AoSSaGCJ, Vol. 2, Issue 2, (2022) page 45-60
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
ISSN: xxxx-xxxx (Print) xxxx-xxxx (Online)
Journal Homepage: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/index
45
10.47200/AoSSaGCJ.v2i2.1573 aossagcj@gmail.com
Peran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Membangun Jiwa
Nasionalisme Siswa SMA Muhammadiyah Mlati
Sleman
Heri Kurnia
a,1*
, Abu Bakar Laba Maya
b,2
, Paiman
c,3
abc
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, Jl. Perintis Kemerdekaan, Gambiran, Pandeyan, Umbulharjo,
Yogyakarta, Kode Pos 55161, Indonesia.
1
herikurnia312@gmail.com;
2
abusidikalgazel@gmail.com;
3
paimanrahmantosali[email protected]
*
Corresponding Author
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 3 Juli 2022
Direvisi: 14 Agustur 2022
Disetujui: 20 Oktober 2022
Tersedia Daring: 1 Desember
2022
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejauh mana
semangat siswa dalam membangun jiwa nasionalisme di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penelitian ini menanamkan nilai-
nilai Pancasila pada siswa dengan tujuan untuk menumbuhkan
semangat nasionalisme mencegah terjadinya konflik dan membangun
kerakter yang baik, dan mampu menanggulangi perilaku anti
nasionalisme pada siswa. Pembelajaran PPKn perlu diakui sebagai
bahan ajar yang mampu memproteksi siswa dari ajaran-ajaran anti
nasionalis. Nilai-nilai Pancasila perlu dihayati dan dijalankan dengan
baik, agar menjadi dasar serta pedoman dalam bertindak, sehingga jiwa
nasionalisme tetap terjaga tentunya dengan tindakan dan sikap yang
menjaga nilai-nilai kearifan bangsa Indonesia. Hilangnya semangat
nasionalisme tentunya terpengaruh juga dengan arus globalisasi yang
semakin mempengarui pola pikir siswa serta cara bertindak. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dapat membangun jiwa nasionalisme
siswa SMA Muhammadiyah Mlati Sleman. Jiwa nasionalisme siswa
terbentuk melalui kegiatan sekolah yaitu upacara bendera, perayaan
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, kegiatan OSIS,
serta kegiatan kepramukaan. Dalam membangun jiwa nasionalisme
memerlukan banyak pembinaan dan pengawasan dari sekolah dan
keluarga agar semangat nasionalisme tetap terjaga sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.
Kata Kunci:
Jiwa Nasionalisme
Nilai-nilai Kewarganegaraan
Nilai-nilai Pancasila
ABSTRACT
Keywords:
Civic Values
Pancasila Values
The Spirit of Nationalism
The purpose of this study is to describe the extent of students'
enthusiasm in building the spirit of nationalism in the family, school,
and community environment. This research instills Pancasila values in
students with the aim of fostering the spirit of nationalism to prevent
conflicts and build good character, and be able to overcome anti-
nationalism behavior in students. KDP learning needs to be recognized
as teaching material that is able to protect students from anti-
nationalist teachings. Pancasila values need to be lived and carried out
properly, in order to become the basis and guide in acting, so that the
spirit of nationalism is maintained, of course, with actions and attitudes
that maintain the values of the wisdom of the Indonesian nation. The
loss of the spirit of nationalism is certainly influenced by the currents
of globalization that increasingly affect the mindset of students and the
way of acting. This research uses descriptive qualitative methods, with
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
46
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
data collection techniques through observation, interviews and
documentation. Based on the results of the study, it can be concluded
that Pancasila and Citizenship Education can build the spirit of
nationalism of Muhammadiyah Mlati Sleman High School students. The
spirit of student nationalism is formed through school activities,
namely flag ceremonies, celebrations of the Independence Day of the
Republic of Indonesia, student council activities, and scouting activities.
Building the spirit of nationalism requires a lot of guidance and
supervision from schools and families so that the spirit of nationalism
is maintained in accordance with the values of Pancasila.
© 2022, Heri Kurnia, Abu Bakar Laba Maya, Paiman
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Nasionalisme Indonesia merupakan sebuah penemuan sosial yang paling menakjubkan
dalam perjalanan sejarah manusia Indonesia, paling tidak dalam seratus tahun terakhir
(Yuwafik, 2021). Menurut Putri, (2015) tidak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang
lepas dari pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, jalan sejarah Indonesia akan berbeda.
Kendatipun demikian nasionalisme juga ibarat pisau bermata dua, yang dapat menghidupkan
peradaban Indonesia, tetapi juga dapat menghancurkannya, terutama jika nasionalisme yang
berkembang diwarnai oleh semangat chauvinis, semangat kedaerahan yang berlebihan yang
mengambil bentuk etno-nasionalisme serta separatisme (Negara, 2018). Oleh karena itu,
menurut Dina & Nuraeni, (2021) lembaga pendidikan menjadi garda terdepan dalam
menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme dikalangan peserta didik, sehingga mereka mampu
menghayati semangat nasionalisme dengan baik. Sejalan dengan pendapat Purwani, (2016)
nasionalisme yang lebih cocok dalam realitas kekinian bangsa Indonesia adalah nasionalisme
yang menjaga persatuan dan yang mampu mengatasi provinsialisme dan suku bangsa.
