berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya barat. Akhirnya Moral generasi bangsa
menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda (Desti, 2017). Hubungannya
dengan nilai nasionalisme berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Hal yang
sama juga disebutkan oleh Saputro, (2015) bahwa perbedaan nasionalisme sebelum masa
kemerdekaan dan nasionalisme pada era dewasa ini lebih didominasi oleh faktor perubahan
tatanan sosial, politik, dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh globalisasi
yang secara perlahan telah melunturkan Nasionalisme yang melekat pada diri masyarakat
Indonesia.
Oleh karena itu, penanaman sikap nasionalisme merupakan sebuah tantangan terbesar
bagi bangsa Indonesia, termasuk melalui dunia Pendidikan. Setiap warga negara dari suatu
bangsa, sudah tentu memiliki ketertarikan emosional dengan negara yang bersangkutan
sebagai perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya (O. N. Saputro, 2015).
Rasa tersebut menghasilkan sikap ketertarikan dan kecintaan kepada tanah air yang disebut
dengan sikap nasionalisme. Jika sikap nasionalisme tidak terbentuk, maka akan menimbulkan
perpecahan yang sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa. Sikap nasionalisme dapat
ditanamkan dan dibentuk dalam diri generasi penerus bangsa, termasuk diantaranya pelajar
Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga pendidikan dengan
memberikan pemahaman melalui pembelajaraan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dalam menumbuhkan sikap serta jiwa nasionalisme (Winarsih & Sumardjoko, 2017).
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengenalkan kembali nilai-nilai
nasionalisme, menghayatinya melalui pendekatan habituasi (pembiasaan) di Sekolah, sehingga
nilai-nilai nasionalisme tertanam dalam jiwa para siswa. Dengan menggunakan pendekatan
habituasi, para guru diyakini akan mampu menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada
peserta didik baik melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan pemberian keteladanan,
maupun kegiatan terprogram. Perwujudan dari sikap nasionalisme antara lain berupa perilaku
cinta terhadap tanah air, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, memiliki sikap rela
berkorban, dan pantang menyerah (Damayanti, 2021).
Menurut Hakim, (2020) perasaan cinta tanah air tidak cukup hanya dituliskan dalam
bentuk kata-kata saja, tetapi harus ditunjukkan melalui perilaku kita sehari-hari. Khususnya
bagi anak usia sekolah dasar, perilaku tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar dengan
tekun, bersungguh-sungguh, serta menunjukkan sikap yang positif seperti menghindari
perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan tidak memilih-milih teman untuk belajar
maupun bermain, mampu mencegah perilaku yang mengarah pada perkelahian, adu domba,
memfitnah, membuat keonaran, dan melanggar peraturan. Nasinalisme menurut Munthe,
(2021) pada lingkungan masyarakat, misalnya dengan mengikuti kegiatan kerja bakti di
lingkungan tempat tinggalnya. Secara teoretik, upaya untuk menggalakkan lagi semangat
nasionalisme melalui jalur Pendidikan dapat ditempuh dengan melaksanakan pengintegrasian
nilai-nilai nasionalisme dalam kegiatan pembiasaan di Sekolah serta lembaga-lembaga lainya
sebagai basis kekuatan dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme siswa serta semangat dalam
menjaga nilai-nilai dari bangsa Indonesia, sehingga tidak terpengaruhi oleh budaya-budaya
barat yang sampai hari ini sangat mendominasi (Prianti & Rahman, 2019).
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada
pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh
negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme (Rahayu, 2018). Adapun langkah-langkah
untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme antara lain
yaitu: Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai
produk dalam negeri, menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-