentifikasi literatur yang berkaitan
dengan topik penelitiannya, membaca, meringkas dan menyintesis informasi yang ditemukan,
serta mengevaluasi dan menginterpretasikan hasilnya. Tujuan utama dari metode ini adalah
untuk membuat tinjauan literatur yang komprehensif dan menyeluruh tentang subjek yang
diteliti.