Nasionalisme masa kini adalah suatu kesadaran sebagai bangsa yang disertai oleh hasrat untuk
memelihara, melestarikan dan mengajukan identitas, integritas, memiliki ketangguhan karakter
bangsa yang kuat dan beradab (Ramdani & Ersya, 2021). Menurut Muti’a (2017) nasionalisme
sendiri merupakan suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Selanjutnya dikuatkan oleh Ramdani (2021) nasionalisme bagi negara seperti Indonesia
sangat dibutuhkan, sebab paham inilah yang dapat menjaga keutuhan bangsa. Rasa persatuan
dan kesatuan hanya dapat terwujud ketika seluruh masyarakat memiliki rasa nasionalisme
yang kuat (Cundoko & Istiantara, 2021). Namun sangat disayangkan, semangat nasionalisme
kini tampaknya mulai menghilang dikalangan generasi muda, buktinya banyak generasi muda
yang cenderung mengkonsumsi arus globalisasi, sehingga lupa akan jiwa-jiwa nasionalisme
bangsa sendiri (Baso & Hasan, 2018). Menurut Hulu, (2021) secara kritis menulis sempitnya
kerangka pikir sebagian besar orang mengenai nasionalisme. Menurutnya, nasionalisme sering
diartikan sebagai kecintaan terhadap tanah air yang tanpa reserve, yang merupakan simbol
patriotisme heroik semata sebagai bentuk perjuangan yang seolah-olah menghalalkan segala
cara demi negara yang dicintai. Definisi tersebut menyebabkan makna nasionalisme menjadi
usang dan tidak relevan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masa kini, yang
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
49
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
tidak lagi bergelut dengan persoalan penjajahan dan merebut kemerdekaan dari tangan
kolonialis (O. N. Saputro, 2015). Menurut Djubaedi, (2021) nasionalisme mencakup konteks
yang lebih luas yaitu persamaan keanggotaan dan kewarganegaraan dari semua kelompok
etnis dan budaya didalam suatu bangsa. Dalam kerangka nasionalisme, juga diperlukan sebuah
kebanggaan untuk menampilkan identitasnya sebagai suatu bangsa. Kebanggaan itu sendiri
merupakan proses yang lahir karena dipelajari dan bukan warisan yang turun temurun dari satu
generasi kepada generasi berikutnya (Winoto & Muhibbin, 2017).
Menurut pendapat Totok, (2017) ditengah globalisasi, sesungguhnya tetap membutuhkan
identitas nasional sebagai pembeda dari bangsa lain ada dua krisis penting yang di alami
generasi muda di eufioria globalisasi. Pertama, krisis jati diri atau krisis identitas. Kedua,
krisis nasionalisme. Krisis identitas disinyalir karena bangsa Indonesia telah meninggalkan
nilai-nilai Pancasila, dan terjebak pada nilai-nilai materialis, pragmatis dan hedonis, sehingga
generasi muda mengalami dekadensi moral. Sementara itu menurut Ramdani & Ersya, (2021)
krisis nasionalisme, seperti yang ditunjukkan oleh hasil survey yang dilakukan oleh salah satu
stasiun televisi swasta Indonesia, bahwa tidak semua generasi muda hafal tentang lagu
Indonesia Raya dan Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kepedulian
terhadap simbol-simbol bangsa dan negara, yang pada gilirannya diragukan pelaksanaannya
dalam kehidupan bernegara (Muti’a, 2017). Globalisasi yang ditandai dengan homogenisasi,
tetap dibutuhkan kepribadian yang jelas sebagai identitas diri setiap bangsa. Peneliti ini
merupakan penelitian eksplorasi, yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat nasionalisme
generasi muda sebagai modal bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan sekaligus
mengetahui respon para pelajar terhadap Pendidikan Pancasila yang selama ini menjadi
instrumen pembangunan nasionalisme dan jati diri bangsa. Akibat dari arus globalisasi yang
demikian serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, maka dampak
yang ditimbulkan tentunya sangat besar. Hal tersebut berimbas bagi seluruh penduduk dunia,
tidak terkecuali bangsa Indonesia sendiri. Teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini
sedang berkembang pesat telah menyebabkan penurunan akhlak, moral, dan sikap dari bangsa
Indonesia. Melalui media cetak maupun elektronik, masyarakat mampu mengakses informasi
dari belahan dunia manapun tanpa menyaringnya terlebih dahulu, mana yang sesuai dengan
budaya Indonesia dan mana yang tidak sesuai budaya Indonesia Salah satu filter untuk
menahan masuknya pengaruh kebudayaan asing tersebut adalah melalui penanaman sikap
nasionalisme (Purwani, 2016).
Nasionalisme di Indonesia lahir ketika penduduk negeri ini berada di bawah penjajahan
pemerintah Belanda. Ideologi ini muncul menjadi sebuah kesadaran kolektif dipicu oleh
perasaan senasib dimasa lalu dan dimasa yang sedang dijalani, dan yang lebih penting lagi
adalah dipersatukan oleh cita-cita yang sama untuk masa depan. Namun dalam
perkembangannya, semangat nasionalisme dikalangan generasi muda tampak melemah.
Fenomena ini menunjukkan bahwa peran lembaga pendidikan menjadi sangat penting tidak
hanya agar peserta didik mengerti dan memahami makna nasionalisme tetapi yang terpenting
mampu menghayati nilai-nilai filosofis dibalik semangat nasionalisme itu (Winarsih &
Sumardjoko, 2017). Pengaruh globalisasi kontemporer terhadap nilai nasionalisme generasi
muda, secara garis besar Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh
globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sendiri
sebagai bangsa Indonesia.
Sejalan dengan pendapat Hidayanto, (2018) arus globalisasi begitu cepat merasuk ke
dalam masyarakat terutama dikalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga
begitu kuat (Novianti et al., 2021). Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia (Listiowati & Trisiana, 2021).
Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari generasi
muda Indonesia sekarang (Winata et al., 2020). Dari berpakaian banyak remaja-remaja yang
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
50
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya barat. Akhirnya Moral generasi bangsa
menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda (Desti, 2017). Hubungannya
dengan nilai nasionalisme berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Hal yang
sama juga disebutkan oleh Saputro, (2015) bahwa perbedaan nasionalisme sebelum masa
kemerdekaan dan nasionalisme pada era dewasa ini lebih didominasi oleh faktor perubahan
tatanan sosial, politik, dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh globalisasi
yang secara perlahan telah melunturkan Nasionalisme yang melekat pada diri masyarakat
Indonesia.
Oleh karena itu, penanaman sikap nasionalisme merupakan sebuah tantangan terbesar
bagi bangsa Indonesia, termasuk melalui dunia Pendidikan. Setiap warga negara dari suatu
bangsa, sudah tentu memiliki ketertarikan emosional dengan negara yang bersangkutan
sebagai perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya (O. N. Saputro, 2015).
