AoSSaGCJ, Vol. 2, Issue 1, (2022) page 1-10
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: xxxx-xxxx (Print) xxxx-xxxx (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
1
10.47200/AoSSaGCJ.v2i1.1580 aossagcj@gmail.com
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Menanggulangi Kenakalan Siswa SMP Bina Jaya
Banguntapan Bantul
Rino
a,1
, Ahmad Nasir Ari Bowo
b,2*
, Joko Wahono
c,3
abc
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Jl. Perintis Kemerdekaan, Gambiran, Pandeyan, Umbulharjo,
Yogyakarta, Kode Pos 55161, Indonesia.
1
2
ahmadnasira[email protected];
3
jokowahono12@gmail.com
*
Corresponding Author
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 5 Januari 2022
Direvisi: 27 Maret 2022
Disetujui: 17 Mei 2022
Tersedia Daring: 1 Juni 2022
Penelitian ini dilatarbelangi oleh permasalahan Implementasi Nilai-
nilai Pancasila Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Impelementasi nilai-nilai Pancasila dalam
menanggulangi kenakalan Siswa di SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara,
observasi, studi dokumentasi serta analisis deskriptif. Kesimpulan yang
dihasilkan adalah bahwa upaya sekolah, guru, dalam menanamkan
nilai-nilai pacasila dengan tujuan menumbuhkan moralitas dan
kerakter yang mampu menanggulangi kenakalan siswa. Hasil
observasi, wawancara menunjukkan bahwa kegiatan penerapan nilai-
nilai pancasila sudah maksimal dilakukan oleh sekolah dan guru dalam
menanggulagi kenakalan Siswa di SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul.
Pembelajaran PPKn, diakui sebagai bahan ajar yang mampu
memproteksi siswa dari jeratan kenakalan. Melalui pembelajaran PPKn
dan pengamalan terhadap nilai-nilai ketuhanan sebagai mana termuat
dalam pancasila dipercayai sebagai sentral bagi siswa-siswi untuk
membentuk kerakter, moral, yang baik serta melindungi siswa dari
perilaku menyimpang.
Kata Kunci:
Implementasi Nilai-nilai
Kenakalan Siswa
Pancasila
ABSTRACT
Keywords:
Implementation of Values
Pancasila
Student Delinquency
This research is motivated by the problem of implementing Pancasila
values in dealing with student delinquency. This study aims to
determine how the implementation of Pancasila values in tackling
student delinquency at SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul. This
research uses a qualitative descriptive research type. Data collection
techniques used in this study used interview, observation,
documentation studies and descriptive analysis. The conclusion of this
research is that the efforts of schools, teachers, in instilling Pancasila
values with the aim of growing morality and good character are able to
overcome student delinquency. The results of observations and
interviews show that the activities of implementing Pancasila values
have been maximally carried out by schools and teachers in dealing
with student delinquency at Bina Jaya Banguntapan Junior High School
Bantul. Civics learning is recognized as a teaching material that is able
to protect students from the bondage of delinquency. Through Civics
learning and practicing divine values as contained in Pancasila, it is
believed to be central for students to form good, moral, character and
protect students from deviant behavior.
© 2022, Rino, dkk
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
2
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
1. Pendahuluan
Sebuah bangsa tidak akan bisa berdiri kokoh dan tidak akan tahu kemana arah dan
tujuannya yang akan dicapai tanpa ada dasar negera, ideologi dan pandangan hidup bangsa,
dasar negara merupakan “alas” yang menjadi pijakan berdirinya sebuah negara. pancasila
sebagai dasar negara berakar dari nilai-nilai budaya masyarakat dan bangsa indonesia yang
digali dari pandangan hidup bangsa yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai dasar negara juga menunjukkan bahwa pancasila memang menjadi “alas” dari pada
berdirinya negara Indonesia sehingga semua hal yang menyangkut perikehidupan bangsa
Indonesia harus benar-benar berdasarkan pada pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup
atau falsafah bangsa harus mampu dieksternalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara baik elemen birokrasi pemerintah maupun rakyat secara umum. Dengan demikian
sangat tidak benar jika memaknai pancasila sebagai falsafah yang lebih berlaku bagi birokrasi
pemerintahan karena mereka sebagai pelaku utama dalam menyelenggarakan negara. Menurut
Kaelan, (2019: 56-57) Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup namun
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Ideologi diartikan sebagai keseluruhan sistem ideal atau gagasan-gagasan yang secara
normatif memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi seseorang atau
masyarakat dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari pengertian diatas terlihat
bahwa suatu ideologi terdiri dari dimensi realitas, pemahaman situasi sosial yang sedang
dihadapi sebagai produk masa lampau suatu bangsa yang bernegara. Dimensi idealisme, usaha
untuk memberi gambaran situasi sosial baru yang ingin diciptakan. Kemudian pada dimensi
fleksibilitas yaitu penyusunan program umum yang kondisional dan situasional yang
menggariskan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan. Disinilah
letak kekuatan suatu ideologi yang mampu memberikn harapan bagi masyarakat
dipertanggung jawabkan secara rasional ataupun emosional. Pancasila yang telah dipadatkan
menjadi sangat luas dan filosofis sebagai sumber nilai bagi segala tentang bernegara. Sampai
saat ini, pancasila masih berdiri kokoh, meskipun banyak aliran atau sebuah ideologi dengan
berbagai latar belakang kerap merongrong keberadaannya. Menurut Mustaha Kamal Pasha,
(2019: 77) falsafah atau pandangan hidup sesungguhnya merujuk pada suatu sikap hidup
tertentu, yang semua itu didapatkan setelah melewati berbagai kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki bangsa itu sendiri yang diyakini kebenarannya.
Bagi bangsa besar seperti Indonesia, pandangan hidup yang dirumuskan melalui
kristalisasi nilai-nilai yang diyakini akan kebaikan dan kebenarannya, yang benar-benar digali
dari akar kepribadian bangsa Indonesia sendiri, dengan mengilhami gagasan-gagasan akhirnya
menjelma dalam wujud kongrit yaitu Pancasila. Keberadaan Pancasila sebagai ideologi yang
menjadi sumber pijakan dan tujuan bangsa Indonesia dalam keberlangsungan kehidupan baik
keluarga, masyarakat, maupun negera. Pancasila sebagai jiwa bangsa dalam artian kekuatan
dan dorongan berasal dari pancasila. maksud jiwa, disini adalah semangat untuk mendorong
suatu bangsa. Agar Pancasila mampu menunjukan eksistensi kepribadiannya. Pancasila
sebagai pandangan hidup atau dasar falsafah negara sebagai fundasi atau bijakan yang kokoh
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
3
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
dalam suatu bangsa, sebab Pancasila merupakan ideologi negara gagasan perjanjian Leluhur
yang berlandaskan pada aspek kehidupan. Pancasila pada hakikatnya sangat memiliki
keterbukaan terhadap perbedaan-berbedaan yang tentunya tidak terlepas dari kesepakatan yang
dilahirkan bersama. Maka untuk itu Pancasila sifatnya aktif dan terbuka, bukan tertutup atau
pasif. Prinsip atau hakikat Pancasila tidak boleh dirubah makna dan maksudnya sebagai
petunjuk dasar bernegara. Salah satu langkah sebagai strategi yang harus dijalankan untuk
mencegah harusnya kenakala pelajar di zaman globalisasi seperti saat ini. Bangsa Indonesia
harus punya harapan agar tetap berupaya bertahan hingga masa yang akan mendatang, semua
masyarakat Indonesia harus dibina dan diberikan arahan berupa sosialisasi agar Pancasila terus
dijadikan sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Dewasa ini, Indonesia dihadapkan berbagai persoalan Kenakalan pelajar yang
bertangangan dengan nilai-nilai Pancasila, Kenakalan pelajar atau remaja sangat memiliki
dampak negatif terhadap penyimpangan masa depan dan generasi indonesia. Kenakalan bisa
diartikan suatu sikap atau cara pandang yang tidak etis, atau dengan istilah lain perilaku yang
meyimpang dalam tindakan sosial atau masyarakat. Kenakalan tidak hanya pada tindakan
kekerasan fisik, akan tapi sebagai pemikiran, sikap yang berlawanan dengan nilai-nilai
Pancasila. Peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia mengenai kenakalan remaja atau pelajar yang menjadi fenomena sosial, seluruh
agama tidak pernah mengajarkan sama sekali tentang kenakalan atau melakukan kekerasan
dalam bentuk apapun. Dalam nilai-nilai Pancasila diperlihatkan tentang kebaikan yang
memegang teguh persatuan dalam keberagaman toreransi yang kuat kepada seluruh bangsa.