Rasa tersebut menghasilkan sikap ketertarikan dan kecintaan kepada tanah air yang disebut
dengan sikap nasionalisme. Jika sikap nasionalisme tidak terbentuk, maka akan menimbulkan
perpecahan yang sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa. Sikap nasionalisme dapat
ditanamkan dan dibentuk dalam diri generasi penerus bangsa, termasuk diantaranya pelajar
Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga pendidikan dengan
memberikan pemahaman melalui pembelajaraan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dalam menumbuhkan sikap serta jiwa nasionalisme (Winarsih & Sumardjoko, 2017).
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengenalkan kembali nilai-nilai
nasionalisme, menghayatinya melalui pendekatan habituasi (pembiasaan) di Sekolah, sehingga
nilai-nilai nasionalisme tertanam dalam jiwa para siswa. Dengan menggunakan pendekatan
habituasi, para guru diyakini akan mampu menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada
peserta didik baik melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan pemberian keteladanan,
maupun kegiatan terprogram. Perwujudan dari sikap nasionalisme antara lain berupa perilaku
cinta terhadap tanah air, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, memiliki sikap rela
berkorban, dan pantang menyerah (Damayanti, 2021).
Menurut Hakim, (2020) perasaan cinta tanah air tidak cukup hanya dituliskan dalam
bentuk kata-kata saja, tetapi harus ditunjukkan melalui perilaku kita sehari-hari. Khususnya
bagi anak usia sekolah dasar, perilaku tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar dengan
tekun, bersungguh-sungguh, serta menunjukkan sikap yang positif seperti menghindari
perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan tidak memilih-milih teman untuk belajar
maupun bermain, mampu mencegah perilaku yang mengarah pada perkelahian, adu domba,
memfitnah, membuat keonaran, dan melanggar peraturan. Nasinalisme menurut Munthe,
(2021) pada lingkungan masyarakat, misalnya dengan mengikuti kegiatan kerja bakti di
lingkungan tempat tinggalnya. Secara teoretik, upaya untuk menggalakkan lagi semangat
nasionalisme melalui jalur Pendidikan dapat ditempuh dengan melaksanakan pengintegrasian
nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan pembiasaan di Sekolah serta lembaga-lembaga lainya
sebagai basis kekuatan dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme siswa serta semangat dalam
menjaga nilai-nilai dari bangsa Indonesia, sehingga tidak terpengaruhi oleh budaya-budaya
barat yang sampai hari ini sangat mendominasi (Prianti & Rahman, 2019).
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada
pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh
negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme (Rahayu, 2018). Adapun langkah-langkah
untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme antara lain
yaitu: Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai
produk dalam negeri, menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
51
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
baiknya, menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, Mewujudkan
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan
seadil-adilnya selektif terhadap pengaruh globalisasi dibidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa dan perlu juga melakukan serta memberikan pembinaan khusus kepada
generasi muda mulai dari keluarga, lemabag-lembaga serta masyarakat (Japar et al., 2019).
Menurut Mindarsih, (2021) tentunya peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganeraan
sangat perlu ditingkatkan serta diajarkan pada siswa sehingga mampu menjadi dasar serta
landasan dalam menjaga pengaruh budaya barat dan mampu menumbuhkan jiwa-jiwa
nasionalisme pada siswa di tengah eufioria globalisasi yang semakin menguasai berbagai
kehidupan di masyarakat. Diperkuat oleh R. D. Saputro, (2018) hal yang perlu dilakukan
untuk menjaga jiwa nasionalisme pada generasi muda tentunya perlu peran penting dari
lembaga-lembaga yang selalu menjadi basis dalam mengajar serta melihat fenomena-
fenomena generasi muda yang hari ini sudah semakin hilang sikap nasionalisme, jiwa
nasionalisme. Sehingga Mutmainah & Kamaluddin, (2018) menyebutkan dalam menjaga jiwa-
jiwa nasionalisme bangsa Indonesia sendiri harus memperhatikan proses dan pelaksanaan
Pendidikan hari ini yang masih jauh dari apa yang diharapkan, pendidikan harus mengambil
peran penting dalam melihat fenomena-fenomena hari ini yang perlu menjadi bahan
pertimbangan dan perbandingan agar Pendidikan mampu menjadi solusi dalam mengatasi
problem bangsa Indonesia hari ini.
2. Metode
Penelitian ini, bertempat di SMA Muhammadiyah Mlati, yang beralamat di Jl. Magelang
KM. 7, Mlati Beningan, Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55284. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli sampai 28 Juli 2022. Jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian atau informan adalah Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah Mlati Sleman. Adapun teknik pengumpulan data yaitu
Observasi, Wawancara (wawancara mendalam, wawancara terarah dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, display data dan penarikan
kesimpulan.
3. Hasil dan Pembahasan
Peran nilai-nilai Pancasila dalam membangun jiwa nasionalisme pada Siswa di SMA
Muhammadiyah Mlati Sleman. Globalisasi yang berkembang di abad 21 mempengaruhi
setiap aspek kehidupan masyarakat, mulai dari keyakinan, norma-norma, perilaku, nilai dan
perdagangan serta ekonomi. Berbagai persolan kecenderungan global yang kian mengikis
nilai luhur bangsa, perlu dihadapi dan dicarikan solusi. Setara Institute merilis hasil penelitian
tentang pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia sepanjang
2018. Hasilnya, terdapat 202 tindakan pelanggaran KBB (Setara Institute, 2019). Hal ini
menunjukan lunturnya solidaritas dan keberanian dalam mengekspresi perbedaan, sehingga
sikap intoleransi menguap. Globalisasi memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Globalisasi memberi dampak
positif bagi bidang pendidikan sekaligus memberi dampak negatif yang perlu diwaspadai.