Kenakalan pelajar bukan hanya menjadi persoalan lokal akan tetapi sudah membumi tingkat
nasional yang menyebabkan runtuhnya moralitas generasi.
Akhir-akhir ini dikalangan remaja atau pelajar kenakalan yang mengarah pada tindakan
kekerasan, tawuran, perkelahian, bentrok antara pelajar mengakibatkan hilangnya nyawa.
perlu adanya keserusan baik orang tua, peran pemerintah, dan lembaga pendidikan dalam
memberi bimbingan terhadap pelajar. Beberapa media menampilkan tindakan kekerasan
seperti penyiraman air keras di bus sekolah, aksi brutal pelajar atau remaja dalam geng motor
kejahatan serta obat-obatan terlarang yang tanpa disadari pengaruh sikap yang menyimpang.
Menurut pandangan ketua Komisi Perlindungan Anak Iindonesia (KPAI) bahwa kekerasan
yang dilakukan oleh pelajar di sekolah didasari oleh keterlibatan ajaran agama yang diberikan.
Seperti sekolah telah diseinyalir mengajarkan intoleransi dan mengarah pelajar untuk memiliki
fanatisme terhadap ajaran agama tertentu. Maraknya kasus kekerasan pelajar di sekolah
menandakan bahwa perilaku bermoral atau ahlak pelajar Indonesia sedang dalam kondisi yang
memperhatikan. Melawan guru serta tidak patuh pada aturan sekolah, ahlak dan moralitas
yang seharusnya sebagai pengendali sudah sirna dari kepribadian pelajar, sehingga perilaku
sopan santun pelajar terhadap guru sudah tidak terkontrol. Pelajar tidak lagi mampu
membedakan tindakan mana yang bermoral dan mana yang tidak bermoral nilai-nilai
kemanusiaan, penghargaan, terhadap hak individu lain, penghormatan terhadap yang lain, rasa
menyayangi tidak lagi menjadi pedoman dalam berbuat dan bertingkah laku.
Berdasarkan masalah-masalah di atas penulis tertarik akan meneliti bagaimana dengan
aspek pendidikan yang diajarkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam menanggulangi
kenakalan siswa terutama pada Sekolah menengah kejuruan, sejauh mana implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam menanggulangi kenakalan siswa. Sejauh ini tidak bisa dipungkiri bahwa
nilai-nilai Pancasila tidak kalah penting, karena sesungguhnya semua aspek dalam pendidikan
saling berkaitan. Berbekal pemikiran di atas dan mengingat pentingnya implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam menanggulangi kenakalan pelajar, maka perlu dilakukan penelitian
sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam menanggulangi kenakalan Siswa SMP Bina Jaya Banguntapan
Bantul”
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
4
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan ini merupakan metode yang menggambarkan permasalahan yang
dijelaskan berdasarkan fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan menarik kesimpulan
secara umum (Burhan Bungin 2001 Hlm: 65). Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan
Taylor (dalam Sutopo, HB 2002:16) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata lisan, catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta
pengertian dari perilaku orang yang dapat diamati.
Subyek Penelitian ini adalah; Guru BK SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul; Guru PPKn
SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul; Perwakilan siswa kelas VII, VIII dan IX SMP Bina Jaya
Banguntapan Bantul sebanyak 6 orang Putra dan Putri, Perwakilan Kesiswaan SMP Bina Jaya
Banguntapan Bantul. Sedangkan objek penelitian ini adalah Implementasi nilai-nilai pancasila
dalam Menanggulangi kenakalan siswa SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini mengacu pada model Milles
dan Huberman sebagai berikut:
Gambar 1. Teknik Analisis Data Penelitian Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
menanggulangi kenakalan Siswa di SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul.
3. Hasil dan Pembahasan
1. Implementasi Nilai-nilai pancasila dalam menanggulangi kenakalan Siswa SMP Bina Jaya
Banguntapan Bantul
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam menanggulangi kenakalan Siswa di SMP Bina Jaya
Banguntapan Bantul. selanjutnya deskripsi temuan di lapangan akan dipaparkan dalam rincian
sub bab berikut.
a. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Siswa
Bentuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa diantaranya tidak memakai
masker saat kesekolah, tidak mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu serta kurang
disiplin, hal ini diperkuat juga melalui observasi dan studi dokumentasi peneliti. Hasil
observasi peneliti menunjukkan bahwa terdapat siswa kurang disiplin selanjutnya studi
dokumentasi peneliti dapat dilihat bahwa beberapa pelanggaran siswa meliputi, Lebih
lengkapnya dapat dilahat pada tabel berikut:
Tabel 1. Jenis pelanggaran dan jumlah pelanggaran yang dilakukan siswa
No
Jenis Pelanggaran
Jumlah siswa yang melanggar aturan
1
Terlambat, kurang disiplin, dan tidak pakai
masker
Kelas: 7B 2 Anak
2
Terlambat, tidak pakai masker dan kurang
disiplin
Kelas: 7A 4 Anak
3
Terlambat, kurang disiplin dan tidak pakai
masker
Kelas: 8 2 anak
4
Terlambat, kurang disiplin dan tidak pakai
masker
Kelas: 9 0 Anak
Sumber: Guru BK SMP Binajaya Banguntapan Bantul
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
5
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
b. Cara mengatasi kenakalan siswa
Berdasarkan hasil wawancara cara untuk mengatasi kenakalan siswa yang dilakukan
sekolah dan guru adalah dengan menegur memberikan saran dalam bentuk edukasi dapat
mengatasi kenakalan siswa. hal ini diperkuat juga melalui observasi dan studi dokumentasi
peneliti. Hasil observasi peneliti menunjukkan sekolah dan guru sudah melaksanakan secara
maksimal untuk memberikan didikan yang baik kepada Siswa. Selanjutnya studi dokumentasi
peneliti dapat dilahat pada tabel berikut.
Tabel 2. Pedoman penilaian peserta didik dengan nilai pelanggaran (Tata Tertib di SMP
Bina Jaya Banguntapan Bantul)
No
Jenis Pelanggaran
Skor
Tempat berlakunya aturan
1
Porno aksi, menghamili, dan hamil.
100
Sekolah dan luar sekolah
2
Meminum dan menyimpan minuman keras.
100
Sekolah dan luar sekolah
3
Memakai, membawa, dan menyimpan narkoba.
100
Sekolah dan luar sekolah
4
Pencurian dan pemberatan.
100
Sekolah dan luar sekolah
5
Pemerasan
70
Sekolah dan luar sekolah
6
Berjudi ataupun membawa alat judi.
70
Sekolah dan luar sekolah
7
Membawa rokok ataupun merokok
70
Sekolah dan luar sekolah
8
Bertato
70
Sekolah dan luar sekolah
9
Berkelahi ataupun tawuran.
70
Sekolah dan luar sekolah
10
Menghina orang tua
70
Sekolah dan luar sekolah
11
Berpacaran/menjalin hubungan dekat dengan lawan
jenis
70
Sekolah dan luar sekolah
12
Melecehkan, menentang, mengumpat, menganiaya
dan berkata kotor kepada ustadz/ah baik secara
langsung maupun tidak langsung.
70
Sekolah dan luar sekolah
13
Melakukan bullying dan aniaya santri lain.
40
Sekolah
14
Mengorganisir santri lain untuk melanggar tata
tertib/melakukan perbuatan jelek lain.