Berikut ini dibahas secara detail mengenai dampak positif dan dampak negatif globalisasi
bagi siswa. Yang pertama adalah dampak positif, yaitu siswa mudah mengakses informasi
dengan baik terkait materi belajar dan siswa mampu meningkatkan kualitas diri dengan
mampu memahami bai terkait globalisasi dan siswa mampu berkreatif dengan baik melalui
globalisasi serta mampu mendorong semangat nasionalisme dengan bisa memfilter dampak
globalisasi dengan baik. Yang kegua adalah dampak negatif, yaitu menurunya kualitas moral
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
52
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
siswa, menikatnya kesenjangan sosial antara siswa dan guru serta keluarga dan hilangnya
budaya lokal pada siswa.
Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, sesuai
dengan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) di Indonesia memiliki misi pengembangan smart and good citizen. Paradigma baru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini telah menekankan pada
peran dalam membentuk warga negara yang cerdas dan baik. Peran tersebut tidak hanya
membentuk warga negara hanya mengetahui hak dan kewajibannya, tetapi juga memahami
tanggungjawab serta partisipasi/ keterlibatan warga negara dalam setiap kebijakan publik.
Mata Pelajaran PPKn bagaikan rel yang menuntun warga negara dalam menuju warga negara
yang baik, yang tentu saja tidak dapat dilepaskan dari dimensi manusia sebagai mahluk sosial.
Dalam berbagai realitas sosial nasionalisme kerap menjadi kambing hitam dari sebuah konflik
yang umumnya bukan semata-mata berasal dari perbedaan SARA tersebut. Sebut saja konflik
yang terjadi di negeri sendiri seperti Ambon dan Poso atau bahkan yang terjadi Isarel dan
Palestina. Dan maraknya kembali aksi-aksi terorisme yang berjubahkan nasionalisme,
membuat kita semakin bertanya tentang peran PPKn di dunia pendidikan khususnya di
sekolah umum. Seakan PPKn tidak mampu menjawab perkembangan dan perubahan-
perubahan sosial yang terjadi secara cepat.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah-sekolah umum selama ini
hanya dilihat dalam tataran tekstual dan kalaupun secara praktis tidak lebih dari pesantren
kilat yang sebenarnya hanya mengisi waktu kosong sekolah dibulan libur dan sebagai ajang
bisnis para guru-guru PPKn. Maka, tidaklah mengherankan PPKn justru sering kali dijadikan
landasan untuk menciptakan konflik. Implementasi nilai-nilai Pancasila harus
diinternalisasikan pada kegiatan inti, baik dalam proses pembelajaran PPKn di SMA
Muhammadiyah Mlati Sleman, memahami dan memaknai bagaimana mengaktualisasikan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Globalisasi juga sangat mempengaruhi siswa, sehingga akan hilang jiwa nasionalisme
pada diri sendiri, jiwa nasinalisme bukan lagi menjadi semangat kebangsaan, sebab siswa
tidak mampu menjaga dengan baik akan nilai-nilai Pancasila yang tentunya itu menjadi dasar
dan landasan dalam berbangsa dan bernegara. Adapun dampak positif dan negatif terhadap
siswa disebabkan pengaruh globalisasi misalnya dampak positif siswa mampu memahami dan
belajar tentang globalisasi dengan baik dan mampu memfilter apapun yang berkaitan dengan
globalisasi agar siswa tidak terpengaruh dengan arus globalisasi tersebut, adapun dampak
negatif siswa terpengaruh dengan budaya-budaya luar misalnya selalu mengkonsumi produk-
produk luar negeri, hedonis dengan budaya-budaya dari luar, serta hilang akan cinta terhadap
bangsa Indonesia.
Dari hasil observasi, wawancara, serta studi dokumentasi di atas menunjukkan bahwa
yang dilakukan oleh siswa belum dikategorikan sebagai tindakan anti nasionalisme yang
artinya masih bisa dimaklumi. Mengatasi anti nasionalisme siswa di sekolah dan guru
memberikan teguran saran dalam bentuk edukasi dengan harapan dapat mengatasi hal tersebut
pada siswanya. Berpedoman pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat
disimpulkan bahwa upaya sekolah dan guru dalam menanamkan nilai-nilai pacasila dengan
tujuan untuk menumbuhkan moralitas dan kerakter yang baik dalam menanggulangi anti
nasionalisme pada siswa sudah maksimal dilaksanakan oleh sekolah dan guru, baik melalui
proses pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Kegiatan penerapan nilai-nilai Pancasila
seperti mentaati norma agama dan kesusilaan yang termuat pada edukasi mendidik dan
mengingatkan jika siswa melakukan kesalahan atau melanggar aturan di Sekolah. Nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi pondasi yang kokoh untuk membentuk karakter,
etika yang baik bahwa manusia harus mempunyai sifat saling menghargai terhadap sesama
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
53
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
manusia dan mempunyai adab yang baik. Adil berarti proporsional, seimbang, setara atau
tidak membeda-bedakan. Adab merupakan hal penting karena untuk diterapkan disetiap hari
kepada siapa pun, dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan uraian di atas, sehingga dapat menanggulangi anti nasionalisme pada siswa,
oleh karenanya implementasi nilai-nilai Pancasila sangat tergantung bagaimana proses
pendekatan aktualisasinya, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan
spiritualitas yang bersifat (vertical transcendental) dianggap sebagai fundamental etika
kehidupan. Nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.
Dalam upaya yang dilakukan bahwa peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) sangat penting dalam menumnuhkan, membentuk jiwa-jiwa nasionalisme siswa agar
tidak terpengaruh dengan globalisasi yang hari ini semakin mempengaruhi kehidupan di
masyarakat. Memang disadari bahwa dengan adanya globalisme, setidaknya membuat
nasionalisme tidak semerbak ketika maraknya terbentuk negara bangsa pasca perang dunia II.
Hal ini bisa dipahami karena pola kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya teraduk
seolah menjadi satu, tanpa terikat oleh batas-batas negara bangsa, peran dan efektivitas
adanya negara-bangsa mulai dipertanyakan. Sebab, beberapa negara-bangsa yang dicirikan
oleh adanya territorium, kontrol atas kekerasan, struktur kekuasaan, dan legitimasi perlahan-
lahan mulai kehilangan fungsinya. Untuk itu nilai-nilai Pancasila harus mampu dipertahankan
dan diajarkan pada siswa agar menjadi dasar dan landasan dalam bertindak di masyarakat.
Upaya yang kemudian dilakukan adalah dengan melakukan berbagai macam pembinaan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila yang baik pada kehidupab berbangsa dan bernegara.
Sekolah dan keluarga menjadi peran yang sangat penting dalam membentuk dan
menumbuhkan jiwa nasionalisme pada siswa, sehingga siswa mampu menjaga dengan baik
budaya-budaya bangsa sendiri dengan cara Sekolah memberikan pembelajaran yang lebih
baik terkiat nilai-nilai Pancasila dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan semangat nasionalisme seperti kegiatan pada HUT Negara Kesatuan Republik
Indonesia, kegiatan kepramukaan, kegiatan OSIS dan kegiatan lain yang berkaitan dengan
semangat akan nasionalisme.
Semangat nasionalisme dalam segala bidang kehidupan bangsa Indonesia, sangat
diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran nasional dalam rangka perekatan persatuan
dan kesatuan bangsa agar semangat nasionalisme mampu mengantarkan tercapainya tujuan
nasional bangsa. Semangat nasionalisme rakyat Indonesia dewasa ini sudah mulai luntur, hal
tersebut terlihat pada saat ada peringatan hari bersejarah. Namun belakangan ini, gaung atau
gemerlap perayaannya justru tidak Nampak pada kehidupan masyarakat. Hanya di instansi
pemerintahan saja yang mudah kita jumpai bentuk peringatan tersebut. Sebab, mengadakan
upacara saat peringatan hari besar itu adalah hanya menjadi agenda rutin instansi
pemerintahan. Didalam lingkungan sekolah, semangat nasionalisme itu masih ditumbuhkan,
namun jika lepas dari sekolah, rasa itu pun lambat laun dengan sendirinya menjadi hilang.
Hal ini yang perlu menjadi perhatian jika ingin terus menjaga atau menumbuhkan rasa
nasionalisme generasi bangsa. Perlu ditanamkan rasa cinta perjuangan dan pengorbanan para
pendahulu kita dan ditanamkan rasa cinta sejarah bangsa. Sebagai upaya menanamkan
nasionalisme dikalangan pesertadidik sejak dini, diperlukan pembinaan nasionalisme melalui
jalur pendidikan. Banyak siswa yang saat ini kurang memiliki semangat kebangsaan
(nasionalisme), sehingga penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan bangsa menjadi rendah
karena kurang mendapat tempat dalam kehidupan.
Untuk itu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan harus menjadi gardah terdepan
dalam mengatasi berbagai masalah terkait nasionalisme pada siswa. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan memilik peran dan fungsi yang sangat penting dalam menanamkan nilai-
nilai Ideologi Pancasila. Melalui pengembangan nilai-nilai Ideologi Pancasila yang
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
54
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
disampaikan dalam pembelajaran PPKn akan menumbuhkan jiwa nasionalisme Pendidikan
Kewarganegaraan diarahkan pada pembinaan sikap dan kemampuan bela negara. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan tentu menjadi proses penanaman kesadaran warga negara
dalam menjalankan hak dan kewajiban warga negara dalam hal ini mata pelajaran PPKn
memiliki peran yang strategis untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih beradab.
Melalui pembinaan karakter pada masyarakat tentu akan mewujudkan kabiasaan baik, dan
dari kebiasaan baik akan melehirkan budaya yang baik pula dalam sistem pemerintahan.
Dalam mewujudkan hal tersebut tentu membutuhkan proses yang kompleks dan memperlukan
waktu yang cukup lama oleh sebab itu diperlukan kerjasama dari berbagai komponen
masyarakat.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan untuk memberikan kompetensi
sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain;
4. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Pusat Kurikulum,
2003:3).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil menumbuhkan sikap mental
yang bersifat cerdas dan penuh tanggungjawab pada peserta didik dengan perilaku yang:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai
falsafah bangsa;
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3. Bersikap rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara;
4. Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran belanegara, serta;
5. Aktif memanfaatkan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan,
bangsa dan negara.
Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan para siswa mampu
memahami, menganalisis, serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi masyarakat,
bangsa, dan negara secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan, dan bertanggung jawab
dalam rangka mencapai tujuan nasional. Menjadi warga negara yang tahu hak dan
kewajibannya, menguasai ilmu dan teknologi serta seni namun tidak kehilangan jati diri. Pada
masa sekarang PPKn memiliki misi sebagai Pendidikan nasionalisme, yang berarti melalui
PKn diharapkan dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan rasa kebangsaan atau nasionalisme
peserta didik, sehingga mereka lebih mencintai, merasa bangsa, dan rela berkorban untuk
bangsa dan negaranya (Bunyamin, 2008) nasionalisme Indonesia terbentuk dari suatu
khayalan akan suatu bangsa yang mandiri dan bebas dari kolonial, suatu bangsa yang terikat
suatu kesatuan media komunikasi yakni bahasa Indonesia.
Agar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berjalan secara maksimal perlu
menumbuhkan kultur demokratis di dalam kelas melalup pendidik yang demokratis terhadap
peserta didik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan proses yang baik akan
menciptakan warga negara muda yang memiliki kesadaran kebangsaan, sehingga menjadi
modal mewujudkan masyarakat madani (civil society) di Indonesia pada era globalisasi.
Tentunya dengan upaya mensinergikan pada situasi terkini, rasional, kontekstual dan
internalisasi nilai-nilai Pancasila berlandasakan pada UUD 1945.