40
Sekolah
15
Merusak sarana dan prasarana sekolah dengan
sengaja
35
Sekolah
16
Menjahili teman lawan jenis
30
Sekolah dan luar sekolah
17
Melakukan berbagai bentuk penipuan
30
Sekolah dan luar sekolah
18
Memberikan kesaksian palsu
30
Sekolah dan luar sekolah
19
Membolos (meninggalkan atau melompat pagar
sekolah)
25
Sekolah
20
Tidak melaksanakan sholat fardhu berjamaah tanpa
udzur syar'i
25
Sekolah
21
Tidak mengindahkan nasehat atau teguran yang
diberikan ustadz/ah.
25
Sekolah dan luar sekolah
22
Memakai peralatan makan di sekolah yang
sebenarnya diperuntukan khusus untuk ustadz/ah.
25
Sekolah
23
Bermain game via smartphone, komputer, maupun
laptop di lingkungan sekolah.
25
Sekolah
24
Membawa dan menggunakan smartphone selama jam
efektif belajar di sekolah.
20
Sekolah
25
Rambut disemir atau potongan rambut tidak
mencerminkan seorang santri/pelajar
15
Sekolah dan luar sekolah
26
Berkata kotor
15
Sekolah dan luar sekolah
27
Mencoret-coret seragam
15
Sekolah dan luar sekolah
28
Mencoret-coret fasilitas sekolah
15
Sekolah
29
Keluar kelas ketika tidak ada ustadz - ustdzah
maupun saat pergantian jam pelajaran tanpa udzur
yang jelas.
15
Sekolah
30
Makan dan minum selama jam pelajaran tanpa seijin
15
Sekolah
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
6
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
ustadz dan ustadzah.
31
Tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tanpa
keterangan.
10
Sekolah
32
Makan dan minum sambil berdiri atau menggunakan
tangan kiri.
10
Sekolah dan luar sekolah
33
Tidak melaksanakan sholat dhuha tanpa udzur syar'i
10
Sekolah
34
Memakai perhiasan bagi laki-laki
10
Sekolah dan luar sekolah
35
Membawa kendaraan bermotor di sekolah
10
Sekolah
36
Memanggil nama santri lain dengan sebutan yang
buruk atau bukan nama aslinya.
10
Sekolah dan luar sekolah
37
Melakukan permainanan olahraga di dalam kelas.
10
Sekolah
38
Tidak mengikuti kajian ahad pagi tanpa udzur yang
jelas.
10
Sekolah
39
Terlambat masuk ke sekolah.
5
Sekolah
40
Terlambat melaksanakan sholat fardhu berjamaah
tanpa udzur syar'i
5
Sekolah
41
Membuang sampah sembarangan
5
Sekolah dan luar sekolah
42
Tidak memakai seragam dan atribut
yang lengkap sesuai aturan sekolah.
5
Sekolah
43
Memakai softlens berwarna, heina,
dan cat kuku.
5
Sekolah dan luar sekolah
44
Mengendarai sepeda di halaman sekolah selama jam
sekolah
5
Sekolah
45
Tidak menjaga kerapian baju
5
Sekolah
46
Tidak memakai sandal ketika di luar
ruangan.
5
Sekolah
47
Tidak mematuhi adab belajar santri di dalam kelas.
5
Sekolah
a. Nilai-nilai Pancasila mampu menanggulangi kenakalan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara cara untuk menanggulangi kenakalan siswa yang dilakukan
sekolah dan guru adalah dengan menegur memberikan saran dalam bentuk edukasi serta
memalalui proses pembentukan karakter (pembelajaran) dapat menanggulangi kenakalan
siswa. hal ini diperkuat juga melalui observasi dan studi dokumentasi peneliti. Hasil observasi
peneliti menunjukkan sekolah dan guru sudah melaksanakan secara maksimal untuk
memberikan didikan yang baik kepada Siswa berdasarkan nilai-nilai kemanusian, beradab.
Selanjutnya studi dokumentasi peneliti dapat dilihat pada lampiran dibawah.
Berpedoman pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa upaya sekolah dan guru dalam menanam nilai-nilai Pancasila dengan tujuan untuk
menumbuhkan moralitas dan kerakter yang baik dalam menanggulangi kenakalan siswa sudah
maksimal dilaksanakan oleh sekolah dan guru baik melalui proses Pembelajaran maupun
diluar pembelajaran.
b. Bentuk-bentuk kegiatan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam menanggulangi kenakalan
Siswa.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa bentuk kegiatan penerapan nilai-nilai
pancasila dalam menanggulangi kenakalan siswa adalah dengan melakukan upacara setiap hari
senin, melalui proses transpormasi pengetahuan (pembelajaran) menegur memberikan saran
dalam bentuk edukasi serta memalalui proses pembentukan karakter yang berlandaskan pada
nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan, dapat menanggulangi kenakalan siswa. hal ini
diperkuat juga melalui observasi dan studi dokumentasi peneliti. Hasil observasi peneliti
menunjukkan sekolah dan guru sudah melaksanakan secara maksimal untuk memberikan
didikan yang baik kepada siswa yang dalam menanggulangi kenakalan. Selanjutnya studi
dokumentasi peneliti dapat dilahat pada lampiran dibawah.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
7
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
Berpedoman pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa kegiatan sekolah dan guru untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan tujuan
menumbuhkan moralitas dan kerakter yang baik dalam menanggulangi kenakalan siswa sudah
maksimal dilaksanakan oleh sekolah dan guru baik melalui proses pembelajaran maupun
diluar pembelajaran. Melalui kegiatan penerapan baik lewat proses pembelajaran atau diluar
pembelajaran seperti teguran yang mendidik (edukasi) mengingatkan jika Siswa melakukan
kesalahan atau melanggar aturan disekolah adalah bentuk pengamalan terhadap nilai-nilai
Pancasila. Selain itu, tumbuhnya persaudaraan saling hormat-menghormati antar sesama,
dengan proses pendekatan emosional kepada siswa.
2. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam menanggulangi kenakalan Siswa di SMP Bina
Jaya Banguntapan Bantul
Implementasi nilai-nilai pancasila harus diinternalisasikan pada kegiatan inti baik dalam
proses pembelajaran PPKn di SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul, memahami dan memaknai
bagaimana mengaktualisasikan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi, wawancara, serta studi dokumentasi di atas menunjukkan bahwa
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa belum dikategorikan sebagai kenakalan,
artinya masih bisa dimaklumi. Mengatasi kenakalan siswa sekolah dan guru memberikan
teguran saran dalam bentuk edukasi dengan harapan dapat mengatasi kenakalan siswa.
Berpedoman pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa upaya sekolah dan guru dalam menanam nilai-nilai Pancasila dengan tujuan untuk
menumbuhkan moralitas dan kerakter yang baik dalam menanggulangi kenakalan siswa sudah
maksimal dilaksanakan oleh sekolah dan guru baik melalui proses pembelajaran maupun
diluar pembelajaran. Kegiatan penerapan nilai-nilai Pancasila seperti upacara menaati norma
agama dan kesusilaan yang termuat pada edukasi mendidik dan mengingatkan jika siswa
melakukan kesalahan atau melanggar aturan di sekolah. Nilai Kemanusiaan yang dan beradab
menjadi pondasi yang kokoh untuk membentuk karakter, etika yang baik bahwa manusia harus
mempunyai sifat saling menghargai terhadap sesama manusia dan mempunyai adab yang baik.
Adil berarti sama, seimbang, setara atau tidak membeda-bedakan. Adab merupakan hal
penting karena untuk di terapkan disetiap hari kepada siapapun.
Berdasarkan uraian di atas sehingga dapat menanggulangi kenakalan siswa, oleh
karenanya imlementasi nilai-nilai Pancasila sangat tergantung bagaimana proses pendekatan
aktualisasinya, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan Spiritualitas (yang
bersifat vertical transcendental) dianggap sebagai fundamental etika kehidupan. nilai-nilai etis
kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaula yang lebih dekat sebelum
menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Menurut Hirschi (dalam mussen dkk, 1994)
orangtua dari remaja/ siswa nakal cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-
anaknya, menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua terhadap
remaja. Faktor-faktor kenakalan remaja menurut santrock, (1996) lebih rinci dijelaskan
sebagai berikut: 1). Faktor kepribadian 18 Faktor kepribadian, merupakan faktor yang muncul
dari dalam diri remaja.