Hingga pada akhirnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran yang
sangat penting dalam membangun sikap nasionalisme warga negara muda. Apabila dilakukan
pembelajaran yang menyeimbangkan antara pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
55
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
dan keterampilan dalam menghadapi berbagai permasalahan terkisisnya nasionalisme di era
globalisasi. Tentunya melalui strategi Pendidikan, model dan pendekatan yang terintegrasi
dengan isu-isu global. Hal tersebut menjadi pondasi untuk membentuk warga negara muda
yang cerdas dan baik berdasar pengamalan nilai dasar dalam proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
Berdasarkan yang telah diuraikan di atas tampak bahwa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan berperan penting dalam pembentukan karakter siswa. Hal tersebut
dikarenakan: 1. PPKn yang dilaksanakan dipersekolahan tidak hanya menitip beratkan pada
penguasaan meteri pembelajaran secara kognitif saja, tetapi meliputi pula pada pembentukan
sikap karakter selaku generasi muda terutama siswa. Dengan kata lain, paradigma
pembelajaran PPKn sudah mulai berubah dari education about democracy ke arah education
for democracy. 2. Pembelajaran PPKn sudah dilakukan dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tidak bersifat persekolahan saja akan tetapi PPKn bisa dilakukan antara
masyarakat organisasi sosial politik, organisasi kepemudaan dan keluarga, sehingga PPKn
lebih teredorong penguatan peran dan kedudukannya sebagai pendidikan karakter dan
kesadaran berdemokrasi bagi siswa. 3. Materi pembelajaran PPKn pada dasarnya mengikuti
prinsip dimana kurikulum diletakan. Karena latar belakang situasi pasca konflik yang dapat
menciptakan efek-efek sosial yang buruk, serta terjadinya dekadensi moral, meningkatnya
ketidak jujuran siswa dan kurangnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru. 4. Materi yang
diajarkan dalam mata pelajaran PPKn sangat mempengarui keperibadian siswa dan mampu
menjadi dasar dalam berbangsa dan bernegara. 5. Pembelajaran yang dilakukan sangat
mengedepankan nilai-nilai Pancasila yang tentunya itu menjadi hal yang sangat penting dalam
menjaga nilai-nilai bangsa kita sendiri.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam membangun jiwa nasionalisme siswa di SMA Muhammadiyah Mlati
Sleman dapat disimpulkan bahwa upaya sekolah, guru, dalam menanamkan nilai-nilai
Pancasila dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme pada siswa SMA
Muhammadiyah Mlati Sleman Pancasila sudah maksimal dilakukan oleh sekolah dan guru
dalam menanggulangi anti nasionalisme pada siswa SMA Muhammadiyah Mlati Sleman.
Hasil observasi, wawancara menunjukkan bahwa kegiatan penerapan nilai-nilai Pancasila
sudah sangat maksimal dilakukan oleh sekolah dan guru dalam menanggulangi anti
nasionalisme pada siswa di SMA Muhammadiyah Mlati Sleman. Pembelajaran PPKn perlu
diakui sebagai bahan ajar yang mampu memproteksi siswa dari ajaran-ajaran anti nasionalis.
Melalui pembelajaran PPKn dan mengamalan terhadap nilai-nilai ketuhanan mana termuat
dalam Pancasila dipercayai sebagai sentral bagi siswa-siswi untuk membentuk karakter,
moral, yang baik serta melindungi siswa dari perilaku menyimpang. Pembelajaran PPKn dan
nilai-nilai Pancasila harus menjadi dasar dalam melihat masalah-masalah yang tentunya
menjadi efek terhadap masalah sosial.
Nilai-nilai Pancasila perlu dihayati dan di jalankan dengan baik agar menjadi dasar serta
pedoman dalam bertindak sehingga jiwa nasionalisme tetap terjaga tentunya dengan tindakan
dan sikap yang menjaga nilai-nilai kearifan bangsa Indonesia. Dalam hal ini penanaman
semangat nasionalisme siswa perlu dilakukan dengan meningkatkan lagi. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan harus menjadi peran yang sangat penting untuk
menumbuhkan sikap nasionalisme pada siswa. Nasionalisme masa kini adalah suatu
kesadaran sebagai bangsa yang disertai oleh hasrat untuk memelihara, melestarikan dan
mengajukan identitas, integritas, memiliki ketangguhan karakter bangsa yang kuat dan
beradab. Oleh karena itu, lembaga pendidikan menjadi garda terdepan dalam
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
56
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme di kalangan peserta didik sehingga mereka mampu
menghayati semangat nasionalisme dengan baik.
Nasionalisme perlu dipelajari sebagai dasar dan landasan dalam bertindak untuk menjaga
nilai-nilai Pancasila serta mampu mengamalkan dengan baik. Penerapan semangat
nasionalisme siswa tentunya sangat penting dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat
dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang memupuk semangat nasionalisme siswa.
Adapun kegiatan yang dilakukan siswa SMA Muhammadiyah Mlati Sleman adalah
merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, Sumpah Pemuda, Kepramukaan, sumpah
pemuda, kepramukaan dan kegiatan yang lainya.
Penanaman sikap nasionalisme pada siswa SMA Muhammadiyah Mlati sangat penting
agar siswa mampu menjadi generasi yang baik dengan siap menjadi pemimpin yang akan
datang. Siswa SMA Muhammadiyah Mlati Sleman membutuhkan banyak bimbingan dari
pihak sekolah, keluarga yang mengayomi siswa agar selalu menjaga karakter, ahklak dan cara
pandang yang baik terhadap segala hal yang berkaitan dengan nasionalisme bangsa sehingga
akan terbentuk jiwa nasionalisme yang baik. Peran guru diharapkan mampu memanfaatkan
serta mengajarkan tentang nasionalisme pada siswa dengan cara menanamkan nilai-nilai
karakter pada siswa, ahklak, etika dan moralitas.
5. Daftar Pustaka
Ashifa, R., & Dewi, D. (2021). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI
STRATEGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA DI ERA GLOBALISASI.
Academy of Education Journal, 12(2), 215-226. https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.682
Augita, Y., & Arif, D. (2022). PENGUATAN KARAKTER RELIGIUS BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH TOBOALI BANGKA SELATAN.
Academy of Education Journal, 13(2), 322-334. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.907
Bakar, Z, Bowo, ANA, & Kurnia, H (2021). IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMP
NEGERI MURIABANG KABUPATEN ALOR. Jurnal PPKn: Penelitian dan …,
jurnal.ppkn.org, https://jurnal.ppkn.org/index.php/jppkn/article/view/66
Baso, A., & Hasan, N. (2018). Peran Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di Era Globalisasi dalam Mencegah Perilaku Menyimpang Siswa di
SMAN II . JED (Jurnal Etika Demokrasi).
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jed/article/view/1938
Budiutomo, T. (2013). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK
KARAKTER BANGSA. Academy of Education Journal, 4(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v4i1.94
Cundoko, T. A., & Istiantara, D. T. (2021). Pemasangan Tiang Bendera Merah Putih Untuk
Membangun Jiwa Nasionalisme Pada Pendidikan Anak Usia Dini. In Madiun Spoor
(JPM). jurnal.ppi.ac.id. https://jurnal.ppi.ac.id/JPM/article/download/143/91
DAMAYANTI, D. K. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mengimplementasikan
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan (PPKn)(Studi Kasus di . repository.unpas.ac.id.
http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/54381
Desti, T. (2017). Peran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan
Karakter Kebangsaan Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi. In Prosiding
Konferensi Nasional Kewarganegaraan III p . core.ac.uk.
https://core.ac.uk/download/pdf/154347583.pdf
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
57
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
Dina, F. M. A., & Nuraeni, E. (2021). Peran Mahasiswa Dalam Membangun Jiwa
Nasionalisme Melalui Potensi Masyarakat Desa Neglasari Sukabumi. PROCEEDINGS
UIN SUNAN . https://proceedings.uinsgd.ac.id/index.php/proceedings/article/view/728
Djubaedi, D. (2021). Meningkatkan Motivasi Mahasiswa dalam Membangun Jiwa
Nasionalisme melalui Program Sabbatical Leave. Jurnal Abdimas Le Mujtamak.
https://ojs.uid.ac.id/index.php/jal/article/view/363
Elihami, E. (2021). E-LEARNING IN ISLAMIC EDUCATION AND PANCASILA ON
DURING COVID-19 PANDEMIC. Academy of Education Journal, 12(2), 303-310.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.746
Hakim, H. L. (2020). PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
DALAM MEMBENTUK CALON PEMIMPIN DI ERA GLOBAL. In CIVICS
EDUCATION AND SOCIAL . journal.univetbantara.ac.id.
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/cessj/article/viewFile/760/582
Handini, R., Setiawan, R., Satyagung, E., Rasetya, O. M., & Pandin, M. G. (2022).
DONATION MOVEMENT AS THE IMPLEMENTATION OF CITIZENSHIP
EDUCATION IN THE DISRUPTION ERA. Academy of Education Journal, 13(2), 248-
262. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.1029
Hidayanto, N. E. (2018). PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM BIMBINGAN KONSELING. … : Jurnal Pemikiran
Dan Penelitian Kewarganegaraan, 13(1).
https://jurnal.uns.ac.id/pknprogresif/article/view/35785
Hulu, F. (2021). Peran Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. JURNAL EDUCATION AND
DEVELOPMENT. http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/2963
Irawan, A. (2015). POSISI HUKUM AGAMA (HUKUM ISLAM) DALAM RANAH
POLITIK INDONESIA. Academy of Education Journal, 6(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v6i1.126
Japar, M., Irawaty, I., & Fadhillah, D. N. (2019). Peran Pelatihan Penguatan Toleransi Sosial
Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.
https://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/8204
Kurnia, H, Bowo, ANA, & Nuryati, N (2021). Model Perencanaan Pembelajaran PPKn
Berbasis Literasi. Jurnal Basicedu, jbasic.org,
http://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/794
Kurnia, H, & Septera, G (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Academy of Education Journal,
jurnal.ucy.ac.id, https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/fkip/article/view/277
Kurnia, H, Hasim, J, & Samili, AO (2021). Peranan Kompetensi Guru Terhadap
Pengembangan Life Skill Siswa SMP Negeri 31 Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Civic
Education: Media Kajian Pancasila dan …
Kurnia, H., & Wahono, J. (2021). PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA. Academy of Education Journal, 12(1), 82-97.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i1.431
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
58
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
Kurnia, H, & Wahono, J (2020). The Influence of Emotional Intelligence on the Students'
Achievement of Pancasila and Civic Education at SMA Negeri 5 Yogyakarta. Journal of
Education and Practice, carijournals.org,
https://www.carijournals.org/journals/index.php/JEP/article/view/500
Kurnia, H. (2016). SIKAP NASIONALISME MAHASISWA UNIVERSITAS
COKROAMINOTO YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2015-2016. Academy of
Education Journal, 7(2), 79-88. https://doi.org/10.47200/aoej.v7i2.405
Kurnia, H, Sriyogani, IA, & Nuryati, N (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Food
And Beverage Departemen di Restoran Hotel New Saphir Yogyakarta. Jurnal Basicedu,
jbasic.org, http://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1473
Lestari, SO, & Kurnia, H (2022). Peran Pendidikan Pancasila dalam pembentukan karakter.
Jurnal Citizenship: Media Publikasi …, repository.ucy.ac.id,
https://repository.ucy.ac.id/uploads/utama/file1/23179-61713-1-PB.pdf
Listiowati, D. F., & Trisiana, A. (2021). PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN KARAKTER GENERASI PINTAR.
Kajian Pendidikan Kewarganegaraan.
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/4707
Madani, JEL, & Kurnia, H (2022). Mata Pelajaran PPKn Sebagai Dasar Penerapan Nilai-Nilai
Pancasila. Jurnal Citizenship Virtues, jurnal.stkipkusumanegara.ac.id,
http://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/citizenshipvirtues/article/view/1512
Mindarsih, M. (2021). PERAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME
SISWA KELAS X SMK PGRI 2 . EDUTAMA.
http://repository.ikippgribojonegoro.ac.id/1622/
Munthe, N. (2021). Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Mengantisipasi
Perilaku Bullying Dikalangan Siswa (Studi Kasus di MTsN 2 Labuhanbatu Utara).
digilib.unimed.ac.id. http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/44626
Mutia, R. (2017). PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS ETNOMATEMATIKA DALAM
MEMBANGUN JIWA NASIONALISME PELAJAR INDONESIA. In THE FKIP E-
PROCEEDING.