Berkaitan dengan faktor kepribadian, kenakalan remaja selalu diasosiasikan dengan ciri
perkembangan mereka yakni rasa ingin tahu, proses identifikasi agar terlihat seperti dewasa
dan ingin terlihat gagah. 2). Faktor teman sebaya Memiliki teman-teman sebaya yang
melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. Menurut Prof. Dr.
Shafique Ali Khan (2005: 15) menjelaskan bahwa siswa adalah orang yang datang ke suatu
lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Sedangkan menurut
Daradjat (1995: 8) siswa adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami
proses berkembang. Dalam proses berkembang itu siswa membutuhkan bantuan yang sifat dan
contohnya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan
bersama dengan individu-individu yang lain.
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
8
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua dalam
mendidik siswa/pelajar sangatlah penting untuk mencetak karakter dan moralitas yang baik,
Penanaman nilai-nilai Pancasila pada siswa SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh sekolah, yaitu dengan adanya peraturan
(tata tertib) Siswa dapat hayati, mengamalkan dalam tindakan sehari-hari.
4. Kesimpulan
Berpedoman pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi di atas dapat
disimpulkan bahwa upaya sekolah, guru, dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan
tujuan untuk menumbuhkan moralitas dan kerakter yang baik mampu menanggulangi
kenakalan siswa. Hasil observasi, wawancara menunjukkan bahwa kegiatan penerapan nilai-
nilai pancasila sudah sangat maksimal dilakukan oleh sekolah dan guru dalam menanggulagi
kenakalan Siswa di SMP Bina Jaya Banguntapan Bantul. Pembelajaran PPKn, diakui sebagai
bahan ajar yang mampu memproteksi siswa dari jeratan kenakalan. Melalui pembelajaran
PPKn dan mengamalan terhadap nilai-nilai ketuhanan sebagai mana termuat dalam Pancasila
dipercayai sebagai sentral bagi siswa-siswi untuk membentuk kerakter, moral, yang baik serta
melindungi siswa dari perilaku menyimpang.
5. Daftar Pustaka
Angraini, N, & Ramli, R (2018). Strategi Penanggulangan Kenakalan Remaja di Kelurahan
Belawa Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. KOMUNIDA: Media Komunikasi dan
…, ejurnal.iainpare.ac.id,
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/komunida/article/view/603
Antari, LPS, & Liska, L De (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan
Karakter Bangsa. Widyadari: Jurnal Pendidikan, ojs.mahadewa.ac.id,
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/widyadari/article/view/916
Astuti, NRW, & Dewi, DA (2021). Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Menghadapi Perkembangan IPTEK. EduPsyCouns: Journal of Education ,
ummaspul.e-journal.id, https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/1263
Budiardjo, Miriam, 1998, Menggapai Kedaulatan Untuk Rakyat, Bandung, Mizan.
Dahlan, Ahmad. (2008). Usaha sekolah dalam mengatasi kenakalan siswa. Tesis.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.
Daliana, R, & Rasyid, A (2018). Implementasi kebijakan sekolah dalam menanggulangi
kenakalan remaja di SMA Muhammadiyah 9 Rawabening Oku Timur. JMKSP (Jurnal
Manajemen …, jurnal.univpgri-palembang.ac.id, https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/JMKSP/article/view/1574
Fais Yonas Bo’a dan Sri Handayani Rw, (2019). Memahami Pancasila, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Fathani, AT, & Purnomo, EP (2020). Implementasi Nilai Pancasila dalam Menekan
Radikalisme Agama. Mimbar keadilan, academia.edu,
https://www.academia.edu/download/77245207/pdf.pdf
Hasanah, U (2021). Implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi millenial untuk
membendung diri dari dampak negatif revolusi indutri 4.0. Pedagogy: Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan, ejournal.upm.ac.id,
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/705
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
9
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
Khosiah, N (2020). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah
Mambail Falah TongasProbolinggo. Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman,
ejournal.kopertais4.or.id,
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3818
Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila, Sk Dirjen Dikti no. 38/Dikti/Kep/2002. Yogyakarta:
penerbit Pradigma.