Mutmainah, D., & Kamaluddin, K. (2018). Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Dalam Membentuk Sikap Dan Kepribadian Siswa. Pendidikan
Pancasila Dan . http://journal.ummat.ac.id/index.php/CIVICUS/article/view/673
Negara, B. M. (2018). Pesan dakwah Habib Luthfi bin Yahya dalam membangun jiwa
nasionalisme Jamaah Kanzus Sholawat: analisis semiotik. digilib.uinsby.ac.id.
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/23737
Novianti, E., Firmansyah, Y., & ... (2021). Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Dan
Kewarganegaraan. https://journal.actual-insight.com/index.php/decive/article/view/6
Nugroho, M., Supriyono, S., & Nugraha, D. (2021). PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIK
TOK SEBAGAI SARANA PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL DI ERA
PANDEMI. Academy of Education Journal, 12(2), 262-274.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.695
Paiman, P., & Temu, T. (2013). TANGGUNG JAWAB DAN KINERJA PESERTA DIDIK
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
59
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam….)
DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD MUHAMMADIYAHWIROBRAJAN
II YOGYAKARTA. Academy of Education Journal, 4(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v4i1.95
Prianti, E. N., & Rahman, L. N. (2019). PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENERAPKAN KARAKTER MANDIRI
SISWAKELAS XI IPS I MADRASAH ALIYAH MATHLA . , Kewarganegaraan,
Hukum . http://ejournal.lppm-unbaja.ac.id/index.php/propatria/article/view/487
Purwani, I. (2016). DI PUSARAN ARUS DIGITAL: MEMBANGUN KOLEKSI FILM
ANIMASI DIGITAL DI PERPUSTAKAAN SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN
JIWA NASIONALISME. VISI PUSTAKA: Buletin Jaringan Informasi .
https://ejournal.perpusnas.go.id/vp/article/view/92
Putri, I. K. (2015). MEMBANGUN JIWA NASIONALISME MELALUI PENGUATAN SIMBOL-
SIMBOL KENEGARAAN: Studi Kasus terhadap Civitas Akademika di Universitas
Pendidikan . repository.upi.edu. http://repository.upi.edu/id/eprint/17412
Rahayu, S. (2018). Peran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Mahasiswa Di Era Millennial (Studi Deskriptif
Pada . repository.unpas.ac.id. http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/36117
Ramdani, I. J. (2021). Peran Resimen Mahasiswa dalam Membangun Jiwa Nasionalisme dan
Bela Negara pada Mahasiswa. repository.unp.ac.id.
http://repository.unp.ac.id/id/eprint/37035
Ramdani, I. J., & Ersya, M. P. (2021). Peran Resimen Mahasiswa Universitas Negeri Padang
dalam Membangun Jiwa Nasionalisme dan Bela Negara pada Anggota. Journal of Civic
Education. http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/view/583
Sadeli, E., Priyanto, E., & Ma’mur, B. (2022). AKTUALISASI SEMANGAT
KEBANGSAAN DALAM MENYIKAPI WABAH COVID 19 DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO. Academy of Education Journal, 13(1), 14-25.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.911
Saputro, O. N. (2015). Pengembangan Wedus Gembel (Wayang Kardus Gembira Dan Belajar)
Sebagai Media Membangun Jiwa Nasionalisme Sejak Dini Pada Siswa TKK Santo Yusuf
. Agastya: Jurnal Sejarah Dan . http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/897
Saputro, R. D. (2018). Peran Guru PPKN Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Disiplin
Melalui Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Di SMP 1 Pancasila Wonogiri. In
Pendidikan Kewarganegaraan Persekolahan dan . ppkn.fkip.uns.ac.id.
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Ragil-Danu.-Universitas-Sebelas-
Maret..pdf
Shabrilia, F., Maheswari, N., Adhiatma, T., Tanaya, M., & Pandin, M. (2022). ASSOCIATION
BETWEEN CULTURAL AWARENESS AND NATIONALISM OF MILLENNIAL
GENERATION IN THE DIGITAL ERA. Academy of Education Journal, 13(2), 224-236.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.1021
Sudrajat, Y. (2020). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SPIRITUAL DAN SOSIAL SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA. Academy of Education
Journal, 11(2), 142-167. https://doi.org/10.47200/aoej.v11i2.398
Academy of Social Science and Global Citizenship Journal
Vol. 2, No. 2, Desember 2022, page: 45-60
60
Kurnia, H., et.al (Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam.)
Sugiman, A. M. (2017). PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DAN
PATRIOTISME MELALUI MATERI SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN DAN
PATRIOTISME DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMAN 1 PUNDONG. Academy of
Education Journal, 8(2), 174-199. https://doi.org/10.47200/aoej.v8i2.370
Totok, T. (2017). Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
Peneguhan Masyarakat Multikultural Indonesia: Prospek di Tengah Desakan Budaya .
PIONIR: Jurnal Pendidikan. https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/view/3343
Wahono, J., Kusumawati, I., & Bowo, A. N. (2021). PENDEKATAN KOMPREHENSIF
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN. Academy of Education Journal, 12(2), 179-189.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.444
Winarsih, E., & Sumardjoko, B. (2017). Dalam Penanaman Karakter Kemandirian Dan
Tanggung Jawab Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Pada Guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan . eprints.ums.ac.id.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/50316
Winata, K. A., Sudrajat, T., Yuniarsih, Y., & ... (2020). Peran Dosen dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Mendukung Program Moderasi
Beragama. Pendidikan. https://unimuda.e-journal.id/jurnalpendidikan/article/view/449
Winoto, D. S., & Muhibbin, A. (2017). Peran Guru dalam Penanaman Karakter Tanggung
Jawab dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Pada Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di . eprints.ums.ac.id. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/57853
Yuwafik, H. (2021). Peran Komunikasi Interpersonal Kh Ali Maschan Moesa Membangun
Jiwa Nasionalisme di Pesantren Luhur Al Husna Surabaya. KOMUNIDA: Media
Komunikasi Dan Dakwah.
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/komunida/article/view/1874