Katono, Kartini. (2014). Patologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kholiq, A (2020). KEBIJAKAN KRIMINAL DALAM MENANGGULANGI
KENAKALAN REMAJA. Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika Masyarakat,
jurnal.untagsmg.ac.id, http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/view/1496
Lestari, EG, Humaedi, S, Santoso, MB, & ... (2017). Peran keluarga dalam menanggulangi
kenakalan remaja. Prosiding Penelitian …, jurnal.unpad.ac.id,
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14231
MS. Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
Nono, MM (2021). Pendidikan Keluarga Kristen dalam Mencegah Kenakalan Remaja.
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan …, e-journal.sttberitahidup.ac.id,
https://www.e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jan/article/view/116
Notonegoro (1975). Pancasila Secara Utuh Populer. Ja-karta: Pancoran Tujuh
Pratiwi, L (2017). Peran Orang tua Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Desa Gintungan
Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
journal.uny.ac.id, https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus/article/view/23854
Prayuda, A (2021). Peran Kepolisian Sektor Simpang Kanan Dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja., repository.uin-suska.ac.id, http://repository.uin-suska.ac.id/50782/
Prof, Dr, Lesxy J, Moleong, M, (2005) Metode Penelitian Kualitatif, Bandung.
Putra, A, & Rumondor, P (2019). Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan
Siswa (Studi Kasus di MA Muhammadiyah Lakitan Sumatera Barat). Jurnal Educative:
Journal Of …, ejournal.iainbukittinggi.ac.id,
http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/educative/article/view/2172
Risdiany, H, & Dewi, DA (2021). Penguatan Karakter Bangsa Sebagai Implementasi Nilai-
Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Indonesia, japendi.publikasiindonesia.id,
http://japendi.publikasiindonesia.id/index.php/japendi/article/view/140
Safitri, A, & Dewi, DA (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Pedoman
Generasi Milenial dalam Bersikap di Media Sosial. EduPsyCouns: Journal of
Education …, ummaspul.e-journal.id, https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/view/1301
Sakinah, RN, & Dewi, DA (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Karakter
Dasar Para Generasi Muda Dalam Menghadapi Era Revolusi Industrial 4. 0. Jurnal …,
download.garuda.kemdikbud.go.id,
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3034370&val=20674&titl
e=IMPLEMENTASI%20NILAI-
NILAI%20PANCASILA%20SEBAGAI%20KARAKTER%20DASAR%20PARA%2
0GENERASI%20MUDA%20DALAM%20MENGHADAPI%20ERA%20REVOLUSI
%20INDUSTRIAL%2040
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 1, Juni 2022, page: 1-10
10
Rino, et.al (Implementasi Nilai-nilai Pancasila....)
Savitri, AS, & Dewi, DA (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan di
Era Globalisasi. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru , jurnal.unipasby.ac.id,
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/view/3549
Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja, Jakarta RajaGrafindo Persada.
Septiyunii, Dara Agnis, dkk. (2014) pengaruh kelompok teman sebaya (peer group) terhadap
terhadap perilaku bullying siswa di sekolah: Studi terhadap Siswa SMA Negeri di Kota
Bandung: S1 Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sri Esti Wuryani Djiwandono, (2006) Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Sukanto, Sarjono. (2000). Remaja dan Masalah-masalahnya, Jakarta: Gunung Mulia.
Sukmadinata, N, S (2009), Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT, Remaja Rosdakara.
Tjukup, IK, Putra, IPRA, Yustiawan, DGP, & ... (2020). Penguatan Karakter Sebagai Upaya
Penanggulangan Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency). Kertha …,
ejournal.warmadewa.ac.id,
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/kertawicaksana/article/view/1551
Wahyono, I (2018). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kegiatan Pembelajaran di
SDN 1 Sekarsuli. Basic Education, journal.student.uny.ac.id,
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pgsd/article/view/10595
Wulandari, DO, & Hodriani, H (2019). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Mencegah Kenakalan Remaja di Sekolah. Journal of Education …,
mahesainstitute.web.id,
https://www.mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/jehss/article/view/28